Anda di halaman 1dari 16

1

UROLITHIASIS
VINIA HALIM KUMALA
10.2009.038
B7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
(021) 5694-2061
Email: vnia61@yahoo.com.au

PENDAHULUAN
Batu di dalam saluran kemih (kalkulus urinarius) adalah massa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan
aliran kemih maupun infeksi.
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih
(batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolithiasis (lithiasis renalis,
nefrolithiasis). Batu ginjal dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur.
Kebanyakan dari batu ginjal yang terbentuk keluar bersama dengan urin tanpa menimbulkan
keluhan. Jika batu ginjal berukuran besar (lebih dari 5 mm), barulah dapat menimbulkan
keluhan karena tersumbatnya saluran kemih.











2

PEMBAHASAN
Anamnesis
Didapatkan keluhan:
Rasa nyeri yang berat dan tiba-tiba di daerah pinggang yang menjalar sampai
pangkal paha. Rasa nyeri tidak berkurang walaupun penderita mencoba posisi-
posisi tertentu misalnya berbaring, membungkuk, dan lain-lain. Penderita
biasanya harus menggeliat menahan sakit. Bahkan karena rasa sakit yang amat
sangat, seringkali penderita basah kuyup oleh keringat.
Biasanya ada keluhan mual dan muntah.
Walaupun tidak selalu, kadang kala dijumpai darah pada air seni.
Perasaan terbakar di saluran kemih saat kencing.
Demam, jika disertai infeksi.
Pemeriksaan Fisik
Diperlukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, frekuensi nafas,
frekuensi nadi, dan suhu. Pemeriksaan diagnostik dilakukan pada:
1. Regio CVA:
Inspeksi: apakah terdapat oedem, hematom, benjolan.
Palpasi: lakukan pemeriksaan ballotement apakah ginjal teraba,
terdapat nyeri tekan/ tidak, apakah ada massa.
Perkusi: adakah nyeri ketuk.
2. Regio genitalia eksterna:
Inspeksi: apakah terdapat tanda radang, hematom, jejas.
Palpasi: adakah nyeri tekan, bagaimana suhu dengan jaringan sekitar.
Pemeriksaan Penunjang
Dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Pemeriksaan urin lengkap: warna urin, BJ urin, pH urin, albumin, nitrit, epitel,
bakteri, sedimen (leukosit, eritrosit, silinder), dan kristal. Biasanya
menunjukan adanya: leukosituria, hematuria, dan dijumpai kristal-kristal
pembentuk batu.
1

3

2. Pemeriksaan faal ginjal dilakukan untuk mencari kemungkinan terjadinya
penurunan fungsi ginjal.
3. Pemeriksaan kadar elektrolit yang diduga sebagai faktor penyebab batu.
4. Pemeriksaan radiologi:
a) Ultrasonografi (USG) dapat menunjukkan ukuran, bentuk, dan posisi
batu. Pemeriksaan ini diperlukan pada perempuan hamil dan pasien
yang alergi kontras radiologi. Keterbatasan pemeriksaan ini adalah
kesulitan untuk menunjukkan batu ureter dan tidak dapat membedakan
batu kalsifikasi dan batu radiolusen.
1

b) Foto polos abdomen, untuk melihat adanya batu radioopaque di saluran
kemih.
Jenis batu Radioopasitas
Kalsium Opaque
MAP Semi opaque
Urat/sistin Non opaque/ radiolusen

c) Intra Vena Pielografi (IVP), untuk menilai keadaan anatomi ginjal,
fungsi ginjal, batu yang terlihat oleh foto polos abdomen.
Diagnosis Diferensial
Kemungkinan diagnosis diferensial untuk urolithiasis adalah:
1. Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal
terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi
kuman streptococcus grup A. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang
dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami
proliferasi dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme
imunologis. Gejala yang sering ditemukan adalah hematuria atau kencing
seperti merah daging, kadang-kadang disertai sembab ringan di sekitar mata
atau seluruh tubuh.
2
Tanda utama kelainan glomerulus adalah proteinuria,
hematuria, sembab, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal.
2. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi atau masuknya mikroorganisme pada saluran kemih
atau dapat juga disebut suatu infeksi yang terjadi ketika bakteri masuk ke
4

