b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak, malabsorbsi
lemak, malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
d. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
mengkonsumsi makanan.
e. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus. Dapat terjadi pada anak yang lebih besar. Faktor lain
ialah karena faktor lingkungan dan cuaca.
Ditinjau dari sudut patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare
akut) ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Diare Sekresi (secretory diarrhoea), disebabkan oleh:
1). Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen:
(a) Infeksi bakteri misalnya Escherichia coli, Shigella dysentriae.
(b) Infeksi virus misalnya Rotavirus, Norwalk.
(c) Infeksi Parasit misalnya Entamoeba hystolitica, Giardiosis lambia.
2). Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia,
makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin,
alergi.
b. Diare Osmotik (Osmotic diarrhoea), disebabkan oleh :
1). Malabsorbsi makanan (karbohidrat, lemah, protein, vitamin dan mineral).
2). KKP (Kekurangan Kalori Protein).
3). BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir. (Suharyono
dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011)
3. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia
coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu
penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman
yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan
osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
2
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus
yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam
basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output
berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.
Menurut Diskin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme dasar yang
menyebabkan diare, meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap oleh
mukosa intestinal akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
b. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat produksi
enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons peningkatan aktivitas sekresi air
dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga usus, selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik
akan
mengakibatkan
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
klien akan meninggal.
Pendapat lain menurut Jonas (2003) pada buku Muttaqin (2011). Selain itu, diare
juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut berkembang
biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme
memproduksi toksin. enterotoksin yang diproduksi agen bakteri (E. Coli dan
Vibrio cholera) akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran
sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal.
5). Gangguan gizi (intake kurang, output berlebih)
Pathway :
4. Patogenesis
5
Dua hal umum yang patut diperhatikan pada keadaan Gastro Enteritis Akut atau
diare akut karena infeksi adalah faktor kausal (agent) dan faktor penjamu (host).
a. Faktor kausal
Faktor kausal yang mempengaruhi patogenesis antara lain adalah daya lekat dan
penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan di usus halus. Kuman tersebut dapat membentuk
koloni-koloni yang juga dapat menginduksi diare.
b. Faktor penjamu
Faktor penjamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap
organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri atas faktor-faktor daya tangkis
atau lingkungan intern traktus intestinalis seperti keasaman lambung, motilitas usus,
imunitas dan juga mencakup lingkungan mikroflora usus, sekresi mukosa, dan enzim
pencernaan. Penurunan keasaman lambung pada infeksi shigella terbukti dapat
menyebabkan serangan infeksi yang lebih berat dan menyebabkan kepekaan lebih
tinggi terhadap infeksi oleh V. cholera.
Hipomotilitas usus pada infeksi usus memperlama waktu diare dan gejala penyakit,
serta mengurangi absorbsi elektrolit, tambahan lagi akan mengurangi kecepatan
eliminasi sumber infeksi.
Patogenesis diare akut :
a.Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung.
b.
Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
c.Oleh jasad renik dikeluarkan toksin.
d.
Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi:
a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan
keseimbangan asam-basa (asidosis-metabolik hipokalemi dan sebagainya).
b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran
bertambah).
c. Hipoglikemia
d. Gangguan sirkulasi darah
5. Manifestasi Klinis
Gejala awal :
a. Anak menjadi cengeng
b. Gelisah
c. Suhu badan meningkat
d. Nafsu makan menurun atau tidak ada
e. Tinja cair (mungkin mengandung darah atau lendir)
f. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu
6
Gejala lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(Tanpa dehidrasi)
(Dehidrasi Berat)
Diare
Muntah
sedikit / tidak
beberapa kali
sangat sering
Rasa haus
minum
Yang dinilai
I. Riwayat
Air kemih
tidak haus
minum banyak
normal
sedikit gelap
II. Periksa
7
Keadaan
sehat, aktif
umum
Air mata
ada
tidak ada
tidak ada
Mata
normal
cekung *
Mulut/lidah
basah
kering **
sangat kering
normal
agak cepat
Kulit (dicubit)
kembali cepat
kembali lambat***
Denyut nadi
normal
agak cepat
Nafas
III. Raba
dak teraba
Ubun-ubun
IV Kehilangan
normal
cekung
sangat cekung
Berat Badan
< 40 g/KgBB
40-100g/KgBB
>100 g/KgBB
Cairan
< 5% BB
5-10 % BB
> 10 % BB
Keterangan :
*
Pada beberapa anak mata normalnya agak cekung : perlu dikonfirmasikan dengan
orang tua
** Kekeringan mulut dan lidah dapat diraba dengan jari bersih dan kering, mulut selalu
ke-ring pada anak yang biasa bernafas dengan mulut, mulut anak dehidrasi dapat basah
karena habis minum
*** Cubitan kulit kurang berguna pada anak dengan marasmus, kwashiorkor atau anak
ge-muk. (sangat lambat jika kembali > 2 detik)
A = Tidak / tanpa dehidrasi
B = Dehidrasi tidak berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah *
C = Dehidrasi berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu tanda adalah *
(SPM Kesehatan Anak IDAI, 2004 dan SPM Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001)
6.
a.
b.
c.
d.
e.
Komplikasi
Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolic
Syok
Kejang
Sepsis
Gagal Ginjal Akut
8
f. Ileus Paralitik
g. Malnutrisi
h. Gangguan tumbuh kembang
(SPM Kesehatan Anak IDAI, 2004 dan SPM Kesehatan Anak RSUD Wates, 2001)
7. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
a. Laboratorium
1). Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja, baik makroskopik maupun mikroskopik harus dilakukan untuk
menentukan diagnosa yang pasti.
(a) Pemeriksaan secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja, ada
tidaknya darah, lendir, pus, lemak, dan lain-lain.
(b) Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur cacing, parasit, dan
bakteri.
2). Pemeriksaan darah
(a)
Homogram lengkap, meliputi : Hb, eritrosi, leukosit, dan hematokrit
untuk membantu menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.
(b)
Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.
(c)
Pemeriksaan AGD dan elektrolit, yaitu Na, K, Cl, dan Mg.
3). Pemeriksaan urine
Ditetapkan volme, berat jenis, pH, dan elektrolitnya.
b. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sebagai pekerjaan rutin pada setiap
penderia diare. Lebih-lebih lagi setelaah ditemukan colon fibrescope maka akan
mempermudah dalam pembuatan diagnosa.
c. Radiologi
Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif dan
regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan
radiology.
8. Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1). Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang : mengelola plan A, B, C
2). Memonitor tanda dehidrasi, syok
3). Memenuhi kebutuhan nutrisi : anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan
sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 kali sehari), rendah serat, buah-buahan
diberikan terutama pisang.
4). Mengontrol dan mengatasi demam
5). Perawatan perineal
6). Penyuluhan kesehatan :
(a) Upayakan ASI tetap diberikan
(b) Kebersihan perorangan : cuci tangan sebelum makan
(c) Kebersihan lingkungan : buang air besar di jamban
9
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
Imunisasi campak
Memberikan makanan penyapihan yang benar
Penyediaan air minum yang bersih
Selalu memasak makanan
Selalu merebus dot / botol susu sebelum digunakan
Tidak jajan di sembarang tempat
b. Medis
1). Resusitasi cairan dan elektrolit
(a) Rencana Pengobatan A, digunakan untuk :
Mengatasi diare tanpa dehidrasi
Meneruskan terapi diare di rumah
Memberikan terapi awal bila anak diare lagi
Cara dasar rencana Pengobatan A :
a) Berikan lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi (oralit,
makanan cair : sup, air matang). Berikan cairan ini sebanyak anak mau dan terus
diberikan hingga diare berhenti.
Kebutuhan oralit per kelompok umur
Umur
Ddiberikan setiap
Yang disediakan
bab
< 12 bulan 50-100 ml
1-4 tahun 100-200 ml
> 5 tahun 200-300 ml
Dewasa
bungkus)
1.200-2.800 ml / hari
300-400 ml
(a) Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur
dengan kacang-kacangan, sayur, daging, tam-bahkan 1 atau 2 sendok teh
minyak sayur tiap porsi.
(b) Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium
(c) Dorong anak untuk makan berikan sedikitnya 6 kali sehari
(d) Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan
tambahan setiap hari selama 2 minggu.
(e) Bawa anak kepada petugas bila anak tidak membaik selama 3 hari atau anak
mengalami : bab sering kali, muntah berulang, sangat haus sekali, makan
minum sedikit, demam, tinja berdarah.
Rencana Pengobatan B :
Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang); rehidrasi dengan oralit 75 ml / kg BB dalam 3
jam pertama atau bila berat badan anak tidak diketahui dan atau memudahkan
dilapangan, berikan oralit sesuai tabel :
Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama :
Umur
< 1 tahun
1-5 tahun
> 5tahun
Dewasa
600 ml
1.200 ml
2.400 ml
Setelah 3-4 jam, nilai kembali, kemudian pilih rencana A, B, atau C untuk
melanjutkan pengobatan :
Rencana Pengobatan C
Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral / cairan intravena segera. Beri 100 ml/kg BB
cairan RL, Asering atau garam normal (larutan yang hanya mengandung glukosa
tidak boleh diberikan).
Umur
30 ml/kg BB
70 ml/kg BB
11
< 12 bulan
> 1 tahun
1 jam pertama
jam pertama
5 jam kemudian
21/2 jam kemudian
Rehidrasi parenteral :
infuse
Juga berikan oralit 5 ml/kg BB/jam bila penderita bisa minum. Biasanya
4). Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary
refill lambat, akral hangat/dingin, sianosis perifer.
5). Sistem Gastrointestinal :
(a) Mulut : membrane mukosa lembab/kering, bibir lembab/kering
(b) Perut : turgor ?, kembung / meteorismus, distensi, peristaltik meningkat,
nyeri
(c) Informasi tentang tinja : warna, volume, bau, konsistensi, lendir, darah, sisa
makanan
6). Sistem integumen : kulit kering/lembab, ubun-ubun cekung/tidak, turgor ?,
bibir kering/tidak, diaper rash/iritasi di daerah perineal, ada lipatan
kulit/keriput ?
7). Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria/anuria
8). Kepala dan leher : ukuran kepala, bentuk, kesimetrisan. Fontanel dan sutura
cekung.
9). Mata : kelopak mata, mata cekung, konjungtiva, mata sayu.
10).Telinga: inspeksi telinga luar dan dalam, pendengaran.
11).Mulut dan kerongkongan : mukosa mulut kering, rasa haus, kerongkongan
panas, lemah menelan.
12).Abdomen : turgor kulit jelek, bunyi usus peristaltik meningkat,
13).Genetalia : iritasi, kemerahan sekitarnya
14).Extermity : lemah, pergerakan lemah
B. Analisa data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan analisa serta
sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data
obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow yang terdiri dari :
a. Kebutuhan dasar atau fisiologis
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan cinta dan kasih sayang
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil kesimpulan
tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang dapat dirumuskan
dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.
C. Diagnosa keperawatan
1. Diare b/d inflamasi bakteri / proses infeksi.
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3. Risiko kerusakan integritas kulit b/d lembab
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan.
5. PK : Syok hipovolemik b.d dehidrasi
6. Kurang pengetahuan tentang penyakit diare b.d kurang informasi, keterbatasan
14
D. Intervensi keperawatan
N
o
1.
