Anda di halaman 1dari 5

1.

Analisis Streptomicin menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS


Metode maltol untuk streptomisin
Dengan adanya alkali, streptomisin menghasilkan maltol atau 2-metil-3-hidroksi-
gama-piron. Jumlah maltol yang dihasilkan bersifat kuantitatif, sesuai dengan jumlah
streptomisin. Dalam natrium hidroksida 0,1 N, maltol mempunyai panjang gelombang
maksimal pada 322 nm. Streptomisin dapat ditetapkan kadarnya dengan mengukur
absorbansinya pada 322 nm sebelum dan sesudah hidrolisis dengan natrium hidroksida
pada 100℃ selama tiga menit. Selisih kedua absorban tersebut sesuai dengan maltol yang
dihasilkan. Pembacaan absorban pertama harus dilakukan segera setelah penambahan
natrium hidroksida.
Maltol dengan ion besi(III) menghasilkan warna ungu. Disamping itu maltol
dengan pereaksi fenol berwarna biru. Kedua reaksi ini dapat digunakan untuk penetapan
kadar maltol. Pereaksi besi(III) lebih spesifik daripada pereaksi fenol, karena pereaksi
fenol membentuk warna dengan hasil peruraian karbohidrat, akan tetapi pereaksi fenol
lebih peka daripada pereaksi besi(III).
Jika sediaan streptomisin bebas dari senyawa pengganggu maka reaksi dapat
dilakukan pada larutan hasil hidrolisis. Jika sediaan mengandung senyawa pengganggu
maka maltol harus dipisahkan lebih dahulu. Penyarian dapat dilakukan dengan kloroform
dalam suasana asam kemudian disari dengan larutan basa dan reaksi warna dapat
dilakukan dalam larutan ini.
Pereaksi larutan besi(III) ammonium sulfat merupakan larutan besi(III)
ammonium sulfat 2% dalam asam sulfat 1 N. Pereaksi fenol : 10 g natrium tungstate dan
2,5 gram natrium molibdat dilarutkan dalam 70 ml air. Larutan ditambah 5 ml asam
fosfat 85% dan 10 ml asam klorida pekat, dididihkan dibawah pendingan balik selama 10
menit. Larutan ditambah 15 g litium sulfat, 5 ml air, dan beberapa tetes brom. Larutan
dididihkan tanpa pendingin balik selama 15 menit untuk menghilangkan kelebihan brom.
Larutan didinginkan dan diencerkan sampai 100 ml lalu disaring.
Cara penetapan kadar streptomisin secara spektrofotometri visibel
Dibuat larutan yang mengandung 0,1 sampai 0,5 mg streptomisin basa tiap ml.
Pada 5,0 ml larutan ditambah 1 ml natrium hidroksida 1 N, dicelupkan ke dalam
penangas air mendidih selama 4 menit, lalu didinginkan. Larutan ditambah 2 ml pereaksi
besi(III) ammonium sulfat, lalu diencerkan dengan air sampai 10,0 ml dan didiamkan
selama 10 menit. Absorbansi diukur pada 540 nm terhadap blanko yang berisi pereaksi
besi(III).
Jika larutan mengandung streptomisin basa dalam jumlah kecil, maka lebih baik
digunakan pereaksi fenol dengan cara : sebanyak 1 ml pereaksi fenol ditambahkan ke
dalam 5 ml larutan dingin hasil hidrolisis. Setelah 2 menit, larutan ditambah 3 ml natrium
karbonat 2% dan didiamkan selama 10 menit. Absorbansilarutan berwarna yang terjadi
diukur pada 660 nm terhadap blanko yang berisi pereaksi fenol.
2. Analisis Streptomicin menggunakan metode spektrofotometri Infra merah

Struktur Streptomisin
Dalam menganalisis spektra IR pertama yang harus di perhatikan pada stuktur
streptomycin adalah gugus fungsional utama. Pada stuktur streptomycin terdapat gugus
fungsi C=O, OH, NH, C=N yang paling mudah dilihat. Gugus C=O memberikan absorbsi
kuat pada 1820 – 1660. Pita ini biasanya merupakan pita absorbsi yang paling kuat dalam
spectra, pada stuktur streptomycin jenis C=O adalah aldehid sehingga pita lemah dekat
2850 dan 2750 cm -1 pada stuktur streptomycin ada OH dengan absorbsi lebar dekat 3600
– 3300.
Cuplikan atau sampel yang dianalisa dapat berupa cairan, padatan ataupun gas.
Karena energi vibrasi IR tidak terlalu besar sampel dapat diletakan langsung berhadapan
dengan sumber radiasi IR. Karena gelas kuarsa atau mortir dari batu porselen
memberikan kontaminasi yang menyerap radiasi IR, preparasi cuplikan harus memakai
mortir dari batu agate dan pengempaan dipakai logam monel (Mulja, 1995). Sampel
cairan yang mengandung air hendaklah disiapkan dengan tablet sel AgCl yang dijaga
tidak boleh terkena radiasi matahari, sedangkan sampel cairan yang tidak mengandung air
dapat disiapkan dengan sel NaCl. Keburaman tablet NaCl ini dapat digosok dengan
alkohol absolut dan dijaga kelembabannya pada 40 – 50% (Mulja, 1995) Sampel padat
dapat disiapkan dengan beberapa cara antara lain dengan cara (Mulja, 1995) :
1. Melarutkan terlebih dahulu dengan pelarut organik mutlak bebas air seperti karbon
disulfida (CS2) untuk penentuan 1330 – 625 cm-1, karbon tetraklorida (CCl4) untuk
penentuan 4000 – 1330 cm-1. Pelarut polar juga dapat dipakai seperti kloroform, dioksan,
dan formamida.
2. Disuspensikan dengan nujol p.a. sampai halus dengan partikel diperkirakan tidak lebih
besar dari panjang gelombang radiasi IR (untuk mencegah terjadinya radiasi percikan).
Selanjutnya suspensi yang telah jadi dijepit di antara dua tablet NaCl.
3. Dibuat tablet kempa dengan KBr untuk IR zat padat. KBr untuk keperluan
spektroskopi IR masing–masing dipanaskan sampai 1100C selama 1-2 jam untuk
menghilangkan spora molekul H2O. Campuran zat padat yang akan dianalisis (0,5 -1
%b/b) dengan KBr dalam mortir agate, selanjutnya dibuat tablet tipis dengan pengempaan
memakai hampa udara dengan tekanan tinggi. Sampel gas dimasukan ke dalam tempat
khusus yang dapat mengatur terjadi pengamatan bentuk gas atau cair melalui proses
penguapan dan penyubliman.

Pustaka
Prof.Drs.Sudjaji, Apt.,MS.,PhD. Dr.Abdul Rohman. 2013. Analisis Farmasi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai