Anda di halaman 1dari 3

D.

Pembahasan dan Kesimpulan


1. Pembahasan

Praktikum kali ini dilakukan percobaan titrasi oksidasi-reduksi (redoks), yaitu iodimetri.
Iodimetri merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk mengoksidasi
reduktor secara kuantitatif dengan menggunakan larutan iodin sebagai titran.

Percobaan pertama, dilakukan standarisasi larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3). Larutan


natrium tiosulfat adalah larutan standar yang biasa digunakan dalam kebanyakan proses iodimetri.
Garam ini lazimnya digunakan sebagai pentahidrat. Larutan natrium tiosulfat tidak stabil dalam
waktu lama, maka dari itu larutan ini tidak boleh distandarkan berdasarkan penimbangan langsung,
melainkan harus distandarkan terhadap suatu standar primer. Pada praktikum ini Na2S2O3
distandarisasi dengan K2Cr2O7. K2Cr2O7 sebanyak 0,05 g dimasukan kedalam Erlenmeyer
kemudian ditambahkan KI sebanyak 2 g, H2SO4 6N sebanyak 8mL dan aquadest secukupnya.

Fungsi penambahan KI adalah untuk membantu K2Cr2O7 untuk mengoksidasi. Agar pH <8
atau berada pada kisaran asam lemah sampai basa lemah, maka perlu adanya penambahan asam
berlebih yaitu H2SO4 6N sebanyak 8 mL, karena pada suasana basa iod dapat mengalami reaksi
disproporsionasi menjadi hipoiodat.

I2 + 2OH- <-> IO3- + I- + H2O

Sedangkan pada keadaan asam kuat maka amilum yang dipakai sebagai indikator akan terhidrolisis,
selain itu pada keadaan ini iodide (I-) yang dihasilkan dapat diubah menjadi I2 dengan adanya O2 dari
udara bebas, reaksi ini melibatkan H+ dari asam.

4I- + O2 + 4H+ → 2I2 + 2H2O

Larutan dalam Erlenmeyer kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 sampai kuning muda, setelah
larutan menjadi kuning muda, ditambahkan indicator yaitu amilum 0,5% kedalamnya dan larutan
kembali dititrasi sampai larutan dari biru menjadi hijau muda. Volume larutan Na2S2O3 yang
digunakan sebanyak 3 kali percobaan rata-rata sebanyak 9,23 mL dan kadar Na2S2O3 yang
distandarisasi sebesar 0,11 N.

Percobaan kedua, dilakukan pembakuan larutan iodium (I2) yang akan dijadikan titran untuk
menitrasi sampel. Iodium adalah zat pengoksidasi (reduktor) cukup kuat dan dapat digunakan untuk
titrasi pereduksi. Sebagai oksidator lemah, iod tidak dapat bereaksi sempurna, maka dari itu perlu
adanya pengaturan pH atau menambahkan bahan pengompleksan tertentu. Larutan I2 sebanyak 10
mL dipipet dan dimasukan kedalam Erlenmeyer, kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 sampai kuning
jerami. Setelah larutan kuning jerami, ditetesi amilum 0,5% dan dititrasi lagi sampai terbentuk
warna dari biru ke tidak berwarna sebagai titik akhir titrasi. Pada TAT warna biru cepat hilang
karena terbentuk kembali I2 yang bebas.

Na2S2O3 + I2 → NaI +Na2S4O6

Pati atau amilum tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan
amilopektin tidak bereaksi. Indikator kanji/amilum yang dipergunakan harus ditambahkan
mendekati titik akhir titrasi. Penambahan amilum di awal titrasi akan menyebabkan terbentuknya
iod-amilum akan membentuk kompleks warna biru yang tidak larut dalam air dingin, sehingga akan
menyebabkan titran semakin bertambah untuk memutuskan ikatan kuat senyawa kompleks
tersebut dan akan menganggu penetapan kadarnya.

Hal penting lain yang harus diperhatikan, larutan iod merupakan larutan yang tidak stabil,
bahkan masih memungkinkan untuk menguap, sehingga perlu distandarisasi berulang kali. Pada
pembakuan I2, volume I2 yang digunakan sebanyak 3 kali rata-rata sebanyak 9,43 mL dan kadar I2
yang dibakukan sebesar 0,1 N.

Percobaan ketiga, dilakukan penetapan kadar Vitamin C atau asam askorbat sebagai sampel.
Titran yang digunakan untuk menitrasi sampel adalah latutan iodium (I2) yang telah dibakukan pada
percobaan kedua yaitu sebesar 0,1 N. Sampel sebagai titrat dipipet sebanyak 10 mL kemudian
dimasukan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan indikator amilum 0,5%. Larutan kemudian
dititrasi dengan I2 sampai terbentuk warna biru.

Reduktor (sampel) + I2  2I-

C6H8O6 + I2 2I- + C6H8O6

2I- + Amilum  Amilum-I2 (biru)

Seperti yang telah kita ketahui bahwa titik akhir titrasi (TAT) redoks dapat dilakukan dengan
megukur potensial larutan dan dengan menggunakan indikator. Penentuan titik akhir titrasi ini
didasarkan adanya I2 yang bebas. Titrasi iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan amilum
sebagai indicator dimana titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang
berwarna biru tua.
Titrasi dapat dilakukan tanpa indicator, karena iodium yang berwarna khas dapat hilang
pada titik akhir titrasi. Tetapi pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan
larutan kanji/amilum sebagai indicator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan I2 yang
berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi, agar
amilum tidak melapisi I2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan menyebabkan warna
biru sulit hilang sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam.

Pada penetapan kadar vitamin C, volume I2 yang digunakan sebanyak 3 kali rata-rata
sebanyak 7,6 mL dan kadar sampel yang yang ditentukan sebesar 0,076 N.

2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Dalam penentuan kadar vitamin C secara volumetrik atau titrasi dengan metode iodimetri
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi antara sampel sebagai reduktor dengan larutan baku I2
0,1N sebagai oksidator yang dilakukan dalam suasana asam, dengan menggunakan indikator
kanji/amilum dapat ditentukan titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna dari bening
menjadi biru. Kadar sampel yang dititrasi sebesar 0,076 N dengan persen kesalahan 8,57 %.

E. Daftar Pustaka
Purba, Michael. (2007). Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: PT. Erlangga.
Underwood, et.al. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: PT. Erlangga
Annisa, Fushie. (2011). Iodometri dan Iodimetri. [Online]. Tersedia:
http://annisanfushie.wordpress.com. [11 November 2013].
Irjawati, N. (2013). Iodo-Iodimetri. [Online]. Tersedia:
http://nurirjawati.wordpress.com/bout-pharmacy/colap/iodo-iodimetri/.
[12 November 2013].

Anda mungkin juga menyukai