Tujuan
Diagnosa keperawatan
Diare
b.d
dan
Kriteria
Hasil
inflamasi NOC
Intervensi
NIC
Bowel elimination
Definisi :
Balance cairan
a. lakukan
Status hidrasi
feses
BAB
cair
atau
tidak
berbentuk
Management diare
Kriteria Hasil :
Pola
defekasi,
3 hari sekaki
menunjukkan
lebih
-
dari
kali
dalam sehari
Suara usus hiperaktif
Nyeri perut
Kram
Urgensi
Tingkat
stres
cemas tinggi
Alkoholik
Keracunan
Penyalahgunaan
laksatif
Radiasi
Pemberian
melalui selang
Efek samping obat
Kontaminasi
Taravelling
Inflamasi
Malabsorbsi
Proses infeksi
Iritasi
Parasit
daerah
menunjukkan
diare
berkurang
mampu menjelaskan
tindakan
bebas
iritasi
penyebab
dan
diare
dan
yang
dilakukan
jika
dan
diare
berlanjut
b. evaluasi efek samping
pengobatan
pada
gastrointestinal
c. anjurkan pasien/keluarga
mencatat warna, volume
dan konsistensi feses
d. identifikasi
faktor
penyebab
diare
turgor
kulit
menunjukkan
secara teratur
g.
monitor daerah perineal
turgor kulit dan bb
dbn.
makan
rectal
frekuensi
kultur
sensitivitas
Batasan Karakteristik :
Sedikitnya BAB cair
pemeriksaan
karena
ketidakseimbangan
elektrolit
d. monitor rasa
mual,
kering
NIC :
Fluid balance
Fluid management
Definisi
Hydration
1. Timbang
cairan
Penurunan
intravaskuler,
interstisial,
intrasellular.
diperlukan
2. Pertahankan
mengarah ke dehidrasi,
Mempertahankan urine
output
sesuai
turgor
kulit
pengeluaran sodium
Batasan Karakteristik :
- Kelemahan
- Haus
- Penurunan
turgor
kulit/lidah
- Membran
mukosa/kulit kering
- Peningkatan
denyut
nadi,
tetap
jika
catatan
akurat
dengan 3. Monitor status hidrasi
usia dan BB, BJ urine
( kelembaban membran
normal, HT normal
mukosa, nadi adekuat,
Tekanan darah, nadi,
tekanan
darah
suhu tubuh dalam batas
ortostatik
),
jika
normal
diperlukan
Tidak ada tanda tanda
4. Monitor vital sign
dehidrasi,
Elastisitas 5. Kolaborasikan
membran
baik,
pemberian
cairan
mukosa
darah,
intravena IV
lembab, tidak ada rasa 6. Monitor status nutrisi
7. Dorong masukan oral
haus yang berlebihan
8. Berikan
penggantian
volume/tekanan nadi
- Pengisian
vena
tekanan
penurunan
popok/pembalut
hygiene
penurunan
menurun
- Perubahan
mental
membantu
status
pasien
makan
10. Tawarkan snack ( jus
16
- Konsentrasi
urine
meningkat
- Temperatur
tubuh
meningkat
- Hematokrit meninggi
- Kehilangan
berat
badan
Hypovolemia
Management
seketika
spacing)
ourput cairan
b. Monitor tingkat Hb dan
Faktor-faktor
yang
hematokrit
c. Monitor tanda vital
d. Monitor responpasien
berhubungan:
- Kehilangan
volume
terhadap
penambahan
cairan
e. Monitor berat badan
f. Dorong pasien untuk
- Kegagalan mekanisme
pengaturan
Risiko
integritas
b/d Skin
ekskresi/BAB sering
and
kulit
Membranes
merupakan
yang
perubahan
Integritas
a
kulit
yang
(sensasi,
kulit.
temperatur,
Faktor resiko :
pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada d
kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan
e
pemahaman
dalam
a.
b.
eksternal
factor mekanik
hipo/hipertermi
imobilitas fisik
substansi kimia
ekskresi atau sekresi
radiasi
kelembaban
pelembab
usia yang ekstrim
internal
Pressure
Mucous Management
elastisitas, c
hidrasi,
pakaian
yang longgar
Hindari kerutan padaa
tempat tidur
Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan
kering
Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua
jam sekali
Monitor kulit
akan
adanya kemerahan
Oleskan lotion atau
dan
terjadinya
mencegah
sedera
g
pengobatan
tulang yang menonjol
kekebalan tubuh
perubahan sensasi
perubahanpigmentasi
perubahan
status
berulang
Mampu
mobilisasi pasien
melindungi
kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
metabolic
perubahan sirkulasi
perubahn turgor kulit
perubahan
status
perawatan alami
nutrisi
psikogenik
4
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
kebutuhan
NOC :
dari
Nutritional Status :
a. Kaji
b/d
makanan
b. Kolaborasi dengan ahli
tubuh
penurunan
Nutrition Management
makanan
Nutritional
Status
cukup
keperluan
untuk
Adanya
berat
Batasan karakteristik :
-
Berat badan 20 %
atau lebih di bawah
ideal
Dilaporkan
adanya
dari
RDA
(Recomended
Daily
Allowance)
Membran mukosa dan
konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang
digunakan
untuk
menelan/mengunyah
Weight control
tubuh.
