“HIPERTENSI”
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan
darah diastolik >90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istrahat/tenang.1
Menurut Sevent Report of the Joint Nasional Committee on Prevention,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) Hipertensi adalah rerata
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg tanpa penggunaan obat-
obat antihipertensi.2
Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes (2018),
hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada
setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah
sakit kepala atau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah,
penglihatan kabur, telinga berdenging dan mimisan.3
3. Manifestasi Klinis
Menurut Yanita, Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Yanita, N.
(2022).) menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan
darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda
gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai
berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera.
Klien dengan hipertensi mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi
penyempitan pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi pembuluh darah akan
menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut akan
menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi serta relaksasi pembuluh darah terdapat
pada pusat vasomotor pada medula di otak. Dari vasomotor itu dimulai jaras saraf
simpatis yang terus berlanjut ke bawah korda spinalis lalu keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di thorak serta abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor diharapkan pada bentuk stimulus yang terus bergerak kebawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Di titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetikolin yang dapat merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah.
Dilepaskannya norepineprin akan mengakibatkan kontriksi pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriktor. Seseorang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin. Disaat yang bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenalpun terangsang
mengakibatkan adanya penambahan aktifitas vasokontriksi. Medula adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang bisa memperkuat respon vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal
dapat menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
kemudian diubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan adanya suatu
vasokonstriktor yang kuat. Hal ini merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini juga nmenyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
yang mengakibatkan volume intravaskuler. Semua faktor itu cenderung bisa
menyebabkan hipertensi. Pada lansia, perubahan struktur dan fungsi di sistem
pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi.
Perubahan tersebut seperti aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat serta
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang dapat menurunkan
kemampuan distensi daya regang pembulu darah. Hal tersebut menyebabkan aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) sehinnga bisa terjadi penurunan curah
jantung dan peningkatan tekaman perifer.5,6
5. Pathway
7. Pencegahan
Pencegahan hipertensi dengan modifikasi gaya hidup sangat penting dalam
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
mengobati tekanan darah tinggi, berbagai macam cara memodifikasi gaya hidup untuk
menurunkan tekanan darah yaitu : 9
1) Pengaturan diet
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi
sistem renin- angiostensin sehingga sangata berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat pada dinding vaskular.
(1) Diet kaya buah sayur.
(2) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
2) Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat
badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja
jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas
berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi,
penurunan berat badan adalah hal yangs angat efektif untuk 18 menurunkan
tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan.
Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian
khusus karenan umumnya obat penurunan penurunan berat badan yang terjual
bebas mengandung simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan
darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjadinya eksaserbasi
aritmia.
3) Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung.. olahraga isotonik
dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan mengurangi
katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam
satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga
meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis
akibat hipertensi.10
4) Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok dan
tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka oanjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung.
8. Pemeriksaan Penunjang.11
Pemeriksaan penunjang pada penderita hipertensi meliputi:
a. Hitung darah lengkap (Complete Blood cells Count) meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit untuk melihat vaskositas dan indikator faktor risiko
seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. Kimia darah
1) BUN, kreatinin : peningkatan kadar menandakan penurunan perfusi atau
fungsi renal.
2) Serum glukosa : hiperglisemia (DM adalah faktor presipitator hipertensi)
akibat dari peningkatan kadar katekolamin.
3) Kadar kolesterol/trigliserida : peningkatan kadar mengindikasikan predisposis
pemebntukan plak ateroma.
4) Kadar serum aldosterone : menilai adanya aldosteronisme primer.
5) Studi tiroid (T3 dan T4) : menilai adanya hipertiroidisme yang berkontribusi
terhadap vasokonstriksi dan hipertensi.
6) Asam urat : hiperurisemia merupakan implikasi faktor hipertensi.
c. Elektrolit
1) Serum potasium atau kalium : hipoklemia menandakan adanya aldosteronisme
atau efek samping terapi diuretik.
2) Serum kalsium : jika terdapat peningkatan akan berkontribusi pada hipertensi
d. Urin
1) Analisa urin : adanya protein urien, glukosa dalam urin mengindikasikan
adanya disfungsi renal atau diabetes
2) Urine VMA (Catecholamine Metabolite) : peningkatan kadar mengindikasikan
adanya pheochromacytoma.
3) Sterodi urin : peningkatan kadar mengindikasikan adanya hiperadrenalisme,
pheochromacytoma, atau disfungsi pituary, sindrome chusing’s; kadar renin
juga meningkat.
e. Radiologi
1) Intra Venous Pyelografi (IVP) : untuk mengidentifikasi penyebab hipertensi
seperti renal parenchhymal disease, urolithiasis, benigna prostate hyperplasia
(BPH).
2) Rontgen toraks : untuk menilai adanya kalsifikasi obstruktif katup jantung,
deposit kalsium pada aorta, dan pembesaran jantung
f. EKG : menilai adanya hipertrofi miokard, pola strain, gangguan konduksi atau
disritmia.
9. Komplikasi
Komplikasi dari hipertensi adalah :
a) Stoke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area
tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan
meningkatkan terbentuknya aneurisma.
2. Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami
arterosklerotik tidak pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila
terbentuk thrombus yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh
tersebut. Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka
kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infark.
3. Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-
kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti
fungsionla ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine
dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi
edema pada penderita hipertensi kronik.
4. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna
(hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang
tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler
dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf
pusat. Akibatnya neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan kematian.12
10. Pengkajian Keperawatan. 6,,11,13
Pengkajian yang faktual dan tepat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar,
menegakkan diagnosis keperawatan yang tepat, menyeleksi terapi yang cocok, dan
mengevaluasi respons klien terhadap terapi.
a. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosis
medis.
b. Alasan masuk rumah sakit
Yaitu keluhan utama pasien saat masuk rumah sakit dan saat dikaji. Pasien
mengeluh nyeri, dilanjutkan dengan riwayat kesehatan sekarang, dan kesehatan
sebelum
c. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan tergantung dari seberapa jauh dampak trauma kepala disertai penurunan
tingkat kesadaran, salah satunya nyeri
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan
tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta biasanya: sakit
kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak jantung tak teratur, nyeri dada,
wajah kemerahan, pendarahan dihidung dan kelelahan yang bisa terjadi pada
penderita hipertensi karena ada kerusakan pada otak, jantung, mata dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran bahkan
koma.14
e. Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit ginjal, stroke.
Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan
adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit metabolik,
penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih, dan penyakit menurun
seperti diabetes militus, asma, dan lain-lain. Orang tua yang menderita hipertensi,
45% akan menurun kepada anaknya, sedangkan hanya salah satu yang menderita
hipertensi, 30% hipertensi akan menurun kepada anaknya
g. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai proses emosi
klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-
harinya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Riwayat psikososial Rasa
kronis, gelisah dan cemas merupakan psikologis yang sering muncul pada klien
dan keluarga.
h. Pengkajian nyeri
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif. Data yang terkumpul secara
komprehensif dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan manajemen nyeri
yang tepat.
j. Pola-pola.16
1. Pola presepsi dan tata laksana hidup sehat Gaya hidup yang kurang sehat
merupakan factor resiko hipertensi yang bisa kita ubah dengan kata lain,
mengatur pola hidup sehat mengurangi konsumsi natrium, lemak jenuh,
alkohol berlebihan.
2. Pola nutrisi dan metabolisme Diet, pembatasan makanan minuman, Riwayat
peningkatan / penurunan berat badan, pola konsumsi makanan, masalah-
masalah 30 yang mempengaruhi masukan makanan. Diet yang dianjurkan pada
penderita hipertensi yaitu diet DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertansion) diet yang dirancang untuk menurunkan lonjakan tekanan darah.
Diet ini menenkankan pada pola makan rendah garam namun tetap
mengandung nutrisi seimbang.
3. Pola eliminasi
Pantau pengeluaran urine frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah
apakah terjadi retensi urine. Retensi urine dapat disebabkan oleh posisi
berkemih yang tidak alamiah, pembesaran prostat dan adanya tanda infeksi
saluran kemih kaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses.
4. Pola tidur dan istirahat Pada penyakit hipertensi biasanya bergejala sulit tidur
dikarenakan rasa nyeri pada kepala.17
5. Pola aktivitas Pada penyakit hipertensi biasanya bergejala : kelemahan, letih,
nafas pendek, gaya hidup monoton. Dengan tanda-tanda : frekuensi jantung
meningkat, perubahan irama jantung, takipnea simpatis.
B. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan. Sedangkan tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas
spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan.
Tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik,
edukasi dan kolaborasi.2223
No. Diagnosa Tujuan/ Kriteria Rencana Tindakan Rasional
Hasil (Standar Keperawatan Indonesia )
(Standar Luaran
Keperawatan
Indonesia)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Rencana Tindakan: Manajemen Nyeri Observasi
(D.0077) tindakan keperawatan (L,08238) 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
diharapkan tingkat kualitas, intensitas nyeri
nyeri menurun Observasi Rasional: untuk mengetahui tingkat nyeri pasien.
Kriteria hasil: Tingkat
nyeri ( L.08066) 2. Identifikasi skala nyeri
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
1. Nyeri menurun durasi, frekuensi, kualitas, intensitas Rasional:
2. Tidak meringis 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
nyeri
3. Sikap protektif 2. Identifikasi skala nyeri Rasional: untuk mengetahui tingkat ketidaknyamanan
4. Tidak gelisah 3. Identifikasi respon nyeri non verbal dirasakan oleh pasien
5. Tidak mengalami 4. Identifikasi faktor yang memperberat 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
kesulitan tidur dan memperingan nyeri memperingan nyeri
6. TD dan nadi dalam Rasional: untuk mengurangi faktor yang dapat
batas normal Terapeutik
memperburuk nyeri yang dirasakan pasien.
1) Pertahankan tirah baring selama fase
aktif Terapeutik
2) Berikan tindakan non farmokologis
untuk menghilangkan sakit kepala 1. 1. Meminimalkan stimulus/tindakan relaksasi
3) Hilangkan minimal aktifitas 2. 2. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler
vasokontraksi yang dapat 3. serebal dan yang memperlambat/memblok respon
meningkatkan sakit kepala. 4. simpatis efektif dalam menghilangkan sakit
4) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai 5. kepala dan komplikasinya
kebutuhan. 6. 3. Aktifitas yang meningkatakan vasokontraksi
5) Berikan cairan,makanan 7. menyebabkan sakit kepala.
lunak,perawatan mulut yang 8. 4. Pasien juga dapat mengalami episode impotensi
teratur bila terjadi pendarahan 9. postural.
hidung 5) Meningkatkan kenyamanan umum
6) Kontrol lingkungan yang . 6. Menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu system syaraf simpatis.
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
7) Ajarkan teknik nonfarmakologis Edukasi
untuk mengurangi rasa nyeri
1. Mengidentifikasi penyebab, periode dan pemicu nyeri
menambah pengetahuan saat serangan nyeri datang
Edukasi 2. Meningkatkan adaptasi mekanisme koping saat
serangan nyeri
1. Jelaskan penyebab, periode, dan 3. Meningkatkan kemampuan dalam mengatasi nyeri
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri Kolaboratif
1) Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan
Kolaborasi rangsangan saraf simpatis.
2) Anti ansientas memiliki efek relaksasi otot
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
5 Kurang
Edukasi Edukasi
pengetahu
an 1) Bantu klien dalam mengidentifikasi .
mengenai factor-faktor resiko kardio vaskuler
kondisi Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan
yang dapat diubah, misalnya :
penyakitn dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler
obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan
ya serta ginjal).
kolesterol, pola hidup monoton,
merokok, dan minum alcohol (lebih 2.Kesalahan konep dan menyangkal diagnosa karena
dari 60 cc / hari dengan teratur) pola perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati
hidup penuh stress.. mempengaruhi minimal klien / orang terdekat untuk
mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila
2) Kaji kesiapan dan hambatan dalam
belajar termasuk orang terdekat. klien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan
pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan
3) Kaji Penyebab, tanda dan gejala, dipertahankan
pencegahan, pengobatan, dan akibat
lanjut 3.Mengidentivikasi tingkat pegetahuan tentang proses
penyakit hipertensi dan mempermudah dalam
4) Jelaskan pada klien tentang proses menentukan intervensi
penyakit hipertensi( pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, 4.Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien tentang
pencegahan, pengobatan, dan akibat proses penyakithipertensi
lanjut) melalui penkes.
DAFTAR PUSTAKA
1
Nurvita, S. (2021). Literature Riview Gambaran Hipertensi di Indonesia. Jurnal Rekam
Medis & Manajemen Infomasi Kesehatan, 1(2), 1-5.
2
Telaumbanua, A. C., & Rahayu, Y. (2021). Penyuluhan dan edukasi tentang penyakit
hipertensi. Jurnal Abdimas Saintika, 3(1), 119.
3
Arfania, M., Frianto, D., Kuswanti, A., Rahmawati, E. S., Immelia, R. P., & Ismayanti, S.
(2023). Literature Review Artikel: Distribusi Penggunaan Obat Kaptopril Pada
Pengendalian Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Innovative: Journal Of Social
Science Research, 3(2), 9030-9038.
4
Yanita, N. (2022). Berdamai dengan hipertensi: Bumi Medika.
5
Kadir, A. (2018). Hubungan patofisiologi hipertensi dan hipertensi renal. Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma, 5(1), 15-25.
6
Marhabatsar, N. S. (2021). Penyakit hipertensi pada sistem kardiovaskular. Paper presented
at the Prosiding Seminar Nasional Biologi.
7
Pramana, D. (2020). Penatalaksanaan krisis hipertensi. Jurnal Kedokteran, 5(2), 91-96.
8
Nuratiqa, N., Risnah, R., Hafid, M. A., Paharani, A., & Irwan, M. (2020). Faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan minum obat anti hipertensi. BIMIKI (Berkala Ilmiah
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia), 8(1), 16-24.
9
Marlinda, E. (2020). Penerapan edukasi DIIT rendah geram dan keteraturan Control
tekanan darah dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.
Universitas Perintis Indonesia.
