Disusun Oleh:
ARNANDO RESIYA ATMADJA
NIM : 01.2.18.00641
1.1.2 Etiologi
Pada kebanyakan penderita batu saluran kemih tidak ditemukan penyebab
yang jelas (idiopatik), akan tetapi ada beberapa faktor-faktor yang berperan pada
pembentukan batu saluran kemih, dapat dibagi atas ;
1) Faktor endogen ; seperti faktor genetic-familial pada hipersistiuria,
hiperkalsiuria primer dan hiperoksaluria primer.
2) Faktor eksogen ; seperti faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi, dan
kejenuhan mineral dalam air minum.
3) Patogenesis dan patofisiologi
1.1.3 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala penyakit urolithiasis sangat ditentukan oleh letaknya,
besarnya, dan morfologinya. Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda dan
gejala yang umum yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga
ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik
lainnya. Gejala dan tanda yang utama dari adanya batu ginjal atau uretra adalah
serangan nyeri hebat yang tiba-tiba dan tajam. Berdasarkan bagian organ yang
terkena nyeri ini disebut kolik ureter atau kolik renal. Kolik renal terasa di regio
lumbal menyebar ke samping dan ke belakang menuju daerah testis pada laki-laki dan
kandung kencing pada wanita. Kolik uretra terasa nyeri di sekitar genitalia dan
sekitarnya. Saat nyeri ditemukan mual, muntah, pucat, berkeringat, dan cemas serta
sering kencing. Nyeri dapat berakhir beberapa menit hingga beberapa hari. Nyeri
dapat terjadi intermiten yang menunjukan batu berpindah-pindah. Nyeri yang
disebabkan oleh batu pada ginjal tidak selalu berat dan menyebabkan kolik kadang-
kadang terasa nyeri tumpul atau terasa berat.
1. Batu pelvis ginjal
Tanda dan gejala yang ditemui adalah :
a. Nyeri di daerah pinggang (sisi atau sudut kostevertebral), dapat dalam
bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus-menerus dan hebat karena
adanya pielonefritis.
b. Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai
mungkin terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis.
c. Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada
sisi ginjal yang terkena.
d. Batu nampak pada pemeriksaan pencitraan.
e. Gangguan fungsi ginjal.
f. Pernah mengeluarkan batu kecil saat kencing.
2. Batu ureter
a. Kolik, yaitu nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau
tanpa muntah.
b. Nyeri alih yang khas ke regio inguinal.
c. Perut kembung (ileus paralitik).
d. Hematuria.
e. Pernah mengeluarkan batu kecil saat kencing.
f. Batu nampak pada pemeriksaan pencitraan.
3. Batu kandung kemih
a. Karena batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung
kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan terhenti
dan menetes disertai dengan rasa nyeri.
b. Pada anak, menyebabkan anak tersebut menarik penisnya waktu BAK
sehingga tidak jarang terlihat penis yang sedikit panjang.
c. Bila terjadi infeksi sekunder, maka selain nyeri sewaktu miksi juga
terdapat nyeri menetap suprapubik.
d. Hematuria.
e. Pernah mengeluarkan batu kecil saat kencing.
f. Batu nampak pada pemeriksaan pencitraan.
4. Batu prostat
Pada umumnya batu prostat juga berasal dari air kemih yang secara retrograd.
5. Batu uretra
Batu uretra umumnya merupakan batu yang berasal dari ureter atau kandung
kemih yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, tetapi
menyangkut di tempat yang agak lebar. Gejala yang ditimbulkan umumnya
sewaktu miksi tiba-tiba terhenti, menjadi menetes dan nyeri. Penyulitnya
dapat berupa terjadinya di vertikel, abses, fistel proksimal, dan uremia karena
obstruksi urin.
1.1.4 Patofisiologis
Sebagian besar batu saluran kencing adalah idiopatik dan dapat bersifat
simtomatik ataupun asimtomatik. Ada beberapa teori terbentuknya batu, yaitu ;
1. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansia organik
sebagai inti. Substansia organik ini terutama terdiri mukopolisakarida dan
mukoprotein A yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi
pembentuk batu.
2. Teori supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti sistin, santin,
asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
3. Teori presipitasi kristalisasi
Perubahan pH akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin. Pada urin
yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin, asam dan garam urat,
sedangkan pada urin yang alkali akan mengendap garam-garam fosfat.
4. Teori berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat, seperti ; peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat,
sitrat, magnesium, asam mukopolisakarid akan mempermudah terbentuknya batu
saluran kencing.
Faktor lain terutama faktor eksogen dan lingkungan diduga ikut mempengaruhi
kalkugenesis, antara lain ;
1. Infeksi
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadi inti pembentukan batu saluran kemih. Infeksi oleh bakteri yang
memecah ureum dan membentuk amonium akan mengubah pH urin menjadi
alkali dan mengendapkan garam-garam fosfat.
2. Obstruksi dan stasis urin
Adanya obstruksi dan stasis urin akan mempermudah terjadi infeksi.
3. Jenis kelamin
Data menunjukkan bahwa batu saluran kencing lebih banyak ditemukan pada
pria. Ratio pria dan wanita yang mengalami urolithiasis adalah 4 : 1.
4. Ras Batu saluran kemih lebih sering ditemukan di Afrika, dan Asia.
Di Amerika Serikat, anak-anak berkulit putih sering terkena urolithiasis
dibandingkan dengan anak kulit hitam.
5. Keturunan
Anggota keluarga yang menderita batu saluran kemih lebih banyak
mempunyai kesempatan untuk menderita batu saluran kemih dari pada yang
lain.
6. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi
kemungkinan terjadinya batu, sedangkan bila kurang minum menyebabkan
kadar semua substansi dalam urin akan meningkat dan akan mempermudah
pembentukan batu. Kejenuhan air yang diminum sesuai dengan kadar
mineralnya terutama kalsium dipekirakan mempengaruhi terbentuknya batu
saluran kemih.
7. Pekerjaan
Pekerja-pekerja keras yang banyak bergerak misalnya buruh dan petani akan
mengurangi kemungkinan terjadinya batu saluran kemih dari pada pekerja
yang banyak duduk.
8. Makanan
Pada orang yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka mordibitas
batu saluran kemih berkurang. Penduduk vegetarian yang kurang makan
putih telur lebih sering menderita batu saluran kemih.
9. Suhu
Tempat yang bersuhu panas, misalnya daerah tropis, menyebabkan banyak
mengeluarkan keringat, akan mengurangi produksi urin dan mempermudah
pembentukan batu saluran kemih.
Selain oleh kelainan bawaan atau cidera, keadaan patologik dapat disebabkan
oleh infeksi, pembentukan batu di saluran kemih, dan tumor. Keadaan tersebut sering
menyebabkan bendungan karena hambatan pengeluaran urin. Infeksi, trauma, dan
tumor dapat menyebabkan penyempitan atau striktur uretra sehingga terjadi
bendungan dan stasis yang memudahkan infeksi. Lingkungan stasis dan infeksi
memungkinkan terbentuknya batu yang juga menyebabkan bendungan dan
memudahkan infeksi karena bersifat sebagai benda asing. Infeksi biasanya meluas,
misalnya sistitis menyebabkan penyulit berupa vesikulitis, epididimitis, bahkan
sampai orkitis. Stasis urin, urolithiasis, dan infeksi saluran kemih merupakan
peristiwa yang saling mempengaruhi. Secara berantai saling memicu, saling
memberatkan dan saling mempersulit penyembuhan.
PATHWAY BATU SALURAN KEMIH
Urolithiasis
Nyeri Akut
Ketidakseimbangan
nutrisi : Kurang dari
kebutuhan tubuh
Robekan vaskuler
1.1.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan batu saluran kemih adalah menghilangkan obstruksi,
mengobati infeksi, menghilangkan rasa nyeri serta mencegah terjadinya gagal ginjal
dan mengurangi kemungkinan terjadinya
1. Pengurangan nyeri
Tujuan segera dari penanganan kolik renal atau uretra adalah untuk mengurangi
nyeri sampai penyebabnya dapat dihilangkan.
a. Pemberian morfin atau meperidin untuk mencegah syock dan sinkop akibat
nyeri.
b. Mandi air hangat di area pingul.
c. Pemberian cairan, kecuali pada pasien dengan gagal jantung kongestif yang
memerlukan pembatasan cairan. Pemberian cairan dapat meningkatkan
tekanan hidrostatik pada ruangan di belakang batu sehingga mendorong passe
batu ke bawah. Masukan cairan sepanjang hari mengurangi konsentrasi
kritaloid urin, mengencerkan urin dan menjamin haluaran urin yang besar.
2. Pengangkatan batu
Pemeriksaan sitoskopi dan pasase kateter uretral untuk menghilangkan batu yang
menyebabkan obstruksi. Ketika batu ditemukan, dilakukan analisis kimiawi
untuk menentukan komposisinya dan membuktikan indikasi mengenai penyakit
yang mendasari.
a. ESWL (Extracorporal Shock Wave Lithotripsy)
Prinsip dari ESWL adalah memecah batu saluran kencing dengan
menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin dari luar tubuh.
Sesampainya di batu, gelombang kejut tadi akan melepas energinya. Alat ini
memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa
tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi
fragmenfragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
tidak jarang pecahan batu yang sedang keluar akan menimbulkan perasaan
nyeri.
b. Endurologi Beberapa tindakan endurologi yaitu:
a) PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) Pengeluaran batu yang berada
di saluran ginjal dengan cara memaksukkan alat endoskopi ke sistem
kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah
terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
b) Litotripsi
Memecah batu buli-buli atau uretra dengan memasukkan alat pemecah
batu ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator
Ellik.
c) Ureteroskopi
Memasukkan alat uretroskopi peruretram guna melihat keadaan ureter
atau sistem pielo-kaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu batu
yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah
melalui tuntunan ureteroskopi ini.
d) Ekstansi Dormia
e) Pengeluaran batu ureter dengan menjarinngnya melalui alat keranjang
Dormia.
c. Bedah Laparaskopi
Pembedahan laparaskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini
sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk menngambil batu ureter.
d. Bedah Terbuka
Pembedahan terbuka itu antara lain : pielolitotomi atau nefrolitotomi, untuk
mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk mengambil
batu di ureter. Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau
pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah
(pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis, atau mengalami pengerutan
akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang
menahun.
Selain itu obat-obatan yang dapat digunakan antara lain :
a) Batu asam urat dengan obat potasium alkali dan allopurinol.
b) Batu karena infeksi (strufit) dengan antibiotika dan AHA ( Amino Hydroxamic
Acid).
c) Batu kalsium dengan natrium selulosa fosfat, thiazide, orthofosfat, potasium
sitrat, magnesium sitrat, allopurinol, potasium alkali, pyridoxin, kalsium
suplemen.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian Keperawatan
a. Data objektif mencakup :
1) Riwayat adanya infeksi saluran kemih kronis, obstruksi sebelumnya.
2) Menngeluh nyeri akut, berat, nyeri kholik
3) Penurunan haluaran urin, kandung kemih penuh, rasas terbakar, dan
dorangan berkemih.
4) Mual/ muntah, nyeri tekan abdomen.
5) Riwayat diit tinggi purin, kalsium oksalat, dan/atau fosfat.
6) Tidak minum air dengan cukup.
b. Data obyektif meliputi :
1) Peningkatan tekanan darah dan nadi.
2) Kulit pucat.
3) Oliguria, hematuria.
4) Perubahan pola berkemih.
5) Distensi abdominal, penurunan atau tidak ada bising usus.
6) Muntah.
7) Nyeri tekan pada arae ginjal saat dipalpasi.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Penurunan haluaran urin.
2) Kandung kemih, rasa terbakar.
3) Dorongan berkemih, mual/muntah.
4) Nyeri abdomen.
5) Nyeri punggung.
6) Nyeri panggul.
7) Kolik ginjal.
8) Kolik uretra.
9) Nyeri waktu kencing.
10) Lamanya nyeri.
11) Demam.
d. Riwayat penyakit yang lalu
1) Riwayat adanya ISK kronis.
2) Obstruksi sebelumnya.
3) Riwayat kolik ginjal/ bleder tanpa batu yanng keluar.
4) Riwayat trauma saluran kemih.
e. Riwayat penyakit keluarga
1) Riwayat adanya ISK kronis.
2) Penyakit atau kelainan gagal ginjal lainnya.
f. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas.
2) Sirkulasi.
3) Eliminasi.
4) Makanan/ cairan.
g. Test diagnostik
1) Urinalisis.
2) Urine kultur (infeksi, hematuri, kristal).
3) Radiografi (Computed Tomografi Scan, IVP (Intra Venous Pylogram)).
4) Endoscopi.
5) Cystocopy.
6) Ureteroscopy.
7) Nephroscopy.
8) Laboratorium (tes kimia serum; identifikasi kalsium, phospate, oksalat,
cystin, fungsi renal ; darah lengkap, urine 24 jam, ekskresi phospate, kalsium,
asam urat, kreatinin, dan analisa batu (komposisi batu))
Penyebab
1. Agen pencedera fisiologis ( mis., inflamaso, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi ( mis.,terbakar, bahan kimiawi awitan)
Agens pencedera fisik (mis.,abses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, olaraga berlebihan)
Subyektif Objektif
1. Mengeluh Nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis, waspada, posisi
menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subyektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Subyektif Objektif
(tidak tersedia) (tidak tersedia)
Kemampuan
1 2 3 4 5
menuntaskan aktivitas
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan depresi
1 2 3 4 5
(tertekan)
Perasaan takut
mengalami cedera 1 2 3 4 5
berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
memburuk membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Proses berpikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 2 3 4 5
SIKI
Observasi
Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hypnosis,
akupresur, terapi non music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi,
terbimbing, kompres hangat / dingin, terapi bermain).
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri, (mis, suhu ruangan, pencayahaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1.BIODATA
Nama :. Tn D No.Reg:..............................
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin :. Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Kalianyar, Bangir, Pasuruan
Pendidikan :.SMA
Pekerjaan :.Petani
Tanggal MRS : 14 November 2021
Tanggal Pengkajian : 14 November 2021
Golongan Darah :B
Diagnosa Medis : Urolithiasis (Batu Saluran Kemih)
2.KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri saat buang air kecil. Nyeri seperti di tusuk-tusuk. Nyeri
timbul dari abdomen bawah sampai ke punggung dengan skala nyeri 4, Nyeri
hilang timbul selama 5-15 menit
Genogram:
6 60 Ket :
0 = Laki – laki
= Perempuan
X = meninggal
59 55
= Garis perkawinan
= Garis keturunan
= Pasien
25
6.RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
Pasien mengatakan sebelum sakit, rajin sholat 5 waktu ke Masjid. namun
semenjak sakit, pasien hanya sholat dirumah saja.
Pantangan : Pantangan :
Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
9.TANDA-TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 36,2 oC
Denyut Nadi : 24 x/menit
Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Pernafasan : 82 x/menit
TB/BB : 60 kg, 155 cm
10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kelapa dan Leher
1) Kepala
Inspeksi :bentuk kepala normal, rambut tebal sedikit beruban, tidak ada
benjolan dan lesi, wajah simetris
Palpasi :tidak ada nyeri tekan disekitar luka, tidak ada krepitasi
2) Mata
Inspeksi : mata simetris, alis mata tebal, pupil isokor, sclera normal,
konjungtiva pucat, strabismus (-), pergerakan bola mata normal, reflek
cahaya (+), pandangan sedikit
3) Hidung
Inspeksi : hidung simetris, fungsi penciuman baik, peradangan tidak ada,
polip (-),nafas spontan.
4) Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi: mukosa bibir kering, lidah kotor, karies gigi (+), nafsu makan
menurun, nyeri telan (-), stomatitis (+), gusi tidak berdarah
5) Leher
Inspeksi :tidak ada benjolan atau massa pada leher. Tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
F. Pemeriksaan Abdomen:
Inspeksi :Asites (-), perut simetris, mual (+), muntah (-)
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan pada area epigastrik, tidak ada pembesaran
liver dan organ lain.
Perkusi : Timpani
Auskultasi :Bising usus normal 10-12 x/mnt
H. Pemeriksaan MuskuloSkeletal:
5 5
5 5
0=paralisis total
1=tidak ada gerakan, terba / terlihat kontraksi otot
2=gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan bantuan/sokongan
3=gerakan nornal untuk melawan gravitasi
4=gerakan normal melawan gravitasi dengan sedikit tahanan
5= gerakan normal penuh melawan gravitasi dengan tahanan penuh
I. Pemeriksaan Neurologi:
Nilai kesadaran pasien compsomentis yaitu kesdaran normal sadar penuh dan
dapat menjawab semua pertanyaan tentang sekelilingnya, tidak tampak
gelisah dengan gcs 15
Eyes = 4 dapat membuka mata secara spontan
Verbal 5= dapat berorientasi dengan baik
Motorik 6=dapat mengikuti perintah secara baik
Pemeriksaan refkel patela baik, pupil isokor
J. Pemeriksaan Status Mental:
Pasien mengatakan percaya adanya allah SWT, sumber kekuatan pasien
adalah keluarga, ibadah yang mampu dilakukan secara mandiri adalah solat,
berdoa pasien mengatakan dia yakin kalau dia akan segeara sembuh dan
menganggap bahwa sakit adalah sebuah ujian
12.Pelaksanaan / Therapi :
a) Infus NS 1000 cc/24 jam 20 tpm
b) Injeksi cefftriaxon 2x1mg (digunakan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri atau membunuh bakteri)
c) Injeksi Asam tranexsamat 3x50 mg (digunakan untuk mengurangi atau
menghentikn perdarahan)
d) Injeksi ranitidin 2x1mg (digunakan untuk menurunkan sekresi asam lambung
berlebih)
e) Injeksi Antrain 2x1 m (digunakan untuk menurunkan demam, meringankan
rasa sakit, seperti : nyerim sakit kepala)
DO :
-Tampak menyeringai
-Memegangi area yang sakit
-Tampak lemah
-Tampak pucat
-TTV :
TD : 140/100 mmhg
N : 82 x/mnt
S : 36,2 ºC
RR : 24 x/mnt
DS : Pasien mengatakan saat Hambatan Saluran Kemih Gangguan Eliminasi
berkemih terasa sakit pada penis dan
Urin
menetes warna kuning keruh
kehitaman
DO :
-Bau khas amoniak
-Urin berwarna kuning keruh
kehitaman
-Tampak lemas dan Pucat
-Berkemih tidak tuntas
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :. Tn. D
UMUR : 60 thn
NO. REGISTER :.........................................................
TANGGAL TANGGAL TANDA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN
2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Dengan dilakukan manajemen Manajemen Nyeri (1.08238) 1. Untuk mengetahui lokasi, karakteristik,
Agen Pencedera Fisiologi nyeri selama 2x24 jam,
Observasi durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
(Trauma) yang ditantadi dengan diharapkan pasien:
Pasien mengatakan nyeri saat 1. Nyeri berkurang 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, nyeri yang dialami pasien
buang air kecil. Nyeri seperti di 2. Pasien merasakan nyaman
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui skala nyeri
tusuk-tusuk. Nyeri timbul dari 3. Pasien dapat melakukan
abdomen bawah sampai ke pereda nyeri dengan Teknik 2. Identifikasi skala nyeri 3. Untuk mengetahui respon / gerak – gerik
punggung dengan skala nyeri 4, nonfarmakologi
3. Identifikasi respons nyeri non verbal yang dialami pasien
Nyeri hilang timbul selama 5-15 4. Pasien mengetahui
menit. Pasien tampak penyebab terjadinya nyeri 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan 4. Untuk mengidentifikasi faktor yang
menyeringai, memegangi area
memperingan nyeri dapat memperberat dan memperingan
yang sakit, tampak lemah, tampak
pucat dengan pemeriksaan TTV : Terapeutik nyeri
TD : 140/100 mmhg
5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk 5. Mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
N : 82 x/mnt
S : 36,2 ºC mengurangi rasa nyeri dengan Teknik nonfarmakologis
RR : 24 x/mnt
6. Fasilitasi istirahat dan tidur 6. Supaya pasien dapat beristirahat agar
Edukasi tidak merasakan nyeri
7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu 7. Supaya pasien mengerti tentang
nyeri penyebab, periode, dan pemicu nyeri
8. Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk yang dirasakan
mengurasi rasa nyeri 8. Pasien mengerti cara mengurangi rasa
Kolaborasi nyeri dengan Teknik nonfarmakologis
9. Kolaborasi pemberian analgetik, jika 9. Pasien mendapat obat yang tepat
perlu
2. Gangguan Eliminasi Urin Dengan dilakukan manajemen Manajemen Eliminasi Urine (1.04152) 1. Mengetahui frekuensi, konsistensi,
berhubungan dengan Hambatan eliminasi urineselama 2x24 Observasi
aroma, volume, dan warna dari urin yang
Saluran Kemih yang ditandai jam, diharapkan pasien : 1. Monitor eliminasi urine (mis, frekuensi,
4. Hambatan saluran kemih konsistensi, aroma, volume, dan warna) dikeluarkan
dengan Pasien mengatakan saat
berkurang Terapeutik
berkemih terasa sakit pada penis 2. Mengetahui dengan tepat waktu – waktu
5. Pasien merasa nyaman 2. Catat waktu – waktu dan haluaran
dan menetes warna kuning keruh 6. Konsistensi urin meningkat berkemih berkemih
kehitaman. Tercium bau khas 3. Batasi asupan cairan, jika perlu
3. Memenuhi asupan cairan dari pasien
amoniak, urin berwarna kuning Edukasi
keruh kehitaman, Tampak lemas 4. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran 4. Pasien mengerti tanda dan gejala infeksi
dan Pucat kemih
saluran kemih
5. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak
ada kontraindikasi 5. Memenuhi asupan cairan dari pasien
6. Anjurkan mengurangi minum menjelang
6. Agar pasien beristirahat dimalam hari
tidur
Kolaborasi dengan tenang, nyaman
7. Kolaborasi pemberian obat
7. Pasien mendapatkan obat yang tepat
TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn. D
UMUR : 60 thn
NO. REGISTER :.........................................................
NO NO. DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
1. Nyeri Akut 14 November
2021 Memonitor TTV
08.00 TD : 140/100 mmhg
N : 82 x/mnt
S : 36,2 ºC
RR : 24 x/mnt
Gangguan 14 November
Eliminasi 2021 Memonitor TTV
Urine 08.00 TD : 140/100 mmhg
N : 82 x/mnt
S : 36,2 ºC
RR : 24 x/mnt
Memonitor eliminasi urine (mis,
08.45 frekuensi, konsistensi, aroma, volume,
dan warna)
Frekuensi = 2-3 x/hari
Konsistensi = BAB sedikit dan keras
Aroma = bau khas amoniak
Volume = 500cc
Warna = berwarna kuning keruh
kehitaman
09.15
Mencatat waktu – waktu dan haluaran
berkemih
09.40 Pengeluaran urin dicatar setiap 4 jam
sekali
11.30
Menganjurkan minum yang cukup
Gangguan 15 November
Eliminasi Urin 2021 Memonitor TTV
08.00 TD : 130/90 mmhg
N : 82 x/mnt
S : 36,2 ºC
RR : 22 x/mnt
O:
-Tampak menyeringai
-Memegangi area yang sakit
-Tampak lemah
-Tampak pucat
-TTV :
TD : 140/100 mmhg
N : 82 x/mnt
S : 36,2 ºC
RR : 24 x/mnt
O:
-Bau khas amoniak
-Urin berwarna kuning keruh kehitaman
-Tampak lemas dan Pucat
-Berkemih tidak tuntas
Nyeri Akut 15 november S = Pasien mengatakan nyeri saat buang air kecil
berkurang dengan skala nyeri 2, Nyeri hilang
2021 timbul selama 5-10 menit
O=
13.00 -Tampak tidak menyeringai
-Tampak jarang memegangi area yang sakit
-TTV :
TD : 130/100 mmhg
N : 82 x/mnt
S : 36,2 ºC
RR : 22 x/mnt
A = Masalah Nyeri Teratasi
P = Intervensi Dihentikan
Gangguan 15 november S = Pasien mengatakan sakit saat berkemih pada
Eliminasi 2021 penis sudah bekurang
Urin O:
13.00 -Bau khas berkurang
-Urin berwarna kuning
A = Masalah Gangguan Eliminasi Teratasi
P = Intervensi Dihentikan
TEKNIK RELAKSASI Pengertian
latihanatau 10 –
Tujuan
15menit setiap hari
Bagaimana?
Posisi latihan relaksasi nafas dalam dapat Lakukan latihan dua kali sehari.
.
Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan
Teknik Relaksasi Napas
menggunakan hidung dalam kondisi
Dalam
mulut tertutup rapat.
Tanda
NO Tanggal Materi Masalah Tangan
CI/Dossen
1. 16 November 2021 Askep urolitiasis
( Erva Elli K. )