(IODOMETRI-IODIMETRI)
Kelompok 3
Kelompok 3 :
1. Meilita Putri
2. Livia Nathania
3. Liza Elvira
4. M. Zuhdi Pratama
5. Maulana Zhiya Ulhaq
6. Nina Rishanti
7. Putri Santika
8. Rahyu Lestari
SUB BAHASAN
Prinsip
Metodologi
Reaksi Penyerta
Penggolongan
Cara Kerja
Titik Akhir
Metode iodometri
Metode iodimetri
Metode iodometri
Penetuan kadar dari sampel yang bersifat
oksidator dengan melarutkannya dengan pelarut
yang sesuai kemudian diasamkan dengan Asam
sulfat/asam asetat/asam klorida, kemudian
ditambahkan KI, didiamkan selama beberapa
menit ditempat gelap, iodida yang dibebaskan
kemudian dititrasi dengan Natrium tiosulfat
yang bersifat reduktor setelah larutan encer
(berwarna kuning) ditambahkan indikator
amilum dan titrasi dilajutkan hingga terjadi
perubahan warna menjadi bening.
Metode iodimetri
Penetuan kadar dari sampel yang bersifat
reduktor dengan melarutkannya dengan
pelarut yang sesuai kemudian diasamkan
dengan Asam sulfat/asam asetat/asam
klorida, kemudian dititrasi dengan Iodida
yang bersifat oksidator hingga terjadi
perubahan warna dari bening menjadi biru.
Metode titrasi dengan Iodida-Iodium
dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Titrasi yang dilakukan untuk zat-zat dengan
oksidasi potensial yang lebih rendah dari
sistem Iodium-Iodida. Disini digunakan
larutan baku Iodium. Metode ini
dinamakan metode titrasi langsung atau
Iodimetri. (Zat uji reduktor)
2. Titrasi yang dilakukan untuk zat-zat dengan
oksidasi potensial yang lebih besar dari
sistem iodium-iodida, zat-zat ini akan
mengoksidasi iodida dan membebaskan
iodium. Iodium yang bebas dititrasi dengan
larutan baku Natrium tiosulfat .
Metode ini dinamakan metode titrasi
tidak langsung atau iodometri.
Iodometri menurut penggunaan dapat
dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
•Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah Aquadest, asam sulfat (H2SO4), Iodium (I2),
indikator kanji, natrium klorida (NaCl) , natrium tiosulfat
(Na2S2O3),sampel asam askorbat, sampel kaffein, dan
tissue.
Cara Kerja
A. Penetapan kadar kaffein dengan metode iodometri
menggunakan larutan standar natrium tiosulfat (N2S2O3).
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 100 mg sampel uji kaffein menggunakan wadah
gelas arloji.
3. Dipasang buret pada penyangga titrasi
4. Dimasukkan larutan standar natrium tiosulfat 0,998 N ke
dalam buret lalu tutup dengan aluminium foil
5. Dimasukkan sampel uji kaffein yang sudah ditimbang ke
dalam Erlenmeyer dengan menggunakan sendok tanduk
6. Dimasukkan 10 mL aquadest yang sudah diukur
menggunakan gelas ukur ke dalam Erlenmeyer
7. Ditambahkan 2,5 mL asam sulfat (H2SO4) 10% ke dalam
Erlenmeyer
8. Ditambahkan 25 mL larutan iodin(I2) 0,1 N yang dipipet
mengggunakan pipet volume
9. Ditambahkan 10 mL natrium klorida (NaCl) yang sudah
diukur menggunakan gelas ukur ke dalam Erlenmeyer
10.Ditutup dengan aluminium foil dan diamkan selama 5
menit
11.Disaring menggunakan kertas saring yang sudah
disediakan pada mulut corong ke dalam gelas kimia
sebagai wadahnya
12.Dicuci Erlenmeyer,lalu pindahkan larutan zat uji yang
sudah disaring kembali ke dalam Erlenmeyer.
13.Ditambahkan 3 tetes larutan indicator kanji
14.Dititrasi menggunakan larutan standar natrium tiosulfat
sampai terjadi perubahan warna dari warna biru ke
bening.
Cara Kerja
B. Penetapan kadar asam askorbat dengan metode iodimetri
menggunakan larutan standar I2.
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 100 mg asam askorbat dengan wadah cawan
porselin
3. Dipasang buret ke statif
4. Dimasukan Larutan I2 ke dalam buret, lalu ditutup
alumunium foil
5. Dimasukan asam askorbat yang sudah ditimbang ke dalam
erlenmeyer
6. Dimasukan 25 mL air bebas CO2 ke dalam labu ukur
7. Ditambahkan asam sulfat sebanyak 10 mL
8. Dititrasi dengan iodium 0,1 N
9. Diitambahkan indikator kanji
10. Diamati perubahan yang terjadi dari warna bening ke biru.
Penentuan titik akhir titrasi
a. Indikator kanji
Konsentrasi 0,5% yang dibuat segar dengan menggunakan pati
larut yaitu β-amilosa).
b. Instrument : Potensiometri atau amperometri
c. Warna iod dalam pelarut organik misalnya karbon tetraklorida
dan Kloroform.( khusus untuk titrasi yang tidak memungkinkan
penggunaan indicator kanji, sehingga tidak perlu ditambahkan
indikator). Warna merah ungu dari iodin dalam karbon
tetraklorida dapat dilihat pada larutan iodin dengan kepekatan
yang sangat rendah, sifat inilah dipakai untuk menentukan titik
akhir titrasi dengan hilangnya warna merah ungu pada lapisan
karbon
Tetraklorida. Selain karbon tetraklorida, dapat juga dipakai
kloroform sebagai indikator dengan sifat yang sama dengan
karbon tetraklorida
Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari
luar karena larutan iodium yang berwarna
khas dapat hilang pada titik akhir titrasi
hingga titik akhir tercapai. Tetapi
pengamatan titik akhir titrasi akan lebih
mudah dengan penambahan larutan
amilum sebagai indikator, kenapa?
Amilum merupakan indikator redoks
khusus yang digunakan sebagai petunjuk telah
terjadi titik ekuivalen pada titrasi iodometri.
Jawab :
Kelebihan :
1. Penitaran berlangsung lebih cepat karena titrat dan
titran langsung bereaksi.
2. Penambahan kanji diawal titrasi.
3. Warna titik akhir lebih mudah teramati dari tidak
berwarna menjadi biru.
Kekurangan :
1. Penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga
preparasi contoh harus dilakukan terlebih dahulu.
2. Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod.
3. Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi
oleh udara
4. Sebutkan 4 golongan iodometri menurut
penggunaan nya !
Jawab :
Titrasi iod bebas.
Jawab :
Titrasi iodimetri digunakan untuk
menetapkan kadar obat- obatan.
Titrasi iodometri digunakan untuk
menentukan kadar zat-zat yang
mengandung oksidator.