Anda di halaman 1dari 10

LARUTAN MATA

I.

TUJUAN
Memahami cara membuat larutan tetes mata

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi
yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lender
mata disekitar kelopak mata dan bola mata. Tetes mata berair
umumnya dibuat dengan menggunakan cairan pembawa berair yang
mengandung pengawet terutama fenil raksa (II) nitrat atau fenil raksa
(II) asetat 0,002% benzalkonium klorida 0,01% atau klorheksadina
asetat 0,01% b/v yang pemilihannya berdasarkan atas pencampuran
zat pengawet terhadap obat yang terkandung didalamnya selama
waktu tetes mata itu dimungkinkan untuk digunaka. Semua alat yang
digunakan untuk pembuatan tetes mata harus dalam keadaan bersih.
(Anonim, 1979)
Maksud obat mata (optalmika) adalah tetes mata (oculogittae),
salep mata (oculenta), pencuci mata (colyria), dan beberapa bentuk
pemakaian khusus (lamella dan penyemprot mata) serta inserte
sebagai bentuk depo yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh
atau terluka. Obat mata digunakan sebagai efek diagnostik dan
terapetik local.
Obat tetes mata adalah obat tetes steril, umumnya isotonis dan
isohidris. Kita menggunakannya dengan cara meneteskan kedalam
lekuk mata atau ke permukaan selaput bening mata.
(Stefanus, 2006)
Bahan obat yang khas digunakan pada mata (opthalmologika)
adalah farmaka pelebar pupil (midriatika) seperti atropine, skopolamin,
fenilefrin, dan epinefrin dan bahan dengan kerja penyempit pupil
(Miotika) seperti pilokarpin, fisostigmin, neostigmin dan paraixon
(miotisal). Untuk melakukan proses infeksi digunakan antibiotika

(misalnya kloramfenikol, tirotrisin) disamping garam perak ; untuk


mengobati rasa nyeri digunakan anestetika local (misalnya: kokain,
tetrakain). Akhirnya juga diperlukan bahan antiplogistik (misalnya:
seng sulfat, kortikosterida).
(Voight, 1971)
Tetes mata harus memenuhi syarat yang telah ditentukan
yaitu;
- Steril
- Sedapat mungkin isohidris
- Sedapat mungkin isotonis
Bila obatnya tidak tahan pemanasan, maka stabilitas yang
dicapai dengan menggunakan pelarut steril, dilarutkan obatnya secara
aseptis, dan menggunakan penambahan zat pengawet dan botol atau
wadah yang steril. Isotonis dan pH yang dikehendaki diperoleh dengan
menggunakan pelarut yang cocok.
(Anief, 2000)
Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci
atau membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh.
Pemakaiannya

secara

topikal,

tidak

boleh

digunakan

secara

parenteral pada etiket diberi tanda bahwa sediaan ini tidak dapat
digunakan untuk injeksi.
(Anonim, 1995)

III.

METODE KERJA
1. Alat dan Bahan
a. Tetes Mata Kloramfenikol
Alat :
- Glassware
- Vial
- Timbangan
Bahan :
- Kloramfenikol
- Asam Borat
- Na Tetra Borat
- Nipagin
- Aqua destillata
- HCl 0,1 N NaOH 0,1 N

b. Intraocular Irrigating Solutions


Alat :
- Glassware
- Vial
- Timbangan
- Pipet tetes
Bahan :
- NaCL
- KCl
- CaCl dihydrate
- MgCl Hexahidrate
- Na Acetat trihydrate
- Na Citrat dehydrate
- NaOH 0,1 N HCL 0,1 N
- Aqua p.i
2. Formula
a. Tetes Mata Kloramfenikol
Tiap 10 ml mengandung :
R/
Kloramfenikol
Asam borat
Na Tetra Borat
Nipagin
Catt: buatlah ad 50 ml

