Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga makalah kami yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL KANKER TULANG”
dapat selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang telah kami peroleh dari buku
ataupun sumber-sumber yang lain yang telah kami baca dan pelajari.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Mojokerto, 3 Agustus 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................... 3
B. Tujuan penulisan ................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
1. Deinisi kanker .................................................................................... 5
2. Definisi kanker tulang ........................................................................ 5
3. Etiologi ............................................................................................... 7
4. Tipe-tipe kanker tulang ...................................................................... 8
5. Manifestasi klinis ............................................................................... 9
6. Patofisiologi ....................................................................................... 10
7. Pemeriksaan penunjang ..................................................................... 11
8. Penatalaksanaan ................................................................................. 12

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian .......................................................................................... 14
2. Pemeriksaan fisik ............................................................................... 17
3. Diagnosa keperawatan ....................................................................... 18
4. Intervensi ........................................................................................... 19

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 24
B. Saran .................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor tulang merupakan kelainan pada system musculoskeletal yang bersifat
neoplastik.Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan, sedangkan setiap pertumbuhan
yang baru adalah abnormal disebut neoplasma.Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor
ganas tulang dapat bersifat primer yang berasal dari unsur – unsur tulang sendiri atau
sekunder dari metastasis (infiltrasi) tumor – tumor ganas organ lain kedalam tulang.
Tubuh anda terbentuk dari banyak struktur-struktur kecil yang disebut sel-sel. Ada
banyak tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel yang tumbuh untuk membentuk bagian-bagian
yang berbeda dari tubuh anda.Selama pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sel-sel
ini secara terus menerus tumbuh, membelah, dan membuat sel-sel baru. Proses ini berlanjut di
seluruh kehidupan bahkan setelah anda tidak lagi tumbuh. Sel-sel berlanjut membelah dan
membuat sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang tua dan rusak.Pada seorang yang
sehat, tubuh mampu untuk mengontrol pertumbuhan dan pembelahan dari sel-sel menurut
keperluan-keperluan dari tubuh.Kanker adalah ketika kontrol yang normal ini dari sel-sel
hilang dan sel-sel mulai tumbuh dan membelah diluar kontrol.Sel-sel juga menjadi abnormal
dan telah merubah fungsi-fungsi pada pasien-pasien dengan kanker.
Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker.Kanker biasanya dinamakan
berdasarkan pada tipe dari sel yang dipengaruhi.Contohnya, kanker paru disebabkan oleh sel-
sel yang diluar kontrol yang membentuk paru-paru, dan kanker payudara oleh sel-sel yang
membentuk payudara.Suatu tumor adalah suatu kumpulan (koleksi) dari sel-sel abnormal
yang mengumpul bersama.Bagaimanapun, tidak semua tumor-tumor adalah bersifat
kanker.Suatu tumor dapat jinak (tidak bersifat kanker) atau ganas (bersifat kanker).Tumor-
tumor jinak biasanya kurang berbahaya dan tidak mampu untuk menyebar ke bagian-bagian
lain tubuh.Tumor-tumor ganas biasanya lebih serius dan dapat menyebar ke area-area lain
dalam tubuh.
Kemampuan sel-sel kanker untuk meninggalkan lokasi awal mereka dan bergerak ke
lokasi lain didalam tubuh disebut metastasis. Metastasis dapat terjadi dengan sel-sel kanker
memasuki aliran darah tubuh atau sistim getah bening (lymphatic system) untuk berjalan ke
tempat-tempat lain didalam tubuh.Ketika sel-sel kanker bermetastasis ke bagian-bagian lain
tubuh, mereka tetap dinamakan dengan tipe asal dari sel yang abnormal. Contohnya, jika
suatu kelompok dari sel-sel payudara menjadi berpenyakit kanker dan bermetastasis ke

