ABBF-B
Disusun oleh :
Kelompok C
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Uji Cemaran Senyawa
Sejenis” untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Bahan Baku Farmasi. Ungkapan
terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
kelancaran penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen kami, Prof. Dr. Hayun ,
M.Si., Apt. yang telah memberikan bimbingan dan masukan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusunan makalah bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai uji cemaran senyawa sejenis. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, besar harapan penulis kepada
pembaca agar dapat memberikan saran dan pendapat yang dapat membangun ke arah
perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang lebih baik nantinya.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II
ISI 5
2.1 Prinsip Dasar dan Metode Uji Cemaran Senyawa Sejenis 5
2.2 Contoh Pengujian Bahan Baku Obat 6
2.2.1. Senyawa Klordiazepoksid Hidroklorida 6
2.2.2. Senyawa Klorfeniramin Maleat 9
2.2.3 Senyawa Efedrin Hidroklorida 11
BAB III
PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Memahami prinsip dasar dari uji cemaran senyawa sejenis
1.3.2. Mengetahui senyawa baku pembanding dalam uji cemaran senyawa sejenis suatu sediaan
obat
1.3.3. Memahami dan mengetahui metode-metode yang terdapat dalam uji cemaran senyawa
sejenis pada sediaan obat
1.3.4. Mengetahui cara penetapan dan kriteria penerimaan dalam uji cemaran senyawa sejenis
pada sediaan obat
BAB II
ISI
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan: (Farmakope Indonesia Ed VI, hal 915-916)
● Fase gerak: Campuran kloroform P-metanol P-amonium hidroksida P (85:14:1).
● Pembuatan Larutan uji:
○ Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dalam campuran amonium hidroksida 6
M-metanol P (3:97) hingga kadar 2%.
○ Enceran larutan uji I Pipet 1 mL Larutan uji ke dalam labu tentukur 10-mL dan
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
○ Enceran larutan uji II Pipet 1 mL Larutan uji ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
● Fase gerak : Campuran kloroform P-metanol P-amonium hidroksida P (85:14:1).
● Pembuatan Larutan pembanding : Timbang saksama sejumlah
2-Amino-5-klorobenzofenon BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,01%.
● Pembuatan Larutan baku : Timbang saksama sejumlah Klordiazepoksida
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam campuran amonium hidroksida 6 M-metanol P
(3:97) hingga kadar 0,20%.
● Prosedur :
○ Totolkan secara terpisah 25 μL Larutan uji dan masing-masing 5 μL Enceran
larutan uji I, Enceran larutan uji II, Larutan pembanding dan Larutan baku pada
lempeng silika gel P GF254.
○ Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng.
○ Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan amati di bawah cahaya ultraviolet
254 nm.
○ Bercak lain selain bercak utama Larutan uji tidak lebih intensif dari bercak
Enceran larutan uji II.
○ Semprot lempeng dengan lebih kurang 10 mL larutan segar natrium nitrit P 1%
dalam asam hidroklorida 1 N, keringkan dengan aliran udara dingin dan semprot
dengan larutan N(1-naftil)etilena-1,2-diamina dihidroklorida P 0,4% dalam etanol
P.
○ Bercak berwarna ungu dari Larutan uji yang sesuai dengan
2-amino-5-klorobenzofenon, tidak lebih intensif dari bercak Larutan pembanding.
Keasaman-kebasaan : Larutkan 1,0 g zat dalam 20 ml air dan tambahkan 1 tetes merah
metil LP. Jika larutan berwarna kuning, akan berubah menjadi
merah pada penambahan tidak lebih dari 0,10 ml asam sulfat 0,02
N. Jika larutan berwarna merah muda, berubah menjadi kuning
pada penambahan tidak lebih dari 0,20 ml NaOH 0,02 N.
Penetapan kadar : Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, larutkan dalam 25 ml
asam asetat glasial P. Tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan 2
tetes kristal violet LP. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV
hingga berwarna hijau zamrud. Lakukan penetapan blangko. Tiap
ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 20,17 mg C10H15NO.HCl.
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
3.2 Saran
Untuk mengetahui ada tidaknya senyawa yang mirip dengan senyawa obat dan
merupakan produk sampingan atau cemaran, perlu dilakukan uji cemaran senyawa
sejenis. Dalam melaksanakan pengujian, harus diperhatikan setiap instrumen dan
prosedur yang digunakan agar hasil yang didapatkan optimal. Untuk pelarut residu yang
memiliki toksisitas tinggi perlu diperhatikan penggunaanya agar tidak melebihi batas
yang tertera dalam monografi. Hal ini dikarenakan pelarut tersebut mungkin dapat
menimbulkan efek jangka panjang yang lebih parah dibandingkan pada tingkatan yang
lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA