Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA: NENDEN FERNANDES


NIM : 1490122175
KELAS: AHLI JENJANG PROFESI A
HIPERTENSI KEL : KLOMPOK 2

A. DEFINISI
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus
menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau
lebih.Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat
secara kronis.Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh .Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
secara terus menerus hingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg
.Sedangkan hipertensi tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau tekanan distolik
lebih tinggi dari 90mmHg. (Widyanto, 2020)

B. ETIOLOGY
Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi, yaitu:
a. Hipertensi Primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, namun penyebab sekunder dari
hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit
renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari
penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk stress, intake alkohol moderat, merokok,
lingkungan dan gaya hidup. (Widyanto, 2020)
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan pembuluh darah, ginjal,
gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal.

C. FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi, yaitu :
1) Faktor resiko yang tidak dapat di kontrol
a) Jenis Kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita.Wanita diketahui mempunyai
tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan
mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita
hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada
wanita setelah menopause (Widyanto, 2020)
b) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun.
Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepatSehingga, semakin bertambah
usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda
c) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita
hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua
cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan
dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Widyanto.
2020)
d) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.Tingginya resiko
hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam
menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola
hidup sehat (Rahmatika., 2021)
2) Faktor resiko hipertensi yang bisa di kontrol
a) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas
sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi
peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Widyanto.2020).
b) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan
tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung
untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih erat karena adanya kondisi tertentu.
c) Kebiasaan merokok
Rokok menghasilkan nikotin dan karbon monoksida suatu vasokontriktor poten
menyebabkan hipertensi.Merokok meningkatkan tekanan darah juga mulai peningkatan
noreprinefrin plasma dan saraf simpatetik.Efek sinergistik merokok dan tekanan darah
tinggi pada risiko kardiovaskular telah jelas. Setiap batang rokok dapat meningkatkan
tekanan darah 7/4 mmHg, perokok pasif dapat meningkatkan 30% risiko penyakit
kardiovaskular dibandingkan dengan peningkatan 80% pada perokok.
d) Mengkonsumsi garam berlebih
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi peningkatan
hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol
(sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram)
e) Minum alcohol
Konsumsi alkohol akan meningkatkan risiko hipertensi, namun mekanismenya belum
jelas, mungkin akibat meningkatnya transport kalsium kedalam sel otot polos melalui
peningkatan katekolamin plasma.terjadinya hipertensi lebih tinggi pada peminum
alkohol berat akibat dari aktivasi simpatetik (Widyanto. 2020)
f) Minum kopi
Kopi dapat meningkatkan tekanan darah secara akut dengan memblok reseptor
vasodilatasi adenosine dan meningkatkan neropinefrin plasma. Minum dua sampai 3
cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah secara akut, dengan variasi yang luas
antara individu dari ¾ mmHg sampai 15/13mmHg. Dimana tekanan darah akan mencapai
puncak dalam satu jam dan kembali ketekanan darah dasar setelah 4 jam. (Rahmatika,
2021).
g) Kecemasan (stress)
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan frekuensi
jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan
tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg.
Jika individu meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi
pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi
detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh akan
semakin cepat.

D. KLASIFIKASI
1) Sistolik 120 - 129 Distolik : 80 - 84 MmHg
2) High Normal : Sistolik 130 - 139 Distolik : 85 – 89 MmHg
3) Hipertensi (Grade I) : Sistolik 140 – 159 Distolik 90 – 99 MmHg
4) Hipertensi (Grade II) : Sistolik 160 – 179 Distolik 100 – 109 MmHg
5) Hipertensi (Grade III) : Sistolik 180 209 Distolik 110 – 119 MmHg
6) Hipertensi berat atau maligna (Grade IV) : Sistolik > 210 Distolik > 120 MmHg

7) PATOFISIOLOGI
Nyeri Akut
Nyeri Akut Intoleransi
Aktivitas
Defisit Hipervolemia
Pengetahuan
Intoleransi Aktivitas

Defisit Nutrisi

8) TANDA DAN GEJALA


Gejala yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epitaksis, marah, telinga berdenging, mata
berkunang-kunang dan pusing.Pada tingkat awal sesungguhnya, hipertensi, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala
2. Epitaksis spontan yaitu pendarahan spontan yang berasal dari dalam rongga hidung
3. Kelelahan, Sesak nafas
4. Penglihatan kabur
5. Palpitasi akibat dari jantung yang memompa terlalu cepat sehingga menyebabkan jantung
berdebar-debar. (Rahmatika, 2021).
9) DIAGNOSTIK PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa hipertensi menurut
Rahmatika, 2021 antara lain :
1) EKG : Hipertropi ventrikel kiri pada keadaan kronis lanjut.
2) Kalium dalan serum : meningkat dari ambang normal.
3) Pemeriksaan gula darah post prandial jika ada indikasi DM.
4) Urine :
a) Ureum, kreatinin : meningkat pada keadaan kronis dan lanjut dari ambang normal.
b) Protein urine : positif

10) ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1 Data Subjectif: Agen Pencedera Nyeri Akut
- Mengeluh nyeri Fisiologis (D.0077)

Data Objectif:
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (waspada, menghindari
nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
- Tekanan darah meningkat
- Pola napas, nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- diaforesis

2 Data Subjectif: Peningkatan Defisit Nutrisi


- Cepat kenyang setelah makan Kebutuhan (D.0019)
- Kram/nyeri abdomen Metabolisme
- Nafsu makan turun

Data Objectif:
- Berat badan turun min imal 10% dibawah
rentang ideal
- Bising usus hiperaktif
- Membrane mukosa pucat
- Serum albumin turun
- Deare
- Sariawan
- Otot mengunyah dan menelan menurun
3 Data Subjectif: Kurang Defisit
- Menanyakan masalah yang sedang dihadapi Terpapar Pengetahuan
Informasi (D.0111)
Data Objectif:
- Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap
masalah
- Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
- Menunjukkan perilaku berlebihan ( apatis,
bermusuhan, agitasi, histeria)
4 Data Subjectif: Gangguan Hipervolemia
- Orthopnea, dispnea, paroxysmal nocturnal mekanisme (D.0022)
dyspnea (PND) regulasi

Data Objectif:
- Edema anasarca/perifer
- BB meningkat dalam waktu singkat
- JVP/CVP meningkat
- Distensi vena jugularis
- Terdengar suara napas tambahan
- Hepatomegaly
- Kadar Hb/Ht turun
- Oliguri, kongesti paru
- Intake lebih banyak daripada output
5 Data Subjectif: Kelemahan Intoleransi
- Mengeluh Lelah Aktivitas
- Dyspneu saat/setelah aktivitas (D.0056)
- Merasa tidak nyaman setelah aktivitas
- Merasa lemah

Data Objectif:
- Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat
- TD berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
- Gambaran EKG menunjukkan iskemia
- Sianosis

11) RINGKASAN DIAGNOSTIK KEPERAWATAN

Dx Keperawatan Nyeri Akut D.0077


Definisi Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
keruakan jaringan actual atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsug kurang dari 3 bulan
Batasan Karakteristik Data Mayor:
DS:
- Mengeluh nyeri
DO:
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (waspada, menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur

Data Minor:
Ds: -
Do:
- Tekanan darah meningkat
- Pola napas, nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis

Pengkajian - Kaji tingkat nyeri, skala dan respon terhadap nyeri


- Tentukan intervensi yang tepat untuk penanganan
- Ajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
Faktor yang berhubungan - Agen Pencedera Fisiologis
- Agen Pencedera Kimiawi
- Agen Pencedera Fisik
Alternatif Dx Gangguan Rasa Nyaman
Intoleransi Aktivitas
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan nyeri akut menghilang
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah dilakukan
tindakan keperawatan 3x 24 jam tingkat nyeri menurun
- Kriteria Hasil: (Tingkat Nyeri L.08066)
- Kemampuan menuntaskan aktivitas (meningkat)
- Keluhan Nyeri(menurun)
- Meringis (menurun)
- Sikap protektif (menurun)
- Gelisah (menurun)
- Kesulitan tidur(menurun)
- Frekuensi nadi (membaik)

Intervensi (NIC) Intervensi : Manajemen Nyeri (1.08238)


Obesrvasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi :Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

(PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Hal 172, PPNI. 2019. Standart
Luaran Keperawatan Indonesia Hal 145 & PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia )

Dx Keperawatan Defisit Nutrisi (D.0019)


Definisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme
Batasan Karakteristik Data Subjectif:
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan turun

Data Objectif:
- Berat badan turun min imal 10% dibawah
rentang ideal
- Bising usus hiperaktif
- Membrane mukosa pucat
- Serum albumin turun
- Deare
- Sariawan
Otot mengunyah dan menelan menurun
Pengkajian - Kaji status nutrisi
- Tentukan kebutuhan nutrisi yang belum
terpenuhi
Faktor yang berhubungan - Ketidakmampuan menelan makanan
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Ketidakmampuan mengabsorbsi protein
- Peningkatan kebutuhan metabolism
- Faktor ekonomi
- Faktor psikologis
Alternatif Dx Intoleransi Aktivitas
Gangguan Rasa nyaman
Ansietas
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelah
dilakukan tindakan keperawatan deficit
nutrisi tidak terjadi.
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24
jam status nutrisi membaik
- Kriteria Hasil: L.03030) Status Nutrisi –
Membaik
- Porsi makanan yang dihabiskan
(meningkat)
- Verbalisasi keinginan untuk
meningkatkan nutrisi (meningkat)
- Pengetahuan tentang pilihan makanan
yang sehat (meningkat)
- Sikap terhadap makanan atau minuman
sesuai dengan tujuan kesehatan
(meningkat)
- Perasaan cepat kenyang (menurun)
- Nyeri abdomen (menurun)
- Frekuensi makan (membaik)
- Nafsu makan (membaik)
- Bising usus (membaik)
Intervensi (NIC) (I.03119) Manajemen Nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan
suhu tubuh yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makanan melalui
selang nasogastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

(PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Hal 96, PPNI. 2019. Standart
Luaran Keperawatan Indonesia Hal 121 & PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia )

Dx Keperawatan Defisit Pengetahuan (D.0111)


Definisi Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif
yang berkaitan dengan topik tertentu
Batasan Karakteristik Data Subjectif:
- Menanyakan masalah yang sedang
dihadapi

Data Objectif:
- Menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran
- Menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah
- Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
- Menunjukkan perilaku berlebihan ( apatis,
bermusuhan, agitasi, histeria)
Pengkajian - Kaji tingkat pengetahuan
- Kaji kesiapan menerima informasi
- sediakan media yang sesuai untuk
Pendidikan kesehatan
Faktor yang berhubungan - Keteratasan kognitif
- Kekeliruan mengikuti anjuran
- Gangguan fungsi kognitif
- Kurang terpapar informasi
- Kurang minat dalam belajar
- Kurang mampu mengingat
- Ketidaktahuan menemukan sumber
informasi
Alternatif Dx Ansietas
Intoleransi Aktivitas
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelah
dilakukan tindakan keperawatan deficit
pengetahuan tidak terjadi
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24
jam tingkat pengetahuan meningkat
- Kriteria Hasil: (Tingkat pengetahuan
:L.12111)
- Perilaku sesuai anjuran (meningkat)
- Kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik (meningkat)
- Kemampuan menggambarkan
pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan topik (meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan
(meningkat)

Intervensi (NIC) Intervensi : Edukasi Kesehatan (1.12383)


Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan akan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

(PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Hal 96, PPNI. 2019. Standart
Luaran Keperawatan Indonesia Hal 146 & PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia hal 65 )

Dx Keperawatan Intoleransi Aktivitas (D.0056)


Definisi Ketidakcukupan energi fisiologis atau
psikologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang
ingin atau harus dilakukan
Batasan Karakteristik Data Subjectif:
- Mengeluh Lelah
- Dyspneu saat/setelah aktivitas
- Merasa tidak nyaman setelah aktivitas
- Merasa lemah

Data Objectif:
- Frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat
- TD berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
- Gambaran EKG menunjukkan iskemia
- Sianosis
Pengkajian - Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual
terhadap aktivitas
- Evaluasi motivasi dan keinginan pasien
untuk meningkatkan aktivitas
Faktor yang berhubungan - Ketidakseimbanagan antara supplay dan
kebutuhan oksigen
- Tirah baring
- Kelemahan
- Imobilitas
- Gaya hidup monoton
Alternatif Dx Intoleransi aktivitas
Keletihan
Hambatan mobilitas fisik
Deficit nutrisi
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan intoleransi terhadap
aktivitas tidak terjadi
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24
jam toleransi aktivitas meningkat
- Kriteria Hasil:Toleransi Aktivitas
(L.05047)
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
- Menurunnya keluhan lemas
- Membaiknya Frekwensi nadi
- Keluhan Lelah menurun

Intervensi (NIC) Intervensi (Manajemen Energi 1.05178)


Obesrvasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (cahaya, suara,
kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak aktif dan
pasif
- Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan untuk melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan untuk menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
Kolaborasi :Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
(PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Hal 128, PPNI. 2019. Standart
Luaran Keperawatan Indonesia Hal 149 & PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia)
Dx Keperawatan Hipervolemia (D.0022)
Definisi Peningkatan volume ingtravaskular,
interstisial dan atau intraseluler
Batasan Karakteristik Data Subjectif:
- Orthopnea, dispnea, paroxysmal nocturnal
dyspnea (PND)

Data Objectif:
- Edema anasarca/perifer
- BB meningkat dalam waktu singkat
- JVP/CVP meningkat
- Distensi vena jugularis
- Terdengar suara napas tambahan
- Hepatomegaly
- Kadar Hb/Ht turun
- Oliguri, kongesti paru\
- Intake lebih banyak daripada output
Pengkajian - Kaji output dan input
- Kaji status cairan
Faktor yang berhubungan Gangguan mekanisme regulasi
Kelebihan asupan cairan
Kelebihan asupan natrium
Gangguan aliran balik vena
Efek agen farmakologis
Alternatif Dx Deficit nutrisi
Intoleransi aktivitas
Gangguan rasa nyamabn
Defisit pengetahuan
Nursing Outcome (NOC) - Tujuan Jangka Panjang: Setelah dilakukan
tindakan keperawatan hypervolemia
tidsak terjadi
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): Stelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24
jam status cairan membaik
- Kriteria Hasil: Status Cairan (L.03028)
- Kekuatan nadi meningkat
- Turgor kulit meningkat
- Output urin meningkat
- Ortopnea menurun
- Dispnea menurun
- Edema anasarca dan perifer menurun
- Tekanan darah membaik

