Anda di halaman 1dari 13

BAK Tidak Tuntas

Ananda Liza Putri Sarah


Dany Ramdhani
Faadia Islami
Friska Lestari
Hartono Egi Permana

Ingrid Maria Kusumahpraja


Lela Zahara
Lela Nurlela
Santi Elfiana Indahsari
Sygih Pratama

BAK Tidak Tuntas


Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke dokter
umum dengan keluhan BAK tidak tuntas sejak 1 bulan
yang lalu. Perubahan posisi kencing menjadi lancar
tidak diketahui pasien. Keluhan demam dan nyeri saat
kencing disangkal. Keluhan hematuria ada 2 hari yang
lalu. Pasien sering minum kopi dan teh, tetapi jarang
minum air putih. Sekarang pasien sudah bayak minum,
namun keluhan belum ada perubahan. Pasien bekerja
sebagai direktur suatu perusahan yang jarang
beraktivitas. Pasien belum pernah berobat. Pada
pemeriksaan didapatkan adanya nyeri suprapubik.
Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan rontgen.

Batu Ginjal dan


Batu Ureter

Pemeriksaan Penunjang :

Penatalaksanaan :
Anamnesis :

Anamnesis :

Pemeriksaan Fisik:

1. Foto Polos Abdomen


A. Medikamentosa
Pembuatan foto polos abdomen
untuk
a. Nyeribertujuan
ketok pada
a.
Nyeri
pinggang
1. melihat
Hiperkalsiuria
idiopatik,adanya
batasi pemasukan
garam
kemungkinan
batu kostoradiopak
di
daerah
kolikdiberikan
atau
dan
diuretic tiazid seperti
saluran
kemihnon
vertebra
Kolik
hidroklorotiazid
perhari
2. Pielografi
Intra Vena
atau25-50mg.
disebut pula Intravenous
b. Teraba
ginjal pada
b. Urografi
Nyeri saat fosfat netral yang
2.
Pemberian
mengurangi
sisigambaran
sakit
akibat
eksresi
kalsium
danmemberikan
meningkatkan
ekresi
Foto yang
dapat
keadaan
kencing
urinaria
melalui
bahan
kontras radiopak.
hidronefrosis
inhibitor
kristalisasi
(seperti
pirofosfat).
c. sistem
Hematuria
dapat
menunjukkan
adanya
kelainan
3.
Hiperurikosuria
(diberikan
100
sampai
c.alopurinol
Terlihat
tandad. Pencitraan
Demam, ini
tanda
anatomi
dan kelainan fungsi ginjal
dan gagal
saluranginjal
kemih.
200mg/hari).
tanda
urosepsis
3.
USG
B. Non-medikamentosa
d.
Retensi
urine
Dikerjakan
bila
pasien
tidak
mugnkin
menjalani
4. ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)
e.keadaan-keadaan
Demam atau alergi
pemeriksaan
IVU,
yaitu
pada
5. Endoneurologi
menggigil,
jika dan
bahan kontras, faal ginjal
yang mnurun,
6. terhadap
Bedah Laparoskopi
disertai
infeksi USG
pada wanita yang sedang hamil.
Pemeriksaan
dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli

1
2
3
4
5
6
7
8

Batu Vesica
Urinaria

Anamnesis :
1. Disuria
2. Kencing tiba-tiba
berhenti
kemudian lancar
kembali, dengan
perubahan posisi
3. Nyeri saat miksi
seringkali
dirasakan
(reffered pain)
pada ujung penis,
skrotum,
perineum,
pinggang sampai
kaki

2
3

Pemeriksaan
Penunjang :

1. USG
2. IVU

Penatalaksaan :

1.
2.

Litotripsi
Vesikolitotomi

Batu Uretra

Pemeriksaaan Fisik :
Anamnesis :
Penatalaksanaan :
1. Batu diuretra
1. Miksi tiba-tiba
anterior teraba
terhenti
hingga
ukuran kecil
1. Batu keluar spontan jika benjolan
keras di
retensi
urine
2. Batu kecil diuretra anterior:
dikeluarkan
uretra
pars
2. dengan
Nyeri pinggang
lubrikasi(camouran
jelly den
bulbosa
sama
3. lidokain
Nyeri dirasakan
2% intrauretra pendularis,
pada glans
3. Ukuran
cukup besar diposterior:
batu
terkadang
penis atau
didorong
dahulu masuk ke
meatus uretra
tempat
batu
buli2dilakukan litoptripsi
eksterna
berada
4. Ukuran besar dan menempel
2. Batu diuretra:
di uretra
uretrolitotomi atau dengan
pemecah
batu
posterior:
nyeri
transuretra
perineum atau
rektum

