yang bisa diduga sebagai aldehida yang Pada uji kelarutan hidrokuinon
terkandung pada sampel tersebut. digunakan beberapa sampel yaitu
hidrokuinon standar, sampel C, sampel D,
Uji Perubahan Warna sampel E, dan sampel F yang dilarutkan
pada beberapa pelarut. Berdasarkan tingkat
Dilakukan juga uji perubahan warna
kepolaran pelarut, etanol dan asam astetat
menggunakan NaOH untuk menentukan
merupakan pelarut polar meski demikian,
kandungan hidrokuinon. Dari hasil uji yang
etanol juga merupakan pelarut universal. Etil
dilakukan terhadap sembilan sampel
asetat dan aseton merupakan pelarut semi
menunjukkan hasil negatif pada sampel A-I
polar sedangkan heksan merupakan pelarut
sedangkan pada sampel kesepuluh sampel J
non polar. Berdasarkan prinsip like dissolves
menunjukkan hasil positif yang ditandai
like senyawa yang bersifat polar akan mudah
dengan peubahan warna menjadi merah bata
larut dalam pelarut polar, sedangkan
seperti yang terjadi pada standar
senyawa non polar akan mudah larut dalam
hidrokuinon. Perubahan warna tersebut
pelarut non polar (James et al, 2008). Dapat
karena senyawa fenol sendiri merupakan
dilihat dari Tabel 5. bahwa sampel C, D, E,
senyawa yang mudah dioksidasi sehingga
dan F tidak larut di semua pelarut namun
dengan keberadaan NaOH, hidrokuinon
hidrokuinon standar larut pada pelarut
akan teroksidasi menjadi parakuinon
heksan, etanol, aseton dan asam asetat.
(Nurfitriani et al., 2015).
Maka dapat disimpulkan berdasarkan
Berdasarkan 3 uji kualitatif di atas, kelarutan hidrokuinon standar, bahwa
metode yang sesuai untuk uji kandungan hidrokuinon adalah senyawa yang bersifat
hidrokuinon adalah uji KLT (kromatografi semipolar cenderung polar hal ini sesuai
lapis tipis) meski tidak didapatkan sampel dengan prinsip like dissolve like yang telah
positif hidrokuinon jika dibandingkan dijelaskan sebelumnya dan sesuai dengan
dengan nilai Rf dari standar dan uji percobaan yang pernah dilakukan
perubahan warna menggunakan NaOH sebelumnya bahwa hidrokuinon yang
karena uji cermin perak menggunakan merupakan senyawa organik aromatik yang
pereaksi Tollens (Ag2O) digunakan untuk mudah larut dalam air, etanol, kloroform,
dan eter (Handoyo, 2010). Kemudian, dapat sampel didtitrasi secara iodometi yaitu titrasi
disimpulkan bahwa sampel C, D, E, dan F tidak langsung dengan prinsip titrasi redoks
masing-masing tidak mengandung dimana asam askorbat direduksi dahulu
hidrokuinon, meski demikian hal ini juga dengan KI menghasilkan I2 yang kemudian
dapat dikarenakan sampel yang diekstrak keberadaan iodide berlebih akan dititrasi
masih mengandung senyawa selain dengan natrium thiosulfate terstansdarisasi
hidrokuinon yang menyebabkan menjadi ion I- yang tidak berwarna sebagai
ketidaklarutan dalam pelarut uji serta
titik akhir titrasi (Basset et al., 1994).
kandungan hidrokuinon yang hanya sedikit
Tingginya kadar dalam krim pemutih ini
pada sampel, atau cenderung tidak
menunjukkan bahwa vitamin C memiliki
mengandung hidrokuinon.
kecenderungan berperan dalam aplikasi pada
Uji Vitamin C kulit untuk tiap krim pemutih. Hal ini sesuai
M Na2S2O3 = 0,0236 M dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dimana vitamin C berfungsi
Sampel Kadar (%, b/b) dalam kesehatan wajah dalam pemakaiannya
A 13,62 (Pullar, Carr, & Vissers, 2017).
D 19,68
E 19,63
G 19,95 KESIMPULAN
Catatan : Sampel yang dihitung kadarnya
adalah sampel positif dalam uji kualitatif Berdasarkan penentuan kadar
hidrokuinon secara kualitatif dengan acuan
Berdasarkan uji kandungan vitamin menggunakan metode yang paling spesifik
C secara kualitatif, didapatkan sampel A, D, yaitu reaksi hidrokuinon dengan NaOH
E, dan G positif mengandung vitamin C disimpulkan bahwa sampel J positif
karena meiliki warna yang serupa dengan mengandung hidrokuinon dengan warna
asam askorbat standar yang berwarna biru. coklat kehitaman seperti standar
Warna biru ini ditimbulkan akibat reaksi hidrokuinon sedangkan untuk uji kualitatif
reduksi dari Fe3+ dengan vitamin C menjadi lain yaitu KLT didapatkan kecenderungan
Fe2+ yang kemudian akan bereaksi dengan tidak terdapat senyawa positif hidrokuinon
K3Fe(CN)6 membentuk kompleks karena memiliki nilai Rf berbeda dengan
KFe3[Fe2(CN)6] yang berwarna biru cerah hidrokuinon standar dan pada uji kualitatif
sehingga ketika positif mengandung vitamin cermin perak tidak didapatkan sampel
C maka warna larutan menjadi biru (S. positif karena cermin perak tidak terbentuk
Teepo, Chumsaeng, Jongjinakool, Chantu, pada sampel. Kemudian berdasarkan uji
& W. Nolykad, 2012). Berdasarkan Tabel 6. kelarutan disimpulkan lautan sampel yang
didapatkan hasil uji kuantitatif penentuan diuji negative terhadap kandungan
kadar ke 4 sampel yang positif mengandung hidrokuinon dan hidrokuinon merupakan
vitamin C secara kualitatif yang cukup senyawa semipolar yang cenderung polar
tinggi dengan nilai kadar terendah pada yaitu larut dalam etanol, asam asetat, etil
sampel A yaitu 13,62% (b/b) dan tertinggi asetat, dan aseton.
19,68% (b/b) untuk sampel D dimana setiap
Berdasarkan uji kuantitatif electrolyte, 5, 177–186.
hidrokuinon dengan titrasi redoks Chegg Study. (2019). Solved: When A
menggunakan metode permanganometri, Hydroquinone Is Oxidized Into
Benzoquinone,... | Chegg.com.
dikromatometri, dan serimetri disimpulkan
Day, R. A., & Underwood, A. L. (1999).
pada metode permanganometi sampel C, D, Quantitative Analysis, 4th Edition,
dan F positif hidrokuinon dengan kadar 59(3), 1982.
3,6% (b/b), 2,7% (b/b), dan 1,4% (b/b) dan E. House, J. (2013). Chemistry of Metallic
pada dikrometri disimpulkan tidak spesifik Elements.
terhadap uji hidrokuinon meski dalam tiap https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
titrasi baik permanganometri maupun 385110-9.00011-X
Handoyo, D. (2010). Penetapan Kadar
dikromatometri dimungkinkan terdapat
Hidrokuinon dalam Larutan Pencerah
reduktor lain sehingga tidak spesifik Merek “A” yang Beredar di Pasaran
terhadap hidrokuinon. Sedangkan pada dengan Metode Spektrofotometri
serimetri yang dilakukan setelah uji Visibel. Farmakope Indonesia, IV,
kualitatif spesifik hidrokuinon dengan 440–1066.
NaOH, didapatkan kadar sampel Ibrahim, S., Damayanti, S., dan Riani, Y.
hidrokuinon J adalah 24,75% (b/b) dan (2004). Penetapan dan Keseksamaan
Metode Kalorimetri Menggunakan
hidrokuinon standar memiliki kadar 28,5%
Pereaksi Floroglusin Untuk Penetapan
(b/b) dengan uji positif titik akhir berwarna Kadar Hidrokuinon dalam Krim
ungu. Sedangkan untuk uji kualitatif vitamin Pemucat, 29(2), 103–113. Retrieved
C didapatkan 4 sampel positif mengandung from
vitamin C dengan kadar masing-masing http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_29_
vitamin C pada sampel tertinggi adalah 1_4.pdf
Kameyama, K., Sakai, C., & Kondoh, S.
19,68% (b/b) pada sampel D dan terendah
(1996). Inhibitory effect of magnesium
13,62%(b/b) pada sampel A sehingga in vitro and in vivo on melanogenesis,
disimpulkan dalam krim pemutih juga 29–33.
digunakan vitamin C untuk mencerahkan Kembuan, M. V, & Tanudjaja, G. N. (2012).
wajah. Peran vitamin c terhadap pigmentasi
kulit. Jurna Biomedik, 4, S13-17.
Daftar Pustaka Khopkar, S. . (1998). Basic Concepts Of
Astuti, D. W., Prasetya, H. R., Irsalina, D., Analytical Chemistry (2nd ed.). New
& Tipis, K. L. (2016). Identifikasi Delhi: New Age International.
Hidroquinon pada Krim Pemutih Kwon, Y., Birdja, Y., Spanos, I., Rodriguez,
Wajah yang Dijual di Minimarket P., & Koper, M. T. M. (2012). Highly
Wilayah Minomartani , Yogyakarta selective electro-oxidation of glycerol
Hydroquinone Identification in to dihydroxyacetone on platinum in the
Whitening Creams Sold at Minimarkets presence of bismuth. ACS Catalysis,
in, 2(445), 13–19. 2(5), 759–764.
Bhatt, D. P., & Anbuchezian, M. (1993). https://doi.org/10.1021/cs200599g
Cyclic voltammetric study of quinone- NCERT. (2018). Titrimetric Analysis
hydroquinone organic system in (Redox Reactions).
aqueous magnesium perchlorate Nurfitriani, S., Hadisoebroto, G., &
Budiman, S. (2015). ANALISIS S. Teepo, P., Chumsaeng, S., Jongjinakool,
PENETAPAN KADAR K., Chantu, & W. Nolykad. (2012). A
HIDROKUINON PADA KOSMETIK New Simple and Rapid Colorimetric
KRIM, (December). Screening Test for Semi-quantitative
Padmaningrum, R. T. (2008). Titrasi Analysis of Vitamin C in Fruit Juices
Iodometri, 1–6. Based on Prussian Blue. Journal of
Pullar, J. M., Carr, A. C., & Vissers, M. C. Applied Sciences, 6, 568–574.
M. (2017). The Roles of Vitamin C in https://doi.org/10.3923/jas.2012.568.57
Skin Health, (Figure 1). 4
https://doi.org/10.3390/nu9080866 Sonthalia, S., Jha, A. K., Lallas, A., Jain, G.,
Putrianti, D. E. K. A. (2009). & Jakhar, D. (2018). Glutathione for
PEMANFAATAN POLIANILIN DAN skin lightening : a regnant myth or
BERBAGAI MODIFIKASINYA evidence-based verity ?, 8(1), 15–21.
DENGAN H 2 SO 4 PEKAT UNTUK University of Illinois at Urbana–Champaign.
UJI MODIFIKASINYA DENGAN H 2 (1999). Oxidation of Phenols.
SO 4 PEKAT UNTUK UJI.
Lampiran
Perhitungan Permanganometri
Sampel F G H I
Volume (ml) I II I II I II I II
Awal 22,5 10,0 0 0 25,7 9,9 0,2 16,6
Akhir 34,5 22,1 26,5 26,6 37,2 21,3 16,6 34,0
Ditambahkan 12,0 12,1 26,5 26,6 11,5 11,4 16,4 16,4
Rata-rata 12,05 26,55 11,45 16,4
= 0,27 % (b/b)
Sampel B
gr 6
0,0001 M x 10,45 ml x 110,11 x x 10
mol 2
Kadarhidrokuinon = x 100%
2000 𝑚𝑔
= 0,17 % (b/b)
Sampel C
gr 6
0,0001 M x 21,95 ml x 110,11 x ×1
mol 2
Kadarhidrokuinon = x 100%
2000 𝑚𝑔
= 0,04 % (b/b)
Sampel D
gr 6
0,0001 M x 14,85 ml x 110,11 x x 100
mol 2
Kadarhidrokuinon = x 100%
2000 𝑚𝑔
= 2,45 % (b/b)
Sampel E
gr 6
0,0001 M x 14,95 ml x 110,11 x x1
mol 2
Kadarhidrokuinon = x 100%
2000 𝑚𝑔
= 0,02 % (b/b)
Sampel F
gr 6
0,0001 M x 12,05 ml x 110,11 x x 10
mol 2
Kadarhidrokuinon = x 100%
2000 𝑚𝑔
= 0,2 % (b/b)
Sampel G
gr 6
0,0001 M x 26,55 ml x 110,11 x x 10
mol 2
Kadarhidrokuinon = x 100%
2000 𝑚𝑔
= 0,44 % (b/b)
Sampel H
gr 6
0,0001 M x 11,45 ml x 110,11 x x 100
mol 2
Kadarhidrokuinon = x 100%
2000 𝑚𝑔
= 1,9 % (b/b)
Sampel I
gr 6
0,00005 M x 16,4 ml x 110,11 x x 10
mol 2
Kadarhidrokuinon = x 100%
2000 𝑚𝑔
= 0,14 % (b/b)
Perhitungan Vitamin C
Uji Kuantitatif Iodometri
Sampel A D E G
Volume (ml) I II I II I II I II
Awal 0 13,2 0,7 19,6 0 18,9 0,3 19,4
Akhir 13,2 26,3 19,6 38,6 18,9 37,8 19,4 38,7
Ditambahkan 13,2 13,1 18,9 19 18,9 18,9 19,1 19,3
Rata-rata 13,15 18,95 18,9 19,2
Standarisasi
Volume standarisasi : 12,7 ml
Mol IO3- = M KIO3- x V KIO3-
= 0,005 M x 10 ml
= 0,05 mmol
6
Mol I2 = 2 x Mol IO3-
= 3 x 0,05 mmol
= 0,15 mmol
2
S2O32- = 1 x Mol I2
= 2 x 0,15 mmol
= 0,3 mmol
𝑀𝑜𝑙 𝑆2 𝑂3 2−
M S2O32- = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆2 𝑂3 2−
0,3 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 12,7 𝑚𝑙
= 0,0236 M
Kadar vitamin C
Sampel A Sampel E
M1 V1 = M2 V2 M1 V1 = M2 V2
M1 10 ml = 0,0236 M . 13,15 ml M1 10 ml = 0,0236 M . 18,9 ml
Mvit C = 0,0310 M Mvit C = 0,0446 M
Sampel D Sampel G
M1 V1 = M2 V2 M1 V1 = M2 V2
M1 10 ml = 0,0236 M . 18,95 ml M1 10 ml = 0,0236 M . 19,2ml
Mvit C = 0,0447 M Mvit C = 0,0453 M
Perhitungan Serimetri
Hidrokuinon standar Sampel J
(𝑀×𝑉)𝐶𝑒 ×𝑀𝑟𝐻𝑄 ×𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖×100% (𝑀×𝑉)𝐶𝑒 ×𝑀𝑟𝐻𝑄 ×𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖×𝐹𝑃×100%
Kadar = Kadar =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔) 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔)
𝑚𝑔 1
0,025 𝑀×20,7 𝑚𝑙×110,11 × ×100%
𝑚𝑚𝑜𝑙 2
Kadar =
Kadar = 0,025 𝑀×35,95 𝑚𝑙×110,11
𝑚𝑔 1 1
× × ×100%
100 𝑚𝑔 𝑚𝑚𝑜𝑙 2 2
Kadar = 28,5%, (b/b) 100 𝑚𝑔
Kadar = 24,75%, (b/b)
Gambar Percobaan
Gambar 1. Sampel yang Diduga Mengandung Gambar 2. Uji Cermin Perak pada Sampel
Hidrokuinon
Gambar 6. Uji dengan NaOH pada sampel Gambar 7. Uji dengan NaOH pada sampel E dan
dosis tinggi dan sampel H. sampel D.
Gambar 8. Uji dengan NaOH pada sampel I Gambar 9. Uji kualitatif standar hidrokuinon
Dan sampel B. menggunakan NaOH.
Problem Solving
Hari nol
Metode serimetri Bahan tidak ada ganti metode permanganometri
Reaksi redoks
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O (x2) E0 =+1,51 V
C6H6O2 C6H4O2 + 2H+ + 2e- (x5) E0 = -0,70 V
+
2MnO4- + 6H+ + 5C6H6O2 2Mn2+ + 8H2O + 5C6H4O2 E0 =+0,81 V (spontan)
Hari pertama
Uji Kuantitatif permanganometri (bening- merah muda – merah maroon) sampel (esktrak
etanol) langusng diuji tanpa melakukan uji kualitatif terlebih dahulu
- Ekstak etanol karena hidrokuinon bersifat semipolar (kepolaran ada karena terdapat
gugus hidroksil)
- Titrat dan titran dipanaskan untuk mempercapat proses reaksi
- Standarisasi dengan oksalat karena permangano bukan merupakan standar primer
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O (x2)
C2O42- 2CO2 + 2e- (x5)
+
2 MnO4- + 16H+ + 5C2O42- 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2
- Rekasi tollens merupakan reaksi untuk membedakan gugus aldehid dengan keton
sehingga diasumsikan bahwa reaksi tolens tidak membentuk cermin perak karena
hidrokuinon tidak memiliki gugus aldehid
Uji kuantitatif serimetri (bening-ungu)
Ce4+ + e- Ce3+ (x2) E0 = +1,61
C6H6O2 C6H4O2 + 2H+ + 2e- (x1) E0 = -0,70
+
2Ce4+ + C6H6O2 2Ce3+ + C6H4O2 + 2H+ E0 = +0,91
- C6H6O2 C6H4O2 + 2H+ + 2e- (ungu)
Hari keenam
Uji kualitatif NaoH dan kuantitatif serimetri sampel olshop.