3
tulang-tulang, ia disebut kanker payudara yang bermetastasis. Banyak tipe-tipe berbeda dari
kanker mampu untuk bermetastasis ke tulang-tulang.Tipe-tipe kanker yang paling umum
yang menyebar ke tulang-tulang adalah paru, payudara, prostate, tiroid, dan ginjal.
Kebanyakan waktu, ketika orang-orang mempunyai kanker di tulang mereka, ia disebabkan
oleh kanker yang telah menyebar dari tempat lain didalam tubuh ke tulang-tulang. Adalah
lebih tidak umum untuk mempunyai suatu kanker tulang yang asli, suatu kanker yang timbul
dari sel-sel yang membentuk tulang. Adalah penting untuk menentukan apakah kanker
didalam tulang adalah dari tempat lain atau dari suatu kanker dari sel-sel tulang. Perawatan-
perawatan untuk kanker-kanker yang telah bermetastasis ke tulang didasarkan pada tipe awal
dari kanker.
Dari seluruh tumor tulang primer, 65,8 % bersifat jinak dan 34,2 % bersifat ganas. Ini
berarti dari setiap tiga tumor tulang terdapat satu yang bersifat ganas. Perbandingan insidens
tumor tulang pada pria dan wanita adalah sama. Tumor jinak primer tulang yang paling
sering ditemukan adalah osteoma (39,3 %), osteokondroma (32,5 %), kondroma (9,8 %), dan
sisanya adalah tumor tulang jinak yang lain.

B. Tujuan penulisan
1. Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan kanker tulang
2. Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan
meliputi:
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kanker tulang
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan kanker tulang
tulang
c. Mampu membuat rencana keparawatan pada klien dengan kanker tulang
d. Mampumelaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kanker tulang
e. Mampu mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
kanker tulang

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar medis


1. Definisi kanker
Tipe-tipe sel yang berbeda dari sel-sel yang tumbuh untuk membentuk bagian-
bagian yang berbeda dari tubuh anda. Selama pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, sel-sel ini secara terus menerus tumbuh, membelah, dan membuat sel-sel
baru. Proses ini berlanjut di seluruh kehidupan bahkan setelah anda tidak lagi tumbuh.
Sel-sel berlanjut membelah dan membuat sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel
yang tua dan rusak. Pada seorang yang sehat, tubuh mampu untuk mengontrol
pertumbuhan dan pembelahan dari sel-sel menurut keperluan-keperluan dari tubuh.
Kanker adalah ketika kontrol yang normal ini dari sel-sel hilang dan sel-sel mulai
tumbuh dan membelah diluar kontrol.Sel-sel juga menjadi abnormal dan telah
merubah fungsi-fungsi pada pasien-pasien dengan kanker. Ada banyak tipe-tipe yang
berbeda dari kanker.
Kanker biasanya dinamakan berdasarkan pada tipe dari sel yang dipengaruhi.
Contohnya, kanker paru disebabkan oleh sel-sel yang diluar kontrol yang membentuk
paru-paru, dan kanker payudara oleh sel-sel yang membentuk payudara. Suatu tumor
adalah suatu kumpulan (koleksi) dari sel-sel abnormal yang mengumpul bersama.
Bagaimanapun, tidak semua tumor-tumor adalah bersifat kanker. Suatu tumor dapat
jinak (tidak bersifat kanker) atau ganas (bersifat kanker). Tumor-tumor jinak biasanya
kurang berbahaya dan tidak mampu untuk menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.
Tumor-tumor ganas biasanya lebih serius dan dapat menyebar ke area-area lain dalam
tubuh. Kemampuan sel-sel kanker untuk meninggalkan lokasi awal mereka dan
bergerak ke lokasi lain didalam tubuh disebut metastasis.
2. Definisi kanker tulang

Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang
menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam
tubuh.(Wong.2003: 595).

Carsinoma tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus


secara cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Kanker dapat berasal dari dalam
tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang berhubungan dengan
epiphipisis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum
tulang.
5
Kanker tulang adalah jenis kanker yang bisa terjadi pada anak-anak dan orang
dewasa, meskipun kecenderungannya lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja.
Kanker tulang dikelompokkan berdasarkan pada sumber kankernya, dikatakan primer
jika sumber asalnya dari tulang itu sendiri dan dikatakan sekunder jika kanker yang
terjadi merupakan hasil penyebaran dari kanker lain ke tulang. Kanker tulang
sekunder bisa saja bersumber dari sel kanker payudara atau sel kanker lain yang
menyebar ke tulang, jenis ini lebih umum dibanding kanker tulang primer. Sehingga
pada kenyataannya kanker tulang primer relatif lebih jarang terjadi. Pada bahasan kali
ini kita akan lebih memfokuskan pada kanker tulang primer.
Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum
terjadi penyebaran ke paru-paru.Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun
setelah penyakitnya terdiagnosis.
Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut
sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor
dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan
karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.