uretra yang terbuka dan berpindah ke saluran kemih atau bladder. Infeksi ini
biasanya terjadi di saluran kemih bagian bawah, namun jika tidak segera
diobati maka akan terus naik ke bagian atas dan terjadi di ginjal. Gejala klinis
ISK tidak khas bahkan pada sebagian pasien ada yang tanpa gejala. Gejala
ISK ini tidak mudah untuk dihilangkan. Gejala yang biasanya timbul misalnya
pada bagian bawah, yaitu rasa sakit atau panas di uretra atau saluran kemih
sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit dan tidak jarang berdarah
serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
2
Sedangkan pada ISK bagian atas
gejalanya seperti mengigil, demam, mual, muntah, sakit kepala, malaise atau
rasa tidak enak, atau nyeri pinggang.
Working Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dari pasien laki-laki usia 39 tahun yang datang dengan
keluhan nyeri hebat di perut kiri bawah sejak 3 jam yang lalu dan nyeri yang dirasakan tiba-
tiba, hilang timbul, menjalar dari pinggang kiri ke arah kemaluan dapat didiagnosis sebagai
batu saluran kemih (urolithiasis).
Epidemiologi
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan zaman Mesir
kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah ditemukan batu pada kandung kemih seorang
mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia, tidak terkecuali di negara
kita. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara
berkembang banyak ditemui pasien batu saluran kemih, sedangkan di negara maju lebih
banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas seperti di Amerika Serikat 5-10 %
penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12 %
penduduk yang menderita batu saluran kemih.
3
Hal ini karena adanya pengaruh status gizi
dan aktivitas pasien sehari-hari.
Etiologi
Faktor intrinsik antara lain adalah:
1) Herediter: penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2) Umur: penyakit ini paling banyak didapatkan pada usia 30-50 tahun.
3) Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki 3 kali lebih banyak dibandingkan
dengan perempuan.
5

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah:
3

1) Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran
kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah
stone belt seperti di India, Thailand, Indonesia.
2) Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada
air yang dikonsumsi.
3) Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium.
4) Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktivitas.
Batu di saluran kemih dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok:
Batu metabolik primer timbulnya dari ekskresi bahan-bahan tak terlarut yang
berlebihan, seperti misalnya asam urat atau sistin.
Batu metabolik sekunder timbul karena benda-benda asing, obstruksi, refluks atau
posisi berbaring yang terlalu lama.
4

Batu saluran kemih umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat atau kalsium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xantin dan sistin. Data mengenai
kandungan/ komposisi zat yang terdapat pada batu sangat penting untuk usaha pencegahan
terhadap kemungkinan timbulnya batu residif.
I. Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak ditemui, yaitu kurang lebih 70-80% dari seluruh batu
saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau
campuran dari kedua unsur itu. Faktor terjadinya batu kalsium adalah:
Hiperkalsiuria: kadar kalsium dalam urin lebih besar dari 250-300 mg/ hari.
Menurut Pak (1976) terdapat 3 macam penyebab terjadinya hiperkalsiuria,
antara lain:
5

a) Hiperkalsiuria absorptif yang terjadi karena adanya peningkatan
absorpsi kalsium melalui usus.
b) Hiperkalsiuria renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan
reabsorpsi kalsium melalui tubulus ginjal.
6

c) Hiperkalsiuri resorptif/ puasa terjadi karena adanya peningkatan
resorpsi kalsium tulang, yang banyak terjadi pada tumor paratiroid atau
hiperparatiroidisme primer.
Hiperoksaluria: ekskresi oksalat urin yang melebihi 45 g/ hari. Keadaan ini
banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus sehabis
menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan
yang kaya akan oksalat, diantaranya: teh, kopi instan, minuman soft drink,
kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam.
Hipositraturia: dalam urin, sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau
fosfat karena itu sitrat dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan batu
kalsium.
6
Hipositraturia dapat terjadi karena: penyakit asidosis tubuli ginjal,
sindrom malabsorpsi, atau pemakaian diuretik golongan tiazide dalam jangka
waktu lama.
Hipomagnesiuria: seperti halnya pada sitrat, magnesium bertindak sebagai
penghambat timbulnya batu kalsium, karena dalam urin magnesium akan
bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah
ikatan kalsium dengan oksalat.
6

II. Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan
pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urin
menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana ini yang
memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu
magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatite. Karena terdiri atas 3 kation (Ca
++
,
Mg
++
dan NH4
+
) batu ini dikenal sebagai triple phosphate.
6
Kuman-kuman yang termasuk
pemecah urea adalah: Proteus spp, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, dan
Staphylococcus.
III. Batu Urat
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Batu ini banyak
diderita oleh pasien-pasien penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang
mendapatkan terapi antikanker, dan yang banyak menggunakan obat urikosurik diantaranya
adalah sulfinpirazone, thiazide dan salisilat.
6
Kegemukan, peminum alkohol dan diet tinggi
7

protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor yang
menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah urin yang terlalu asam (pH urin < 6),
volume urin yang jumlahnya sedikit (< 2 L/ hari) atau dehidrasi, dan hiperurikosurik.
IV. Batu jenis lain
Batu sistin, batu xantin, batu triamteren dan batu silikat sangat jarang dijumpai di
Indonesia.
1
Faktor Resiko
Prevalensi urolithiasis 3 kali lebih sering pada laki-laki daripada pada wanita terutama
pada diatas dekade ketiga kehidupan. Kemudian lebih sering terjadi pada orang-orang yang
sering menahan pipis, kurang minum, dan cenderung sering minum air yang tinggi
kandungan mineralnya.
Patofisiologi
Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan batu di saluran kemih tetapi
hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar. Beberapa teori pembentukan
batu adalah:
1

1. Teori nukleasi: batu terbentuk karena adanya inti batu (nukleus). Partikel-partikel yang
berada dalam larutan yang terlalu jenuh (supersaturated) akan mengendap didalam
nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau
benda asing di saluran kemih.
2. Teori matriks: matriks organik terdiri atas serum/ protein urin (albumin,globulin dan
mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
3. Teori penghambat kristalisasi: urin orang normal mengandung zat-zat penghambat
pembentuk kristal, antara lain: magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa
peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan
terbentuknya batu didalam saluran kemih.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya,
besarnya dan morfologi dari batu. Walaupun demikian, penyakit ini mempunyai tanda umum,
yaitu hematuria, baik hematuria nyata ataupun mikroskopik. Selain itu, bila disertai infeksi
saluran kemih, dapat juga ditemukan kelainan endapan urin, bahkan mungkin demam atau
8

tanda sistemik lain. Letak batu dalam saluran kemih: batu pelvis ginjal, batu ureter, batu
kandung kemih, batu prostat, batu uretra.
Batu pelvis ginjal
Didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya menempati bagian pelvis,
tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan pelviokalises sehingga bercabang
menyerupai tanduk rusa yang disebut batu staghorn (lebih dari dua kaliks ginjal).
2
Batu
pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala
batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Nyeri di daerah
pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus-menerus dan hebat
karena adanya pionefrosis.
Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin
terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis.
2
Nyeri dapat berupa nyeri tekan
atau ketok arcus costa pada sisi ginjal yang terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi,
batu ginjal yang terletak di pelvis dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis, sedangkan
batu kaliks pada umumnya tidak memberikan kelainan fisik.
Batu ureter
Anatomi ureter mempunyai beberapa tempat penyempitan yang memungkinkan batu
ureter terhenti karena peristaltis, akan terjadi gejala kolik, yakni nyeri yang hilang timbul
disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah dengan nyeri alih khas ke regio inguinal.
Selama batu bertahan ditempat yang menyumbat, selama itu kolik akan berulang-ulang
sampai batu bergeser dan memberi kesempatan pada air kemih untuk lewat.
Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar
bersama urin. Batu ureter juga dapat sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus
menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil
menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang asimptomatik. Tidak
jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik.
2
Bila keadaan obstruksi terus
berlangsung, lanjutan dari kelainan yang terjadi dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa
pielonefritis sehingga menimbulkan gambaran infeksi umum.
Batu kandung kemih
Karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan leher kandung kemih, aliran
yang mula-mula lancer secara tiba-tiba akan terhenti dan menetes disertai dengan nyeri. Pada
9

anak laki-laki, nyeri menyebabkan anak yang bersangkutan menarik penisnya sehingga tidak
jarang dilihat penis yang agak panjang dan pada anak perempuan menggosok-gosok vulva .
Bila pada saat sakit tersebut pederita berubah posisi, suatu saat air kemih akan dapat keluar
karena letak batu yang berpindah.
2
Bila selanjutnya terjadi infeksi yang sekunder, selain
nyeri, sewaktu miksi juga akan terdapat nyeri menetap suprapubik.
Batu prostat
Pada umumya batu prostat juga berasal dari kemih yang secara retrograd terdorong ke
dalam prostat dan mengendap, yang akhirnya menjadi batu yang kecil. Pada umumnya batu
ini tidak memberikan gejala klinis sama sekali karena tidak menyebabkan gangguan pasase
kemih.
Batu uretra
Batu uretra umumnya merupakan batu yang berasal dari ureter atau kandung kemih
yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, tetapi menyangkut di tempat yang
agak lebar. Tempat uretra yang agak lebar ini adalah di pars prostatika, bagian permulaan
pars bulbosa, dan di fosa naviculare.
2
Bukan tidak mungkin dapat ditemukan ditempat lain.
Gejala yang ditimbulkan umumnya miksi tiba-tiba terhenti, menjadi menetes dan nyeri.
Penyulitnya dapat berupa terjadinya diverticulum, abses, fistel proksimal, dan uremia karena
obstruksi urin.
Komplikasi
Komplikasi batu saluran kemih biasanya obstruksi, infeksi sekunder, dan iritasi yang
berkepanjangan pada urothelium yang dapat menyebabkan tumbuhnya keganasan yang sering
berupa karsinoma epidermoid.
3
Sebagai akibat obstruksi, khususnya di ginjal atau ureter,
dapat terjadi hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis yang
berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Bila terjadi pada kedua ginjal, akan
timbul uremia karena gagal ginjal total. Hal yang sama dapat juga terjadi akibat batu
kandung kemih, lebih-lebih bila batu tersebut membesar sehingga juga mengganggu aliran
kemih dari kedua orifisium ureter. Khusus pada batu uretra, dapat terjadi diverticulum uretra.
Bila obstruksi berlangsung lama, dapat terjadi ekstravasasi kemih dan terbentuklah fistula
yang terletak proksimal dari batu ureter.
3



