Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS BAHAN BAKU FARMASI

PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT


SECARA IODIMETRI

Responser : Dr. Drs. Herman Suryadi, M.S., Apt.


Oleh : Al Lifia Rahmatul Ummah (NPM 1706034621)
Steven (NPM 1706034104)

LABORATORIUM KIMIA FARMASI-MEDISINAL DAN BIOANALISIS


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, APRIL 2019
PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT SECARA IODIMETRI

Tanggal
12 Responsi : 2 April 2019
Tanggal Percobaan : 16 April 2019
Responser : Dr. Drs. Herman Suryadi, M.S., Apt.

a. Tujuan
1. Memperoleh normalitas dari larutan I2 dengan baku primer As2O3
2. Memperoleh kadar asam askorbat dalam sampel
b. Prinsip Percobaan
Prinsip reaksi dalam titrasi iodimetri adalah reaksi redoks, yaitu perpindahan elektron
dari reduktor (senyawa yang teroksidasi) ke oksidator (senyawa yang tereduksi). Reaksi
ini dilakukan pada pH 8 dan ditambahkan NaHCO3 agar pH tetap seimbang. Indikator
yang digunakan yaitu metil orange dan kanji (amilum). Hasil yang didapatkan pada saat
titik akhir menunjukkan warna biru.
c. Reaksi
1. Reaksi Pembakuan I2 dengan As2O3
As2O3 + 2H2O → As2O5 + 4H+ + 4e-
I2 + 2e- → 2I-
Reaksi keseluruhan : As2O3 + 2I2 + 2H2O → As2O5 + 4HI
2. Reaksi Penetapan Kadar Asam Askorbat

d. Bahan dan Alat


1. Bahan
1. Iodium (I2)
2. Asam askorbat
3. As2O3
4. Kalium Iodida
5. NaOH
6. HCl
7. NaHCO3
8. Metil jingga
9. Larutan kanji
10. Aquadest
2. Alat
1. Buret mikro 10 mL dilengkapi dengan statip dan klem
2. Labu Erlenmeyer
3. Gelas kimia
4. Pipet volume 5 dan 10 ml
5. Pipet tetes
6. Botol semprot
7. Balon karet
8. Kertas perkamen
9. Timbangan analitik
e. Cara Kerja
1. Prosedur / Cara Kerja
i. Pembakuan
1. As2O3 yang telah dikeringkan ditimbang secara saksama lebih
kurang 30 mg.
2. As2O3 30 mg tersebut kemudian dilarutkan dalam NaOH 0,1 N
sebanyak 10 ml dan dapat dipanaskan dalam penangas air untuk
membantu kelarutan. Kemudian ditambahkan indikator metil
jingga sebanyak 3 tetes sampai kuning.
3. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan larutan HCl 0,1 N sampai
pH sistem menjadi 8 (dapat dicek dengan indkator universal).
4. Ditambahkan NaHCO3 sebanyak kurang lebih 500 mg.
5. Ditambahkan indikator kanji (amilum) sebanyak 8 tetes.
6. Larutan tersebut kemudian dititrasi menggunakan larutan baku I 2
sampai terlihat warna biru keunguan.
7. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali.
8. Normalitas dari baku I2 dihitung.

ii. Penetapan kadar


1. Asam askorbat yang telah dimasukkan ke dalam labu ukur
dicukupkan volumenya dengan air bebas CO2 sampai batas tanda
dan larut.
2. Larutan tersebut kemudian dipipet sebanyak 5 mL ke dalam labu
erlenmeyer.
3. Ditambahkan air bebas CO2 sebanyak 10 mL.
4. Ditambahkan indikator larutan kanji sebanyak 8 tetes.
5. Larutan tersebut kemudian dititrasi menggunakan larutan baku I 2
sampai terlihat warna biru mantap.
6. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali.
7. Dihitung kadar dari asam askorbat.

f. Data Hasil Pembakuan dan Penetapan Kadar


i. Data Pembakuan I2
No. Massa As2O3 (mg) Volume I2 (ml) Normalitas (N)
1 30,8 mg 0,00 – 6,18 mL 0,1088 N
2 30,8 mg 0,00 – 6,14 mL 0,1014 N
3 30,6 mg 0,00 – 6,14 mL 0,1008 N

Perhitungan Normalitas I2

BE As2O3 = 49,46

Normalitas I2 =

Percobaan 1 =
Percobaan 2 =

Percobaan 3 =

Rata-rata =

RSD =

= 3,46 × 10-4

KV (%) =

ii. Data Penetapan Kadar Asam Askorbat


1. Data Penetapan Kadar Al Lifia R. U. (1706034621)

No Volume Sampel (mL) Volume I2(mL) % Kadar


1. 5,0 mL 0,00 – 3,10 mL 0,55 %
2. 5,0 mL 0,00 – 3,06 mL 0,54 %
3. 5,0 mL 0,00 – 3,10 mL 0,55 %