6
3. Etiologi
Meskipun tidak diketahui penyebab yang pasti tentang terjadinya kanker
tulang, para peneliti menemukan bahwa faktor genetik dapat meningkatkan resiko
kanker tulang. Contoh faktor genetika yang dapat meningkatkan resiko kanker tulang
adalah:
Multiple exostoses
Rothmund-Thomson sindrom
retinoblastoma genetik
Li-Fraumeni sindrom
Orang dewasa yang mengalami penyakit Paget’s memiliki resiko tinggi bagi
berkembangnya kanker tulang.
Pengobatan radiasi yang pernah dilakukan sebelumnya bisa berhubungan dengan
kanker tulang. Korelasi ini paling kuat jika terapi radiasi yang diberikan saat semasa
kecil. Namun bukan berarti terapi radiasi yang digunakan pada pengobatan kanker
menjadi sesuatu yang berbahaya atau tidak aman. Bagi orang yang mengidap kanker,
manfaat terapi radiasi lebih besar dibanding resiko yang muncul. Resiko ini tidak
termasuk dalam paparan radiasi yang terus-menerus dengan sinar-x.

7
4. Tipe-tipe Kanker Tulang
Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker tulang. Tumor-tumor tulang
yang paling umum termasuk osteosarcoma, Ewing’s sarcoma, chondrosarcoma,
malignant fibrous histiocytoma, fibrosarcoma, dan chordoma.
1) Osteosarcoma adalah kanker tulang ganas utama yang paling umum. Ia paling
umum mempengaruhi laki-laki yang berumur antara 10 dan 25 tahun, namun
dapat lebih kurang umum mempengaruhi dewasa-dewasa yang lebih tua. Ia
seringkali terjadi di tulang-tulang yang panjang dari lengan-lengan dan kaki-
kaki pada area-area dari pertumbuhan yang cepat sekitar lutut-lutut dan bahu-
bahu (pundak) dari anak-anak. Tipe kanker ini seringkali adalah sangat agresif
dengan risiko penyebaran ke paru-paru. Angka kelangsungan hidup dari lima
tahun adalah kira-kira 65%.
2) Ewing’s sarcoma adalah tumor tulang yang paling agresif dan mempengaruhi
orang-orang yang lebih muda yang berumur antara 4-15 tahun. Ia adalah lebih
umum pada laki-laki dan adalah sangat jarang pada orang-orang yang berumur
lebih dari 30 tahun. Ia paling umum terjadi pada pertegahan dari tulang-tulang
panjang dari lengan-lengan dan kaki-kaki. Angka kelangsungan hidup tiga
tahun adalah kira-kira 65%, namun angka ini adalah jauh lebih rendah apabila
telah menyebar ke paru-paru atau jaringan-jaringan lain dari tubuh.
3) Chondrosarcoma adalah tumor tulang yang paling umum kedua dan
bertanggung jawab pada kira-kira 25% dari semua tumor-tumor tulang yang
ganas. Tumor-tumor ini timbul dari sel-sel tulang rawan (cartilage cells) dan
dapat tumbuh dengan sangat agresif atau relatif perlahan. Tidak seperti banyak
tumor-tumor tulang lain, chondrosarcoma adalah paling umum pada orang-
orang berumur diatas 40 tahun. Ia adalah sedikit lebih umum pada laki-laki
dan dapat secara potensial menyebar ke paru-paru dan simpul-simpul getah
bening. Chondrosracoma paling umum mempengaruhi tulang-tulang dari
pelvis dan pinggul-pinggul. Kelangsungan hidup lima tahun untuk bentuk
yang agresif adalah kira-kira 30%, namun angka kelangsungan hidup untuk
tumor-tumor yang tumbuhnya perlahan adalah 90%.
4) Malignant fibrous histiocytoma (MFH) mempengaruhi jaringan-jaringan lunak
temasuk otot-otot, ligamen-ligamen, tendon-tendon, dan lemak. Ia adalah
keganasan jaringan lunak yang paling umum pada kehidupan kemudian dari
dewasa, biasanya terjadi pada orang-orang berumur 50-60 tahun. Ia paling