10

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Terapi pada batu harus sesuai dengan komposisi batu tersebut, maka pengobatannya
adalah dengan:
6

Jenis batu Etiologi Obat Mekanisme kerja obat



Kalsium

Hiperkalsiuri
absorptif
Na selulosa fosfat Mengikat ca dalam usus
Thiazide reabsorbsi Ca di tubulus
Orthofosfat sintesa vit D, urin
inhibitor
Hiperkalsiuri renal Thiazide reabsorbsi Ca di tubulus
Hiperkalsiuri
resorptif
Paratirodektomi resopsi Ca dari tulang
Hipositraturi Potassium sitrat Ph, sitrat Ca urin
Hipomagnesiuri Mg sitrat Mg urin
Hiperurikosuri Allupurinol urat
Potassium alkali Ph batu larut
Hiperoksaluria Allupurinol, pyridoxin,
suplemen Ca
urat

MAP
Infeksi Antibiotika, Eradikasi infeksi
AHA/ amino
hidroksamin acid
Urease inhibitor

Urat
Dehidrasi Hidrasi cukup
Ph urin Potassium alkali
(natrium bicarbonat)
Ph
Hiperurikosuri Allupurinol urat
Potassium alkali Ph




11

Non medikamentosa
1. Tindakan noninvasif
ESWL
(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)


Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada
tahun 1980.
7
Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu buli-buli
tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah dengan gelombang kejut
menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
Betapapun disebutkan bahwa dengan ESWL batu dapat dipecahkan menjadi bagian yang
lebih kecil dari 2 mm, belum tentu pasca tindakan semua batu akan pecah hingga ukuran
yang dikehendaki. Walaupun dinyatakan bahwa gelombang kejut yang dipergunakan tidak
akan merusak jaringan ginjal secara permanen, kerusakan yang ada perlu diawasi baik dari
segi kemungkinan terjadinya infeksi atau kerusakan yang dapat menimbulkan gejala sisa.
Kontra indikasi absolut untuk dilakukan ESWL antara lain:
7

- Infeksi akut traktus urinarius/ urosepsis.
- Koagulopati.
- kehamilan.
- Obstruksi traktus urinarius bagian distal oleh batu yang belum dikoreksi.
Kontra indikasi relatif untuk dilakukan ESWL antara lain:
7

- Malformasi ginjal seperti pada horse shoe kidney.
- Complex intrarenal drainage seperti infundibular stenosis.
- Hipertensi yang tidak terkontrol.
- Gangguan gastrointestinal.
- Renal insuffisiency.
- Body habitus seperti obesitas, deformitas tulang dan spinal.

12

Komplikasi postoperatif ESWL berupa:
7
petechie pada pinggang, hematuria, kolik
renal yang disebabkan karena gerakan pasase dari fragmen batu, renal atrofi yang dapat
terjadi pada pasien yang menderita penyakit renal vascular atau atherosclerotik berat,
hipertensi yang diduga sebagai akibat hematom perinephric yang luas.
2. Endourologi
Merupakan tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang
terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat
yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau
melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Tindakannya adalah:
a) PNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy), yaitu mengeluarkan batu yang berada
dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke dalam sistem
kaliks melalui insisi pada kulit.
b) Litotripsi, yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat
pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan
evakuator Ellik.
c) Ureteroskopi atau uretero-renoskopi, yaitu memasukan alat ureteroskopi per
uretram guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan
memakai energi tertentu, batu yang berada yang berada didalam ureter maupun
sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi maupun
ureterorenoskopi.
d) Ekstraksi dormia, yaitu mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui
alat keranjang dormia.
1