50 mg
150 mg
30 mg
100 g

b. Intraocular Irrigating Solutions


R/
NaCl
KCl
CaCl dehydrate
MgCl hexahidrate
Na Acetat trihidrate
Na Citrate dehidrate
Aqua p.i ad
3. Cara Kerja
Tetes Mata kloramfenikol

0,64
0,075
0,048
0,03
0,39
0,17
100 ml

Dilarutkan as. Borat dan Na tetra borat dalam aquadest (1)

Dilarutkan preservative (nipagin) dalam aquadest dan


ditambahkan pada larutan 1 (2)

Dilarutkan kloramfenikol dalam larutan 2 dan ditambah sisa


aqudest

Disterilkan menurut cara B (dipanaskan dalam air pada suhu


98-100C)

Dimasukkna dalam wadah dan diberi etiket

Intraocula Irrigating Solutions


Dilarutkan semua bahan dalam aqua p.i

Diatur pH 7,2 7,6 (jika kurang asam ditambahkan HCl


0,1 N dan jika kurang basa ditambahkan NaOH 0,1 N)

Dimasukkan dalam vial dan ditutup

Disterilkan dengan autoclave 120C selama 20 menit


4. Pembahasan Cara Kerja
Tetes mata kloramfenikol dibuat dengan melarutkan asam
borat dan Na tetra borat terlebih dahulu alam aquadest. Setelah
semua bahan larut baru ditambahkan dengan preservative (nipagin)
yang telah dilarutkan dengan aquadest. Hal ini dimaksudkan agar
kelarutan bahan yang didapatkan lebih sempurna dan optimal.
Asam borat dan Na tetra borat sebagai cosolven yaitu larutan yang
menambah lelarutan dari kloramfenikol. Asam borat merupakan
suatu asam lemah sebagai pengawet lemak dan Na tetra borat
suatu garam

lemah, campuran dari keduanya berfungsi sebagai

dapar. Dimana fungsi dapar yaitu untuk meniadakan perubahan pH.


Kloramfenikol sebagai antibiotik. Nipagin sebagai zat preservative
yaitu pengawet khususnya yang larutannya mengandung cair dan
sebagai pencegah pertumbuhan mikroorganisme yang masuk
selama larutan tetes mata digunakan.
Pada pembuatan larutan irigasi, semua bahan dilarutkan
dalam aqua p.i. pH diatur antara 7,2-7,6 dimaksudkan agar larutan
ini senetral mungkin sehingga tidak menyakiti mata saat digunakan
dan agar ph larutan stabil serta menyesuaikan pH darah.

Sterilisasi

bertujuan

untuk

menghilangkan/

mematikan

mikroorganisme baik pathogen/ apatogen.


5. Pemerian Bahan :
- Kloramfenikol

: hablur halus, berbentuk jarum atau

lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu/ putih


kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pekat dalam larutan asam
-

lemah mantap.
HCl

menjadi kuning atau coklat karena terbebasnya iodium.


NaOH
: bentuk batang, butiran, masa hablur

: cairan tidak berwarna tetapi segera

atau keping, kering, keras, rapuh, dan menunjukkan turunan


hablur, putih, mudah meleh basah, sangat alkalis dan porosif
-

segera menyerap karbondioksida.


Asam Borat
: hablur, serbuk putih hablur, atau
mengkilap tidak berwarna kasar, tidak berbau, rasa agak asam

dan pahit kemudian manis.


Nipagin
: bubuk Kristal putih, rasa agak pahit.
Na tetraborat
: hablur transparan, tidak berwarna atau
serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin dan basa dalam

udara kering merapuh.


KCl
: hablur berbentuk kubus/ prisma, tidak
berwarna atau serbuk butir putih, tidak berbau, rasa asin, mantap

diudara.
CaCl2 dihidrate

: hablur, tidak berwarna, tidak berbau,

agak pahit.
Aqua p.i

: air suling segar yang ddisuling kembali,

disterilkan dengan cara sterilisasi A dan C.


IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Data Percobaan
Tetes mata kloramfenikol
Hasil evaluasi:
No.
1
2
3
4

Evaluasi
pH
Kebocoran
Partikel asing
Kejernihan

Bobot

Hasil
7,94
++
++
++
Sebelum; 48,55 g &
45,55 g
Sesudah; 48,45 g &
45,45 g

Keterangan
Bocor, tidak sesuai
Ada, tidak sesuai
Tdk jernih, tdk sesuai
bocor

Kesimpulan :
Larutan tetes mata yang dibuat tidak memenuhi sediaan steril.
Intraocular Irrigating Solutions
Hasil Evaluasi :
No.
1
2
3
4

Evaluasi
pH
Kebocoran
Partikel asing
Kejernihan

Hasil
7,25
++++
++++
++++
Sebelum;

Keterangan
pH 7,2 7,6. Sesuai
Bocor, tidak sesuai
Ada, tidak sesuai
Tdk jernih, tdk sesuai

48,25g;48,45g;47,20g;48,0
5

Bobot

bocor

g
Sesudah;
48,0g;46,55g;47,0g;47,70g

Kesimpulan :
Larutan irigasi yang dibuat tidak memenuhi syarat sediaan steril.
2. Perhitungan
Tetes Mata Kloramfenikol
Tip 10 ml mengandung :
R/ Kloramfenikol
50 mg
323,11
Asam borat

150 mg

61,83
Na Tetra Borat
Nipagin

30 mg
100 g

0,25g x 20 = 5 g/L, BM;


0,75g x 20 = 15 g/l, BM;
X

0,15g x 20 =3 g/l, BM; 381,3


5.10-4g x 20 =0,01

g/l,BM;132,12
Catt: buatlah ad 50 ml

fA
fB
fC
fD
xa+
xb+
xc+ xd =0,28
MA
MB
MC
fD
1,5
1,5
1,8
1,5
x 5+
x 15+
x 3+
x 0,01=0,28
323,11
61,83
381,3
132,12
0,023 + 0,364 + 0,014 + 1,135 x10-4 = 0,28
0,40 < 0,28 (Hipertonis)
Intraocular Irrigating Solutions
R/
NaCl
KCl
CaCl dehydrate
MgCl hexahidrate

0,64
0,075
0,048
0,03

,
,
,
,

6,4 g/l; BM 58,49


0,75 g/l; BM 74,53
0,48 g/l; BM 219,08
0,3 g/l; BM 203,30

Na Acetat trihidrate
135,08
Na Citrate dehidrate

0,39

3,9

g/l;

BM

0,17

1,7

g/l;

BM

294,1
Aqua p.i

ad

100 ml

fA
fB
fC
fF
xa+
xb+
xc+ .
xf =0,28
MA
MB
MC
Mf
1,8
1,8
1,8
1,8
1,8
1,8
x 6,4+
x 0,75+
x 0,48+
x 0,3+
x 3,9+
x 1,7=0,28
58,49
74,53
219,08
203,30
136,08
294,1
0,197 + 0,018 + 3,94.10-3 + 2,66.10-3 + 0,052 + 0,010 =
0,28
0,284 < 0,28 (Hipertonis)

3. Analisis Data
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu membuat
sediaan untuk mata. Guttae, obat tetes mata adalah sediaan cair
berupa larutan, emulsi, atau suspensi yang dimaksudkan untuk
obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan
dengan

menggunakan

penetes

baku

yang

disebutkan

pada

Farmakope Indonesia edisi III.


Untuk membuat sediaan yang tersatukan, maka factorfaktor berikut hendaknya diperhatikan, yaitu steril/ miskin kuman,
kejernihan, tonisitas, dan stabilitas. Selain itu juga penting artinya
pengaturan harga pH optimal (pendaparan) dan viskositas. (Voight,
1995).
Pada
kloramfenikol

percobaan
dan

ini

dilakukan

intraocular

pembuatan

irrigating

solution.

tetes

mata

Tetes

mata

kloramfenikol mengandung kloramfenikol, asam borat, Na Tetra


Borat,

dan

Nipagin.