8
umum mempengaruhi anggota-anggota tubuh (kaki dan tangan) dan adalah
kira-kira dua kali lebih umum pada laki-laki daripada wanita-wanita. MFH
juga mempunyai suatu batasan yang lebar dari keparahan. Angka
kelangsungan hidup keseluruhan adalah kira-kira 35%-60%.
5) Fibrosarcoma adalah jauh lebih jarang daripada tumor-tumor tulang lainnya. Ia
adalah paling umum pada orang-orang yang berumur 35-55 tahun. Ia paling
umum mempengaruhi jaringan-jaringan lunak dari kaki dibelakang lutut. Ia
adalah sedikit lebih umum pada laki-laki daripada wanita-wanita.
6) Chordoma adalah suatu tumor yang sangat jarang dengan suatu kelangsungan
hidup rata-rata dari kira-kira enam tahun setelah diagnosis. Ia terjadi pada
dewasa-dewasa yang berumur diatas 30 tahun dan kira-kira dua kali lebih
umum pada laki-laki daripada wanita-wanita. Ia paling umum mempengaruhi
kolom tulang belakang (spinal column) ujung bawah atau ujung atas.
Sebagai tambahan pada kanker tulang, ada beragam tipe-tipe dari tumor-tumor
tulang yang jinak.Ini termasuk osteoid osteoma, osteoblastoma,
osteochondroma, enchondroma, chondromyxoid fibroma, dan giant cell tumor
(yang mempunyai potensi untuk menjadi ganas).Seperti dengan tipe-tipe lain
dari tumor-tumor jinak, ini tidak bersifat kanker.
Ada dua tipe lain dari kanker yang relatif umum yang berkembang didalam
tulang-tulang: lymphoma dan multiple myeloma. Lymphoma, suatu kanker
yang timbul dari sel-sel sistim imun, biasanya mulai di simpul-simpul getah
bening namun dapat mulai di tulang. Multiple myeloma mulai di tulang-
tulang, namun ia biasanya tidak dipertimbangkan sebagai suatu tumor tulang
karena ia adalah suatu tumor dari sel-sel sumsum tulang dan bukan dari sel-sel
tulang.
5. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi
semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas
penyakit)
2. Fraktur patologik
3. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas
4. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena

9
5. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat
badan menurun dan malaise. (Smeltzer., 2001)
Gejala yang muncul bisa bervariasi tergantung pada jenis kanker tulangnya,
namun yang paling umum adalah nyeri.Kanker tulang lebih umum terjadi pada
tulang yang bentuknya panjang (lengan dan kaki), sehingga tempat-tempat
tersebut merupakan tempat yang paling sering merasakan nyeri.Tidak semua
tumor tulang bersifat kanker, melainkan ada juga yang jinak.Nyeri tulang
umumnya menunjukkan bahwa tumor tersebut adalah jinak. Beberapa gejala
kanker tulang antara lain:
persendian yang bengkak dan inflamasi
patah tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh
Gejala yang tidak spesifik seperti demam, menurunnya berat badan, kelelahan
yang hebat, dan anemia juga bisa menjadi gejala kanker tulang, tapi bisa juga
merupakan indikator penyakit lain.

6. Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan
tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel
tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi,
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.

10
7. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang
diagnosis seperti CT, mielogram, asteriografi, MRI, biopsi, dan pemeriksaan biokimia
darah dan urine.Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin serta untuk
follow-up adanya stasis pada paru-paru.Fosfatase alkali biasanya meningkat pada
sarkoma osteogenik.Hiperkalsemia terjadi pada kanker tulang metastasis dari
payudara, paru, dan ginjal.Gejala hiperkalsemia meliputi kelemahan otot, keletihan,
anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang dan koma.Hiperkalsemia harus
diidentifikasi dan ditangani segera.Biopsi bedah dilakukan untuk identifikasi
histologik. Biopsi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran dan
kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor., (Rasjad, 2003).