2. Data Penetapan Kadar Steven (1706034104)

No Volume Sampel (mL) Volume I2 (mL) % Kadar


1. 5,0 mL 0,00 – 2,90 mL 0,51 %
2. 5,0 mL 0,00 – 2,88 mL 0,51 %
3. 5,0 mL 0,00 – 2,90 mL 0,51 %

iii. Perhitungan Kadar


1. Perhitungan Kadar Al Lifia R. U. (1706034621)
BE Asam askorbat = 88,065
%b/v asam askorbat =

Nilai rata-rata =

Percobaan 1 =

Percobaan 2 =

Percobaan 3 =

RSD =

= 0,00583

KV (%) =

2. Pehitungan Kadar Steven (1706034104)


BE Asam askorbat = 88,065

%b/v asam askorbat =

Nilai rata-rata =

Percobaan 1 =

Percobaan 2 =

Percobaan 3 =

RSD =
=

= 0,00

KV (%) =

=
g. Pembahasan
Titrasi reduksi-oksidasi (redoks) terdiri dari beberapa metode titrasi, yaitu
iodometri, iodatometri, iodimetri, bromatometri, bromometri, cerimetry, dan
permanganometri. Pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan titrasi iodimetry,
prinsip dari titrasi redoks adalah adanya reduktor yang teroksidasi dan adanya oksidator
yang akan tereduksi.
Pada reaksi pembakuan iodium dengan arsen trioksida,

Dapat dilihat dari reaksi diatas, iodium berperan sebagai oksidator mengalami
reduksi dan arsen sebagai reduktor mengalami oksidasi.
Pada reaksi penetapan kadar vitamin C,

Vitamin C sebagai reduktor dan Iodium sebagai oksidator. Pada sistem diatas dapat
digambarkan bahwa reaksi yang terjadi adalah Oksidator + ne ↔ Reduktor. Selain itu,
sifat redoks juga dapat dilihat dari nilai potensial sel (E0), semakin besar E0 maka
semakin besar oksidator dan E0 yang lebih besar akan mengoksidasi sistem yang
mempunyai E0 lebih kecil.
Titrasi redoks menggunakan indikator untuk mengetahui titik akhir titrasi. Ada
beberapa indikator yang digunakan, seperti :
1. Indikator internal = Indikator memiliki warna yang berbeda sebelum dan sesudah
titrasi.
2. Indikator eksternal = Indikator tidak dimasukkan ke dalam, tapi diberikan diluar
(contoh : digoreskan pada spot plate).
3. Autoindikator = Titran berfungsi sebagai indikator (Contoh : Kalium
Permanganat).
Pada praktikum kali ini, indikator yang digunakan adalah pasta kanji. Indikator ini
ditambahkan pada awal titrasi dan setelah iodium tepat bereaksi dengan analit, maka akan
membentuk warna biru.
Praktikan melakukan titrasi pembakuan terhadap I2 menggunakan baku primer
Arsnik trioksida triplo. Hasil yang didapat dengan KV 0,34%, yaitu dibawah batas yang
ditetapkan 2%. Oleh karena itu, praktikan memilih data rata-rata pembakuan, yaitu
0,1010 N. Setelah dari itu, praktikan melakukan titrasi penetapan kadar asam askorbat,
kedua praktikan mendapatkan KV dibawah 2%. Praktikan Al Lifia R.U. mendapatkan
kadar sebesar 0,54% b/v dan praktikan Steven mendapatkan kadar sebesar 0,51% b/v.

h. Kesimpulan
i. Normalitas yang diperoleh
Molaritas I2 yang diperoleh adalah 0,1010 N.
ii. Kadar sampel yang diperoleh
Pada percobaan penetapan kadar sampel asam askorbat yaitu 0,54% b/v (Al Lifia
R.U.) dan 0,51% b/v (Steven).

i. Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.
Depok : Departemen Farmasi-FMIPA UI. vol 1 no 3. pp 122-123. Tersedia di :
http://www.psr.ui.ac.id/index.php/journal/article/download/3375/453 (diakses pada
24 Februari 2019)
3. Jatmika C. No date. Buku Penuntun Praktikum Analisis Bahan Baku Farmasi :
Penetapan Kadar Asam Askorbat secara Titrasi Iodimetri. Depok : Laboratorium
Kimia Farmasi-Medisinal dan Bioanalisis Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. pp
34-36
j. Lampiran
i. Lembar hasil pengamatan praktikum yang diparaf asisten atau dosen
1. Pembakuan I2 dengan baku primer As2O3
2. Penetapan kadar asam askorbat Al Lifia R. U. (1706034621)
3. Penetapan kadar asam askorbat Steven (1706034104)
ii. Foto hasil praktikum (pembakuan dan penetapan kadar)
1. Pembakuan I2 dengan baku primer As2O3

2. Penetapan kadar asam askorbat Al Lifia R.U. (1706034621)

3. Pembakuan kadar asam askorbat Steven (1706034104)

Anda mungkin juga menyukai