Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

LAPORANN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan
suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Arum, 2019 dalam Azizah, 2022). \
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
serta tekanan darah diastoliknya lebih dari90 mmHg. Hipertensi yang tidak
mendapatkan penangananatau pengobatan dengan baik dapatmenyebabkan
komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan
kebutaan (Sarifah, Sumadi, & Widyastuti, 2020).

2.1 Etiologi
Umumnya hipertensi tidak memiliki penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan curah jantung. Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a) Genetik: respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi
b) Obesitas: berhubungan dengan insulin yang tinggi akibatnya tekanan darah
meningkat.
c) Stress karena lingkungan
d) Hilangnya elastisitas jaringan pada lansia serta pelebaran pembuluh darah

3.1 Klasifikasi
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan PenyebabnyaMenurut Fikriana R (2018, p.53)
klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebab terjadinya dibedakan menjadi dua:
a) Hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui
Jenis hipertensi tanpa diketahui penyebabnya disebut dengan hipertensi primer.
Lebih dari 90% penderita hipertensi merupakan hipertensi primer. Jenis
hipertensi ini dimungkinkan karena peran faktor keturunan seseorang. Oleh
karena itu, upaya penatalaksanaan pada penderita hipertensi primer adalah
mengontrol gaya hidup dan penggunaan obat.
b) Hipertensi dengan penyebab yang diketahuiJenis hipertensi dengan penyebab
yang diketahui ini disebut dengan hipertensi sekunder. Prevalensi hipertensi
sekunder ini kurang dari 10%. Hipertensi sekunder disebabkan adanya penyakit
lain maupun dari obat-obatan tertentu yang digunakan. Oleh karena itu,
pengobatan penderita hipertensi sekunder bertujuan untuk memperbaiki
kondisi penyakit lain yang mendasari dan menghindari penggunaan obat-obatan
yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:


a) Hipertensi primer
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang belum diketahui penyebabnya.
Diderita oleh sekitar 95% orang. Oleh karena itu, penelitiandan pengobatan
lebih difokuskan bagi penderita hipertensi primer.
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini:
1) Faktor keturunan
Jika kedua orangtua memiliki tekanan darah tinggi, maka seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Yaitu usia(tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia), jenis
kelamin (pria lebih tinggi dari wanita), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak
dari kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang kurang baik seperti konsumsi garam yang tinggi,
kegemukan, stress, merokok, minum alkohol, minum obat-obatan (efedrin,
epinefrin) dapat menimbulkan hipertensi.
b) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Contoh hipertensi
sekunder yaitu hipertensivascular renal yang diakibatkan olehstenosis arteri
renalisatau ginjal. Penyakit ini dapat mengurangi aliran darah ke ginjal,
mengakibatkan aktivasibaroreseptor ginjal, stimulasi pelepasan renin, dan
pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara langsung akan
meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah kembali normal jika pada
stenosis dapat diperbaiki atau ginjal yang terkenadiangkat(Aspiani R. Y.,
2016).

4.1 Patofisiologi
Hipertensi terjadi melalui beberapa cara sebagai berikut:
a) Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak darah setiap
detik.
b) Arteri besar kaku karena kehilangan kelenturannya, sehingga tidak dapat
mengembang saat jantung memompa darah melewati arteri tersebut.
Akibatnya, setiap detak jantung darah melalui pembuluh darah yang sempit
meningkatkan tekanan darah.
c) Saat terjadi vasokonstriksi tekanan darah dapat meningkat,yaitu arteri kecil
(arteriola) mengerut akibat perangsangan saraf.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini
terjadi karena terdapat kelainan fungsi ginjal yang menyebabkan ginjal tidak
mampu membuang garam dan air dalam tubuh, terjadi peningkatan tekanan
darah karena volume cairan meningkat. Tekanan darah dapat dikendalikan oleh
ginjal dengan beberapa cara, jika tekanan darah meningkat akan meningkatkan
keluarnya garam dan air sehingga volume darah bertambah dan tekanandarah
kembali normal. Ginjal juga dapat menghasilkan enzim renin yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
Ginjal merupakan organ penting dalam pengendalian tekanan darah manusia.
Oleh karena itu, berbagai penyakit pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi. Contohnya penyempitan stenosis arteri renalis yang menuju
ke salah satu ginjal akan menyebabkan hipertensi. Sistem saraf simpatis akan
meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or flight (reaksi tubuh terhadap
ancaman dari luar), kecepatan denyut jantung meningkat dan mempersempit
sebagian besar arteriola tetapi memperlebar arteriola dibagian tertentu (misalnya
otot rangka yang membutuhkan pasokan darah lebih banyak), mengurangi
pembuangan garam dan air oleh ginjal sehingga akanmeningkatkan volume darah,
melepaskan hormone epinefrin dan norepinefrin yang merangsangpembuluh darah
dan jantung (Bachrudin & Najib, 2016).