alergi
adanya
dimakan
peningkatan
badan
sesuai
dengan tujuan
Beratbadan ideal sesuai
tinggi
mengandung
serat
untuk
mencegah konstipasi
d. Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
untuk
mendapatkan
malnutrisi
Menunjukkan
peningkatan
fungsi
pengecapan
dari
menelan
Tidak terjadi penurunan
berat
badan
yang
berarti
18
rongga mulut
Mudah
merasa
kenyang,
sesaat
setelah
-
mengunyah
makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya
kekurangan
makanan
Dilaporkan
adanya
perubahan
sensasi
rasa
- Perasaan
ketidakmampuan
untuk
mengunyah
makanan
- Miskonsepsi
- Kehilangan
dengan
BB
makanan
cukup
- Keengganan
untuk
makan
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri
abdominal
dengan
atau
patologi
- Kurang
tanpa
berminat
terhadap makanan
- Pembuluh
darah
kapiler mulai rapuh
- Diare
dan
atau
steatorrhea
- Kehilangan
rambut
Faktor-faktor
yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan
mencerna
atau
atau
makanan
mengabsorpsi
zat-zat
gizi
berhubungan dengan
faktor
biologis,
psikologis
5.
ekonomi.
Pk Syokhipovolemik
atau
Setelah dilakukan tindak- 1. Kaji dan catat status
an / penanganan selama 1
perfusi
perifer.
jam
Laporkan
temuan
diharapkan klien
bermakna : ekstremitas
dingin
dan
penurunan
Kriteria hasil :
amplitude
pucat,
kapiler
lambat.
2. Pantau tekanan darah
pada interval sering ;
waspadai
rentang normal
CVP > atau = 5 cm
H2O
Frekuensi
jantung
teratur
Berorientasi
waktu,
terhadap
tempat,
dan
orang
Keluaran urin > atau =
30 ml/jam
Akral hangat
pada
klien
atau
indicator
lain
dari
hipotensi
perubahan
pusing,
mental,
aliran
20
Nadi teraba
Membran
lembab
Turgor kulit normal
Berat badan stabil dan
dalam batas normal
Kelopak mata tidak
cekung
Tidak demam
Tidak ada rasa haus
yang sangat
Tidak ada napas pendek /kusmaul
mmHg
untuk
perfusi
koroner
arteri
ginjal
dan
yang
adekuat.
4. Pantau CVp (bila jalur
dipasang)
untuk
menentukan
keadekuatan aliran balik
vena dan volume darah;
5-10 cm H2O biasanya
dianggap rentang yang
adekuat.
Nilai
mendekati
menunjukkan
hipovolemia, khususnya
bila
terkait
dengan
dan
frekuensi
perfusi
menurun
gelisah,
konfusi,
penurunan
tingkat
kesadaran.
Bila
klien
cidera
dari
dengan
meninggikan pengaman
tempat
tidur
dan
21
menempatkan
tempat
hasil
laboratorium
terhadap
laporkan
peningkatan.
8. Pantau nilai elektrolit
terhadap bukti ketidak
seimbangan , terutama
Natrium (>147 mEq/L)
dan
Kalium
(>5
kelemahan
otot,
hiporefleksia, frekuensi
jantung
Juga
tidak
teratur.
pantau
tanda
hipernatremia,
retensi
untuk
meningkatkan
vaskuler.
jumlah
volume
Jenis
dan
cairan
klien
ke
ICU/PICU
(Keperawatan
Bedah
Medical
Swearingen
1996)
tingkat
penya-kitnya,
ber informasi.
dengan criteria :
Batasan Karakteristik :
Knowledge
proses penyakitnya
2. Jelaskan
patofisiologi
Disease
Mengetahui
(histeris,
agitasi,
jenis /
nama penyakitnya
Mampu menjelaskan
pro-ses penyakit
Mampu menjelaskan
fak-tor resiko
Mampu menjelaskan
efek penyakit
Mampu menjelaskan
tan-da
dan
pengetahuan
gejala
penyakit
Mampu menjelaskan
ini
berhubungan
dengan
ana-tomi
dan
fisiologi
dengan
cara
yang sesuai.
3. Gambarkan tanda
dan
gejala
muncul
yang
pada
biasa
diare
yang tepat
komplikasi
6.
Bantu
klien / orang tua
Mampu menjelaskan
mengenali
faktor
ba-gaimana mencegah
kom-plikasi
penyebab diare
7. Berikan informasi upayaupaya mencegah diare :
23
selalu
havors (1805)
Mampu
menjelaskan
yang
merebus
di
botol
susu
digunakan,
kebersihan
manajemen
stress
Mampu
menjelaskan
re-siko
menjelaskan
ba-gaimana
menghindari
lingkungan
yang
berba-haya
(sanitasi
kurang)
Mampu
menjelaskan
sembarang
bermanfaat
Mampu menjelaskan
tek-nik
air
sebelum
memperhatikan
lingkungan
dll
8. Berikan informasi pada
klien / orang tua tentang
kondisi / perkembangan
kesehatan dengan tepat
9. Sediakan
informasi
tentang
pengukuran
hidup
yang
mungkin
diperlukan
untuk
mencegah
komplikasi
di
masa
proses
pengontrolan penyakit
cara pemakaian obat 11. Diskusikan
pilihan
sesuai resep
terapi atau penanganan
12. Gambarkan
rasional
pilihan
rekomendasi
manajemen
terapi
penanganan
13. Dukung klien/ orang tua
untuk
meng-
eksplorasikan
atau
mendapatkan
second
24
opinion
dengan
cara
yang tepat
14. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan
dengan cara yang tepat
15. Instruksikan klien /
orang
tua
mengenai
pada
pemberi perawatan
16. Kuatkan informasi yang
disediakan
kesehatan
tim
yang
lain
Procedur
Treatment (5618)
1. Informasikan
klien
dan
kepada
orang
kapan
prosedur
pengobatan
akan
laksanakan
2. Informasikan
lama
di-
seberapa
prosedur
pengobatan
akan
dilakukan
3. Informasikan
peralatan
tua
tentang
yang
akan
digunakan
dalam
pengobatan
4. Informasikan
kepada
melakukan
prosedur pengobatan
5. Jelaskan tujuan dan
alasan
dilakukan
25
prosedur pengobatan
6. Anjurkan kepada klien
untuk
kooperatif
dilakukan
pengobatan
7. Jelaskan
saat
prosedur
tentang
dialami
dilakukan
selama
prosedur
pengobatan
E. Implementasi keperawatan
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan
yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai
dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan
interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada
situasi
26
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith M. 2015. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC
Potter, P. A., & Perry, A. G. 2005, Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, proses
dan praktik, Edisi 4, Volume 1, EGC, Jakarta.
Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terjemahan). Jakarta:EGC
Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta kedokteran, Jakarta: FKUI
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Editor Setiawan. Jakarta: EGC, 1997.
Smeltzer, Suzanne, C, dan Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth. Edisi VII. Jakarta : EGC. 2001.
Subagyo, Bambang. Ilmu Kesehatan Anak I (Diare pada Anak). Surakarta: Depdikbud RI
UNS, 1997.
Tjokronegoro, Arjatmo. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI, 2002.
http://ekapuspitasari-adeks.blogspot.co.id/2014/02/laporan-pendahuluan-gastroentritisakut.html
27