3. Bedah terbuka
Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotripsor, ESWL, atau cara non bedah
tidak berhasil. Walaupun demikian, sudah tentu untuk menentukan tindak bedah pada suatu
penyakit batu saluran kemih perlu beberapa indikasi, seperti:
3

Batu ginjal yang terletak di kaliks selain oleh indikasi umum, perlu dilakukan
tindak bedah bila terdapat hidrokaliks. Batu sering harus dikeluarkan melalui
nefrolitotomi yang tidak gampang karena batu biasanya tersembunyi di dalam
kaliks.
13

Batu pelvis juga perlu dibedah bila menyebabkan hidronefrosis, infeksi, atau
menyebabkan nyeri yang hebat. Pada umumnya, batu pelvis terlebih lagi yang
berbentuk tanduk rusa (staghorn calculi) amat mungkin menyebabkan
kerusakan ginjal. Operasi untuk batu pielum yang sederhana disebut
pielolitotomi sedang untuk bentuk tanduk rusa dengan pielolitotomi yang
diperluas.
Bila batu ureter ukuran 0,4 cm terdapat pada bagian sepertiga proksimal
ureter, 80% batu akan keluar secara spontan, sedangkan bila batu terdapat
pada bagian sepertiga distal, kemungkinan keluar spontan 90%. Patokan ini
hanya dipakai bila batu tidak menyebabkan gangguan dan komplikasi. Tidak
jarang batu dengan ukuran 0,4 cm dapat juga menyebabkan gangguan yang
mengancam fungsi ginjal atau sebaliknya, batu dengan ukuran lebih dari 1 cm
tidak menyebabkan gangguan sama sekali dan bahkan keluar secara spontan.
Oleh karena itu, ureterolitotomi selalu didasarkan atas gangguan fungsi ginjal,
nyeri yang sangat yang tidak tertahankan oleh penderita, dan penanganan
medis yang tidak berhasil.
Batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat
sehingga perlu dilakukan tindakan pengeluarannya. Litotriptor hanya dapat
memecahkan batu dalam batas ukuran 3 cm ke bawah. Batu diatas ukuran ini
dapat ditangani dengan ESWL atau sistolitotomi melalui sayatan Pfannestiel.
Tidak jarang batu uretra yang ukurannya < 1 cm dapat keluar sendiri atau
dengan bantuan pemasangan kateter uretra selama 3 hari, batu akan terbawa
keluar dengan aliran air kemih yang pertama. Batu uretra harus dikeluarkan
dengan tindakan uretratomi externa. Komplikasi yang dapat terjadi sebagai
akibat operasi ini adalah striktur uretra.
Batu prostat pada umumnya tidak memerlukan tindak bedah.
Pencegahan
Minum cukup air dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-3 liter/ hari.
Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera merangsang
kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap semalaman tergantikan
dengan yang baru.
14

Jangan menahan kencing, kencing yang tertahan dapat menyebabkan urin menjadi
lebih pekat, atau infeksi saluran kemih. Urin yang pekat dan infeksi saluran kemih
merupakan faktor pendukung terbentuknya batu.
Aktivitas harian yang cukup.
Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu. Diet yang
dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan:
a) rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urin dan
menyebabkan suasana urin menjadi lebih asam.
b) rendah oksalat.
c) rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri.
d) rendah purin.
e) rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuri absorptif.
Prognosis
Batu saluran kemih ini jika diketahui dan ditangani dengan cepat sesuai letak, ukuran
batunya maka prognosisnya pun akan baik.











15

PENUTUP
Kesimpulan
Nyeri hebat di perut kiri bawah sejak 3 jam yang lalu dan nyeri yang dirasakan tiba-
tiba, hilang timbul, menjalar dari pinggang kiri ke arah kemaluan merupakan gejala batu
saluran kemih (urolithiasis).

















16

DAFTAR PUSTAKA

1. Purnomo B. Buku dasar-dasar urologi. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2005.hal.182-
203.
2. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita selekta kedokteran. Edisi
ke-3. Jilid II. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.hal.329-45.
3. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2005.hal.678-89.
4. Diunduh dari
http://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlFilePath=journals/iju/vol5n1/stone.xl, 19
Oktober 2011.
5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi ke-4. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.hal.563-8.
6. Diunduh dari http://www.emedicine.com/med/topic3024.htm, 19 Oktober 2011.
7. Diunduh dari http://www.webmd.com/hw-popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-
eswl, 19 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai