A. DEFINISI
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus
menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau
lebih.Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat
secara kronis.Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh .Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
secara terus menerus hingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg
.Sedangkan hipertensi tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau tekanan distolik
lebih tinggi dari 90mmHg. (Widyanto, 2020)
B. ETIOLOGY
Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi, yaitu:
a. Hipertensi Primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, namun penyebab sekunder dari
hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit
renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari
penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk stress, intake alkohol moderat, merokok,
lingkungan dan gaya hidup. (Widyanto, 2020)
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan pembuluh darah, ginjal,
gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal.
C. FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi, yaitu :
1) Faktor resiko yang tidak dapat di kontrol
a) Jenis Kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita.Wanita diketahui mempunyai
tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan
mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita
hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada
wanita setelah menopause (Widyanto, 2020)
b) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun.
Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepatSehingga, semakin bertambah
usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda
c) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita
hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua
cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan
dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Widyanto.
2020)
d) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.Tingginya resiko
hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam
menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola
hidup sehat (Rahmatika., 2021)
2) Faktor resiko hipertensi yang bisa di kontrol
a) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas
sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi
peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Widyanto.2020).
b) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan
tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung
untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih erat karena adanya kondisi tertentu.
c) Kebiasaan merokok
Rokok menghasilkan nikotin dan karbon monoksida suatu vasokontriktor poten
menyebabkan hipertensi.Merokok meningkatkan tekanan darah juga mulai peningkatan
noreprinefrin plasma dan saraf simpatetik.Efek sinergistik merokok dan tekanan darah
tinggi pada risiko kardiovaskular telah jelas. Setiap batang rokok dapat meningkatkan
tekanan darah 7/4 mmHg, perokok pasif dapat meningkatkan 30% risiko penyakit
kardiovaskular dibandingkan dengan peningkatan 80% pada perokok.
d) Mengkonsumsi garam berlebih
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi peningkatan
hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol
(sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram)
e) Minum alcohol
Konsumsi alkohol akan meningkatkan risiko hipertensi, namun mekanismenya belum
jelas, mungkin akibat meningkatnya transport kalsium kedalam sel otot polos melalui
peningkatan katekolamin plasma.terjadinya hipertensi lebih tinggi pada peminum
alkohol berat akibat dari aktivasi simpatetik (Widyanto. 2020)
f) Minum kopi
Kopi dapat meningkatkan tekanan darah secara akut dengan memblok reseptor
vasodilatasi adenosine dan meningkatkan neropinefrin plasma. Minum dua sampai 3
cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah secara akut, dengan variasi yang luas
antara individu dari ¾ mmHg sampai 15/13mmHg. Dimana tekanan darah akan mencapai
puncak dalam satu jam dan kembali ketekanan darah dasar setelah 4 jam. (Rahmatika,
2021).
g) Kecemasan (stress)
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan frekuensi
jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan
tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg.
Jika individu meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi
pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi
detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh akan
semakin cepat.
D. KLASIFIKASI
1) Sistolik 120 - 129 Distolik : 80 - 84 MmHg
2) High Normal : Sistolik 130 - 139 Distolik : 85 – 89 MmHg
3) Hipertensi (Grade I) : Sistolik 140 – 159 Distolik 90 – 99 MmHg
4) Hipertensi (Grade II) : Sistolik 160 – 179 Distolik 100 – 109 MmHg
5) Hipertensi (Grade III) : Sistolik 180 209 Distolik 110 – 119 MmHg
6) Hipertensi berat atau maligna (Grade IV) : Sistolik > 210 Distolik > 120 MmHg
7) PATOFISIOLOGI
Nyeri Akut
Nyeri Akut Intoleransi
Aktivitas
Defisit Hipervolemia
Pengetahuan
Intoleransi Aktivitas
Defisit Nutrisi
Data Objectif:
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (waspada, menghindari
nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
- Tekanan darah meningkat
- Pola napas, nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- diaforesis
Data Objectif:
- Berat badan turun min imal 10% dibawah
rentang ideal
- Bising usus hiperaktif
- Membrane mukosa pucat
- Serum albumin turun
- Deare
- Sariawan
- Otot mengunyah dan menelan menurun
3 Data Subjectif: Kurang Defisit
- Menanyakan masalah yang sedang dihadapi Terpapar Pengetahuan
Informasi (D.0111)
Data Objectif:
- Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap
masalah
- Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
- Menunjukkan perilaku berlebihan ( apatis,
bermusuhan, agitasi, histeria)
4 Data Subjectif: Gangguan Hipervolemia
- Orthopnea, dispnea, paroxysmal nocturnal mekanisme (D.0022)
dyspnea (PND) regulasi
Data Objectif:
- Edema anasarca/perifer
- BB meningkat dalam waktu singkat
- JVP/CVP meningkat
- Distensi vena jugularis
- Terdengar suara napas tambahan
- Hepatomegaly
- Kadar Hb/Ht turun
- Oliguri, kongesti paru
- Intake lebih banyak daripada output
5 Data Subjectif: Kelemahan Intoleransi
- Mengeluh Lelah Aktivitas
- Dyspneu saat/setelah aktivitas (D.0056)
- Merasa tidak nyaman setelah aktivitas
- Merasa lemah
Data Objectif:
- Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat
- TD berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
- Gambaran EKG menunjukkan iskemia
- Sianosis
Data Minor:
Ds: -
Do:
- Tekanan darah meningkat
- Pola napas, nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis
(PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Hal 172, PPNI. 2019. Standart
Luaran Keperawatan Indonesia Hal 145 & PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia )
Data Objectif:
- Berat badan turun min imal 10% dibawah
rentang ideal
- Bising usus hiperaktif
- Membrane mukosa pucat
- Serum albumin turun
- Deare
- Sariawan
Otot mengunyah dan menelan menurun
Pengkajian - Kaji status nutrisi
- Tentukan kebutuhan nutrisi yang belum
terpenuhi
Faktor yang berhubungan - Ketidakmampuan menelan makanan
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Ketidakmampuan mengabsorbsi protein
- Peningkatan kebutuhan metabolism
- Faktor ekonomi
- Faktor psikologis
Alternatif Dx Intoleransi Aktivitas
Gangguan Rasa nyaman
Ansietas
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelah
dilakukan tindakan keperawatan deficit
nutrisi tidak terjadi.
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24
jam status nutrisi membaik
- Kriteria Hasil: L.03030) Status Nutrisi –
Membaik
- Porsi makanan yang dihabiskan
(meningkat)
- Verbalisasi keinginan untuk
meningkatkan nutrisi (meningkat)
- Pengetahuan tentang pilihan makanan
yang sehat (meningkat)
- Sikap terhadap makanan atau minuman
sesuai dengan tujuan kesehatan
(meningkat)
- Perasaan cepat kenyang (menurun)
- Nyeri abdomen (menurun)
- Frekuensi makan (membaik)
- Nafsu makan (membaik)
- Bising usus (membaik)
Intervensi (NIC) (I.03119) Manajemen Nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan
suhu tubuh yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makanan melalui
selang nasogastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
(PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Hal 96, PPNI. 2019. Standart
Luaran Keperawatan Indonesia Hal 121 & PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia )
Data Objectif:
- Menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran
- Menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah
- Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
- Menunjukkan perilaku berlebihan ( apatis,
bermusuhan, agitasi, histeria)
Pengkajian - Kaji tingkat pengetahuan
- Kaji kesiapan menerima informasi
- sediakan media yang sesuai untuk
Pendidikan kesehatan
Faktor yang berhubungan - Keteratasan kognitif
- Kekeliruan mengikuti anjuran
- Gangguan fungsi kognitif
- Kurang terpapar informasi
- Kurang minat dalam belajar
- Kurang mampu mengingat
- Ketidaktahuan menemukan sumber
informasi
Alternatif Dx Ansietas
Intoleransi Aktivitas
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelahdilakukan
tindakan keperawatan deficitpengetahuan
tidak terjadi
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24
jam tingkat pengetahuan meningkat
- Kriteria Hasil: (Tingkat pengetahuan
:L.12111)
- Perilaku sesuai anjuran (meningkat)
- Kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik (meningkat)
- Kemampuan menggambarkan
pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan topik (meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan
(meningkat)
(PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Hal 96, PPNI. 2019. Standart
Luaran Keperawatan Indonesia Hal 146 & PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia hal 65 )
Data Objectif:
- Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat
- TD berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
- Gambaran EKG menunjukkan iskemia
- Sianosis
Pengkajian - Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual
terhadap aktivitas
- Evaluasi motivasi dan keinginan pasien
untuk meningkatkan aktivitas
Faktor yang berhubungan - Ketidakseimbanagan antara supplay dan
kebutuhan oksigen
- Tirah baring
- Kelemahan
- Imobilitas
- Gaya hidup monoton
Alternatif Dx Intoleransi aktivitas
Keletihan
Hambatan mobilitas fisik
Deficit nutrisi
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan intoleransi terhadap
aktivitas tidak terjadi
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24
jam toleransi aktivitas meningkat
- Kriteria Hasil:Toleransi Aktivitas
(L.05047)
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
- Menurunnya keluhan lemas
- Membaiknya Frekwensi nadi
- Keluhan Lelah menurun
Data Objectif:
- Edema anasarca/perifer
- BB meningkat dalam waktu singkat
- JVP/CVP meningkat
- Distensi vena jugularis
- Terdengar suara napas tambahan
- Hepatomegaly
- Kadar Hb/Ht turun
- Oliguri, kongesti paru\
- Intake lebih banyak daripada output
Pengkajian - Kaji output dan input
- Kaji status cairan
Faktor yang berhubungan Gangguan mekanisme regulasi
Kelebihan asupan cairan
Kelebihan asupan natrium
Gangguan aliran balik vena
Efek agen farmakologis
Alternatif Dx Deficit nutrisi
Intoleransi aktivitas
Gangguan rasa nyamabn
Defisit pengetahuan
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan hypervolemia
tidsak terjadi
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24
jam status cairan membaik
- Kriteria Hasil: Status Cairan (L.03028)
- Kekuatan nadi meningkat
- Turgor kulit meningkat
- Output urin meningkat
- Ortopnea menurun
- Dispnea menurun
- Edema anasarca dan perifer menurun
- Tekanan darah membaik
2 Defisit Nutrisi - Tujuan Jangka Panjang: Setelah (I.03119) Manajemen Nutrisi - Untuk mengidentifikasi status
(D.0019) dilakukan tindakan keperawatan Observasi nutrisi
deficit nutrisi tidak terjadi. - Identifikasi status nutrisi - Untuk mengidentifikasi
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan kebutuhan nutrisi
Stelah dilakukan tindakan - Identifikasi makanan yang disukai - Untuk mengetahui kondisi lebih
keperawatan 3x 24 jam status nutrisi lanjut
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
membaik - Untuk pemenuhan nutrisi
- Kriteria Hasil: L.03030) Status nutrien - Untuk peningkatan status
Nutrisi – Membaik - Identifikasi perlunya penggunaan selang nutrisi
- Porsi makanan yang dihabiskan nasogastrik
(meningkat) - Monitor asupan makanan
- Verbalisasi keinginan untuk - Monitor berat badan - Untuk perencanaan diet guna