Intervensi (NIC) Intervensi: manajemen hypervolemia


(I.03114)
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hypervolemia
- Identifikasi penyebab hypervolemia
- Monitor status hemodinamik
- Motinor intake dan output
Teraupetik
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
derajat
Edukasi
- Ajarkan cara membatasi asupan cairan
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretik
(PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Hal 62, PPNI. 2019. Standart
Luaran Keperawatan Indonesia Hal 107 & PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia hal 181)
12) INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx.Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1 Nyeri Akut - Tujuan Jangka Panjang: Setelah Intervensi : Manajemen Nyeri (1.08238) - Untuk mengidentifikasi tingkat
(D.0077) b.d dilakukan tindakan keperawatan Obesrvasi nyeri
Agen Pencedera diharapkan nyeri akut menghilang - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, - Untuk mengidentifikasi respon
Fisiologis - Tujuan Jangka Pendek (SMART): frekuensi, kualitas, intensitas nyeri nyeri non verbal
Stelah dilakukan tindakan - Identifikasi skala nyeri - Untuk mengkaji vital sign lebih
keperawatan 3x 24 jam tingkat nyeri lanjut
- Identifikasi respon nyeri non verbal
menurun - Untuk mengidentifikasi faktor
- Kriteria Hasil: (Tingkat Nyeri - Identifikasi faktor yang memperberat dan pemberat dan memperingan
L.08066) memperingan nyeri nyeri
- Kemampuan menuntaskan Terapeutik - Untuk meminimalisir
aktivitas (meningkat) - Berikan teknik non farmakologis untuk penggunaan obat
- Keluhan Nyeri(menurun) mengurangi rasa nyeri - Memberikan lingkungan tenang
- Fasilitasi istirahat dan tidur - Memberikan edukasi untuk
- Meringis (menurun)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa meningkatkan pengetahuan
- Sikap protektif (menurun) - Berkolaborasi dengan medis
- Gelisah (menurun) nyeri
untuk mempercepat
- Kesulitan tidur(menurun) Edukasi penyembuhan
- Frekuensi nadi (membaik) - Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi :Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

2 Defisit Nutrisi - Tujuan Jangka Panjang: Setelah (I.03119) Manajemen Nutrisi - Untuk mengidentifikasi status
(D.0019) b.d dilakukan tindakan keperawatan Observasi nutrisi
peningkatan deficit nutrisi tidak terjadi. - Identifikasi status nutrisi - Untuk mengidentifikasi
Metabolisme - Tujuan Jangka Pendek (SMART): - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan kebutuhan nutrisi
Stelah dilakukan tindakan - Identifikasi makanan yang disukai - Untuk mengetahui kondisi lebih
keperawatan 3x 24 jam status nutrisi lanjut
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
membaik - Untuk pemenuhan nutrisi
- Kriteria Hasil: L.03030) Status nutrien - Untuk peningkatan status
Nutrisi – Membaik - Identifikasi perlunya penggunaan selang nutrisi
- Porsi makanan yang dihabiskan nasogastrik
(meningkat) - Monitor asupan makanan
- Verbalisasi keinginan untuk - Monitor berat badan - Untuk perencanaan diet guna
meningkatkan nutrisi (meningkat) - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium menongkatkan asupan makanan
- Pengetahuan tentang pilihan Terapeutik yang kaya energi
makanan yang sehat (meningkat) - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
- Sikap terhadap makanan atau perlu
minuman sesuai dengan tujuan - Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
kesehatan (meningkat) piramida makanan)
- Perasaan cepat kenyang (menurun) - Sajikan makanan secara menarik dan suhu
- Nyeri abdomen (menurun) tubuh yang sesuai
- Frekuensi makan (membaik) - Berikan makanan tinggi serat untuk
- Nafsu makan (membaik) mencegah konstipasi
- Bising usus (membaik) Kolaborasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein kolaborasi dengan tim gizi
- Berikan suplemen makanan, jika perlu