3
4
5
6
7
8

Jenis-Jenis Batu Saluran


Kemih
1. Batu Kalsium : kandungannya terdiri atas kalsium oksalat,
kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur tersebut.
Faktor terjadinya batu kalsium adalah hiperkalsuria,
hiperoksaluri, hiperurikosuria, hipositraturia, dan
hipomagnesuria.
2. Batu Sturuvit : terbentuk akibat adanya infeksi pada saluran
kemih, kuman tersebut golongan pemecah urea atau urea
splitter yang menghasilkan enzim urease dan merubah urine
menjadi suasana basa melalui hidrolisis urea menjadi
amoniak. Batu ini terdiri atas 3 kation (Ca2+, Mg2+, dan
NH4+) sehingga disebut batu triple-phosphate.
3. Batu Asam Urat : terdiri atas asam urat murni dan sisanya
campuran kalsium oksalat
4. Batu Sistin : terjadi karena adanya kelainan absorbsi sistin di
mukosa usus
5. Batu Xanthin : terbentuk karena penyait bawaan berupa
defisiensi enzim xanthin oksidase yang mengkatalis
perubahan hipoxanthin xanthin asam urat
6. Batu Triamteren
7. Batu Silikat

Faktor Risiko
Terbentuknya Batu
Faktor ekstrinsik :
Saluran Kemih
Faktor intrinsik :
Faktor intrinsik :

1. Herediter
(keturunan):
penyakit ini
diduga diturunkan
dari orang tuanya
2. Umur: penyakit ini
paling sering
didapatkan pada
usia 30 - 50 tahun
3. Jenis kelamin:
jumlah pasien lakilaki tiga kali lebih
banyak
dibandingkan
dengan pasien
perempuan.

1. Geografi:
pada
beberapa
daerah
menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi daripada
daerah lain sehingga dikenal sebagai
daerah
stone
belt
(sabuk
batu),
sedangkan daerah Batu di Afrika Selatan
hampir tidak dijumpai penyakit batu
saluran kemih.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air: kurangnya asupan air dan
tingginya kadar mineral kalsium pada
air
yang
dikonsumsi,
dapat
meningkatkan insiden batu saluran
kemih
4. Diet: diet banyak purin, oksalat, dan
kalsium
mempermudah
terjadinya
penyakit batu saluran kemih.
5. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai
pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktifitas atau

Pielonefritis

Patofisiologi :
Faktor resiko :
Pemeriksaan Fisik :
Anamnesis :
Bakteri yang berasal
1. Kehamilan
1. Infeksi:
pembesaran
daerah
pinggang atas,
dari
kandung
kemih
1. Akut : demam, menggigil,
nyeri
panggul,
2. Kencing
manis
mimik
muka
meringis,
menggigil
menjalar
naik
ke
nyeri tekan pada kostovertebral,
Keadaaan
2.
Palpasi
: nyeri pinggang3.dan
perut,
pelvis
ginjal
leukositosis, adanya bakteri
dan
seldimana
darah
keadaan
splenomegali,
dahi
dan
kulit
tubuh
teraba
menyebabkan
putih pada urin, disuria, terjadi
pembesaran
menurunnya
panas
inflamasi
ginjal,pelvis
infiltrasi intertisial inflamasi
sistem
kekebalan
3.
Perkusi
: timbul
ketokan pada sudut
vertebra
ginjal
dapat
2. Kronis : tanpa gejala kecuali
ekserbasi,
tubuh
menurun
terdengar
suara
tendernes
secara
hematogen
keletihan , sakit kepala, nafsu
makan
untuk
melawan
4.
Auskultasi
:
suara
usus
melemah
seperti
danrendah
retrograd
aliran
poliuria, haus yanginfeksi
belebihan,
ileus paralitik
uretik
kehilangan berat badan