meningkatkan nutrisi (meningkat) - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium menongkatkan asupan makanan
- Pengetahuan tentang pilihan Terapeutik yang kaya energi
makanan yang sehat (meningkat) - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
- Sikap terhadap makanan atau perlu
minuman sesuai dengan tujuan - Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
kesehatan (meningkat) piramida makanan)
- Perasaan cepat kenyang (menurun) - Sajikan makanan secara menarik dan suhu
- Nyeri abdomen (menurun) tubuh yang sesuai
- Frekuensi makan (membaik) - Berikan makanan tinggi serat untuk
- Nafsu makan (membaik) mencegah konstipasi
- Bising usus (membaik) Kolaborasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein kolaborasi dengan tim gizi
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
3 Defisit - Tujuan Jangka Panjang: Setelah Intervensi : Edukasi Kesehatan (1.12383) - Untuk mengetahui tingkat
Pengetahuan dilakukan tindakan keperawatan Observasi : kemampuan dalam menerima
(D.0111) deficit pengetahuan tidak terjadi - Identifikasi kesiapan dan kemampuanmenerima informasi
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): informasi - Untuk mengetahui faktor yang
Stelah dilakukan tindakan - Identifikasi faktor-faktor yang dapat dapat meningkatkan motivasi
keperawatan 3x 24 jam tingkat perilaku hidup bersih dan sehat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
pengetahuan meningkat - Agar media yang digunakan
- Kriteria Hasil: (Tingkat pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat dalam edukasi tepat
:L.12111) Terapeutik : - Menambah pengetahuan klien
- Perilaku sesuai anjuran (meningkat) - Sediakan materi dan media pendidikan - Meningkatkan Kesehatan klien
- Kemampuan menjelaskan kesehatan
pengetahuan tentang suatu topik - Jadwalkan akan pendidikan kesehatan sesuai
(meningkat) kesepakatan
- Kemampuan menggambarkan - Berikan kesempatan untuk bertanya
pengalaman sebelumnya yang sesuai Edukasi :
dengan topik (meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan - Jelaskan faktor resiko yang dapat
(meningkat) mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4 Intoleransi - Tujuan Jangka Panjang: Setelah Intervensi (Manajemen Energi 1.05178) - Untuk mengidentifikasi pilihan
Aktivitas dilakukan tindakan keperawatan Obesrvasi aktivitas
(D.0056) intoleransi terhadap aktivitas tidak - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang - Untuk mekanisme koping
terjadi mengakibatkan kelelahan - Untuk mengkaji tanda-tanda
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): - Monitor kelelahan fisik dan emosional vital lebih lanjut
Stelah dilakukan tindakan Terapeutik - Untuk meningkatkan kekuatan
keperawatan 3x 24 jam toleransi - Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah otot
aktivitas meningkat stimulus (cahaya, suara, kunjungan) - Untuk meningkatkan aktivitas
- Kriteria Hasil:Toleransi Aktivitas - Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif sehari-hari
(L.05047) - Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan - Untuk merencanakan diit guna
- Kemudahan dalam melakukan Edukasi meningkatkan asupan makanan
aktivitas sehari-hari - Anjurkan tirah baring kaya energi
- Menurunnya keluhan lemas - Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara
- Membaiknya Frekwensi nadi bertahap
- Keluhan Lelah menurun - Anjurkan untuk menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi :Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
5 Hipervolemia - Tujuan Jangka Panjang: Setelah Intervensi: manajemen hypervolemia (I.03114) - Untuk mengetahui tanda dan
(D.0022) dilakukan tindakan keperawatan Observasi gejala hypervolemia
hypervolemia tidak terjadi - Periksa tanda dan gejala hypervolemia - Untuk mengetahui penyebab
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): - Identifikasi penyebab hypervolemia hypervolemia
Stelah dilakukan tindakan - Monitor status hemodinamik - Batasi cairan agar
keperawatan 3x 24 jam status cairan - Motinor intake dan output hypervolemia tidak semakin
membaik Teraupetik parah
- Kriteria Hasil: Status Cairan - Batasi asupan cairan dan garam - Meningkatkan pengetahuan
(L.03028) - Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat klien
- Kekuatan nadi meningkat Edukasi - Mempercepat proses
- Turgor kulit meningkat - Ajarkan cara membatasi asupan cairan penyembuhan
- Output urin meningkat - Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan
- Ortopnea menurun dan haluaran cairan
- Dispnea menurun Kolaborasi
- Edema anasarca dan perifer menurun - Kolaborasi pemberian diuretic
- Tekanan darah membaik - Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretik
DAFTAR PUSTAKA
Rahmatika, fitri, aufa. 2021. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal
Medika Utama. Vol 2, No2
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Cetakan II. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Cetakan II. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Cetakan II. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Widayanto, aris. 2020. Pendidikan Kesehatan Pencegahan Hipertensi. Jurnal Emphathy Pengabdian
Kepada Masyarakat. Vol.1, No.2.
PENUGASAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA :
HIPERTENSI
MAHASISWA:
TUTI HENDRAWATI
1490122192
TA 2022/2023
Format Pengkajian Askep Gerontik
A. DATA
DEMOGRAFI
Petunjuk Pengisian
1) Berilah tanda check list ( √ ) pada tempat yang disediakan
2) Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban
1. Usia 62 Tahun
2. Jenis Kelamin :
Laki √ Perempuan
3. Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah SLTP Diploma
SD √ SMU
Sarjana
Swasta Wiraswata
Anak
√Lainnya
Keterangan: tinggal dengan suami dan anak
9. Pengukuran TD :
Tanggal pemeriksaan : 01 Februari2023
Tekanan Darah : 150/90mmHg
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA: Klien mengatakan dalam kluarga tidak ada yang Hipertensi
GENOGRAM
x
Keterangan:
: Perempuan X : Meninggal
: Laki-laki :Tinggal dalam satu rumah
: Klien
RIWAYAT JATUH
WAKTU : > 3 TAHUN/ 2 TAHUN/1 TAHUN/ < 6 BULAN YG LALU
LOKASI & PENYEBAB: tidak pernah jatuh
MATA: simetris, pupil isokor kanan dan kiri, kongjungtiva DADA: simetris tidak ada nyeri tekan, bergetar
merah muda, sklera putih sama antara kanan dan kiri, tidak ada retraksi
dinding dada
HIDUNG: tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada ABDOMEN: tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen, bersih,bentuk simetris pembesaran lien, hepar, tidak kembung,tympani,
PERILAKU TERHADAP
KESEHATAN
KEBIASAAN MEROKOK: > 3 BTG sehari / < 3 BTG sehari / TIDAK MEROKOK/ INGIN
BERHENTI/TIDAK INGIN BERHENTI
NO FUNGSI NILAI
Dari hasil pengkajian CGA, pasien berada di tingkat mandiri dengan hasil 20
Penilaian:
20 : Mandiri
12 - 19 : Ketergantungan ringan
9 - 11 : Ketergantungan sedang
5 –8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan
Bandung 01./ Februari/2023
(TUTI H )
Sumber:
Mahoney, F.I., & Barthel, D. (1965). Functional evaluation: the Barthel Index. Maryland State Med
Journal, 14: 56-61.
PENGKAJIAN FUNGSIONAL: INDEKS KATZ
Pedoman: Lingkari skor yang menampilkan kegiatan yang mampu dilakukan oleh klien
SKO KRITERIA
R
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK), berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandiri
B Kemandirian dalam semua hal kecuali dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah
dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Bandung 01/Februari/2023
(Tuti H)
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)
Nama Klien : Ny. Y Usia : 62 TH
Tempat: Rumah Ny. Y Tanggal : 01 Februari2023
NO Aspek Yang Skor Skor Klien
Dikaji
1 Sekarang hari? rabu 1 1
Tanggal 16 1 1
Bulan 11 1 1
Tahun 2022 1 1
Musim penghujan 1 1
2 Sekarang kita berada di Negara? indonesia 1 1
Sekarang kita di Provinsi? Jawa barat 1 1
Sekarang kita di kota? bandung 1 1
Sekarang kita di dimana (jalan)? 1 1
Sekarang kita di ruang / wisma? ruangtamu 1 1
3 Pewawancara menyebutkan nama tiga buah benda (Contoh: bola,
kursi, lampu), ucapkan perlahan 1 detik untuk tiap benda.
Mintalah lansia untuk mengulang ke tiga nama tersebut
3 3
Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar.
Bila masih salah, ulanglah menyebutkan 3 benda tersebut sampai
lansia dapat menyebutkan dengan benar.
4 Ejalah kata dunia/lampu/lipat (kata dengan 5 huruf) dari akhir ke 5 4
awal. Contoh: a-i-n-u-d/ u-p-m-a-l/ t-a-p-i-l
5 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan 3 3
sebelumnya (registrasi).
Berikan angka 1 untuk setiap jawaban yang benar.
6 Apakah nama benda-benda ini? (perlihatkan pensil dan arloji) (2 2 2
angka bila benar).
7 Ulangilah kalimat berikut: “Jika Tidak Dan Atau Tapi” 1 1
8 Bacalah dan laksanakan perintah berikut: ‘PEJAMKAN MATAANDA’ 1 1
9 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien untuk menulis 1 1
sebuah kalimat
10 Laksanakan 3 buah perintah ini: “peganglah selembar kertas dengan 3 3
tangan kanan, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di
lantai (3 angka bila benar)
11 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien untuk meniru gambar 1 1
ini ( 1angka bila benar)
NO Aspek Yang Skor Skor Klien
Dikaji
Dokumentasi gambar: 1
Skor Total 30 30
Catatan Pemeriksa: Saya lagi duduk
normal
Bandung 01/Februari/2023
(Tuti H )
Sumber:
Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini-Mental State” a practical method for grading
the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric Research, 12(3): 189-198.
ABBREVIATED MENTAL TEST
Interpretasi hasil:
0 – 3 = gangguan ingatan berat 4
–7 = gangguan ingatan sedang 8
– 10 = normal
Bandung 01/Februari/2023
( Tuti H )
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
SKRINING RISIKO JATUH HENDRICH II FALL RISK MODEL (RAWAT JALAN)
(Tuti H)
PENGKAJIAN RESIKO JATUH
‘TIMED UP AND GO TEST’
(Tuti H)
Sumber:
Jacobs, M., & Fox, T. (2008). Using the “Timed Up and Go/TUG” test to predict risk of falls. Assisted
Living Consult.
Podsiadlo, D., & Richardson, S. 1991. The timed Up & Go: a test of basic functional mobility for frail
elderly persons. J Am Geriatr Soc, 39(2): 142-148.
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) (SHORT FORM)
11. Apakah 0
Bapak/Ibu berpikir bahwa hidup sekarang Ya/Tidak
inimenyenangkan?
12. Apakah Bapak/Ibu sering merasa tidak berharga akhir- 0
akhir ini? Ya/Tidak
Total 2
Keterangan skor total Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal; setiap jawaban bercetak tebal
mempunyai nilai 1
Interpretasi hasil
Skor 0-4 : Normal (tidak depresi)
Skor 5 - 9 : kemungkinan besar
depresi Skor > 10 : Depresi
(Tuti H)
MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT
Kategori:
12- 14 : Nutrisi baik
Skor ≤ 11 : Resiko malnutrisi
Bandung ,02 Februari2023
(Tuti H )
PENGKAJIAN UCLA LONELINESS SCALE (SKALA KESEPIAN)
Petunjuk Pengisian:
1. Berikut terdapat pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana anda merasakan sesuatu. Untuk
tiap pernyataan menjelaskan seberapa sering yang anda rasakan.
2. Pada lembar jawaban terdapat 4 kolom alternatif jawaban atas respon anda. Lingkari setiap
jawaban yang sesuai dengan pilihan anda yaitu
TP (Tidak Pernah) : jika pernyataan tersebut tidak pernah anda rasakan J
(Jarang) : Jika pernyataan tersebut jarang anda rasakan
Kadang-kadang : Jika pernyataan tersebut sering anda rasakan
Selalu : Jika pernyataan tersebut sangat sering anda rasakan
Total Skor 22
Skor item 22
( Tuti H )
H. Analisa Data minimal 4 dx keperawatan tunggal
No Data Etiologi Masalah
1 Data Subjektif : Kurang terpaparya informasi Defisit Pengetahuan
- Keluarga mengatakan tidak (D.0111)
tahu cara merawat Ny. Y
- Ny. Y mengatakan masih
mengkonsumsi makanan asin
dan kopi, santan
- Keluarga bertanya-tanta
tentang penyakit Ny. Y
Data Objektif :
K/U Sedang
TD: 150/90
N : 80x/m
R:20 x/m
S: 36 C
Tampak gelisah, dan kebingungan
Data Objektif :
Ny. Y K/U Sedang, tampak
meringis memegangi kepala
TD: 150/90
N : 88x/m
R:20 x/m
S: 36 C
3 : Data Subjecktif: Ny. Y Kelemaah Intoleransi Aktivitas
mengatakan lemas dan pusing (D.0056)
Data Objectif:
- Ny. Y tampak lemas
- Ny. Y tampak tidak bertenaga
- Skala pusing 4
- N : 88x/mnt
- TD: 150/90 mmHg
- S: 36.OC
- RR: 20x/mnt
Aktivitas berat kadang dibantu
anak, karena setelah aktivitas
pusing
2. Intervensi Keperawatan (4 intervensi mandiri dan 2 intervensi kolaborasi)
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Defisit Pengetahuan - Tujuan Jangka Panjang: Intervensi : Edukasi Kesehatan (1.12383) - Untuk mengetahui tingkat
(D.0111) Setelah dilakukan tindakan kemampuan dalam menerima
Observasi :
keperawatan deficit informasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
pengetahuan tidak terjadi - Untuk mengetahui faktor yang
- Tujuan Jangka Pendek menerima informasi dapat meningkatkan motivasi
(SMART): Stelah - Identifikasi faktor-faktor yang dapat perilaku hidup bersih dan sehat
dilakukan tindakan meningkatkan dan menurunkan motivasi- Agar media yang digunakan
keperawatan 3x 24 jam perilaku hidup bersih dan sehat dalam edukasi tepat
tingkat pengetahuan - Menambah pengetahuan klien
meningkat Terapeutik : - Meningkatkan Kesehatan klien
- Kriteria Hasil: (Tingkat - Sediakan materi dan media pendidikan
pengetahuan :L.12111) kesehatan
- Perilaku sesuai anjuran - Jadwalkan akan pendidikan kesehatan sesuai
(meningkat) kesepakatan
- Kemampuan menjelaskan - Berikan kesempatan untuk bertanya
pengetahuan tentang suatu
Edukasi :
topik (meningkat) - Jelaskan faktor resiko yang dapat
- Kemampuan mempengaruhi kesehatan
menggambarkan - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
pengalaman sebelumnya Kolaborasi
yang sesuai dengan topik
(meningkat - Berkolaborasi dengan tim gizi untuk nutrisi
- Perilaku sesuai dengan yang sesuai
- Berkolaborasi dengan tim medis pemberian
pengetahuan (meningkat)
obat hipertensi
2 Nyeri Akut (D.0077) - Tujuan Jangka Panjang: - Untuk mengidentifikasi tingkat
Setelah dilakukan tindakan Intervensi : Manajemen Nyeri (1.08238) nyeri
keperawatan diharapkan Obesrvasi - Untuk mengidentifikasi respon
nyeri akut menghilang - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, nyeri non verbal
- Tujuan Jangka Pendek frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Untuk mengkaji vital sign lebih
(SMART):Stelah dilakukan - Identifikasi skala nyeri lanjut
tindakan keperawatan 3x 24 - Untuk mengidentifikasi faktor
- Identifikasi respon nyeri non verbal
jam tingkat nyeri menurun pemberat dan memperingan nyeri
- Kriteria Hasil: (Tingkat - Identifikasi faktor yang memperberat dan - Untuk meminimalisir penggunaan
Nyeri L.08066) memperingan nyeri obat
- Kemampuan - Memberikan lingkungan tenang
Terapeutik
menuntaskan aktivitas - Berikan teknik non farmakologis untuk - Memberikan edukasi untuk
(meningkat) meningkatkan pengetahuan
mengurangi rasa nyeri - Berkolaborasi dengan medis
- Keluhan - Fasilitasi istirahat dan tidur untuk mempercepat penyembuhan
Nyeri(menurun) - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
- Meringis (menurun) nyeri
- Sikap protektif Edukasi
(menurun) - Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Gelisah (menurun) - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Kesulitan
tidur(menurun) Kolaborasi :
- Frekuensi nadi - Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
(membaik) - Kolaborasi gizi
3 Intoleransi Aktivitas - Tujuan Jangka Panjang: Intervensi (Manajemen Energi 1.05178) - Untuk mengidentifikasi pilihan
(D.0056) Setelah dilakukan tindakan Obesrvasi aktivitas
keperawatan intoleransi- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang - Untuk mekanisme koping
terhadap aktivitas tidak mengakibatkan kelelahan - Untuk mengkaji tanda-tanda vital
terjadi - Monitor kelelahan fisik dan emosional lebih lanjut
- Tujuan Jangka Pendek - Untuk meningkatkan kekuatan
Terapeutik
(SMART): Stelah dilakukan otot
- Sediakan lingkungan yang nyaman dan
tindakan keperawatan 3x 24 - Untuk meningkatkan aktivitas
rendah stimulus (cahaya, suara, kunjungan)
jam toleransi aktivitas sehari-hari
- Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
meningkat - Untuk merencanakan diit guna
- Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
- Kriteria Hasil:Toleransi meningkatkan asupan makanan
Edukasi
Aktivitas (L.05047) kaya energi
- Anjurkan tirah baring
- Kemudahan dalam
- Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara
melakukan aktivitas sehari-
bertahap
hari
- Anjurkan untuk menghubungi perawat jika
- Menurunnya keluhan lemas
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Membaiknya Frekwensi
Kolaborasi :
nadi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
- Keluhan Lelah menurun
meningkatkan asupan makanan
- Kolaborasi pemberian suplemen
3. lmplementasi dan Evaluasi
Tgl/ jam Dx. Kep Implementasi Evaluasi Paraf
03 1 Edukasi Kesehatan (1.12383) S: Tuti
Februari2023 Observasi : - Keluarga mengatakan sudah sedikit tahu cara
15.00 - mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan merawat Ny. Y
menerima informasi - Ny. Y mengatakan akan mengurangi
Keluarga tampak bertanya-tanya tentang konsumsimakanan asin dan kopi dan santan
bagaimana untuk pencegahan penyakit Ny. Y - Keluarga mengetahui bagaimana senam
selanjutnya Hipertensi dan senam pencegahan stroke
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasiO :
perilaku hidup sehat Ny. Y K/U sedang, tampak
Jarang berolahraga, Ny. Y suka makan asin rileksTD: 150/90
Terapeutik : N : 85x/m
- Menyediakan materi dan media pendidikan R:20 x/m
kesehatan Tentang Senam hipertensi S: 36 C
- Menjadwalkan akan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan A : Masalah deficit pengetahuan teratasi Sebagian
- Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi : P : Intervensi Dilanjutkan
- Menjelaskan faktor resiko yang dapat Observasi :
mempengaruhi kesehatan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Pola makan tidak teratur, makan asin, tidak informasi
minum obat rutin, tidak pernah periksa ke - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
fasyankes dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih
- Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat dan sehat
Kolaborasi Terapeutik :
- Berkolaborasi dengan tim gizi untuk nutrisi - Berikan kesempatan untuk bertanya
yang sesuai diit RG Edukasi :
- Berkolaborasi dengan tim medis pemberian - Ajarkan pasien dan keluarga Tata cara senam
obat hipertensi amlo 10mg 0 0 anti hipertensi dan stroke
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Kolaborasi : diit dan obat hipertensi
03Februari20 2 Manajemen Nyeri (1.08238) S: Tuti H
23 Obesrvasi - Keluarga mengatakan akan memeriksakan Ny.
15.30 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Yrutin ke faskes
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Ny. Y akan minum obat rutin
Kepala sakit seperti tertimpa benda berat, - Ny. Y mengatakan pusing cengeng seperti tertimpa
hilang timbul benda berat area tekuk ke kepala berkurang, skala 3
- Mengidentifikasi skala nyeri
Skala 4 O:
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal Ny K K/U sedang, tampak rileks
Ny. Y Tampak gelisah dan meringis TD: 140/80
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat N : 85x/m
dan memperingan nyeri Aktivitas R:20 x/m
Terapeutik S: 36 C
- Memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri A :Masalah Teratasi Sebagian
Distraksi relaksasi nafas dalam
- Memfasilitasi istirahat dan tidur P : Intervensi Dilanjutkan
- Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri Obesrvasi
Edukasi - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
- Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu kualitas, intensitas nyeri
nyeri Hipertensi - Identifikasi skala nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri - Identifikasi respon nyeri non verbal
- Minum obat teratur dan rutin cek ke faskes, Terapeutik
Kolaborasi - Berikan teknik non farmakologis untuk
- Kolaborasi pemberian terapi medis yang mengurangi rasa nyeri
sesuai (amlodipine 10mg.0 0) Edukasi
- Berkolaborasi pemberian diit yang sesuai - Jelaskan strategi meredakan nyeri
(RG) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat dan diit
03 3 Intervensi (Manajemen Energi 1.05178) S : Ny K mengatakan lemas berkurang, tadi malam Tuti H
Februari2023 Obesrvasi bisa tidur
17.00 - Memonitor kelelahan fisik dan emosional
pasien merasa pusing, cemas dan lemas O : pasien masih tampak lemah, aktivitas kadang
- Memonitor pola dan jam tidur masih dibantuanak, TD : 150/90 mmHg, Nadi :
pasien mengatakan sulit untuk mencoba tidur 85x/mnt, S: 36oC, RR 20x/mnt, pasien tampak
Terapeutik rileks
- Menyediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (cahaya, suara ) A : masalah belum teratasi
- Memberikan aktifitas distraksi yang
menenangkan P: Intervensi dilanjutkan
Edukasi Obesrvasi
- Menganjurkan tirah baring - Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Menganjurkan untuk melakukan aktivitas - Monitor pola dan jam tidur
secara bertahap Terapeutik
Kolaborasi - Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
- Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara Edukasi
meningkatkan asupan makanan - Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara
- Berkolaborasi pemberian suplemen bertahap
makanan/vit Kolaborasi
Vit b6 Kolaborasi dengan ahli gizi dan pemberian
sumplemen
04 1 Edukasi Kesehatan (1.12383) S: Tuti H
Februari2023 - Keluarga mengatakan sudah sedikit tahu cara
15.00 Observasi : merawat Ny. Y
- mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan - Ny. Y mengatakan akan mengurangi
menerima informasi konsumsimakanan asin dan kopi dan santan
Keluarga tampak bertanya-tanya tentang - Keluarga mengetahui tentang penyakit Hipertensi