3 Defisit - Tujuan Jangka Panjang: Setelah Intervensi : Edukasi Kesehatan (1.12383) - Untuk mengetahui tingkat
Pengetahuan dilakukan tindakan keperawatan Observasi : kemampuan dalam menerima
(D.0111) b.d deficit pengetahuan tidak terjadi - Identifikasi kesiapan dan kemampuan informasi
kurang terpapar - Tujuan Jangka Pendek (SMART): menerima informasi - Untuk mengetahui faktor yang
informasi Stelah dilakukan tindakan - Identifikasi faktor-faktor yang dapat dapat meningkatkan motivasi
keperawatan 3x 24 jam tingkat perilaku hidup bersih dan sehat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
pengetahuan meningkat - Agar media yang digunakan
- Kriteria Hasil: (Tingkat pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat dalam edukasi tepat
:L.12111) Terapeutik : - Menambah pengetahuan klien
- Perilaku sesuai anjuran (meningkat) - Sediakan materi dan media pendidikan - Meningkatkan Kesehatan klien
- Kemampuan menjelaskan kesehatan
pengetahuan tentang suatu topik - Jadwalkan akan pendidikan kesehatan sesuai
(meningkat) kesepakatan
- Kemampuan menggambarkan - Berikan kesempatan untuk bertanya
pengalaman sebelumnya yang sesuai Edukasi :
dengan topik (meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan - Jelaskan faktor resiko yang dapat
(meningkat) mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

4 Intoleransi - Tujuan Jangka Panjang: Setelah Intervensi (Manajemen Energi 1.05178) - Untuk mengidentifikasi pilihan
Aktivitas dilakukan tindakan keperawatan Obesrvasi aktivitas
(D.0056) b.d intoleransi terhadap aktivitas tidak - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang - Untuk mekanisme koping
Kelemahan terjadi mengakibatkan kelelahan - Untuk mengkaji tanda-tanda
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): - Monitor kelelahan fisik dan emosional vital lebih lanjut
Stelah dilakukan tindakan Terapeutik - Untuk meningkatkan kekuatan
keperawatan 3x 24 jam toleransi - Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah otot
aktivitas meningkat stimulus (cahaya, suara, kunjungan) - Untuk meningkatkan aktivitas
- Kriteria Hasil:Toleransi Aktivitas - Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif sehari-hari
(L.05047) - Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan - Untuk merencanakan diit guna
- Kemudahan dalam melakukan Edukasi meningkatkan asupan makanan
aktivitas sehari-hari - Anjurkan tirah baring kaya energi
- Menurunnya keluhan lemas - Anjurkan untuk melakukan aktivitas secara
- Membaiknya Frekwensi nadi bertahap
- Keluhan Lelah menurun - Anjurkan untuk menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi :Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
5 Hipervolemia - Tujuan Jangka Panjang: Setelah Intervensi: manajemen hypervolemia (I.03114) - Untuk mengetahui tanda dan
(D.0022) dilakukan tindakan keperawatan Observasi gejala hypervolemia
hypervolemia tidak terjadi - Periksa tanda dan gejala hypervolemia - Untuk mengetahui penyebab
- Tujuan Jangka Pendek (SMART): - Identifikasi penyebab hypervolemia hypervolemia
Stelah dilakukan tindakan - Monitor status hemodinamik - Batasi cairan agar
keperawatan 3x 24 jam status cairan - Motinor intake dan output hypervolemia tidak semakin
membaik Teraupetik parah
- Kriteria Hasil: Status Cairan - Batasi asupan cairan dan garam - Meningkatkan pengetahuan
(L.03028) - Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat klien
- Kekuatan nadi meningkat Edukasi - Mempercepat proses
- Turgor kulit meningkat - Ajarkan cara membatasi asupan cairan penyembuhan
- Output urin meningkat - Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan
- Ortopnea menurun dan haluaran cairan
- Dispnea menurun Kolaborasi
- Edema anasarca dan perifer menurun - Kolaborasi pemberian diuretic
- Tekanan darah membaik - Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretik
DAFTAR PUSTAKA

Rahmatika, fitri, aufa. 2021. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal
Medika Utama. Vol 2, No2

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Cetakan II. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Cetakan II. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Cetakan II. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat

Widayanto, aris. 2020. Pendidikan Kesehatan Pencegahan Hipertensi. Jurnal Emphathy Pengabdian
Kepada Masyarakat. Vol.1, No.2.

Anda mungkin juga menyukai