10
Syahitdah, R., & Nissa, C. (2018). Aktivitas fisik, stress, dan asupan makanan terhadap
tekanan darah pada wanita prediabetes. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian
Journal of Nutrition), 7(1), 54-62.
11
Sarafidis PA, Bakris GL. Evaluation and Treatment of Hypertensive Emergencies and
Urgencies. In: Feehally J, Floege J, Tonelli M, Johnson RJ, editors. Comprehensive
Clinical Nephrology 2019. 6th edition. Elsevier.p. 444-452
12
Telaumbanua, A. C., & Rahayu, Y. (2021). Penyuluhan dan edukasi tentang penyakit
hipertensi. Jurnal Abdimas Saintika, 3(1), 119
13
Mufarokhah, H. (2020). Hipertensi dan Intervensi Keperawatan: Penerbit Lakeisha.
14
Cahyani, N., Annisa, F., Riesmiyatiningdyah, R., & Sulistyowati, A. (2020). Asuhan
Keperawatan Pada Klien Ny. C Dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Ruang Tulip
Rumah Sakit TK III Brawijaya Surabaya. Akademi Keperawatan Kerta Cendekia
Sidoarjo.
15
Ngurah, G. (2020). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan
Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri. Jurnal Gema Keperawatan, 13(1), 35-42.
16
Imelda, I., Sjaaf, F., & PAF, T. P. (2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada lansia di puskesmas air dingin lubuk minturun. Health and Medical
Journal, 2(2), 68-77.
17
Wahab, Z. F., Ibnu, F., & Virda, E. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi
Dengan Masalah Gangguan Pola Tidur di RSU Anwar Medika Sidoarjo.
Perpustakaan Universitas Bina Sehat.
18
Irwandi, I., & Haura, J. (2023). Hipertensi Emergency. Jurnal Ilmiah Kedokteran dan
Kesehatan, 2(3), 28-37.
19
Virdianti, F. (2020). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Hipertensi
Berhubungan dengan Penurunan Curah Jantung di Ruang Krissan RSUD Bangil.
STIKes icme Jombang.
20
Manurung, N., & Bedah, K. M. (2018). Konsep, Mind Mapping Dan Nanda, Nic, Noc.
Jakarta: Trans Info Media.
21
PPNI., Tim Pokja SDKI DPP . (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik Cetakan 1, Vol. Edisi I.
22
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Cetakan 2., Vol. Edisi 1.
23
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Vol. Edisi 1.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN HIPERTENSI
DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD. Dr. ABDUL AZIZ SINGKAWANG
NIM. 891232030
TAHUN 2023
1
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
KONSEP DASAR PROFESI
BIODATA
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Perempuaan
Umur : 59 Tahun
Status Perwakinan : Kawin
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Pendidikan Teraakhir : Diploma III
Alamat : Jln. Mesjid Jami RT 010/RW 005, kel, Sungai Bulan
Singkawang
No Register : 554977
Tanggal MRS : 24-09-2023
Tanggal Pengkajian : 25-09-2023 :
RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit
a. Saat masuk Rumah Sakit
klien mengalami sakit hebat di bagian kepala seperti ditusuk tusuk,
b. Saat Pengkajian
Klien mengalami nyeri pada bagian kepala sampai ke tengkuk sehingga pasien tidak
mampu untuk duduk dan berdiri, hanya bisa terbaring ditempat tidur
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala sampai ke tengkuk sehingga pasien tidak mam-
pu untuk duduk dan berdiri, hanya bisa terbaring ditempat tidur selama 2 hari, nyeri kepala
datang hilang timbul beberapa saat (<30 detik). Pada hari minggu, 25 September 2023
di dipagi hari keluarga membawa pasien ke Rumah Sakit RSUD dr. Abdul aziz
Singkawang. Hasil pemeriksaan fisik (TD 200/100 mmhg. HR 96x/menit, RR
20x/menit, temperatur 36.5℃, SpO2 97%. Dokter mendiagnosa dengan Hipertensi dan
disarankan oleh dr DPJP masuk rumah sakit. Keluarga setuju pasien untuk dirawat inap
RSUD. dr. Abdul Aziz Singkawang. Klien diberikan terapi cairan infus Ringer Lactat 15
tpm, Injeksi Nicardipin 5 mg/8 m via syring pump, Injeksi ondansentron 1 ampul/8jam
injeksi omeprazole 40 mg12/jam, simvastatin 10 mg /24 jam , amlodipin 10 mg/24
2
jam, ISDN 5 mg/8 jam , pada pukul 13.00 WIB pasien dimobilisasi ke di ruang Penyakit
Dalam
3) Riwayat Masa Lalu :
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, pasien jarang melakukan kontrol
di pusat pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit.
4) Riwayaat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit yang pernah diderita oleh keluarga.