4.1 Pemeriksaan Penunjang


Setelah pemahaman tentang hipertensi dipegang dengan baik, maka upaya
pemantauan tekanan darah menjadi hal yang tidak kala penting. Pengukuran
tekanan darah secara rutin akan menjadi patokan gaya hidup dan menu makanan
yang perlu anda jalani. Tekanan darah setiap saat bisa naik turun, oleh karena itu,
yang perlu kita lakukan adalah dengan mengukur tekanan darah (Nurrahmani,
2015). Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting. Retina
harus diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji
kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung, yang dapat
disebabkan oleh tingginya tekanan darah. Berikut pemeriksaan penunjang
hipertensi (Oktavianus, 2014).
1. Hematokrit
Pada penderita hipertensi kadar hematokrit dalam darah meningkat seiring
dengan meningkatnya kadar natrium dalam darah. Pemeriksaan hematokrit
diperlukan juga untuk mengikuti perkembangan pengobatan hipertensi.
2. BUN/Kreatinin
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar kreatinin
dalam darah meningkat sehingga berdampak pada fungsi ginjal
3. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi
4. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal.
5. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan ventrikel kiri dan gambran kardiomegali dapat dideteksi
dengan pemeriksaan ini. Dapat juga menggambarkan apakah hipertensi telah
lama berlangsung
4.2 Penatalaksanaan

4.3 Komplikasi
Tempat-tempat utama yang paling sering dipengaruhi hipertensi menurut Triyanto,
2016 adalah sebagai berikut :
a) Jantung
Tekanan darah tinggi menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi beban kerja jantung meningkat otot jantung
mengendor dan elastisnya berkurang sehingga jantung tidak mampu memompa
darah yang kembali ke jantung cepat. Akibatnya cairan bertahan di paru-paru dan
jaringan lain sehingga terjadi odema sesak nafas.
b) Otak
Penderita hipertensi dapat memicu pendarahan otak yang mengakobatkan
pecahnya pembuluh darah di otak atau stroke hemoragik
c) Ginjal
Tekanan darah tinngi mengakibatkan aliran darah ke ginjal terganggu sehingga
menimbulkan gangguan aliran darar pada ginjal. Apabila aliran darah ke ginjal,
jaringan ginjal atau saluran pengeluran ginjal terganggu maka akan merusak fungsi
ginjal.
d) Mata
Terjadi pendarahan pada retina mata yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi,
sehingga dapat terjadi gangguan pengelihatan atau bisa menjadi mengakibatkan
kebutaan pada penderita.
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian Keperawatan
2.2 Diagnosa Keperawatan
2.3 Intervensi Keperawatan
2.4 Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, dkk. 2022. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Di PPSLU
Dewanata Cilacap. Jurnal Inovasi penelitian 3 (4), 5790-5712 https://stp-mataram.e-
journal.id/JIP/article/view/1945/1508
Utari, Dyah. 2022. Asuhan Keperawatan Nyeri Akut (Kepala)Pada Pasien Hipertensi di
Rumah Sakit Umum Daerah Bendankota, Pekalongan: DIII Keperawatan Pekalongan
https://repository.poltekkessmg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=31778&keyword
s=
Thoyyiba, Ummi. 2021. Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dengan Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Melur Pekanbaru. Pekanbaru: Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau.
http://repository.pkr.ac.id/1631/
Tinkele, Else. 2022. Asuhan Keperawatan Pada Ny.D Dengan Sistem Kardiovakuler :
Hipertensi Dengan Pemberian Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan Tekanan
Darah. http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/1346

Anda mungkin juga menyukai