Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN


ELEKTROLIT: DIARE

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STASE KEPERAWATAN ANAK
NAMA : DESY HARIASANDI
NIM : 891221014

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK
2022
BAB I

LAPORAN

PENDAHULUAN

KONSEP PENYAKIT DIARE

A. Definisi

Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal

dan cair. Bisa juga didefinisikan dengan buang air besar yang tidak normal

dan berbentuk cair dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya. Bayi dapat

dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari buang air besar, dan

sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah buang air besar sebanyak

lebih dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi, 2014).

Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal dimana

buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang

encer/cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang

merupakan akibat dari terjadinya proses implamasi pada lambung atau usus

(Wijayaningsih, 2013).

Diare merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

yang dapat menular melalui makanan dan minuman. Diare juga dapat

ditandai dengan dengan bentuk tinja dengan intensitas buang air besar

secara cair dengan frekuensi sering (Prawati Haqi, 2019).

Diare berasal dari infeksi berbagai bakteri yang terjadi karena

infeksi organisme disentri basiler, bakteri disamping virus dan protozoa.

(Tahir A, W, 2013).
B. Etiologi

Menurut Haroen N. S, Suraatmaja dan P. O Asnil dalam

Wijayaningsih (2013) ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut

dapat dibagi dalam dua golongan yaitu sebagai berikut:

a. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:

1) Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen seperti

shigella, salmonella, golongan vib-rio, E. Coli, clostridium

perfarings, B. Cereus, stapylococus aureus, comperastaltik usus

halus yang disebabkan bahan-bahan kimia dari makanan

(misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu

asam), gangguan psikis (ketakuatan, gugup), gangguan saraf,

alergi, hawa dingin dan sebagainya.

2) Defisiensi imun terutama SIGA (secretory

imonolbulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat

gandanya bakteri atau flata usus dan jamur terutama canalida.

b. Diare osmotik (osmotic diarrhea) disebabkan oleh:

1) Malabsorbsi makanan: karbohidrat, protein, lemak (LCT), vitamin

dan mineral.

2) Kurang kalori protein.

3) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir

Sedangkan menurut Ngastiyah dalam (Wijayaningsih, 2013),

penyebab dari diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:

a. Faktor infeksi

1) Infeksi enternal
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi:

infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, poliomyelitis, virus echo

coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dan lain-lain, dan

infeksi parasite: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides),

protozoa (Entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas

humonis), jamur (canida albicous).

2) Infeksi parenteral

Merupakan infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti Otitis

Media Akut (OMA), Tonsillitis atau Tonsilofaringitis,

BronkoDiare, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama

terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah dua tahun.

b. Faktor malabsorbsi

1) Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan

sukrosa) dan monosakarida (intoleransi glukkosa, fruktosa, dan

galaktosa). Pada anak serta bayi yang paling berbahaya adalah

intoleransi laktosa.

2) Protein.

3) Lemak.

4) Faktor makanan, misalnya makanan basi, beracun, serta alergi.

c. Faktor psikologis

Menurut Yuliastati Arnis (2016) etiologi pada diare ialah:

1) Infeksi enteral: infeksi ini disebabkan oleh infeksi saluran

pencernaan yang merupakan penyebab diare pada anak, kuman


tersebut diantara lain:bakteri, virus, paraste, protozoa, dan jamur

serta bakteri.

2) Infeksi parenteral: dimana infeksi ini di luar alat pencernaan

seperti pada otitis media, tonsilitis, bronchDiare, hal ini

biasanya terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun.

d. Faktor malabsorpsi; terjadi pada karbohidrat contohnya pada disakarida,

malabsorps protein dan lemak.

e. Faktor risiko: dalam faktor ini terjadi diare disebebkan oleh faktor

perilaku dan faktor lingkungan yang tidak sehat.

Menurut Djitowiyono dan Kristiyanasari (2011) diare dapat

disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi, malabsorpsi, makanan,

dan faktor psikologis. Infeksi ini penyebab utama pada penderita diare

akut yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit (Ridha, 2014). Pada

faktor – faktor ini yang dapat disebabkan pada faktor infeksi seperti

infeksi enteral, bakteri, virus, parasit dan infeksi parenteral.

C. Patofisologis

Dari beberapa faktor yang menyebabkan diare diantaranya

karema fakotr infeksi. Dalam proses ini pertama kalinya yaitu

mikroorganisme ke dalam saluran pencernaan yang berkembang ke dalam

usus dan merusak sel mukosa yang dapat menurunkan usus. Perubahan

yang terjadi dalam kapasitas usus dapat menyebabkan gangguan fungsi

usus dalam penyerapan cairan dan elektrolit. Faktor lain yaitu maaborpsi
yang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga menimbulkan

pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam usus yang meningkatkan

rongga usus terjadi diare. Faktor lain pada makanan yang terjadi pada

toksin tidak diserap dengan baik, sehingga menimbulkan peningkatan

dan penurunan peristaltik yang mengakibatkan penurunan penyerapan

makanan yang mengakibatkan terjadinya diare (Najah, Hidayatun, 2020)

Mekanisme dasar yang menyebabkan terjadinya diare ialah yang

pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak

dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus

meninggi, sehingga terjadinya pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga

usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misal toksin) pada dinding

usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus

dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan mortalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan

sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat

menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat timbul, akibat masuknya

mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati asam

lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian


mengeluarkan toksin dan akibat dari toksin tersebut terjadi hipersekresi

yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal menurut

Wijayaningsih (2013) sebagi berikut:

a. Kehilangan air (dehidrasi)


Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari

pemasukan (output), merupakan penyebab terjadi kematian pada

diare.

b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)


Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja/feses.

Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun

didalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya

anorexia jaringan. Produk metoabolisme yang bersifat asam

meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria

atau anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan

ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.

c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi dalam 2 sampai 3% anak yang menderita diare,

lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal

ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau penyediaan

glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala

hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga

40mg% pada bayi dan 50 persen pada anak-anak.

d. Gangguan gizi
Terjadi penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini
disebabkan oleh:
1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare

atau muntah yang bertambah hebat.

2) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran

dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.

3) Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan

diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

e. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,

sehingga perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis

bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan pada otak,

kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien bisa

meninggal.
D. Pathway keperawatan
E. Manifestasi Klinis

Manisfestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsh (2013) ialah:

Berawal dari anak yang mulai gelisah, cengeng, demam, dan nafsu

makan menurun. Muncul gejala sering buang air besar dengan frekuensi

sering, konsistensi tinja cair dan berwarna kehiajauan karena bercampur

empedu. Bagian anus dan sekitarnya terlihat lecet hingga luka karena

seringnya difekasi dan tinja lebih asam karena banyaknya asam laktat.

Tanda dan gejala yang lain pada anak biasanya turgor kulit jelas

menurun, dan pada anak terlihat di bagian ubun – ubun dan mata cekung,

membran mukosa kering hingga terjadi penurunan berat badan karena

asupan makanan yang diterima pada tubuh tidak adekuat.

Menurut Lia dewi (2014), berikut ini adalah tanda dan gejala anak

yang mengalami diare:

a. Cengeng, rewel.

b. Suhu meningkat.

c. Gelisah.

d. Nafsu makan menurun.

e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan darahnya.

Kelamaan, feses ini akan berwarna hijau dan asam.

f. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume

dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung,

penurunan kesadaran, dan diakhiri dengan syok.

g. Anus lecet.

h. Berat badan menurun.


i. Turgon kulit menurun.

j. Mata dan ubun-ubun cekung.

k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering

Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan manifestasi klinis

dari diare, yaitu:

a. Nyeri perut (abdominal discomfort).

b. Mual, kadang-kadang sampai muntah.

c. Rasa perih di ulu hati.

d. Rasa lekas kenyang.

e. Nafsu makan berkurang.

f. Perut kembung, rasa panas di dada dan perut.

g. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

h. Demam dan lemah.

i. Membrane mukosa mulut dan bibir kering.

j. Diare.

k. Pontanel cekung.
F. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Susilaningrum (2013) pada klien diare pemeriksaan

penunjang yang dapat dilakukan yaitu:

1. Pemeriksaan tinja

Pada pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan makroskopis dan

mikroskopis, Ph dan kadar gula dalam tinja hingga colok dubur.

2. Menganalisa gas darah ketika didapatkan tanda – tanda gangguan

keseimbangan asam basa

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

4. Pemeriksaan elektrolit terutama pada kadar Na, Kalsium dan prosfat.

Pemeriksaan Laboratorium yang meliputi :

1. Pemeriksaan darah lengkap (leukosit, trombosit, eritrosit, hemtokrit,

HB).

2. Kultur darah

3. Pemeriksaan urin dan feses

4. Pemeriksaan widal

a) Antigen O

b) Antigen H

c) Antigen Vi
G. Penatalaksanaan

Menurut Rianto (2017) penatalaksanaan merupakan pengobatan

dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan:

1. Diare tanpa dehidrasi: diare ini hanya memerlukan cairan tambahan

seperti air putih, sari buah segar,air teh, dan air tajin.

2. Diare dengan dehidrasi: pada diare ini memerlukan cairan yang

khusus, seperti campuran gula dan garam yang biasanya disebut

dengan larutan dehidrasi oral.Biasanya dalam pembuatan larutan ini

di campur dengan garam rehidrasi ke dalam air 1 liter air besar.

Menurut Lia dewi (2014) prinsip perawatan diare adalah sebagai

berikut:

a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan).

b. Dietetik (pemberian makanan).

c. Obat-obatan.

1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100ml/kgBB/hari

sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi.

Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan

sisanya adlibitum.

2) Sesuaikan dengan umur anak:

a. < 2 tahun diberikan ½ gelas,

b. 2-6 tahun diberikan 1 gelas,

c. > 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas).


3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka

diberikan cairan 25100ml/kg/BB dalam sehari atau setiap 2

jam sekali.

d. Oralit diberikan sebanyak ±100ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus

dehidrasi ringan sampai berat.

Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan RT): 1)

Larutan gula garam (LGG): 1 sendok the gula pasir + ½ sendok

teh garam dapur halus + 1 gelas air hangat atau air the hangat, 2)

Air tajin (2 liter + 5g garam).

1) Cara tradisional.

3 liter air + 100 g atau 6 sendok makan beras dimasak

selama 45-60 menit.

2) Cara biasa.

2 liter air + 100 g tepung beras + 5 g garam dimasak hingga

mendidih.

e. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan

daya tahan tubuh anak.


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Proses keperawatan merupakan metode dalam pemberian asuhan keperawatan

yang sistemastis, profesional, dan terorganisir, di fokuskan ke dalam respon antar

individu maupun kelompok terhadap gangguan kesehatan yang dialami. Ada beberapa

tahapan dalam proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi, dan evaluasi (Deswani, 2010).

H. Pengkajian

Pengkajian adalah awal dan dasar untuk memberikan asuhan

keperawatan, dalam hal ini perawat mengumpulkan data status kesehatan klien

secara sistematis, menyeluruh dan singkat.Dalam pengumpulan data dapat

melihatkan status kesehatan klien dan masalah-masalah yang dirasakan

klien (Hutahaean Serri, 2010).

Pada pengkajian penderita diare menurut Hidayat (2012) antara lain:

1. Identifikasi: nama. Inisial, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama,

tanggal masuk rumah sakit, penanggung jawab mengenai orang tua,

pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, umur, suku bangsa dan alamat.

2. Keluhan Utama

Perasaan yang timbul gelisah, buang air besar lebih dari 3 kali, BAB cair <4

kali ( diare tanpa dehidrasi), BAB cair 4-10 kali( dehidrasi ringan atau

sedang) dan BAB cair > 10 kali ( dehidrasi berat). Diare akut terjadi

apabila <14 hari diare masih berlangsung.


3. Riwayat penyakit sekarang

Badan lemas, nyeri, demam disertai nafsu makan menurun. Biasanya timbul

diare, tinja makin cair, dan kehilangan banyak cairan dan elektrolit.

4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

a. Prenatal : tidak ada kelainan/ penyakit pada saat ibu hamil, usia

kehamilan 9 bulan.

b. Natal: bayi lahir spontan dirumah bidan dan di tolong oleh bidan

langsung menangis, tidak ada kebiruan.

c. Post natal: tidak adanya asi eksklusif, sering menggunakan botol yang

tidak higenis, kurang gizi, anak menderita penyakit campak.

5. Riwayat imunisasi

No Jenis Usia pemberian Pemberian ke - Reaksi setelah


imunisasi
1 BCG 2 minggu Pertama Panas
2 DPT 2, 4, & 6 bulan Pertama, kedua & Panas
3 Hepatitis 2 bulan ketiga Panas
4 Polio 2 & 9 bulan Pertama -
5 Campak 9 bulan Pertama & kedua Panas
Pertama

6. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Pada peningkatan suhu tubuh secara bertahap mencapai

400(Mubarak, 2015).Biasanya pada anak dengan diare tanpa dehidrasi

kesadarannya baik. Pada berat badan pada anak yang mengalami diare

tanpa dehidrasi kehilangan berat badan 3%, diare dengan dehidrasi

dengan 6% dan diare dehidrasi berat dapat mengalami kehilanngan

berat badan sekitar 9%.


b. Pemeriksaan kepala

Rambut tampak bersih, rambut warna hitam, tidak rontok, tidak ada

benjolan, ubun- ubun besar cekung, mengukur lingkar kepala.

c. Pemeriksaan mulut

diare tanpa dehidrasi: mulut dan lidah basah, diare dehidrasi ringan:

mulut dan lidah kering, diare dehidrasi berat: mulut dan lidah sangat

kering, tidak ada stomatitis

d. Abdomen

Pada abdomen anak biasanya terdapat distensi abdomen, tidak ada

les, bising usus meningkat, supel.

e. Sistem integumen

Warana kulit sianosis, akral teraba hangat, turgor kulit menurun.

I. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah tindakan penilaian klinis mengenai masalah

kesehatan klien. Diagnosa bertujuan untuk mengetahui respon dari klien,

keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan(Tim Pokja SDKI

PPNI,2017).