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
b. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
Pasien mengatakan tidak mengontrol pola makan
5) Genogram :
Keterangan:
: laki-laki
: Perempuan
: pasien
X : meninggal
: menikah
3
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
B. POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
1. Waktu Tidur
a) Sebelum sakit
pasien mengatakan bahwa saat sebelum sakit pasien bisa tidur selama 8 jam sehari
b) Saat sakit
pasien mengatakan saat sakit kurang tidur diakibatkan sakit kepala yang ia rasakan tidak
kunjung reda, pasien mengatakan kalau pun bisa tidur diperkirakan salama 3 – 4 jam
sehari itu pun sering terjadi.
2. Waktu Bangun :
a. Sebelum sakit
pasien mengatakan bahwa saat sebelum sakit pasien bangun pagi jam 04.30 WIB
b. Saat sakit
pasien mengatakan saat sakit sering terbangun di malam hari dan membutuhkan waktu 1-
2 jam untuk dapat tidur kembali.
3. Masalah tidur : gangguan pola tidur karenaa sakit kepala
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : pasien biasanya mendengarkan radio untuk membantu
tidur kembali
5. Hal-hal yang mempermudah Klien terbangun : - lingkungan yang berisik
C. POLA ELIMINASI :
1. BAB : Selama di rumah sakit klien belum BAB, kontipasi tidak ada
2. BAK : klien BAK di rumah sakit 7-8 kali/hari dengan warna kuning teh,
± 200 cc/BAK
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada kesulitan dalam BAB dan BAK
4. Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : -
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi ; Klien berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
B. Orang yang paling dekat dengan Klien : anak paling Tua
C. Rekreasi : Hobby : Menjahit
Penggunaan waktu senggang : menata rumah
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Klien memerlukan biaya tambahan selama dirumah sakit untuk biaya anggota keluarga
selama menunggu klien
E. Hubungan dengan orang lain / Interaksi sosial :
Klien kooperatif dan ramah dengan petugas ataupun dengan klien yang ada disekitarnya
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan adalah Rio (anak kandung)
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah : Klien sholat 5 waktu dan selama dirumah sakit berdoa di atas tempat
tidur
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : Klien percaya sakit dan sehat merupakan cobaan dari
Allah
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Klien percaya dengan doa dan perawatan dapat
membantu dalam pemyembuhan penyakitnya.
PEMERIKSAAN FISIK :
B. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 36.5ºC Nadi : 96 kali/menit
Tekanan darah : 200/100 Respirasi : 20 kali/ menit
SpO2 : 97%
Skala nyeri : P ; bertambah berat saat gerakan
Q : rasa tertusuk
R : bagian kepala sampai ke tengkuk
S : Skala nyeri 4 (sedang)
T : Timbul kadang – kadang ± 30 menit
2. M a t a
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : Lengkap dan Simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : Tidak ada lesi, Tidak ada edema
c. Konjunctiva dan sclera : Merah muda dan sklera putih
d. P u p i l : simetris, reflek terhadap cahaya positif
e. Kornea dan Iris : tidak ada perdangan dan gerakan bola mata normal
f. Ketajaman Penglihatan / Visus : *)
Tidak dilakukan pemeriksaan namun pasien bisa membaca tulisan tanpa kacamata
dengan jarak 20 cm
g. Tekanan Bola Mata : *)
Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Hidung
• Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi :
Tulang hidung simetris dan Tidak ada pembengkakan
• Lubang Hidung :
Tidak ada sekret atau sumbatan
• Cuping Hidung :
Tidak tampak ada lesi atau pembengkakan
II. Telinga
a. Bentuk Telinga : Bentuk simetris
Ukuran Telinga : 2 x 8 cm
Ketegangan telinga : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Lubang Telinga : tidak tampak pengeluaran serumen , benda asing atau perdarahan
c. Ketajaman pendengaran :
dengan arloji jarak 20 cm
IV. Leher:
a. Posisi Trakhea : Simetris
b. Tiroid : tidak tampak pembesaran tiroid
c. Suara :
d. Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugalaris
f. Denyut Nadi Coratis : Teraba kuat
• Aukultasi
- Bunyi Jantung I : Lub, SI tunggal
- Bunyi Jantung II : Dub, SI tunggal
- Bising/murmur : Tidak Terdengar murmur
• Frekuensi Denyut Jantung : 96 kali/menit (reguler)
2. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : Simetris
- Benjolan/massa : Tidak tampak benjolan atau massa.
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 15 kali/menit
- Bunyi Jantung Anak/BJA : Tidak ada karena ibu tidak sedang hamil
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Nyeri tekan tidak ada
- Benjolan /massa : Tidak teraba benjolan
- Tanda-tanda Ascites : Tidak teraba tanda tanda asites dan dinding abdomen teraba lunak
- Hepar : Tidak teraba.