11
8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis.Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan
tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi
secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang
sakit.Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau
terapi kombinasi.
Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi
dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi
adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau
metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin
digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan
pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan
seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid, (Gale, 1999).
2. Tindakan keperawatan
a. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian
analgetika ).
b. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan
berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi
ke ahli psikologi atau rohaniawan.
c. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek
samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang
adekuat.Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi
gastrointestinal.Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan
indikasi dokter.
d. Pendidikan kesehatan

12
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di
rumah.(Smeltzer. 2001)

13
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Data Biografi: Data biografi biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan,
No. MR, agama dll.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Jika klien mengalami manifestasi klinis tumor benigna, nyeri adalah
keluhan yang umum.Nyeri dapat mempunyai rentang dari ringan sampai
moderat, seperti yang terlihat pada kondroma, atau nyeri tak terputus yang
kuat pada osteoma osteoid.Nyeri dapat disebabkan oleh invasi tumor
langsung pada jaringan lunak, menekan saraf perifer, atau disebakan karena
fraktur patologik.
Sebagai tambahan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan
dengan sifat nyeri klien, perawat mengobservsi dan mempalpasi area yang
diduga terkena.Bila tumor menyerang ekstremitas bawah atau tulang-tulang
kecil pada tangan dan kaki, pembengkakan lokal dapat dideteksi sebagai
pembesaran neoplasma.Pada beberapa kasus, atropi otot atau spasmus otot
dapat terjadi.Perawat mempalpasi tulang dan otot untuk mendeteksi
perubahan dan mengurangi nyeri.
Untuk tumor tulang ganas, data dikumpulkan serupa dengan riwayat
pada tumor tulang benigna.Sebagai tambahan perawat menanyakan apakah
dia mempunyai riwayat terapi radasi untuk pengobartan kanker.

3. Pengkajian Psikososial.
Seringkali klien dengan tumor maligna adalah dewasa muda yang
produktif secara sosial.Klien membutuhkan sistem dukungan untuk
membantunya mengatasi kondisi ini.Keluarga, orang-orang terdekat, serta
profesi kesehatan merupakan komponen utama dalam sistem dukungan.
Klien seringkali mengalami kehilangan kontrol selama kehidupannya
ketika diagnosis keganasan ditentukan. Sebagai akibatnya mereka menjadi
cemas dan takut akan hasil penyakit mereka. Koping terhadapnya
meupakan tantangan berat. Klien mengalami proses berduka, awalnya
mereka menolak. Perawat perlu mengkaji tingkat kecemsan dan mengkaji

14
tingkat proses berduka yang dialami klien. Perawat juga mengidentifikasi
perilaku maladaptif, yang mengindikasikan mekanisme koping inefektif.

4. Pemeriksaan diagnostik.
Radiografi rutin dan tomografi konvensional sangat bermanfaatdalam
melokalisasi dan memvisualisasi neoplasma. Tumor benigna dikarakterisasi
oleh: batas jelas, korteks intak, dan tulang yang halus, dengan periosteal tulang
yang seragam. Computed Tomografi (CT) kurang berguna, kecuali dalam area
anatomik yang kompleks seperti pada kolumna vertebralis dan sakrum.Uji ini
sangat membantu dalam mengevaluasi penyebaran ke jaringan lunak.
Ketika diagnosis tumor benigna meragukan,.Biopsi jarum/biopsi terbuka
perlu dilakukan.Metoda pembedahan terbuka dilakukan untuk mendapatkan
jumlah jaringan yang mencukupi.Pindai tulang tidak spesifik dalam
membedakan tumor tulang benigna dan maligna, tapi memungkinkan
visualsisasi yang lebih baik pada penyebarn lesi dibandingkan dengan
kebanyakan pemeriksaan radiografik.MRI mungkin membantu dalam melihat
masalah pada kolumna spinalis.
Pada tumor maligna semua prosedur diatas juga dapat digunakan.Meskipun
setiap tipe tumor mempunyai karakteristik pola radigrafik, temuan tertentu
tampak serupa pada semua tumor maligna.Tumor maligna pada umumnya
mempunyai tampilan berbatas tidak jelas, perusakan tulang, periosteal irregular
pada tulang baru dan penembusan kortikal.
Lesi metastatik mungkin meningkat atau menurunkan densitas tulang,
tergantung pada jumlah aktivitas osteoblastik.CT juga berguna dalam
menentukan perluasan kerusakan jaringan lunak.Pengkajian laboratotik.Klien
dengan tumor maligna umumnya menunjukkan peningkatan serum alkalin
fosfatase (ALP), mengindikasikan tubuh sedang berusaha untuk membentuk
tulang baru dengan meningkatkan aktivitas osteoblastik.
Klien dengan sarkoma Ewing atau lesi tulang metastatik sering
menampakkan anemia normositik.Sebagai tambahan lekositosis umum pada
sarkoma Ewing.Pada beberapa klien dengan metastatis tulang dari payudara,
ginjal dan paru, kadar kalsium serum meningkat. Destruksi tulang massif
menstimulasi peleapsan mineral ke aliran darah.Klien dengan sarkoma Ewing