Bahan

obat

yang

digunakan

adalah

kloramfenikol yang berfungsi untuk melawan proses infeksi pada


mata. Penambahan Na Tetra Borat berfungsi sebagai dapar yang
menjaga keseimbangan pH larutan. Sedangkan nipagin berfungsi
sebagai pengawet. Pemilihan bahan pengawet dan penentuan
konsentrasinya perlu diperhatikan tersatukannya dengan bahan
obat, bahan pembantu, material wadah, tutup dan dengan harga pH

sediaan. Demikian juga kehilangan yang disebabkan oleh proses


sorpsi, dapat diseimbangkan
bahan pengawet.
Disebabkan

oleh

melalui paningkatan konsentrasi

kandungan

elektrolit

dan

koloid

di

dalamnya, cairan mata memiliki tekanan osmotik yang harganya


sama dengan darah dan cairan jaringan. Oleh karena itu, sebelum
dilakukan percobaan kedua larutan dihitung nilai tonisitasnya.
Kedua

larutan

menunjukan

hipertonis.

Mata memiliki

daerah

toleransi tonisitas yang lebar yang tidak atau sangat jarang terjadi
pengaruh fisiologis yang merugikan.
Tetes mata kloramfenikol yang dibuat memiliki harga pH
7.94 dan untuk intraocular irrigating solution mempunyai harga pH
7,25. Mirip seperti darah, cairan mata menunjukan kapasitas dapar
tertentu yang sedikit lebih rendah, oleh karena system yang
terdapat pada darah seperti asam karbonat, plasma, protein
amfoter dan fosfat primer sekunder juga dimilikinya kecuali system
hemoglobin oksihemoglobin. Voight menyatakan bahwa pada
pemakaian tetesan biasa yang nyaris tanpa rasa nyeri adalah
larutan dengan harga pH 7,3-9,7. Daerah pH dari 5,5-11,4 masih
dapat diterima.
Uji
partikel

asing

dan

kejernihan

menunjukan

ketidaksesuaian terhadap larutan steril yaitu terdapat partikel asing


dan larutan tidak jernih. Uji kebocoran dapat dilihat dari penyusutan
bobot larutan setelah di sterilisasi dan dengan menggunakan alat
Dye Bath Test. Terjadi penyusutan bobot setelah larutan di sterilisasi
bararti terjadi kebocoran yang disebabkan adanya rongga antara
vial dengan tutupnya. Dengan menggunakan alat DBT kebocoran
negative karena larutan tidak berubah menjadi biru, bararti tidak
ada kebocoran pada vial.
V.

KESIMPULAN
1. Uji partikel asing positif dan larutan tidak jernih.
2. pH yang terukur pada larutan mata masih dapat diterima untuk
larutan mata yang nyaris tidak menimbulkan rasa nyeri.
3. Ada kebocoran pada wadah karena ada penyusutan bobot larutan
setelah dilakukan sterilisasi.
4. Tetes mata kloramfenikol dan larutan irigasi yang dibuat tidak
menunjukan sediaan steril.

VI.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh.,2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, Universitas


Gajah Mada, Yogyakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Stefanus., 2006, Formulasi Steril, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Voight Rudolf, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Universitas
Gajah mada Yogyakarta.

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI
SEDIAAN STERIL
LARUTAN MATA

Disusun Oleh:
Nama

:1. Muchsin Adi Wiyogo

(K 100 080 157)

2. Rena Nurhayati Setiyanto

(K 100 080 164)

3. Fitria Nila Sistha

(K 100 080 171)

4. Indah Meiningrum

(K 100 080 179)

Kelompok

: G.3

Korektor

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010

Anda mungkin juga menyukai