Masalah keperawatan yang sering muncul pada klien dengan masalah

defisit nutrisi adalah:

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna

makanan.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP

PPNI, 2016), diagnosis keperawatan mengenai Diare pada anak dengan risiko

ketidakseimbangan elektrolit diantaranya adalah :

a. Diagnosis : Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit

b. Definisi : Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit

c. Faktor Risiko

1) Ketidakseimbangan elektrolit (misalnya dehidrasi dan intoksikasi air).

2) Kelebihan volume cairan.

3) Gangguan mekanisme regulasi (misalnya diabetes).

4) Efek samping prosedur (misalnya pembedahan).

5) Diare.

6) Muntah.

7) Disfungsi ginjal.

8) Disfungsi regulasi endokrin.

J. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah rencanan tindakan yang di lakukan

perawat yang berdasarkan pengetahuan bertujuan untuk mencapai luaran (Tim

Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)


Tabel Intervesi Keperawatan
K. Implementasi

Implementasi merupakan suatu tindakan yang dikerjakan perawat

berdasarkan intervensi yang telah ditetapkan bertujuan untuk mengatasi masalah

keperawatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

L. Evaluasi

Evaluasi adalah proses akhir dari proses keperawatan tindakan untuk

melengkapi proses keperawatan dan mengetahui seberapa jauh diagnosa

keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan perawat yang sudah di

capai.

Tindakan ini untuk menentukankemajuan klien terhadap tindakan

keperawatan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dan perencanaan

(Hutahaean Serri, 2010).


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK (> 1 tahun)
STIKES YARSI PONTIANAK

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : REIHAN ARIF


Nama Panggilan : REIHAN
Tgl Lahir/Umur : 17-02-2021
Jenis kelamin Laki-laki
Agama : islam
Bahasa yang dipakai : Melayu
Pendidikan : -
Alamat : Jalan mahad usman, rt 029/05,Kaliasin
Ruang : -
No. Register : 0024
Nama Ayah : Ahmad Nama Ibu : Sumiati
Pekerjaan : Pns Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

Tanggal masuk : 28 November 2022


Tanggal dan jam pengambilan data : 28 November 2022 jam 09.00 wib
Diagnosis medik saat masuk : Diare

Cara masuk : [ √ ] Berjalan [ ] Kursi roda [ ] Brancar [ ] digendong


Ditemani oleh : [√ ] orang tua [ ] saudara [ ] lain-lain
Dikirim dari : [ ] Emergency [√ ] Poli [ ] Kamar operasi [ ] lain-lain
Keadaan waktu masuk :
Kesadaran : [ √ ] Composmentis [ ] Apatis [ ] Somnolen [ ] Soporcoma
[ ] Coma
Pernafasan : 24 x/mnt Suhu : 38  C, Nadi : 98 x/mnt
,
Tekanan darah : 100/70 mmH BB : 8 gr/kg, TB : 85 cm
g,

Keluhan yang dirasakan : keluhan BAB cair 5 kali dalam 1 hari, badan lemah, mual,
sekarang demam, nyeri pada perut.

Alergi : [ ] ya [ ] obat [ ] makanan [ ] lain-lain ……… [√ ] tidak


Alat bantu yang : [ ] kaca mata [ ] lensa kotak [ ] prothese [ ] alat bantu pendengaran
dipakai [ ] kawat gigi [ ] lain-lain …………
Apakah pernah sakit sebelum ini ? [√ ] ya [ ] tidak
Bila pernah sakit apa ? diare, Apakah sudah berobat ? [ √ ] sudah [ ] belum
Bila sudah berobat dimana ? Puskesmas
Riwayat dalam kandungan – kelahiran :
Prenatal : [ √ ] normal [ ] tidak normal ( spesifik )
Natal : [√ ] spontan [ ] VE [ ] SC
BB lahir 3200 Gr panjang badan lahir 50 cm
Menangis saat lahir : [√ ] ya [ ] tidak
Post natal : [ ] kejang [ ] gangguan nafas [ ] kejang demam
[ ] lain-lain tidak ada masalah
Minum ASI [ ] ya, sampai umur berapa 6 bulan/tahun [ ] tidak
Riwayat : [√ ] DPT I [ √ ] DPT II [ √ ] DPT III [√ ] Polio I [√ ] Polio II [√ ] Polio
Imunisasi III [√ ] BCG [√] Campak [ ] MMR [ ] Hepatitis,
Vaksin ulangan [√ ] ya [ ] tidak

Riwayat Keluarga / Saudara :

JENIS KELAMIN
NO NAMA UMUR SEHAT / SAKIT
L/P
1. Zahra Isyani 13 tahun Perempuan sehat
2. Budi angkasa 8 tahun Laki-laki sehat
3.

Genogram keluarga ( minimal 3 generasi )

Keterangan Gambar :

= Laki-laki = Pasien

= Perempuan = Garis Keturunan

= Meninggal = Serumah
III. RIWAYAT KEBUTUHAN SEHARI-HARI

1. PERNAFASAN
Spontan [√] Ya [√] Reguler [ ] Irreguler
[ ] Tidak
Frekuensi nafas : 24 x/mnt SPO2 : 96%

Keadaan saat ini :


[] Batuk [] Dyspnoe [ ] Sianosis [ ] Retraksi : tidak ada
[ ] Wheezing [ ] Sakit [ ] Lendir [] Ronkhi
Alat bantu nafas :
[ ] O2 nasal [ ] ETT [ ] T. Piece

Hasil analisa gas darah :


[ ] Asidosis respiratorik [ ] Asidosis metabolik
[ ] Alkolosis respiratorik [ ] Asidosis metabolik
Keterangan :
Ibu klien mengatakan klien bernafas seperti biasa

2. SIRKULASI
Frekuensi nadi : 98 x/mnt [√] Reguler [ ] Irreguler
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Keadaan saat ini :
[] Edema [ ] Nyeri kaki [ ] Nyeri dada [ ] Kelelahan [ ] Syncope
Extremitas :
[√ ] Hangat [] Dingin [ ] Sianosis [ ] Anemia
[ ] Trombositopenia [ ] Lekositosis [ ] Hipoproteinemia
Keterangan :
Terdapat peningkatan suhu tubuh

3. MAKANAN, CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Makan : 3 x/hari, klien tidak menghabiskan porsi makan yang diberikan
Pagi jam : 07.00, Siang jam : 12.00, Malam jam : 18.00
Diet : makanan lunak (bubur)
Minum : ± 500-800 cc/hari
Menggunakan [ ] Dot [√] Gelas [ ] Lain-lain
Makanan dan minuman yang tidak disukai : klien tidak suka makan sayur
Nafsu makan [ ] Baik [√] Sedang [ ] Buruk
BB sebelum sakit : kg, 21 BB sekarang : 20 kg
[√ ] BB turun [ ] BB tetap [] BB naik
Keadaan saat ini : BB turun namun tidak banyak
[ ] Sulit mengunyah [ ] Stomatitis
[ ] Sakit menelan [√] kebersihan mulut kurang
[√] Mual [] Muntah [] Nyeri ulu hati
Gigi : gigi lengkap, tidak ada karies
Lidah : [√] Basah [ ] Kering [ ] Berselaput
[ ] Lain-lain
Selaput lendir : [√] Basah [ ] Kering [ ] Berselaput [ ] Lain-lain misalnya
…………
Abdomen : [] Supel [√] kembung [Tegang
Turgor : [√ ] Baik [ ] Sedang [] Buruk

Hasil laboratorium :
[ ] Hipoproteimenia [] Hipoalbuminemia [ ] Hipokalemia
[ ] Hipokalsemia [ ] Hiponatremia
Dextrostik : [ ] Normal [] Rendah [ ] Tinggi
Keterangan :
Orang tua mengatakan klien masih mau makan walau mual, porsi makan
yang diberikan hanya dimakan walau tidak habis.

4. ELIMINASI
a. BUANG AIR KECIL (BAK)
Frekuensi BAK 3 x/hari
Ada kesukaran : [] Ya [√ ] Tidak

Keadaan saat ini :


[] Oliguria [ ] Dysuria [ ] Sering BAK
[ ] Hematuria [ ] Inkontinesia [ ] Retensi urin
[ ] Imobilisasi [ ] Menetes [ ] Infeksi
[ ] Distensi kandung kemih
Keterangan : tidak ada masalah
.
b. BUANG AIR BESAR (BAB)
Frekuensi BAB 5 x/hari
Ada kesukaran : [ ] Ya [√] Tidak
Bila ada dilakukan apa?
Kapan terakhir BAB : hari ini
Keadaan saat ini :
[√ ] Diare [ ] Konstipasi [ ] Hemorroid
[ ] Kolostomi [ ] Ileustomi [ ] Perubahan diet
[ ] Penurunan pemasukan cairan
[ ] Sakit pada saat defekasi [ ] Imobilisasi

Konsistensi Feces : [] lembek [√ ] Cair berampas


[ ] Cair tanpa ampas
Warna Feces : [√ ] Kuning [ ] Hijau [ ] Putih dempul
[ ] Darah
Keterangan :
Terjadi diare.

5. NEUROSENSORI
Tingkat Kesadaran
[√] Kompos mentis [ ] Apatis [ ] Somnolent [ ] Sopor coma
[ ] Coma
Orientasi
[ ] Waktu [ ] Tempat [ ] Orang [ ] Bingung
Sifat Anak
[√] Tenang [ ] Sedih [ ] Cemas [ ] Lain-lain
Berbicara
[√] Sesuai/teratur [ ] Tak sesuai [ ] Menghina [ ] Aphasia
[ ] Kacau
Kontak mata : [√] Ya [ ] Tidak
Pupil mata :
[√] Isokor [ ] An isokor [ ] Dilatasi [ ] Bereaksi
[ ] Tidak bereaksi
Keterangan :
Tidak ada keluhan.

6. KEAMANAN / MOBILISASI
6.a. Persepsi/koordinasi
Penglihatan :
[√] Baik [ ] Kabur [ ] Ganda [ ] Buta warna
Pendengaran :
[√] Baik [ ] Tuli [ ] Nyeri
Sensori :
[√] Baik [ ] Pusing [ ] Pingsan [ ] Nyeri
[ ] Sakit Kepala [ ] Mati rasa
Keterangan :
Tidak ada keluhan.
6.b. Mobilisasi
Aktifitas sehari-hari yang bisa dilakukan :
[ ] Dapat menolong diri sendiri
[√] Ditolong dengan bantuan

Keadaan saat ini :


[ ] Sulit berjalan
[√ ] Kelelahan
[√ ] Nyeri
[ ] Gerakan yang terbatas
[ ] Kejang
[ ] Parasitis
[ ] Otot lemah
[ ] Riwayat jatuh
[ ] Koordinasi yang rusak
[ ] Cemas
[ ] Pernafasan terganggu
[√ ] Pengetahuan kurang
[ ] Penglihatan kurang
[ ] Gangguan Muskuloskeletal
[√ ] Penurunan daya tahan tubuh
Keterangan :
Klien tampak lemah, aktivitas dibantu oleh keluarga.

7. KEBERSIHAN DIRI / KULIT


Warna : [√] Normal [ ] Pucat [ ] Kemerahan [ ] Kuning
Temperatur : [ ] Normal [√ ] Hangat [] Dingin [ ] Berkeringat
Turgor : [√ ] Baik [ ] Sedang [] Buruk
Integritas kulit : [√ ] Baik/utuh [] Kering [ ] lesi [ ] Pruritus
[ ] Rash [ ] Kemerahan
Rambut : kehitaman
Kuku : kuku bersih
Infus : [ ] Ya [√] Tidak,
Drain : [ ] Ya [√] Tidak
Mandi 2 x/hari diseka air hangat
Menggosok gigi 1 x/hari
Cuci rambut tiap : tidak ada
Hasil laboratorium :
[ ] Lekositosis [ ] Trimbositopenia
Keterangan :
Kebersihan diri klien dibantu oleh orang tua.
8. KENYAMANAN
Keadaan saat ini :
Nyeri : [√] Ya, karakteristik : nyeri melilit Diaporesis : [ ] Gatal [ ] Panas [
]
Mual : [√] Ya
Temperatur : 38ºC
Luka Operasi : [ ] Ya [√] Tidak
Keterangan :
Klien mengeluh badan terasa hangat.

9. TIDUR DAN ISTIRAHAT


Tidur mulai jam berapa : 20.00 waktu bangun 07.00
Sering terbangun malam : Tidak
Tidur siang jam berapa : jam 12.30
Tidur dengan siapa : sendiri
Berdo’a/membaca cerita sebelum tidur : Berdoa
Alat bantu untuk tidur : tidak ada

10. BERMAIN DAN REKREASI


Jam bermain : tidak ada
Jenis permainan : tidak ada
Tempat bermain : -
11. PSIKO SOSIAL
Persepsi klien/keluarga tentang status kesehatan sekarang : orang tua tampak
khawatir dan cemas
Siapa yang merawat : [√] Ibu [√] Bapak [ ] Saudara [ ] Lain-lain
Hubungan dalam keluarga :
[√] Harmonis [ ] Tidak harmonis
Hubungan dengan teman :
[√] Ramah [ ] Kerjasama [ ] Nakal [ ] Egois [ ] Lain-lain
Sifat anak :
[ ] Pemarah [√] Pemalu [ ] Pendiam [ ] Manja [ ] Sabar
[ ] Pemberani [ ] Lain-lain
Prestasi belajar :
[√] Baik [ ] Sedang [ ] Kurang
Harapan klien/keluarga tentang pengobatan penyakitnya :
Orang tua berharap semoga anaknya lekas sembuh
Keterangan : -
12. SOSIAL EKONOMI
Keadaan lingkungan tempat tinggal :
[√] Bersih [ ] Kotor [ ] Padat
Tempat tinggal :
[√] Rumah [ ] Flat [ ] Lain-lain
Masalah biaya keperawatan :
[ ] Ya [√] Tidak
Keterangan : Biaya perawatan ditanggung BPJS.
13. AGAMA
Adakah hal-hal yang mempengaruhi agama : Tidak ada

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Klien tampak lemah


Tingkat kesadaran : Composmentis
A. Antropometri
Berat Badan : 20 kg
Tinggi Badan : 105 cm
Lingkar Lengan Atas : 20 cm
Lingkar Dada : 65 cm
Lingkar Perut : 65 cm
B. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 38ºC
Nadi : 98 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
C. PemeriksaanUmum
1. Kulit
a. Warna : normal, kebersihan : bersih
b. Lesi : tidak ada
c. Keadaan (lembab, kering) : lembab
d. Temperatur : hangat
e. Turgor : baik, oedema : tidak ada eodema
2. Kuku
a) Keadaan (utuh, bersih, panjang, pendek) : kuku bersih dan pendek
b) Warna (sianosis, kronik, garis melintang berwarna) : berwarna
merah muda
c) Bentuk kuku (cembung, cekung) : normal

3. Rambut
Warna : hitam, Distribusi : merata
Bentuk/sifat rambut : lurus, mudah rontok : tidak mudah rontok
4. Kepala
Bentuk : lonjong normal, kesemetrisan : simetris
5. Wajah
Bentuk : bulat, warna : pucat

6. Mata
a) Bentuk dan gerak mata (simetris/tidak) : simetris
b) Warna konjungtiva : kemerahan
c) Sklera : putih, tidak ikterik
d) Iris : kecoklatan
e) Cornea : normal, tidak ada kelainan
f) Pupil (jernih, refleks, oedema) : jernih, isokor
g) Lensa (jernih, keruh) : jernih
h) Kelopak mata : tampak oedema pada kelopak mata
i) Ketajaman penglihatan : baik, tidak ada kelainan
7. Hidung
a) Mukosa hidung (warna) : kemerahan
b) Bulu hidung : ada sedikit
c) Adakah akumulasi : tidak ada, sekret/darah : tidak ada
d) Septum : normal, tidak ada kelainan
8. Mulut
a) Bibir (warna, kesemetrisan, kelembaban) : bibir kemerahan, simetris,
tampak kering
b) Mukosa (warna, lesi, kelembaban) : kemerahan, tidak ada lesi
c) Lidah (lapis putih, bercak keabuan, fisura) : tidak ada bercak
d) Uvula (gerakan, posisi) : normal, tidak ada kelainan
e) Gigi (caries dentis, tidak tumbuh gigi) : gigi lengkap, tidak ada
karies gigi
f) Pharing (kemerahan pada dinding belakang, sekret) : tidak ada
kelainan
g) Tonsil (kemerahan, bengkak) : tidak ada pembengkakan dan
kemerahan
h) Kebersihan mulut : mulut berbau
9. Telinga
a) Bentuk dan besarnya : simetris
b) Letak (simetris) : simetris
c) Benjolan : tidak ada
d) Keadaan membran telinga : tidak ada kelainan
e) Adakah rasa nyeri, sekret, warna sekret, bau : tidak ada kelainan
f) Pendengaran : normal, tidak ada kelainan
10. Leher
a) Gerakan leher : tidak ada kelainan
b) Pembesaran getah bening : tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
c) Bendungan vena jugularis : tidak ada bendungan vena jugularis
d) Adakah tumor, oedema, lesi : terdapat oedema
11. Dada
a) Lingkar dada : 65 cm
b) Gerakan dada : simetris antara inspirasi dan ekspirasi
c) Bentuk dada : normal
12. Paru-paru
a) Gerakan pernafasan : simetris
b) Pola pernafasan : norlmal
c) Frekuensi : 24 x/menit
d) Suara pernafasan : vesikuler
13. Abdomen
a) Menonjol dan gerakan : abdomen normal
b) Lembut, tegang, ada masa, cairan abnormal : abdomen normal
c) Perkusi (sonor, dulnes, pekak) : -
d) Bising usus : 30 x/menit
e) Umbilikus (hernia, pembuluh darah) : tidak ada kelainan
14. Hepar
a) Adakah pembesaran : tidak ada pembesaran
b) Teraba (ada/tidak) : tidak teraba
c) Sewaktu bernafas atau bergerak (sakit/tidak) : tidak ada nyeri saat
bernafas
15. Kelenjar limpa
a) Pembesaran (letak, ukuran, tonjolan) : tidak ada pembesaran
b) Konsistensi (padat, kenyal) : tidak ada pembesaran
c) Arah pembesaran (medial, lateral inferior) : tidak ada pembesaran
d) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
16. Ginjal
a) Dapat diraba/tidak : tidak dapat diraba
b) Pembesaran unilateral/bilateral : tidak ada pembesaran
17. Punggung
a) Bentuk (simetris) : simetris
b) Lessi, tumor : tidak ada
18. Ekstremitas atas dan bawah
a) Kekuatan otot : kekuatan otot normal, gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh
b) Adakah atropi otot : tidak ada
c) Adakah fraktur : tidak ada
d) Adakah kelumpuhan : tidak ada
e) Oedema/lessi : terdapat oedema pada kedua ekstremitas atas dan
bawah
f) Nyeri otot : tidak ada
g) Refleks lutut/siku : normal, bereaksi terhadap rangsangan
19. Genitalia
a) Adakah pembesaran penis : terdapat oedema pada penis
b) Lessi mukosa labia, clitoris : -
c) Deformitas (kelainan bentuk kelamin) : bentuk normal
20. Anus
a. Perdarahan : tidak ada
b. Hemoroid : tidak ada
c. Atresia ani : tidak ada
d. Massa, tumor : tidak ada

V. PEMERIKSAAN REFLEKS

a. Berkedip : Normal
b. Moro (normal dijumpai sampai umur 4 bulan) : -
c. Rooting/mencari (normal dijumpai sampai umur 4 bulan) :-
d. Sucking/menghisap (refleks menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi
selama tidur tanpa stimulasi) :-
e. Swallowing/menelan : -
f. Merangkak (normal : bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan
kaki) : -
g. Palmar Grasp/menggenggam (normal dijumpai sampai umur 8 bulan) : -
h. Tanda Balbinski (normal dijumpai sampai umur < 1 tahun) : -

VI. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN

a. Kemandirian dan bergaul :


Klien mandiri dalam bergaul, klien periang, dan dengan anak seusianya klien
mudah untuk bergaul
b. Motorik halus :
Normal
c. Bernalar dan berbahasa :
Normal, tidak ada kelainan
d. Motorik kasar :
Normal

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Diagnosis penyakit : Diare


B. Pemeriksaan laboratorium :
1. Urine : Tidak diperiksa
2. Feces :
a) Warna : kuning
b) Konsistensi : cair
c) Darah : negatif
d) Lendir : positif
e) Amuba : positif
3. Kimia darah :
a) Hb : 10,4 gr/dL
b) Eritrosit : 4,11 /mm3
c) Leukosit : 14.230 /mm3
d) Hematokrit : 33,1 %
e) Tromb : 230.000 /mm3
C. Pengobatan
1. Simtomatik :
- Loperamide 2 mg/ puyer
- Paracetamol 500 mg/puyer
- Zink 20 mg/per 10 hr
- L-bio sach
- oralit

2.Kausal/antibiotika :
- Metronidazole 500 mg/ puyer
3. Terapi cairan :
-
4. Terapi oksigen/karbondioksida :
-
D. Radiologi
1. Hasil photo rontgen :
-
2. USG :
-
3. Lumbal fungsi :

E. Analisa Data

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


1 Data Subjektif : Proses penyakit Diare
 Ibu Klien mengatakan BAB cair lebih dari
5x/hari
Data Objektif :
 Klien tampak lemah
 BAB cair
 Perut kembung
 BU 30x/mnt
Konsistensi cair, dan berbau amoniak
2 Data Subjektif : Proses Infeksi Nyeri
P : Ibu Klien mengatakan nyeri saat ingin Akut
BAB
Q : Klien mengatakan nyeri seperti melilit
R : Klien mengatakan nyeri pada perut
bagian atas
S : Klien mengatakan skala nyeri 6 (sedang)
T : Klien mengatakan nyeri hilang datang

Data Objektif :
 Klien tampak meringis kesakitan
 TD : 120/90 mmHg
DN : 98 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 38 °C

3 Data Subjektif : Proses Penyakit Hipertermia


Ibu klien mengatakan klien demam
Ibu klien mengatakan badan klien
terasa panas
Data Objektif :
Wajah klien tampak kemerahan
Bibir tampak kering
Tubuh klien terasa panas
Suhu : 38 ºC

4 Data Subjektif : Kurang Defisit


Ibu klien mengatakan tidak mengerti Terpapar Pengetahuan
tentang penyakit yang diderita anaknya Informasi keluarga
Ibu klien mengatakan belum pernah
mendapatkan edukasi tentang penyakit
Diare
Ibu klien mengatakan sudah 2 X anaknya
menderita diare
Data Objektif :
Wajah ibu klien tampak bingung ketika
ditanya tentang penyakitDiare
Ibu Klien tampak bertanya kepada perawat
tentang penyakit Diare

F. Diagnosis Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan Proses infeksi.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Proses infeksi.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
4. Defisit pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
G. Rencana Tindakan Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Data Subjektif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Diare


 Ibu Klien mengatakan BAB selama 3 x 24 jam, kontrol pengeluaran Observasi
cair lebih dari 5x/hari feses membaik 1. Identifikasi penyebab diare (proses infeksi,
Data Objektif : dengan kriteria hasil : malabsorbsi, ansietas, efek obat-obatan,
1. konsistensi feses membaik. pemberian botol susu).
 Klien tampak lemah 2. Frekuensi BAB membaik. 2. Monitor warna, volume, frekuensi dan
 BAB cair 3. Peristaltik usus membaik. konsistensi tinja.
 Perut kembung 3. Monitor tanda dan gejala hypovolemia
 BU 30x/mnt
Konsistensi cair, dan berbau amoniak Terapeutik
4. Berikan asupan cairan oral ( larutan gula
garam, oralit).
5. Pasang jalur intra vena.
6. Berikan cairan intravena, jika perlu.
Edukasi
6. Anjurkan makanan porsi keci dan sering
bertahap.
7. Anjurkan makanan porsi keci dan sering
bertahap.

Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas.
9. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
2 Data Subjektif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
P : Ibu Klien mengatakan nyeri selama 3 x 24 jam, keluhan nyeri menurun Observasi
saat ingin BAB dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Q : Klien mengatakan nyeri seperti 1. Keluhan nyeri menurun. frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
melilit 2. Meringis menurun. 2. Identifikasi skala nyeri.
R : Klien mengatakan nyeri pada 3. Gelisah menurun. 3. Identifikasi respons nyeri non verbal.
perut bagian atas 4. Tanda vital membaik 4. Observasi tanda vital.
S : Klien mengatakan skala nyeri 6
(sedang) Terapeutik
5. Berikan teknik non farmakologis untuk
T : Klien mengatakan nyeri hilang
mengurangi rasa nyeri.
datang
Edukasi
Data Objektif : 6. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
 Klien tampak meringis kesakitan nyeri.
 TD : 120/90 mmHg
DN : 98 x/menit Kolaborasi
RR : 24 x/menit 7. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Suhu : 38 °C
3 Data Subjektif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermia
Ibu klien mengatakan klien selama 3 x 24 jam, termogulasi membaik Observasi :
demam dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi penyebab hipertermia
1. Suhu tubuh membaik 2. Monitor suhu tubuh
Ibu klien mengatakan badan
2. Pucat menurun
klien terasa panas Terapeutik :
3. Longgarkan pakaian pasien
Data Objektif : 4. Berikan kompres
Wajah klien tampak 5. Berikan cairan oral
kemerahan
Edukasi :
Bibir tampak kering 6. Ajurkan tirah baring
Tubuh klien terasa panas
Kolaborasi :
Suhu : 38 ºC 7. Kolaborasi pemberian antipiretik

4 Data Subjektif : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Kesehatan


Ibu klien mengatakan tidak selama 1 x 60 menit, tingkat pengetahuan Observasi
mengerti tentang penyakit membaik dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
yang diderita anaknya 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat. menerima informasi
2. Verbalisasi minat dalam belajar
Ibu klien mengatakan belum meningkat. Terapeutik
pernah mendapatkan edukasi 3. Kemampuan menjelaskan pengetahuan 2. Sediakan materi dan media pendidikan
tentang penyakit Diare tentang suatu topik meningkat. kesehatan
Ibu klien mengatakan sudah 2 X 4. Perilaku sesuai dengan pengetahuan 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
anaknya menderita diare meningkat. kesepakatan
5. Pertanyaan tentang masalah yang 4. Beri kesempatan untuk bertanya
Data Objektif : dihadapi menurun.
Wajah ibu klien tampak bingung Edukasi
ketika ditanya tentang 5. Jelaskan faktor risiko yang dapat
penyakitDiare mempengaruhi kesehatan
6. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ibu Klien tampak bertanya pada
perawat tentang penyakit Diare 7. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
J. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan

TGL/WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI PARAF


Selasa, 28-11-2022 Diagnosis Keperawatan 1 Selasa, 28-11-2022 / 14.00
Manajemen Diare
08.00 Observasi S:
1. Mengidentifikasi penyebab diare (proses infeksi,  Ibu klien mengatakan BAB cair berwarna
malabsorbsi, ansietas, efek obat-obatan, pemberian kuning, 5x/hr
botol susu).
R : Ibu klien mengatakan klien BAB cair O:
08.15 setelah jajan.  Klien tampak lemah
2. Memonitor warna, volume, frekuensi dan  BAB cair
konsistensi tinja.  Perut kembung
08.30 R : tinja cair dan berampas, berwarna kuning,  BU 30x/mnt
BAB 5 x/hr  Konsistensi cair, dan berbau amoniak
A:
3. Memberikan asupan cairan oral ( larutan gula
08.45 garam, oralit).  Masalah diare belum teratasi
R : klien kooperatif saat diberikan oralit
P:
4. Memberikan cairan intravena, jika perlu.  Intervensi dilanjutkan
R : klien terpasang infus RL20tts/m

08.55 5. Menganjurkan makanan porsi keci dan sering


bertahap.
R : klien dan keluarga kooperatif
10.00
6. Menganjurkan makanan porsi keci dan sering
bertahap.
12.00 R : klien dan keluarga kooperatif
7. Berkolaborasi pemberian obat antimotilitas
R : memberikan obat loperamide 2 mg PO
Selasa, 28-11-2022 Diagnosis Keperawatan 2 Selasa, 28-11-2022 / 14.00
Manajemen Nyeri
08.10 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
P : Ibu Klien mengatakan nyeri saat ingin
R :
BAB
P : Ibu Klien mengatakan nyeri saat ingin BAB
Q : Klien mengatakan nyeri seperti melilit
Q : Klien mengatakan nyeri seperti melilit
R : Klien mengatakan nyeri pada perut
R : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian atas bagian atas
S : Klien mengatakan skala nyeri 6 (sedang) S : Klien mengatakan skala nyeri 6
T : Klien mengatakan nyeri hilang datang (sedang)
T :Klien mengatakan nyeri hilang datang
09.10 2. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
R : Klien tampak meringis kesakitan
O:
3. Memberikan teknik non farmakologis untuk  Klien tampak meringis kesakitan
09.30 mengurangi rasa nyeri
R : mengajarkan klien tehnik nafas dalam, klien A:
kooperatif  Masalah nyeri akut belum teratasi

10.30 4. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri P:


R : klien dan kelurga kooperatif  Intervensi dilanjutkan
12.00 5. Berkolaborasi dalam pemberian analgetik.
R : paracetamol 500 mg/puyer PO
Selasa, 28-11-2022 Diagnosa Keperawatan 3 Selasa, 28-11-2022 / 14.00
Manajemen Hipertermia
10.05 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia S:
R : demam dikarenakan adanya proses infeksi dari
Diare. Klien mengatakan badan terasa panas,  Ibu klien mengatakan klien merasa demam
bibir terasa kering.  Ibu klien mengatakan badan klien terasa
panas
10.13 2. Memonitor suhu tubuh
R : suhu tubuh 38 ºC O:
 Klien tampak lemas
10.20 3. Memberi kompres hangat  Bibir klien tampak kering
R : klien kooperatif saat dilakukan tindakan
kompres hangat pada dahi dan axilla  Wajah klien tampak kemerahan
 Kulit klien teraba panas
10.35 4. Menganjurkan klien banyak minum  Suhu tubuh 38 ºC
R : klien kooperatif
A:
10.40 5. Kolaborasi pemberian antipiretik  Masalah hipertermia belum teratasi
R : diberikan Paracetamol 500 mg PO/
puyer P:
 Intervensi dilanjutkan
Selasa, 28-11-2022 Diagnosa Keperawatan 4 Selasa, 28-11-2022 / 14.00
Edukasi Kesehatan
12.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:
menerima informasi Ibu klien mengatakan belum
R : Ibu klien mengatakan klien belum mengetahui mengerti tentang penyakit Diare
tentang penyakit Diare, klien Ibu klien mengatakan belum
mengatakan belum pernah mendapatkan pernah diberikan edukasi tentang
edukasi tentang penyakit Diare, Ibu klien penyakit Diare
mengatakan klien ingin diberikan pendidikan
Ibu klien mengatakan ingin
kesehatan pada hari Kamis tanggal 24-11-
diberikan pendidikan kesehatan
2022 jam 13.00 WIB
tentang Diare pada hari Kamis
saja
12.30 2. Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
O:
R : perawat menyiapkan materi pendidikan
kesehatan tentang Diare Klien tampak bingung saat ditanya
perawat tentang penyakit Diare
Klien bertanya kepada perawat tentang
13.00 3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
penyakit Diare
kesepakatan
Kesepakatan dengan klien akan
R : kesepakatan dengan klien, pendidikan
dilaksanakan pendidikan kesehatan pada
kesehatan akan dilakukan pada hari Kamis hari Kamis tanggal 24-11 2022 jam
tanggal 24-11- 2022 jam 13.00 WIB 13.00 WIB

A : Masalah defisit pengetahuan belum


teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
TGL/WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI PARAF

Rabu, 29-11-2022 Diagnosis Keperawatan 1 Rabu, 29-11-2022 / 14.00


Manajemen Diare
07.10 Observasi S:
1. Mengidentifikasi penyebab diare (proses infeksi,  Ibu klien mengatakan BAB cair berwarna
malabsorbsi, ansietas, efek obat-obatan, pemberian kuning, 3x/hr
botol susu).
R : Ibu klien mengatakan klien BAB cair setelah O:
07.20 jajan.  Klien tampak lemah
2. Memonitor warna, volume, frekuensi dan  BAB cair
konsistensi tinja.  Perut kembung
R : tinja masih cair dan berampas, berwarna  BU 25x/mnt
07.30 kuning, BAB 3 x/hr  Konsistensi cair, dan berbau amoniak
A:
3. Memberikan asupan cairan oral ( larutan gula
garam, oralit).  Masalah diare belum teratasi
07.40 R : klien kooperatif saat diberikan oralit
P:
4. Memberikan cairan intravena, jika perlu. Intervensi dilanjutkan
07.45 R : klien terpasang infus RL 20tts/m

5. Menganjurkan makanan porsi keci dan sering


bertahap.
12.00 R : klien dan keluarga kooperatif

6. Menganjurkan makanan porsi keci dan sering


bertahap.
R : klien dan keluarga kooperatif
7. Berkolaborasi pemberian obat antimotilitas
R : memberikan obat loperamide 2 mg PO
Rabu, 29-11-2022 Diagnosis Keperawatan 2 Rabu, 29-11-2022 / 14.00
Manajemen Nyeri
08.00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
P : Ibu Klien mengatakan nyeri saat ingin
R :
BAB
P : Ibu Klien mengatakan nyeri saat ingin BAB
Q : Klien mengatakan nyeri seperti melilit
Q : Klien mengatakan nyeri seperti melilit
R : Klien mengatakan nyeri pada perut
R : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian atas bagian atas
S : Klien mengatakan skala nyeri 4 S : Klien mengatakan skala nyeri 4
T : Klien mengatakan nyeri hilang datang T :Klien mengatakan nyeri hilang datang

08.10 2. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal


O:
R : Klien tampak meringis kesakitan
 Klien tampak meringis kesakitan
3. Memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri A:
10.00
R : mengajarkan klien tehnik nafas dalam, klien  Masalah nyeri akut belum teratasi
kooperatif
P:
12.00 4. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri  Intervensi dilanjutkan
R : klien dan kelurga kooperatif
12.30 5. Berkolaborasi dalam pemberian analgetik.
R : paracetamol 500 mg/puyer PO
Rabu, 29-11-2022 Diagnosa Keperawatan 3 Rabu, 29-11-2022 / 14.00
Manajemen Hipertermia
09.00 1. Memonitor suhu tubuh S:
R : suhu tubuh 37.5ºC Ibu klien mengatakan klien
badannya tidak demam
09.25 2. Membantu klien melonggarkan pakaian Ibu klien mengatakan klien badan terasa
R : klien kooperatif saat dilakukan tindakan hangat
09.30 3. Menganjurkan kembali pada klien untuk banyak O:
minum
R : klien kooperatif dan mengatakan akan banyak Kulit klien terasa hangat dan lembab
minum Bibir tampak lembab
Wajah klien tidak kemerahan
12.00 4. Berkolaborasi pemberian antipiretik Temp : 37.5ºC
R : diberikan Paracetamol 500 mg PO/puyer
A:
Masalah hipertermia teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
TGL/WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI PARAF

Kamis, 30-11-2022 Diagnosis Keperawatan 1 Kamis, 30-11-2022 / 14.00


Manajemen Diare
08.00 Observasi S:
1. Mengidentifikasi penyebab diare (proses infeksi,  Ibu klien mengatakan BAB cair berwarna
malabsorbsi, ansietas, efek obat-obatan, pemberian kuning, 3x/hr
botol susu).
R : Ibu klien mengatakan klien BAB cair setelah O:
08.10 jajan.  Klien tampak lemah
 BAB cair
2. Memonitor warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja.  Perut kembung
R : tinja masih cair dan berampas, berwarna  BU 20x/mnt
08.20 kuning, BAB 3 x/hr  Konsistensi cair, dan berbau amoniak
A:
3. Memberikan asupan cairan oral ( larutan gula
 Masalah diare belum teratasi
garam, oralit).
08.30 R : klien kooperatif saat diberikan oralit
P:
4. Memberikan cairan intravena, jika perlu. Intervensi dilanjutkan
R : klien terpasang infus RL 20tts/m
12.00
5. Menganjurkan makanan porsi keci dan sering
bertahap.
R : klien dan keluarga kooperatif
Kamis, 30-11-2022 Diagnosis Keperawatan 2 Selasa, 30-11-2022 / 14.00
Manajemen Nyeri
08.20 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
P : Ibu Klien mengatakan nyeri saat ingin
R :
\ BAB berkurang
P : Ibu Klien mengatakan nyeri saat ingin BAB
Q : Klien mengatakan nyeri seperti melilit
berkurang
R : Klien mengatakan nyeri pada perut
Q : Klien mengatakan nyeri seperti melilit
bagian atas
R : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian atas
S : Klien mengatakan skala nyeri 3
S : Klien mengatakan skala nyeri 3
T :Klien mengatakan nyeri hilang datang
T : Klien mengatakan nyeri hilang datang
O:
2. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
08.25 R : Klien tampak tidak terlalu meringis  Klien tampak tidak terlalu meringis
kesakitan kesakitan

3. Memberikan teknik non farmakologis untuk A:


08.50
mengurangi rasa nyeri  Masalah nyeri akut belum teratasi
R : mengajarkan klien tehnik nafas dalam, klien
kooperatif P:
 Intervensi dilanjutkan
09.10 4. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
R : klien dan kelurga kooperatif

12.00 5. Berkolaborasi dalam pemberian analgetik.


R : paracetamol 500 mg/puyer PO
Kamis, 30-11-2022 Diagnosa Keperawatan 3 Kamis, 30-11-2022 / 14.00
Manajemen Hipertermia
08.00 1. Memonitor suhu tubuh S:
R : suhu tubuh 36.8ºC Ibu klien mengatakan klien tidak
demam
09.00 2. Menganjurkan kembali pada klien untuk banyak Ibu klien mengatakan klien badan
minum tidak terasa panas lagi
R : klien kooperatif dan akan banyak minum
O:
Klien tampak segar
Temp : 36.5ºC

A:
Masalah hipertermia teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Kamis, 30-11-2022 Diagnosa Keperawatan 4 Kamis, 30-11-2022 / 14.00
Edukasi Kesehatan
11.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:
menerima informasi Ibu klien mengatakan sudah
R : ibu klien mengatakan bersedia mengerti tentang penyakit Diare
diberikan pendidikan kesehatan tentang Ibu klien mengatakan senang telah
Diare
diberikan edukasi tentang penyakit
pada hari ini jam 13.00 WIB
Diare
11.30
2. Menyediakan materi dan media pendidikan O:
kesehatan ibu Klien dapat menjawab saat
R : materi telah siap ditanya perawat tentang penyakit
13.00 Diare
3. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai
ibu Klien aktif bertanya kepada
kesepakatan
perawat tentang penyakit Diare pada
R : diberikan pendidikan kesehatan tentang
saat pelaksanaan pendidikan
Diare, ibu klien kooperatif saat
pelaksanaan. kesehatan
13.30 A : Masalah defisit pengetahuan teratasi
4. Beri kesempatan untuk bertanya
R : ibu klien aktif bertanya tentang
P : Intervensi dihentikan
penyakit Diare kepada perawat
Hasil Penelitian Keperawatan Terkait

NO. NAMA PENELITI TAHUN JUDUL HASIL


1 Agus Tuang 2021 Analisis Faktor yang Ada hubungan
Berhubungan dengan ketersediaan air bersih,
Kejadian Diare pada kebiasaan cuci tangan,
Anak sanitasi makanan,
ketersediaan jamban,
dan pengelolaan sampah
dengan kejadian diare
pada anak.
2 1) Andika Agus 2021 Faktor Risiko Kejadian terdapat faktor sanitasi
Iryanto Diare Pada Balita Di yang buruk,
2) Tri Joko Indonesia pengetahuan ibu, dan
3) Mursid Raharjo personal hygiene
menjadi faktor risiko
kejadian diare pada
balita yang harus
diperbaiki.
3 1) Debby Daviani 2019 Faktor yang tidak ada hubungan
Prawati mempengaruhi kejadian signifi kan antara sosial
2) Dani Nasirul diare di tambak sari, kota demografi , perilaku
Haqi surabaya menggunakan sabun, air
bersih dan keadaan
sampah dan terdapat
hubungan yang signifi
kan antara lingkungan
bersih, perilaku mencuci
tangan, membuat dan
mengonsumsi oralit
selama 3 bulan terakhir
di RW VI Kelurahan
Rangkah Buntu,
Surabaya.
LEAFLET diare
DAFTAR PUSTAKA

Arini, E. N. (2012). Etiologi Dan Gambaran Klinis Diare Akut Di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran universitas Diponegoro.
RetrievedFromhttp://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk 1/5/01-gdl-
estantinur-227-1-estanti-4.pdf

Gunawan, I. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. (Suryani, Ed.) (1st ed.). Jakarta: Bumi Aksara.

Irianto Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: ALFABETA.

Mendri. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Balita Sakit Dan Bayi Resiko Tinggi (1st ed.).
Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.

Ngastiyah. (2014). Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Salemba


Medika.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.).
Jakarta: Salemba Medika.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2nd ed.).Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba
Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat (1st ed.). Jakarta Selatan: PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakar ta: Dewan Pengur us Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Pontianak, 3 Desember 2022


Mahasiswa,

Desy hariasandi
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Saat Pengkajian dan Pemeriksaan Fisik

Anda mungkin juga menyukai