penyakit Ny. Y Ny.A
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapatO :
meningkatkan dan menurunkan motivasiNy. Y K/U cukup, tampak
perilaku hidup sehat rileksTD: 140/90
Keluarga mempunyai motivasi untuk N : 85x/m
mengetahui tentang hipertensi dan cara R:20 x/m
merawat S: 36 C
Terapeutik :
- Menyediakan materi dan media pendidikan A : Masalah deficit pengetahuan teratasi Sebagian
kesehatan Tentang hipertensi dan jus
mentimun untuk mengurangi hipertensi P : Intervensi Dilanjutkan
- Menjadwalkan akan pendidikan kesehatan Observasi :
sesuai kesepakatan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
- Memberikan kesempatan untuk bertanya informasi
Edukasi : - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
- Menjelaskan faktor resiko yang dapat dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih
mempengaruhi kesehatan dan sehat
Pola makan tidak teratur, makan asin, tidak Terapeutik :
- Berikan kesempatan untuk bertanya
minum obat rutin, tidak pernah periksa ke
Edukasi :
fasyankes - Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
- Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat kesehatan
Kolaborasi - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Berkolaborasi dengan tim gizi untuk nutrisi Kolaborasi: obat hipertensi dan diit
yang sesuai diit RG
- Berkolaborasi dengan tim medis pemberian
obat hipertensi amlo 10mg 0 0
04 2 Manajemen Nyeri (1.08238) S: Tuti H
Februari2023 Obesrvasi - Keluarga mengatakan akan memeriksakan Ny.
15.00 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Yrutin ke faskes
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Ny. Y akan minum obat rutin
Kepala cengeng seperti tertimpa benda berat, - Ny. Y mengatakan pusing sakit seperti tertimpa
hilang timbul benda berat area tekuk ke kepala berkurang, skala 2
- Mengidentifikasi skala nyeri
Skala 3 O:
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal Ny K K/U cukup, tampak rileks
Ny. Y Tampak gelisah dan meringis TD: 140/90
Terapeutik N : 85x/m
- Memberikan teknik non farmakologis untuk R:20 x/m
mengurangi rasa nyeri S: 36 C
mengulangi Distraksi relaksasi nafas dalam
Edukasi A :Masalah Teratasi Sebagian
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Minum obat teratur dan rutin cek ke faskes, P : Intervensi Dilanjutkan
jus timun untuk menurunkan tekanan darah
Kolaborasi Obesrvasi
- Kolaborasi pemberian terapi medis yang - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
sesuai (amlodipine 10mg.0 0) kualitas, intensitas nyeri
- Berkolaborasi pemberian diit yang sesuai - Identifikasi skala nyeri
(RG) - Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat dan diit
04 3 Intervensi (Manajemen Energi 1.05178) S : Ny K mengatakan lemas berkurang, tadi malam Tuti H
Februari2023 Obesrvasi bisa tidur
17,00 - Memonitor kelelahan fisik dan emosional
Ny. Y merasa pusing, lemas berkurang O : pasien masih tampak lemah, aktivitas kadang
- Memonitor pola dan jam tidur masih dibantu anak sesekali, TD : 140/90 mmHg,
pasien mengatakan bisa tidur Nadi : 85x/mnt, S: 36oC, RR 20x/mnt, pasien
Terapeutik tampak rileks
- Memberikan aktifitas distraksi yang
menenangkan A : masalah belum teratasi
Edukasi
- Menganjurkan tirah baring P: Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan untuk melakukan aktivitas Obesrvasi
secara bertahap - Monitor kelelahan fisik dan emosional
Kolaborasi - Monitor pola dan jam tidur
- Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara Terapeutik
meningkatkan asupan makanan - Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
- Berkolaborasi pemberian suplemen Edukasi
makanan/vit - Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara
Vit b6 bertahap
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi dan pemberian
sumplemen
05 1 Edukasi Kesehatan (1.12383) S: Tuti H
Februari2023 - Keluarga mengatakan sudah tahu cara merawat
15.00 Observasi : Ny. Y
- mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan - Ny. Y mengatakan sudah mengurangi
menerima informasi konsumsimakanan asin dan kopi dan santan
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat - Keluarga mengetahui tentang penyakit Hipertensi
meningkatkan dan menurunkan motivasi Ny. Y
perilaku hidup sehat
Keluarga mempunyai motivasi untuk O :
mengetahui tentang hipertensi dan cara Ny. Y K/U sedang, tampak
merawat rileksTD: 130/90
Terapeutik : N : 88x/m
- Memberikan kesempatan untuk bertanya R:20 x/m
S: 36 C
Edukasi :
- Menjelaskan faktor resiko yang dapat A : Masalah deficit pengetahuan teratasi Sebagian
mempengaruhi kesehatan
Pola makan tidak teratur, makan asin, tidak P : Intervensi Dilanjutkan
minum obat rutin, tidak pernah periksa ke Observasi :
fasyankes - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
- Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
Cuci tangan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih
Kolaborasi dan sehat
- Berkolaborasi dengan tim gizi untuk nutrisi Terapeutik :
yang sesuai diit RG - Berikan kesempatan untuk bertanya
- Berkolaborasi dengan tim medis pemberian Edukasi :
obat hipertensi amlodipin 10mg 1x1 - Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Kolaborasi: obat hipertensi dan diit
05 2 Manajemen Nyeri (1.08238) S: Nenden f
Februari2023 Obesrvasi - Keluarga mengatakan akan memeriksakan Ny.
15.00 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Yrutin ke faskes
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Ny. Y mengatakan minum obat rutin
Kepala cengeng berkurang banyak - Ny. Y mengatakan rutin minum jus mentimun
- Mengidentifikasi skala nyeri - Ny. Y mengatakan pusing cengeng seperti tertimpa
Skala 1 benda berat area tekuk ke kepala berkurang, skala 1
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
Ny. Y Tampak rileks O:
Terapeutik Ny K K/U sedang, tampak rileks
- Memberikan teknik non farmakologis untuk TD: 130/90
mengurangi rasa nyeri N : 88x/m
Nonton tv R:20 x/m
Edukasi S: 36 C
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Minum obat teratur dan rutin cek ke faskes, A :Masalah Teratasi Sebagian
jus timun untuk menurunkan tekanan darah
Kolaborasi P : Intervensi Dilanjutkan
- Kolaborasi pemberian terapi medis yang
sesuai (amlodipine 10mg.0 0) Obesrvasi
- Berkolaborasi pemberian diit yang sesuai - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
(RG) kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat dan diit
05 3 Intervensi (Manajemen Energi 1.05178) S : Ny K mengatakan sudah tidak lemas, tadi malam Nenden f
Februari2023 Obesrvasi bisa tidur
16.00 - Memonitor kelelahan fisik dan emosional
Ny. Y merasa pusing, lemas berkurang O : pasien masih tampak lemah, aktivitas kadang
- Memonitor pola dan jam tidur masih dibantu anak sesekali, TD : 130/90 mmHg,
pasien mengatakan bisa tidur Nadi : 88x/mnt, S: 36oC, RR 20x/mnt, pasien
Terapeutik tampak rileks
- Memberikan aktifitas distraksi yang
menenangkan A : masalah belum teratasi
Edukasi
- Menganjurkan tirah baring P: Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan untuk melakukan aktivitas Obesrvasi
secara bertahap - Monitor kelelahan fisik dan emosional
Kolaborasi - Monitor pola dan jam tidur
- Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara Terapeutik
meningkatkan asupan makanan - Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
- Berkolaborasi pemberian suplemen Edukasi
makanan/vit - Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara
Vit b6 bertahap
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi dan pemberian
sumplemen
SATUAN ACARA PENYULUHAN
OLEH :
Tuti Hendrawati
1490122192
C. Kegiatan Pembelajaran
1. Metode
Ceramah, praktek dan tanya jawab
2. Media
a. SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
b. Flip Cart (Lembar Balik)
c. Leaflet.
D. Langkah kegiatan
Isi 15 menit
4 Menjelaskan materi penyuluhan(pengertian Mendengarkan
senam anti hipertensi, manfaat senam anti
hipertensi, pencegahan/penanganan dan
pengobatan
tradisional hipertensi)
5 Memberikan kesempatan kepada Mengajukan
komunikan untuk bertanya tentang materi pertanyaan
yang disampaikan
Penutup 10 menit
6 Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab
evaluasi
7 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan
kegiatan penyuluhan
8 Menutup penyuluhan dan mengucapkan Menjawab salam
salam
Evaluasi
1. Prosedur : Post test
2. Jenis : Lisan dan praktek
Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi,
masyarakat dapat menyebutkan :
a. Pengertian senam anti hipertensi dengan benar
b. Manfaat senam anti hipertensi dengan benar
c. Mampu mempraktekkan senam anti hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi dengan benar
e. Pencegahan dan penanganan hipertensi dengan benar
f. Pengobatan tradisional untuk hipertensi dengan benar
E. Lampiran Materi
A. Defenisi
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah
penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak
konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah. Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada
arterial sistemik baik diastolik maupun sistolik atau kedua-duanya secara
terus-menerus (Sutanto,2010).
B. Etiology
Menurut NHLBI (2015) penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut
usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
C. Faktor Resiko
Faktor resiko pada penyakit hipertensi terbagi menjadi 2 yaitu
1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
a. Faktor keturunan
b. Umur jika umur bertambah maka TD meningkat
c. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
d. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
2. Faktor resiko yang dapat ubah
a. Obesitas/Kegemukan
b. Kebiasaan merokok
c. Kebiasaan minum alcohol
d. Konsumsi garam yang tinggi
Sutanto, 2010. Cekal (Cegah dan tangkal) Penyakit modern hipertensi, stroke, jantung, kolestrol, dan diabetes. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
World Health Orgnization. A Global brief on hypertension: silent killer, global public health crisis. 2014
National Heart lung and blood institute. 2012 Hypertension. Diakses pada tanggal 22 April 2019
Casei , Aggie., Benson Herbert (2012). Menurunkan tekanan darah. Jakarta: Kelompok Gramedia
Suparto. 2010. Faktor risiko yang paling berperan terhadap hipertensi pada masyarakat di Kecamatan jatipuro kabupaten karanganyar tahun 2010.
Tesis program studi magister kedokteran keluarga Pascasarjana universitas sebelas maret: Surakarta.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi (2015). Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis medis & NANDA. Yogyakarta Mediaction Publishing.
Kaplan HI Sadock, BJ & Grabb, JA 2010. Kaplan Sadock synopsis psikiatri ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis tangerang: Bina Rupa Aksara
Kunjungan ke rumah klien Ny. Y