Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM FITOTERAPI

FITOTERAPI BATU GINJAL

Dosen Pengampu :
Indrawati Kurnia
Rini Sulistyawati

Disusun Oleh :
Kurnia Irawati (19484027)
Almasyah Ayu Wimar Isnanda (19484028)
Reno Budi Pangesti (19484029)
Prodi : D3 Farmasi
Kelas :1
Kelompok :B

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA
YOGYAKARTA
2021
FITOTERAPI PASIEN BATU GINJAL
I. Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan fitoterapi penyakit batu ginjal serta membuat
formula jamu godogannya.
II. Dasar Teori
Batu di ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari zat yang ada di air kencing.
Prosesnya disebut nephrolithiasis. Penyakit batu ginjal atau kencing batu ini biasanya
berukuran sangat kecil atau bisa mencapai sekitar beberapa inci. Ukuran batu yang
lebih besar yang mengisi saluran yang membawa kencing dari ginjal ke kandung
kemih disebut batu staghorn.
Sepertiga dari orang-orang di dunia memiliki kondisi adanya batu pada ginjal mereka,
tapi hanya setengahnya yang punya gejala batu ginjal. Meski tanpa gejala, batu pada
ginjal bisa menimbulkan masalah, seperti infeksi dan penyumbatan aliran kencing.
Batu yang tersangkut di kandung kemih akan menyebabkan kencing batu dan
memunculkan banyak gejala.
Gejala batu ginjal yang biasanya terjadi adalah sakit luar biasa (urinary colic) yang
datang dan pergi, dan biasanya bergerak dari bagian samping belakang (flank) ke
bagian bawah perut (abdomen). Gejala batu ginjal umum lainnya termasuk :
 Sakit pinggang, paha, selangkangan, dan kemaluan
 Darah dalam urin
 Mual dan muntah-muntah
Penyebab batu ginjal atau kencing batu bisa terbentuk jika urin atau air kencing yang
mengandung terlalu banyak bahan kimia. Bahan kimia tersebut seperti kalsium, asam
urat, sistin, atau struvite (campuran fosfat, magnesium, dan ammonium).
Kencing batu sering disebabkan oleh batu ginjal yang mengandung kalsium.
Kelebihan kalsium bisa menjadi penyebab batu ginjal. Pasalnya, kalsium yang tidak
digunakan oleh tulang dan otot pergi ke ginjal. Pada kebanyakan orang, ginjal
mengeluarkan ekstra kalsium bersamaan dengan sisa urin. Orang yang memiliki batu
kalsium menyimpan kalsium dalam ginjal mereka. Kalsium yang tetap berada di
belakang bergabung dengan produk-produk limbah lain untuk membentuk batu.
Seseorang dapat memiliki kalsium oksalat dan batu kalsium fosfat, meskipun batu
kalsium oksalat lebih umum.
Asam urat tinggi dapat menyebabkan terbentuknya batu asam urat karena air seni
mengandung terlalu banyak asam. Orang-orang yang makan banyak daging, ikan, dan
kerang mungkin terkena batu asam urat. Batu struvite di ginjal, juga dapat terbentuk
setelah seseorang mengalami infeksi ginjal. Faktor genetik juga berperan dalam
pembentukan batu ginjal, yaitu batu sistin yang merupakan hasil dari kelainan
genetik, yang berarti masalah diturunkan dari orangtua ke anak. Gangguan tersebut
menyebabkan sistin bocor melalui ginjal dan ke dalam urin.
Ada banyak faktor-faktor risiko penyebab batu ginjal, seperti :
 Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami batu di ginjal. Bila ada
keluarga yang pernah mengalami batu di ginjal, kemungkinan Anda juga bisa
terkena.
 Dehidrasi atau tubuh yang kekurangan cairan bisa menjadi penyebab batu ginjal.
 Diet-diet tertentu, seperti diet yang tinggi protein, sodium, dan gula bisa menjadi
risiko penyebab batu ginjal.
 Mengalami obesitas atau berat badan berlebih juga bisa menjadi penyebab batu
ginjal.
 Penyakit pencernaan dan operasi pencernaan. Operasi lambung (gastric bypass
surgery), infeksi usus, atau diare kronis bisa menyebabkan perubahan di dalam
proses pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium dan air, meningkatkan
kadar tingkat pembentukan batu di dalam urin Anda.
 Kondisi medis lainnya juga bisa meningkatkan risiko batu ginjal termasuk renal
tubular acidosis, cystinuria, hyperparathyroidism, obat-obatan tertentu, dan
beberapa infeksi kandung kemih.
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Whiteboard
2. LCD
3. Laptop
4. Buku-buku Referensi
Bahan :
1. Berbagai jenis simplisia
2. Bahan pengemas
IV. Cara Kerja
1. Analisis Kasus
2. Pembuatan Formula jamu godogan
3. KIE Jamu godogan antihiperurisemia
V. Bahan Kasus
Ny. F (55 tahun) seorang karyawan swasta MRS dengan keluhan nyeri pinggang
kanan. Nyeri hilang timbul dan menjalar ke perut dan tidak dipengaruhi mobilitas
fisik. Ny. F mengaku 4 bulan yang lalu sering mengalami nyeri yang sama, dan nyeri
hilang setelah diberikan obat penghilang rasa nyeri dari dokter. Nyeri dirasakan
bertambah berat dalam 2 hari ini dan tidak menghilang dengan obat yang biasa
dimakan, selanjutnya Ny. F dibawa oleh suami ke RS. Ny. F juga mengeluh mual dan
muntah sekitar 4-5 kali sejak 1 hari yang lalu dan demam danair kencing keruh dan
0liguri (+) dg jumlah sekitar 400ml/24 jam. Ny. F mengaku BAB dan BAK selama ini
tidak ada masalah. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum= gelisah
dan tampak meringis namun nyeri nonkolik;TD= 120/90 mmHg; Suhu= 38,7oC; Pada
pemeriksaan lab didaptkan : Hb=14gr/dl, leukosit = 15.000/mm3, ureum= 24mg/dl,
creatinin =2,5 mg/dl.
VI. Pembahasan
1. Analisis Kasus
a. Ny. F (55 tahun) mengalami keluhan nyeri pinggang kanan. Nyeri hilang
timbul dan menjalar ke perut dan tidak dipengaruhi mobilitas fisik.
b. Ny. F mengaku 4 bulan yang lalu sering mengalami nyeri yang sama, dan
nyeri hilang setelah diberikan obat penghilang rasa nyeri dari dokter. Nyeri
dirasakan bertambah berat dalam 2 hari ini dan tidak menghilang dengan obat
yang biasa dimakan.
c. Saat diperiksa mengutarakan keluhan mual dan muntah sekitar 4-5 kali sejak 1
hari yang lalu dan demam dan air kencing keruh dan 0liguri (+) dg jumlah
sekitar 400ml/24 jam.
d. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum= gelisah dan tampak
meringis namun nyeri nonkolik;TD= 120/90 mmHg; Suhu= 38,7oC; Pada
pemeriksaan lab didaptkan : Hb=14gr/dl, leukosit = 15.000/mm3, ureum=
24mg/dl, creatinin =2,5 mg/dl.
e. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ny. F mengalami batu ginjal.
2. Formula Jamu
Daun kumis kucing 6 gram
Daun tempuyung 10 gram
Daun keji beling 4 gram
Rimpang alang-alang 5 gram
Bunga rosella q.s
Komponen Kedudukan Senyawa Mekanisme
Simplisia
Orthosiphon Bahan aktif Saponin, Polifenol, Peluruh dan
aristatus utama Flavonol, sapofonin, melarutkan batu ginjal,
berkhasiat myoinositol, nyeri sendi, dan
orthosiphon kencing berdarah.
glikosida, minyak Serta membung racun
atsiri dan ion kalium. dalam tubuh, tanpa
gejala dehidrasi,
sekaligus
memperlancar fungsi
ginjal.
