Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan ” Review Jurnal Uji Disolusi Terbanding Zat Karbamazepin
dalam Bentuk Sediaan Tablet “ Penulisan review jurnal merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sediaan Solid Program Studi S1 Farmasi.
Penulisan review jurnal ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan review jurnal ini, khususnya kepada Tim
Kelompok. Sediaan Solid selaku dosen pembimbing mata kuliah Sediaan Solid.
Penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin. Pelaksanaan Penulisan Review Jurnal ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
PENDAHULUAN
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak
sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis
Karbamazepin merupakan obat yang digunakan dalam terapi epilepsi parsial dan tonik-
klonik yang banyak digunakan oleh masyarakat (Brunton dan Keith, 2008). Karbamazepin
memiliki kelarutan yang sangat rendah sekitar 237,2 ± 5,2 mg/L pada suhu 37 °C atau sekitar
178 mg/L pada suhu 25 °C (Lee et al., 2005; Rane et al., 2007), namun memiliki permeabilitas
yang sangat tinggi (FDA, 2000). Oleh karena itu, berdasarkan biopharmaceutic classification
system (BCS), karbamazepin digolongkan ke dalam BCS kelas II. Untuk obat-obatan yang
tergolong ke dalam BCS kelas II ini, bioavailabilitas obat dikendalikan oleh kecepatan
pelepasan obat dari sediaan (Shargel, et al., 2005). Oleh karena itu, uji disolusi di dalam
berbagai medium uji dapat dilakukan sebagai studi awal untuk menilai ekivalensi produk uji
uji disolusi. Uji ini dilakukan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul
gelatin lunak kecuali bila dinyatakan lain dalam monografi (Depkes RI, 1979).
Obat yang telah memenuhi persyaratan baik dari waktu hancur, keregasan, keseragaman
bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi.
Karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet atau kapsul.
Laju disolusi atau kecepatan melarut obat-obat yang relatif tidak larut dalam air telah
lama menjadi masalah pada industri farmasi. Obat-obat tersebut umumnya mengalami proses
disolusi yang lambat demikian pula laju absorpsinya. Dalam hal ini partikel obat terlarut akan
diabsorpsi pada laju rendah atau bahkan tidak diabsorpsi seluruhnya. Dengan demikian
Pada suatu penelitian yang dilakukan di Belanda terhadap empat produk karbamazepin
yang berbeda, diketahui bahwa produk karbamazepin yang memiliki profil disolusi jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan profil disolusi produk inovator memiliki efek samping yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkan oleh produk inovator. Efek
samping yang terutama muncul adalah pusing, rasa kantuk, diplopia, ataksia, mual, dan lelah
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi ekivalensi beberapa produk
tablet karbamazepin yang beredar di Indonesia terhadap produk inovator secara in vitro. Selain
itu, penelitian ini merupakan studi awal sebelum dilakukannya uji ekivalensi in vivo.
1.2. Tujuan
Tujuan Percobaan
1. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan menentukan kecepatan disolusi dari