15
dan metastasis tulang sering mengalami peningkatan laju edap darah
(ESD/LED), mungkin berkontribusi ada inflamsi jairngan sekunder.

Pengkajian Diagnostik Lainnya.


a. Biopsi tulang.
Biopsi tulang dapat dilakuan untuk menentukan tipe tumor tulang. Biopsi
jarum bisanya dilakukan ketika diduga ada metasatis. Metoda terbuka melalu
insisi bedah lebih disukai pada lesi perimer. Ahli bedah berusaha untuk
membuat inisi sekecil mungkin. Carut biopsi dibuang selama pembedahan
kanker tulang untuk mengeliminasi sebaran tunas kanker. Setelah biopsy,
kanker dikelompokkan berdasarkan derajat tumor. Metoda yang populer
adalah sistem TNM, yang digunaakn untuk menentukan ukuran tumor,
keterlibatan nodus, dan adanya metastasis.

b. Pindai tulang.
Pindai tulang sangat membantu dalam menentukan tipe tumor dan juga
memungkinkan visualisasi sebaran kanker. Pindai hampir selau dilakukan
bila diduga ada metastatis.

16
2. PEMERIKSAAN FISIK
1. B1 (Breath)
a. Inspeksi :bentuk simetris. Kaji frekuensi, irama dan tingkat
kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi. dipsnea (-),
retraksi dada (-), takipnea (+)
b. Palpasi : kaji adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan.
c. Auskultasi :dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas
vesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing
untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho
pnemonia atau infeksi lainnya.
2. B2 (Blood)
a. Inspeksi :pucat
b. Palpasi :peningkatan suhu kulit di atas massa serta
adanya pelebaran vena, nadi meningkat.
c. Perkusi :batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7
dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang
interkostalis ke 4,5 dan 8.
d. Auskultasi :disritmia jantung,
3. B3 (Brain)
a. Inspeksi : px lemas, yang diamati mulai pertama kali bertemu
dengan klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan
atau tidak tampak sakit. KeSadaran diamati komposmentis,
apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
b. Palpasi :adakah parese, anesthesia.
c. Perkusi :refleks fisiologis dan refleks patologis.
Kepala :kesemitiras muka, warna dan distibusi rambut serta kondisi
kulit kepala. Wajah tampak pucat.
Mata : Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus.
Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau
midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok
hipovolumia reflek pupil (-).
Hidung : dapat membedakan bau wangi,busuk.
Telinga : bisa mendengarkan suara dengan baik.

17
4. B4 (Bladder)
a. Inspeksi :testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio
mayor menutupi labio minor, pembesaran scrotum (-), rambut(-). BAK
frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran kencing spontan
atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau sesuai
ketentuan.
b. Palpasi :adakah pembesaran scrotum,infeksi testis atau femosis.
5. B5 (Bowel)
a. Inspeksi :BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensi lebih
dari 3 kali dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah.
Kontur permukaan kulit menurun, retraksi dan kesemitrisan
abdomen. Ada konstipasi atau diare.
b. Auskultasi :Bising usus
c. Perkusi :mendengar adanya gas, cairan atau massa, hepar dan lien
tidak membesar suara tymphani.
d. Palpasi :adakah nyeri tekan, superfisial pemuluh darah.
6. B6 (Bone)
a. Inspeksi : px tampak lemah, aktivitas menurun, rentang gerak
pada ekstremitas pasien menjadi terbatas karena adanya masa,
nyeri,pembengkakan ekstremitas yang terkena.
b. Palpasi : teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas
massa serta adanya pelebaran vena, terjadi kelemahan otot pada
pasien.
c. Perkusi : nyeri dan atau mati rasa padaekstremitas yang terkena.

3. DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri (akut/ kronis) berhubungan dengan ketidakmampuan fisik psikososial
kronis (kanker metastasis)
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhanmetabolic dari tumor
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman perubahan dalam fungsi peran
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penanganan (efek kemoterapi,
radiasi, pembedahan)
5. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit kronis

18
4. Intervensi
Diagnosa 1:Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-
psikososial knonis (kanker metastasis)
Tujuan: Tingkat nyeri berkurang / terkontrol
Kriteria Hasil (NOC):
1. Menunjukan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai
kenyamanan
2. Menyatakan secara verbal pengetahuan tentang cara alternative untuk
mengurangi nyeri
3. Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
4. Mengenali factor-faktor yang meningkatkan dan melakukan tindakan
pencegahan nyeri
5. Menggunakan alat pengurang nyeri analgesic dan nonanalgesik secara tepat

Intervensi (NIC):
Mandiri:
1. Minta pasien untuk menilai nyeri ( 0 -10)
2. Kajidan dokumentasikan efek-efek penggunaan pengobatan jangka panjang
3. Pantau kepuasan paseian dengan penatalaksanaan nyeri pada interval yang
spesifik
4. Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup
Edukasi:
1. Berikan informasi tentang nyeri (penyebab, berapa lama,dan antisipasi nya)
2. Ajarkan teknik nonfarmakologi (relaksasi, imajinasi, terapi music, distraksi,
masase, acupressure)
Kolaboratif:
1. Pertimbangkan rujukan untuk pasien, keluarga, dan orang yang penting bagi
pasien pada kelompok pendukung atau sumber-sumber lain, bila
memmungkinkan

19
Diagnosa 2: Ansietes berhubungan dengan ancaman kematian
Tujuan: Ansietas berkurang
Kriteria Hasil (NOC):
1. Melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
2. Pasien akan meneruskan aktifitas yang dibutuhkan meskipun ada kecemasan
3. Pasien akan mengidentifikasi gejala yang merupakan indicator ansietas pasien
sendiri

Intervensi (NIC) :
Mandiri.
1. Pantau tanda dan gejala ansietas (misalnya, tanda vital, nafsu makan, pola tidur,
dan tingkat konsentrasi)
2. Kaji dukungan yang disediakan oleh orang yang penting bagi pasien.
3. Pantau ekspresi tidak ada harapan atau tidak berdaya (misalnya, “Aku tidak
dapat”)
4. Tentukan sumber ansietas (misalnya, nyeri, malfungsi tubuh, penghinaan,
pengabaian, kegagalan, akibat negatif dari survivor).
Edukasi
1. Berikan informasi tentang penyakit dan prognosis pasien
2. Berikan kejujuran dan jawaban langsung terrhadap pertanyaan pasien tentang
proses menjelang kematian.
Kolaboratif
1. Rujuk ke perawatan rumah atau perawatan hospice, sesuai dengan kebutuhan.
2. Atur askes ke pendeta atau penasihat spiritual sesuai dengan yang diinginkan
pasien.
3. Hubungkan pasien dengan keluarga dengan kelompok pendukung yang sesuai.
4. Berikan pengobatan untuk mengurangi ansietas sesuai dengan kebutuhan

20
Diagnosa 3: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek kemoterapi, radiasi,
pembedahan,
Tujuan : Gangguan citra tubuh berkurang, yang ditunjukkkan dengan citra tubuh yang
positif
Kriteria Hasil (NOC):
1. Mengindentifikasi kekuatan personal
2. Pengakuan terhadap dampak dari situasi pada hubungan antara keberadaan
personal dan gaya hidup
3. Pengakuan terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh
4. Menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh
5. Mengungkapkan keinginan untuk menggunakan sumber yang disarankan setelah
keluar dari rumah sakit
6. Memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal

Intervensi (NIC):
Mandiri:
1. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang tubuh
pasien
2. Dengarkan pasien/keluarga secara aktif dan akui realitas adanya perhatian
terhadap perawatan,kemajuan dan prognosis
3. Beri dorongan pada pasien/keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan untuk
berduka
4. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan kekuatan
personal dan pengakuan keterbatasan
5. Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi,pelihara privasi dan
martabat pasien
Edukasi:
1. Ajarkan orang tua tentang penting nya respons mereka terhadap perubahan
tubuh anak dan penyesuaian di kemudian hari,sesuai dengan kebutuhan
Kolaboratif:
1. Rujuk kepada layanan social untuk merencanakan perawatan dengan
pasien/keluaraga
2. Tawarkan untuk melakukan panggilan pada sumber-sumber komunitas yang
tersedia untuk pasien/keluarga.