Sonci folium Bahan aktif Flavonoid, Flavon, Melarutkan batu ginjal
utama khasiat Apigenin, luteolin 7- dan keluarnya
rutinosida, senyawa kelebihan asam urat
kumarin, aesculetin, didalam tubuh.
lupeyl, sitosterol. Diuretik.
Strobilanti Bahan aktif Alkaloid, Saponin, Peluruh batu ginjal dan
folium pendukung Flavonoid, Polifenol, menghambat
khasiat Tanin dan steroid. pembentukan batu
ginjal. Antibakteri.
Diuretik dan
Antioksidan.
Imperata Bahan aktif Alkaloid, Flavonoid, Melarutkan kalsium
cylindrica pendukung Saponin, Tanin, batu ginjal.
khasiat Steroid dan
Terpenoid.
Hibiscus Corrigen Protein, vitamin, Diuretik, peluruh batu
sabdarifa mineral, dan ginjal, pemberi aroma
odoris komponen bioaktif
seperti asam organik,
phytosterol,
polyphenol,
antosianin dan
Flavonoid
a. Daun kumis kucing
Salah satu tanaman di Indonesia yang sudah digunakan turun temurun sebagai
obat tradisional adalah tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus).
Tanaman ini dipercaya oleh masyarakat sebagai obat untuk memperlancar
keluarnya air seni pada gangguan tanpa penyebab yang jelas, obat batu ginjal,
tekanan darah tinggi, encok, dan kencing manis. Bagian dari tanaman kumis
kucing yang biasa digunakan oleh masyarakat yaitu bagian daun yang sudah
dikeringkan. Daun yang sudah kering kemudian direbus, dan air rebusan daun
tersebut kemudian diminum.
b. Daun tempuyung
Tempuyung (Sonchus arvenchis L.) merupakan salah satu komoditas bahan
alam yang dimanfaatkan di bidang kesehatan sebagai tanaman obat dan daun
tempuyung sudah mengalami uji klinik untuk program Saintifikasi Jamu
(Kemkes, 2013). Selama ini oleh sebagian masyarakat daunnya dimanfaatkan
sebagai lalapan dan dalam pengobatan tradisional (jamu). Berdasarkan hasil
survei di beberapa lokasi sentra tempuyung (Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur), pengetahuan masyarakat terhadap manfaat daun tempuyung
adalah sebagai penghancur batu ginjal, hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian Budiharto et al. (2001). Manfaat tersebut berasal dari kandungan
fitokimianya, kandungan kimia tempuyung menunjukkan adanya flavonol,
flavonol glikosida, monoacyl galaktosylglycerol, sesquiterpen lakton, dan
asam kuinat (Xiang dan Yu, 2010), alkaloid dan flavonoid (Wadekar et al.,
2012; Khan, 2012). (Raisawati, Melati, & Aziz, 2018)
c. Daun keji beling
Kejibeling merupakan salah satu tanaman yang dapat meluruhkan batu ginjal
maupun batu di kandung kemih. Kandungan dari keji beling adalah alkaloid,
saponin, flavonoid, kalium dan polifenol. Kalium yang ada di dalam tanaman
kejibeling bersifat sebagai diuretik yang kuat serta dapat melarutkan batu dari
garam kalsium, sehingga kejibeling dapat digunakan sebagai peluruh batu
(Mursito, 2005).(Dharma, Aria, & Syukri, 2014)
d. Rimpang alang-alang
Salah satu tumbuhan yang tersebar luas di Indonesia, yaitu tanaman alang-
alang yang tumbuh liar di hutan, ladang, lapangan rumput dan tepi jalan pada
daerah kering yang mendapat sinar matahari. Penelitian terkait tentang
tanaman alang-alang telah dilakukan oleh Seniwaty et al., yaitu skrining
fitokimia dari alang-alang dengan hasil penelitian menyatakan bahwa tanaman
alang-alang mengandung senyawa flavonoid. Diketahui bahwa kandungan
flavonoid dapat melarutkan batu ginjal. Senyawa flavonoid yang terkandung
di dalam tanaman Alang-alang diduga berperan dalam melarutkan kalsium
batu ginjal. Menurut Nessa (2013), diketahui bahwa kandungan flavonoid
dapat melarutkan kalsium batu ginjal, hal ini karena gugus hidroksi (OH) dari
senyawa flavanoid akan bereaksi dengan kalsium batu ginjal membentuk
senyawa kompleks kalsium flavanoid. Senyawa tersebut lebih mudah larut
dalam air, sehingga air yang ada dalam urine akan membantu melarutkan dan
mengeluarkan kalsium melalui proses urinasi. (Fatimah, Bone, & Sastyarina,
2020)
e. Bunga rosella
Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) digunakan sebagai obat herbal
antihipertensi, antikanker, diuretik, peluruh batu ginjal, antikolesterol, antibakteri,
dan sebagainya. Rosella mengandung protein, vitamin, mineral, dan komponen
bioaktif seperti asam organik, phytosterol, polyphenol, antosianin dan flavonoid.
Kandungan antioksidan pada kelopak bunga rosella jumlahnya 1,7
mmmol/prolox, lebih tinggi dibanding kumis kucing yang antioksidannya teruji
klinis meluruhkan batu ginjal. Jumlah antioksidan tersebut didapat dengan
menggerus 3 kuntum kelopak bunga rosella menjadi 1,5 g bubuk dan diberi air
200 ml. Efek samping dari kelopak bunga rosella yang sudah diketahui hanya
jantung berdebar dan belum pernah dilaporkan efek samping yang serius.
3. KIE
 Penanganan non farmakologi sebagai pencegahan batu ginjal :
a. Banyak minum air putih
Selain dapat mencegah dehidrasi, minum cukup air putih juga dapat
mengencerkan urine sehingga zat-zat limbah yang disaring ginjal dari
darah tidak mudah mengendap dan selalu terbuang secara lancar.
b. Membatasi konsumsi makanan atau minuman penyebab batu ginjal
Contoh makanan, minuman, atau suplemen yang mengandung zat-zat
yang berpotensi menyebabkan terbentuknya batu ginjal yaitu kacang-
kacangan, ikan sarden, cokelat, teh hitam, ubi, bayam, buah anggur dan
asparagus.
c. Mengkonsumsi jus lemon
Konsumsi jus lemon murni dengan ukuran 125 ml per hari karena lemon
kaya akan kandungan asam sitrat yang bisa membuat batu kalium pecah.
Sehingga mudah dikeluarkan bersamaan dengan air seni.
d. Kurangi asupan garam dan protein
Asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan kalsium dalam air
seni. Selain itu pengurangan asupan protein juga dianjurkan agar
kandungan oksalat, kalsium dan asam urat dalam air seni tidak meningkat.
e. Banyak konsumsi makanan berserat
Mengkonsumsi makanan berserat yang kaya akan kandungan fitat dapat
mengurangi kristalisasi garam kalsium.
f. Olahraga cukup
Dengan melakukan olahraga membuat batu ginjal akan lebih sering
bergerak sehingga bisa terbuang dengan mudah melalui air seni. Jangan
lupa perhatikan keseimbangan berolahraga dan mengkonsumsi air putih
karena sangat berpengaruh pada sirkulasi cairan ginjal.
 Peringaatan penggunaan
a. Ramuan ini bekerja dengan menghambat terjadinya pembentukan batu
serta meningkatkan pengeluaran urin sehingga apabila digunakan sesuai
anjuran dapat memperlancar buang air kecil.
b. Penggunaan ramuan ini secara berlebihan/tidak sesuai dengan takaran
dapat menyebabkan buang air kecil berlebihan sehingga tubuh dapat
kekurangan cairan
c. Ramuan jamu diminum setengah jam setelah makan.
d. Jika selama satu minggu pemakaian keluhan semakin parah, dapat
konsultasi ke dokter
 Cara pembuatan
a. Rebus 800 ml air dalam panci/kendil
b. Masukan satu ramuan jamu kedalam panci/kendil
c. Angkat dan diamkan panci/kendil, lalu saring menggunakan saringan
d. Ramuan siap untuk dikonsumsi
 Aturan minum
Ramuan diminum 2 kali sehari selama 8 minggu setengah jam sebelum makan.
4. Referensi
Dharma, S., Aria, M., & Syukri, E. F. (2014). ( Strobilanthes crispa ( L ) Blume )
TERHADAP KELARUTAN KALSIUM DAN OKSALAT SEBAGAI
KOMPONEN BATU GINJAL PADA URIN. SCIENTIA, 4(1), 34–37.
Fatimah, I. R., Bone, M., & Sastyarina, Y. (2020). Uji Aktivitas Ekstrak Alang-
Alang (Imperata cylindrica L) sebagai Peluruh Kalsium Batu Ginjal secara In
Vitro. Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020., 1(e-ISSN: 2614-4778), 26–27.
Raisawati, T., Melati, M., & Aziz, S. A. (2018). Evaluasi Karakter Agro-fisiologi
dan Analisis Kekerabatan 10 Aksesi Tempuyung ( Sonchus arvensis L .) di
Lingkungan Alami of Perennial Showthistle ( Sonchus arvensis L .) on In
Situ Environment. /Journal.Ipb, 9(April), 63–72.
Wulandari, B.D., 2010. Pengaruh Pemberian Seduhan Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus
Sabdariffa) Dosis Bertingkat Selama 30 Hari terhadap Gambaran Histologik Ginjal
Tikus Wistar (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
Dewi, L., Fakhrudin, N. and Nurrochmad, A., Pemanfaatan Tanaman Kumis Kucing
Sebagai Obat Tradisional.

5. Hal – hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam membuat jamu godogan
untuk pasien batu ginjal?
a. Diuretik (daun tempuyung, keji beling, Heba meniran, bunga rosela, umbi
rumput teki, herba seledri)
b. Pereda radang (bunga cengkeh, daun ungu, jahe, jinten hitam, daun dewa,
jinten hitam, kunyit, lada hitam, lengkuas, pala, pegagan, temulawak, herba
sambiloto, tapak liman)
c. Pereda nyeri (cengkeh, jahe, jangkang, jinten hitam, kelor, kencur, kunyit,
sirih, poko)
6. Sebutkan 3 contoh bahan alam yang dapat dipergunakan untuk memperingan
penyakit batu ginjal! Jelaskan efeknya berdasarkan penelitian ilmiah!
a. Kumis Kucing
Ekstrak hidroalkohol meningkatkan produksi urin dan sekresi ion Natrium pada
tikus. Asam ursolat dan oleanolat dalam ekstrak metanol dan air kumis kucing
menghambat pengikatan 125I-TGF-{51 terhadap reseptor pada sel Balb/c 3T3
yang menyebabkan penyakit ginjal dengan nilai IC50 6. 9 + 0. 8 dan 21.0 ± 2. 3
uM.
b. Kejibeling
Kejibeling merupakan salah satu tanaman yang dapat meluruhkan batu ginjal
maupun batu di kandung kemih. Kandungan dari keji beling adalah alkaloid,
saponin, flavonoid, kalium dan polifenol. Kalium yang ada di dalam tanaman
kejibeling bersifat sebagai diuretik yang kuat serta dapat melarutkan batu dari
garam kalsium, sehingga kejibeling dapat digunakan sebagai peluruh batu
(Mursito, 2005).
c. Alang-Alang
Penelitian terkait tentang tanaman alang-alang telah dilakukan oleh Seniwaty
et al., yaitu skrining fitokimia dari alang-alang dengan hasil penelitian
menyatakan bahwa tanaman alang-alang mengandung senyawa flavonoid.
Menurut Nessa (2013), diketahui bahwa kandungan flavonoid dapat
melarutkan kalsium batu ginjal, hal ini karena gugus hidroksi (OH) dari
senyawa flavanoid akan bereaksi dengan kalsium batu ginjal membentuk
senyawa kompleks kalsium flavanoid. Senyawa tersebut lebih mudah larut
dalam air, sehingga air yang ada dalam urine akan membantu melarutkan dan
mengeluarkan kalsium melalui proses urinasi. (Fatimah, Bone, & Sastyarina,
2020)

Anda mungkin juga menyukai