NIM : PO713203191007
2) Artati, S. Si., M. Si
A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kadar yodium yang terdapat pada garam halus kemasan
B. Landasan Teori
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan
tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai garam
konsumsi harus memenuhi standar nasional indonesia (SNI) antara lain mengandung yodium
sebesar 30–80 ppm. Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen
dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini,
ialah trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin
(Siswono, 2003).
Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang tersebar dalam semua jaringan
tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid, dan
yang relatif lebih tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah. Yodium diserap dalam bentuk
yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi dengan cepat menjadi yodium, terikat pada
molekul tirosin dan tiroglobulin. Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan
asam amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium selanjutnya segera
dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi
(Kartasapoetra, 2005).
Garam KIO3 mampu mengoksidasi iodida menjadi iodium secara kuantitatif dalam
larutan asam. Oleh karena itu digunakan sebagai larutan standar dalam proses titrasi Iodometri.
Selain itu, karena sifat Iodida yang mudah teroksidasi oleh oksigen dalam lingkungan,
menyebabkan iodida mudah terlepas. Reaksi ini sangat kuat dan hanya membutuhkan sedikit
sekali kelebihan ion hidrogen untuk melengkapi reaksinya. Namun kekurangan utama dari garam
ini sebagai standar primer adalah bahwa bobot ekivalennya yang rendah (Vogel 1994).
Alat : Bahan :
7) Sendok Tanduk
8) Corong
D. Prosedur Kerja
- Hasil
Penyelesaiaan
a N Na 2 S 2 O 3 100
KIO 3= × 0,1784 × × × 1000 (mg/kg)
b 0,005 ❑
18 0,005 100
= ×0,1784 × × ×1000
25.000 0,005 100−20
100
= 0,00072 ×0,1784 × 1× × 1000
80
= 0,16 ppm
- Pembahasan
Analisis garam beryodium digunakan metode titrasi iodometri yaitu suatua analisa
titrimetri secara tidak langsung untuk zat – zat yang bersifat oksidator seperti Besi (III) dan
tembaga (II). Zat – zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan dan membentuk iodium
Pada perrcobaan ini praktikan menggunakan sampel garam halus kemasan yang
kemudian ditambahkan 125 ml aquadest yang selanjutnya dihomogenkan. Pada saat
ditambahkan larutan H3PO4 dan KI 0,1 gr terjadi perubahan warna, dan tak berwarna menjadi
berwarna kuning muda. Kemudian pada saat ditambahkan indicator amilum, terjadi lagi
perubahan warna menjadi biru. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai
warna biru hilang yang artinya kadar airnya kembali pada keadaan normal. Pada praktikum ini
didapatkan volume titrasi yaitu 18 ml, sehingga dihitung kadarnya dan diperoleh nilai 0,16 ppm.
F. Simpulan
Dari hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan yaitu volume titrasi yang diperoleh pada sampel
garam kemasan ini sebesar 18 ml kemudian dihitung kadar iodiumnya diperoleh 0,16 ppm. Jadi
kadar iodium pada sampel garam halus kemasan sebesar 0,16 ppm
Makassar, 24 Januari 2021