21
Diagnosa 4: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan metabolic tinggi
Tujuan: menunjukkan status gizi yang adekuat
Kriteria hasil (NOC):
Mempertahankan berat badan/pertambahan
1. Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi
2. Menyatakan kengininan untuk mengikuti diet
3. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan
4. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
5. Nilai labolatorium(missal nya, transferrin,albumin,dan elektrolit) dalam
batas normal
6. Melaporkan keadekuatan tingkat energi

Intervensi (NIC):
Mandiri:
1. Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasan makan
2. Pantau nilai labolatorium,khusus nya transferrin,albumin,dan elektrolit
Edukasi:
1. Ajarkan metode untuk perencanaan makan
2. Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
3. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
Kolaboratif:
1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk
pasien dengan ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein
(missal,pasien dengan anoreksia nervosa atau penyakit glomerular/dialysis
peritoneal)
2. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,makanan
pelengkap,pemberian makanan melalui selang,atau nutrisi parenteral,total
agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan
3. Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi
4. Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat,jika pasien tidak dapat
membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat

22
Diagnosa 5: Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit kronis
Tujuan: mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
Kriteria Hasil (NOC):
1. Mengerti akan kekuatan diri
2. Mengungkapkan kenginan untuk mendapatkan konseling
3. Berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang perencanaan perawatan
4. Melakukan perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya diri

Intervensi (NIC):
Mandiri:
1. Pantau pernyataan pasien tentang penghargaan diri
2. Tentukan rasa percaya diri pasien dalam penilaian diri
3. Pantau frekuensi pengungkapan diri yang negative
Edukasi:
1. Berikan informasi tentang pentingnya konseling dan ketersedian sumber-
sumber di komunitas
2. Ajarkan keterampilan untuk bersikap positif melalui bermain peran,contoh
peran,diskusi dan sebagai nya
Kolaboratif:
1. Temukan bantuan sumber-sumber dari rumah sakit (misalnya, pekerja
sosial,spesialis psikiatrik klinis, dan pelayanan agama) jika diperlukan

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhir kata penulis menyimpulkan bahwa tumor tulang merupakan penyakit yang
pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya tidak pernah menjadi
dewasa.dan juga dengan Osteomilitis infeksi tulang yang penyebab terseringnya adalah :
staphylococcus aureus, dan tulang yang sering terkena adalah tulang panjang dan tersering
femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. Bagian tulang yang yang terkena adalah
metafisis. Dari definisi yang telah disimpulkan di atas kelompok menyimpulkan osteomilitis
dapat menyebabkan tumor tulang dimana karena adanya infeksi akibat etiology baik bakteri
maupun fraktur yang tak tertangani menyebabkan sel-sel tumor berkembang biak di tulang
yang terkena.

B. Saran

Semoga tulisan yang telah dibuat oleh kelompok dapat bermanfaat bagi mahasiswa
calon perawat sehingga dapat mencegah dan mengobati tumor tulang dengan penatalaksanaan
yang tepat dan benar. Namun mahasiswa tidak hanya terpaku dalam makalah ini melainkan
mencari referensi lain untuk menambah wawasan baru.

24
DAFTAR PUSTAKA

 Doengoes, Marylin E, et. al. (2000).Penerapan proses keperawatan dan diagnosa


keperawatan. Jakarta. EGC.
 Otto, Shirley E.2003.Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.Jakarta :EGC.
 Sjamjuhidayat &Wim de Jong. 2005. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.Makasar :
BintangLamimpatue.
 Ramali & Pamoentjak. (1999). Kamus kedokteran Ed. revisi Penerbit : Buku
Kedokteran. EGC.
 Muttaqin, Arif. Ns. S.kep, 2000. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Klien
gangguan system muskuluskeletal. Jakarta:EGC.
 http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/
 http://tentangkanker.com/2011/kanker-tulang/

25

Anda mungkin juga menyukai