- Lien : Tidak Teraba
- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeri pada Titik Mc. Burney
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Timpani
- Pemeriksaan Ascites : Tidak terdengar suara dulnes (pekak)
5. Pemeriksaan Neorologis
I. Tingkat kesadaran ( secara kualitatif ) :
Compos mentis
II. Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign )
Tidak ditemukan gejala atau tanda tanda ransangan otak abnormal
III. Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : 15 (E4 V5 M6)
IV. Refleks :
a) Refleks Fisiologis:
1. Reflek Biseps ( fleksi lengan pada sendi siku)
2. Refleks Tricep (ekstensi lengan bawah pada sendi siku)
3. Reflek Brachioradialis (flexi pada lengan bawah dan supinasi pada siku/tangan
4. Reflek Patella (: plantar fleksi kaki)
5. Reflek Glabela (: Kontraksi singkat kedua otot orbikularis okuli)
6. Reflek Rahang Bawah/Jaw Reflex (kontraksi otot masseter sehingga mulut
merapat / menutup)
7. Reflek Achiles (plantar fleksi kaki)
b) Refleks Patologis : Tidak ditemukan Refleks patologis
1. Laboratorium :
3. ECG :
Tanggal 25/09/2023 : Hasil EKG menunjukkan sinus rhytem disemua lead
.
Terapi yang diberikan
Untuk menngurangi
Ondansentron 4 mg intra vena Per 8 mual dan muntah
jam
Omeprazole 1 gr intra vena per 12 Untuk pengobatan
jam gangguan fungsi
lambung
Untuk
Simvastatin 10 mg P.O per 24
Menurunkan kadar
jam
kolesterol (LDL, HDL)
Untuk menurunaan
P.O tekanan darah
Amlodipine 10 mg Per 24
jam
Mencegah dan
P.O meredakan angina
ISDN 5 mg Per 8 pectoris
jam
PO Membantu relaksasi
Diazepam 2 mg 24 jam saat tidur
Membantu menurunkan
Furosemid 20 mg kelebihan volume
P0 12 jam
cairan tubuh:
antidiuretic
Mahasiswa,
SAUDURMA SIRAIT
NIM : 891232030
ANALISA KASUS
Problem
NO Symptom Etiology
1 DS: Mengeluh nyeri kepala Agen Nyeri akut
P: bertambah berat jika banyak pencedera
beraktivitas fisiologis:
Q: rasa tertusak peningkatan
R: kepala sampai ke tengkuk tekanan
T: timbul kadang- kadang + 30 vaskuler
menit serebral
tiap kali serangan
DO:
Klien tampak meringis memegang
kepala jika keluhan nyeri muncul
Tampak gelisah
TD 200/100 mmHg
HR 96 x/mnt
RR 20 x/menit
Suhu 36.5℃
Diaphoresis
Skala nyeri 4 (sedang)
2 DS: Klien mengeluh sulit tidur nyeri pada Gangguan pola tidur
- Klien mengeluh sering terjaga bagian kepala
- Klien mengeluh tidur tidak nyenyak
- Klien mengatakan saat sebelum sakit
klien bisa tidur selama 7- 8 jam/ hari
- Klien mengatakan saat sakit hanya
bisa tidur 3 -4 jam/ hari
- Klien mengatakan sulit tidur saat
nyeri datang
DO
DO: TD 200/100 mmHg
HR 96 x/mnt
RR 20 x/menit
Suhu 36.5℃
Diaphoresis
3 DS: Riwayat hiptertensi dan Vasokontriksi, Resiko tinggi penurunan
Mengkomsumsi obat antihipertensi Avterload curah jantung
meningkat
selama 5 tahun, nmun ti teratur
DO
RR 20x/menit
Irama jantung regular
SpO2 97%
Diaphoresis
S2 dan S1 tunggal
Gambaran EKG tampak synus rhytem,
disemua leaad
Hasil rontgen thorak cardiomegali
Lab : Colesterol 180mg/dl, TG : 150
mg/dl
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis peningkatan tekanan vaskuler
serebral
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada bagian kepala
3. Resiko tinggi penurunan curah jantung Berhubungan dengan Vasokontriksi, Avterload
meningkat
RENCANA KEPERAWATAN
Kolaborasi :
5. Kolaborasi
pemberian analgetik
17
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
NO
KEPERAWATAN KRITERIA KEPERAWATAN
HASIL
2 Gangguan pola tidur b.d nyeri pada Setelah dilakukan Dukungan tidur
bagian kepala tindakan keperawatan Obesrvasi
DS: 3x24jam Obervasi
mengeluh sulit tidur diharapkan: 1. Identifikasi pola aktivitas
mengeluh sering terjaga Pola tidur dan tidur
mengeluh tidak puas tidur 1. Keluhan sulit 2..Identifikasi faktor
mengeluh pola tidur berubah tidur dari Pengganggu tidur (fisik
mengeluh istirahat tidak cukup menurun menjadi dan/ atau psikologis)
mengeluh kemampuan membaik 3. Identifikasi makanan dan
beraktivitas menurun 2. Keluhan sering
c) minuman yang
DO: terjaga da mengganggu tidur (mis.
TD 200/100 mmHg menurun menjadi Kopi, teh, alkohol,
HR 96 x/mnt membaik minum banyak air
RR 20 x/menit 3. Keluhan tidam puas sebelum tidur, makan
Suhu 36.5℃ tidur dari menurun mendekati waktu tidur)
Diaphoresis menjadi membaik 4. Identifikasi obat tidur
4. Keluhan pola tidur yang dikonsumsi
berubah dari menurun
menjadi membaik Terapeutik
5. Keluhan istirahat tidak 5. Modifikasi lingkungan
cukup dari menurun (mis. Pencahayan,
menjadi membaik kebisingan, suhu, matras
dan tempat tidur)
6. Batasi waktu tidur siang
7. Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
8 Terapkan jadwal rutin
tidur
9. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan
10. Sesuaikan jadwal
pemberian obat
18
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
NO
KEPERAWATAN KRITERIA KEPERAWATAN
HASIL
Edukasi
a) Jelaskan pentingnya tidur
cukup
selama sakit
b) Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
c) Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menggangu tidur
d) Anjarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
e) Ajarkan relaksasi otot
autogenik
3 Resiko Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan Jantung
jantung b.d perubahan Tindakan (I.02075)
kontraktilitas, dibuktikan keperawatan 3 x 24 Observasi:
dengan jam maka curah 1. Identifikasi tanda/gejala
DS: Klien mengatakan jantung meningkat primer penurunan curah
menderita (L.02008) dengan jantung
Hipertensi ± 5 tahun kriteria hasil 2. Identifikasi tanda/gejala
DO: TD 200/100 mmHg Kekuatan nadi sekunder penurunan curah
HR 96x/menit perifer jantung
Bunyi Jantung SI dan meningkat 3. Monitor tekanan darah
4. Monitor intake dan output
S2 Tunggal, EJection fractian
cairan
Gambaran EKG (EF) meningkat 5. Monitor BB etip hari pada
Tampak synus rhytem Palpitasi waktu yang sama
5. Monitor saturasi oksigen
semua lead, menurun
6. Monitor keluhan nyeri
hasil rongten dada : Takikardla dada
cardiomegali menurun 7. Monitor EKG 12 Sandapan
Lab : Colesterol Gambaran EKG
180mg/dl, TG : 150 aritmia
menurun
mg/dl
19
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
NO
KEPERAWATAN KRITERIA KEPERAWATAN
HASIL
Lelah menurun Terapeutik:
Edema 8. Posisikan pasien semi
menurun fowler atau fowler
Distensi vena dengan kaki ke bawah
Jugularis atau posisi nyaman
menurun 9. Berikan diet jantung yang
Dispnea sesuai
menurun 10. Fasilitasi pasien dan
Pucat/sianosis keluarga untuk
menurun memotivasi gaya hidup
Paroxysmal sehat
nocturnal dysp 11. Berikan terapi relaksasi
Nea (PND) untuk mengurangi stres,
menurun jika perlu
12. Berian dukungan
Ortopnea menu
emosional dan spiritual
run
13. Berikan oksigen untuk
Berat badan
mempertahankan
menurun
saturasi oksigen
Tekanan darah
>94%
membaik
Capillary refill Edukasi
time (CRT) 14. Anjurkan beraktivitas
membaik fisik sesuai toleransi
Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
E. IMPLEMENTASI
24
NO. DX TANDA
WAKTU IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TANGAN
25
NO WAKTU IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DX TANDA
TANGAN
3 25/09/2023
1. Memonitoring tanda/gejala penurunan curah jantung
14.30 R/: Klien tidak mengeluh nyeri dada, Bunyi Jantung SI
dan S2 Tunggal,Gambaran EKG tampak synus
rhytem semua lead, hasil rongten dada : Hipertropi
ventrikel
15.20
2. Memeriksa tekanan darah, frekuensi nadi,
suhu
R/: TD 200/100 mmHg, Rr 20 x/mnt, HR 96 Kali/menit,
Temp. 36,5oC,
16.00 3. Membantu dalam pemenuhan ADL di atas
tempat tidur
R/ Pre TD 200/100 mmHg dan post 190/100
mmHg, HR pre 96 x/menit post 90 x/menit
16.20 4 .Memonitoring saturasi oksigen
R/: SpO2 97%
4. Membatasi pengunjung
15.30 R/: keluarga hanya masuk pada jam besuk
17.30
9. Memberikan obat diazepam tab 2 mg PO (malam)
R espon ; Obaat sudah diberikan sesuai hasil
kolaborasi dengan medis dokter
NO. DX WAKTU IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TANDA
TANGAN
3 26/09.2023 . Memonitoring tanda/gejala penurunan curah jantung
R/: Klien tidak mengeluh nyeri dada, Bunyi Jantung SI
14.30
dan S2 Tunggal,Gambaran EKG tampak synus
rhytem semua lead, hasil rongten dada : Hipertropi
ventrikel
Temp.36,oC
.3. . Memonitor saturasii O2
15.20
R/: SpO2 98%
16.20
6. Berkolaborasi dengan medik untuk pemberian terapi
oral Furosemide 40 mg/12 jam,
R/ Terapi per oral sudah diberikan sesuai hasil
kolaborasi dengan medis
EVALUASI
A: Nyeri akut
2
TANGGAL NO EVALUASI KEPERAWATAN (SOAP)
/ JAM TANDA
DX
TAANGAN
25/9/2023 3 S: Klien mengatakan riwayat hipertensi,
Pukul
mengkomsumsi obat antihiptertensi, nyeri
18.00
dada dan berdebar debar tidak ada
O: TD 190/100 mmHg
Rr 20 x/mnt
HR 96 (regular)
SpO2 97%
diaforesis
S I d a n S2 Tunggal
Gambaran EKG tampak synus rhytem
disemua lead, hasil Rongten kardiomegali
28
TANGGAL NO. EVALUASI KEPERAWATAN
/ JAM PARAF
DX (SOAP)
1. Identifikasi nyeri
2. Idenfitikasi respon nyeri non verbal
3. Bantu klien melakukan relaksasi benson
4. Batasi pengunjung
5. Kolaborasi dengan medis untuk
Pemberian obat antihipertensi
1. Identifikasi nyeri
2. Idenfitikasi respon nyeri non verbal
3. Bantu klien melakukan relaksasi
Nafas dalam
4. Batasi pengunjung
5. Kolaborasi
S: Mengeluh dengan medis untuk pemberian
nyeri dada
Antihiptertensi
P: bertambah danberatdiuretik
jika banyak
beraktivitas
Q: rasa tertusak
R: dada kiri sampai ke belakang dan
tangan kiri
T: timbul jarang, + 15 menit tiap kali
serangan 32
32
KUMPULAN LOGBOOK
MINGGU 3
NIM. 891232030
TAHUN 2023
1
LOG BOOK HARIAN MAHASISWA
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan
Ya Tdk
14.00 Melakukan Operan jaga 10 Menit 4 Pasien Menerima laporan √
pagi ke Dinas sore delegasi tugas
14.10 Melakukan pre 10 Menit 2 Pasien Menerima rencana √
conference program asuhan
14.20 Melakukan pengkajian 60 menit 1 pasien pengkajian √
keperawatan komprehensif
15.20 Memberikan therapi 20 menit 2 pasien tindakan √
injeksi per IM,IV
15.40 Melakukan edukasi 60 menit 1 pasien tindakan √
tentang diet hipertensi
16.20 EMemfasilitasi aktifitas 60 Menit 2 Pasien tindakan √
ADL
2
LOG BOOK HARIAN MAHASISWA
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan
Ya Tdk
14.00 Melakukan Operan jaga10 Menit 4 Pasien Laporan delegasi √
pagi ke Dinas sore tugas
3
LOG BOOK HARIAN MAHASISWA
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan
Ya Tdk
14.00 Melakukan Operan jaga pagi 10 Menit 4 Pasien Laporan dan √
ke Dinas sore delegasi asuhan
4
LOG BOOK HARIAN MAHASISWA
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan
Ya Tdk
14.00 Melakukan Operan jaga10 Menit 4 Pasien Menerima delegasi √
pagi ke Dinas sore asuhan
14.10 Melakukan pre conference 10 Menit 2 Pasien Menerima rencana √
program asuhan
14.20 Memasang DC 40 menit 2 pasien Tindakan √
16.00 Mengompres dengan air 40 menit 2 pasien edukasi √
hangat di dahi
16.40 Memasang NGT 40 menit 2 pasien tindakan √
5
LOG BOOK HARIAN MAHASISWA
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan
Ya Tdk
14.00 Melakukan Operan jaga pagi 10 Menit 4 Pasien Menerima delegasi √
ke Dinas sore asuhan
14.10 Melakukan pre conference 10 Menit 4 Pasien Menerima rencana √
program asuhan
14.20 Memasang infus 40 menit 3 pasien Tindakan √
6
LOG BOOK HARIAN MAHASISWA
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan
Ya Tdk
14.00 Melakukan Operan jaga 10 Menit 4 Perawat Menerima delegasi √
pagi ke Dinas sore asuhan
7
FORMAT PENILAIAN SIKAP PROFESIONAL DAN ETIKA
8
INSTRUMEN PENILAIAN
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
32
C Ujian Berdasarkan Kasus (50%)
Lampirkan Format Penilaian Berdasarkan Tindakan
9
Paraf dan nama penilai
10