2
3

4
5
6
7
8

Epididimitis

Patofisiologi
Pemeriksaan: Fisik :
Anamnesis :
Penatalaksanaan
Komplikasi
:
:
Reaksi
bakteri yang
Testis biasanya
di
1. Pasien
mendadak
1. Kebanyakan
Antibiotik
kasus
dengan
jika
infeksi
perawatan
dicurigai.
yang
berada
pada
bulidigunakan
buli
,
temukan
berada
posisi
skrotum, didan
memadai
Perlakuan
tidak
pilihan
mengembangkan
adalah nyeri
azithromycin
komplikasi
prostat,
uretra
yang
normal
vertikal,
temuan
pada
tidak
cefixime
mengakibatkan
untuk kemengobati
infertilitas.ikuti
gonorrhoeae
Jikabengkak
tidak diobati,
dan
ascending
menjalar
khas
adalah
adanya
kedua caput
epididimitis
klamidia.
Fluoroquinolones
akutjuga
dapat menyebabkan
digunakan
jika
berbagai
terjadi
epididimis,
dapat
kemerahan
epididimis
di
sertai
komplikasi.
perlawanan
Ini
termasuk
gonorrhoeae.
epididimitis
Doxycycline
kronis,
mungkin
abses,
terjadi
karena
refuluk
kehangatan
dan
malaese,
kerusakan
digunakan
permanen,
sebagai
atau demam,
bahkan
untuk azithromycin.
perusakan
urin
lewat ductus
pembengkakan
skrotumalternatif
dan oleh
nyeri
hingga ke
epididimis
Untuk
kasus
dan juga
yang
testis
disebabkan
(yang
mengakibatkan
organisme
ejaculatorius
bisa
dengan
kelembutan
kemandulan
enterik
(seperti
/ atauE.
hipogonadisme),
coli),pinggang
ofloksasin
dan infeksi
atau
hematogen
belakan
testisdan
dapat
levofloxacin
menyebardirekomendasikan
pada organ lain atau sistem tubuh.

2
3
4

5
6
7
8

Benign Prostatic
HyperplasiaGejala
(BPH)
klinis :

Etiologi :
1.
2.
3.

4.

Hipotesis stem
sel
Hipotesis
kebangkitan
kembali
Hipotesis
keseimbangan
estrogen dan
testoteron
Hipotesis
Dihidrotestoteron
(DHT)

1. Lower Urinary Tract


Symptoms (LUTS):
gejala iritatif dan
obstruktif
2. Iritatif: frekuansi,
nokturia, urgensi,
disuria
3. Obstruktif: hesitancy,
straining,
intermittency
4. Colok dubur: harus
diperhatikan
konsistensi prostat
(pada BPH
konsistensinya
kenyal), adakah
asimetris, adakah
nodul pada prostat,

1
2
3
4
5

6
7
8

Striktur Uretra

Definisi :

Gejala
klinisuretra
:
Striktur

Derajat penyempitan
uretra :

1. Ringan: jika oklusi


adalah peyempitan
terjadi kurang dari
1.lumen
Disuria
uretra karena
1/3 diameter
2.fibrosis
Kesuliran
padaberkemih
lumen uretra
3.dindingya.
PancaranBisa
kemih yang menurun
2. Sedang: jika oklusi
suatu yang abnormal
4.disebabkan:
Frekuensi kemih
1/3 sampai
trauma
pada
diameter lumen
5.infeksi,
Rasa tidak
nyaman
dan kelainan
uretra
6.uretra,
Hematuria
Berat:perut
jika oklusi
7.bawaan.
Nyeri pelvis atau bagian3.bawah
lebih
besar
dari
8. Pengosongan kantung kemih
yang
tidak
diameter lumen
puas
uretra

2
3
4
5
6

7
8

Karsinoma Prostat

Definisi :
Pemeriksaan
fisik :
Karsinoma
prostat
adalah
1.
Colok dubur

keganasan
yang
konsistensi
terbanyak
prostat keras,
diantara
teraba nodul,
keganasan
sistem
lobus prostat
urogenitalia
pria
tidak simetris

Pemeriksaan
Manifestasi
klinis :
Penunjang :
1.
1.
2.
2.
3.
4.
5.

Ca
prostat
USG transrektal
stadium
dini
(TRUS) areakali
sering
hipoekoik
asymptomatik
Biopsi Prostat

Ca
prostat
berupa lanjut
stadium
adenokarsinoma
gangguan
Penanda tumor

saluran
kemih
PAP dan PSA
diantaranya
CT scan miksi,
kesulitan
metastasis pada
disuria,
atau
limfonodi
hematuria
MRI
(karena
kanker
menentukan
luas
menekan
uretra)
ekstensi tumor

2
3
4
5
6
7

Terapi Karsinoma Prostat berdasarkan


stadium sesuai TNM dan Jewett-Withmore

T1

T2

(non-palpable

tumor

Incidental)
Secara

kebetulan,

prostat

ditemukan

pemeriksaan

atau Pada

colok

dubur

teraba

karsinoma nodul

keras

pada

hasil yang

Alternatif terapi

T1-T2 (A, B)

Radikal prostatektomi
Observasi (pasien tua)

masih

histopatologi terbatas

setelah TURP pada BPH

Stadium

T3-T4 (C)

Radiasi
Prostatektomi

interkapsuler
(prostat)

T3

N atau M (D)

Tumor mengadakan invasi ke vesikula seminalis


T4
Tumor mengadakan invasi ke organ lain selain ke
vesikula

seminalis

(leher

buli-buli,

sfingter

eksterna dan rektum)


Tumor mengadakan infiltrasi limfogen (N) maupun
hematogen (M)

Radiasi
Terapi Hormonal

Anda mungkin juga menyukai