Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Dasar Penyakit Gastroentritis Akut
1. Definisi Gastroentritis Akut (GEA)
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai
kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen. (Muttaqin, 2013).
Gastroenteritis akut (GEA) atau diare akut merupakan diare yang berlangsung dalam waktu
kurang dari 14 hari yang mana ditandai dengan peningkatan volume, frekuensi, dan kandungan
air pada feses yang paling sering menjadi penyebabnya adalah infeksi dari virus, bakteri dan
parasit, yang mana disertai gejala seperti mual, muntah, nyeri abdomen, mulas dan tanda –
tanda dehidrasi (Bar and Smith, 2017).
Gastroenteritis akut juga didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari gejala infeksi saluran
pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme seperti bakteri, virus, dan parasit.
Beberapa organisme tersebut biasanya menginfeksi saluran pencernaan manusia melalui
makanan dan minuman yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food borne disease)
(Mendri, 2017).

2.2 Etiologi
Etiologi pada diare menurut Yuliastati & Arnis (2016) ialah :
a. Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaan dimana
merupakan penyebab diare pada anak, kuman meliputi infeksi bakteri, virus,
parasite, protozoa, serta jamur dan bakteri.
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti
pada otitis media, tonsilitis, bronchopneumonia serta encephalitis dan biasanya
banyak terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun.
c. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap karbohidrat
seperti disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida
intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), malabsorpsi protein dan lemak
Beberapa faktor yang menyebabkan gastroenteritis pada balita yaitu infeksi yang
disebabkab bakteri, virus, atau parasite, adanya gangguan penyerapan makanan dan
malabsorsi, alergi, keracunan bahan kimia atau racun yang terkadung dalam makanan,
imunodefesiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun serta
penyebab lain (Suraatmaja, (2007) dalam (Hartati & Nurazila, 2018).
a. Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E.coli,Salmonella,
Shigella,Campylobacter, Yersinia, Aeromonas), infeksi virus (Entenovirus,
Adenovirus, Rotavirus,Astrovirus), infeksi parasit (Entamoebahystolytica, Giardia
lamblia, Thricomonas hominis) dan jamur (Candida,Abicans). Infeksi parenteral
merupakan infeksi diluar system pencernaanyang dapat menimbulkan diare seperti:
Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis,bronkopnemonia, ensefalitis.

b. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan
sukrosa).monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Disamping
itu dapat pula terjadi malabsorsi lemak dan protein.

2.3 Patofisiologi
Menurut Rizal (2018) pathofisiologis dari gastroenteritis adalah meningkatnya motilitas dan
cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbs dan ekskresi
cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan yodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstra seluler keadaan tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit
dan dapat terjadi asidosis metabolik
Diare yang terjadi merupakan proses dari transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri
terhadap elektrolit kedalam usus halus sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan
meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel
mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit. Peredangan akan
menurunkankemampuanintestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan
makanan ini terjadi pada sindrom mal absorbsi Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya
diare ada 2 macam yaitu :
Gangguan osmotic akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus :
1. Gangguan sekresi akibat ragsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus
2. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurngnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan
mengakibatkan bakteri kamuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Dari kedua mekanisme diatas menyebabkan :
1.Kehilangan air dan elektrolit atau (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (aksidosis metabolic hipokalemia).
2.Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah).
3.Hipoglikemia.
4.Gangguan sirkulasi darah.

Menurut Nurarif (2015) secara umum gastroenteritis disebabkan oleh masuknya


mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
Organisme masuk pada mukosa epitel, berkembang biak pada usus dan menempel pada
mukosa usus serta melepaskan enterotoksin yang dapat menstimulasi cairan dan elektrolit
keluar dari sel mukosa. Infeksi virus ini menyebabkan destruksi pada mukosa sel dari vili usus
halus yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas absorbsi cairan dan elektrolit. Interaksi
antara toksin dan epitel, usus menstimulasi enzim Adenilsiklase dalam membrane sel dan
mengubah cyclic AMP yang menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit, sehingga
timbul diare. Diare yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan integritas
kulit pada daerah perianal. Selain itu juga, Sekresi air dan elektrolit secara berlebihan ini dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asidosis metabolik sehingga
dapat menimbulkan kekurangan volume cairan dalam tubuh serta gangguan pertukaran gas
akibat dari asidosis metabolik. Kekurangan volume cairan secara terus menerus dapat
menimbulkan syok hipovolemi. Selain itu juga, proses invasi dan pengerusakan mukosa usus,
organisme menyerang enterocytes (sel dalam epitelium) sehingga menyebabkan peradangan
(timbul mual muntah) dan kerusakan pada mukosa usus. Hal ini menyebabkan penurunan nafsu
makan, serta gangguan pada psikologi klien yang dapat menyebabkan ansietas. Penurunan
nafsu makan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2.3 Manifestasi Klinis

2.4 Komplikasi Gastroenteritis


Menurut Dewi Marmi dan Rahardjo (2016), sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit
secara mendadak dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti :
1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik.
2) Renjatan hipovolemik.
3) Hipokalemia (dengan gejala meterorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia perubahan
pada elektrokardiagram).
4) Hipoglikemia.
5) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena kerusakan vili
mukosa usus halus.
6) Kejang, terutama pada dehidrasi hipotonik.
7) Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.

Anda mungkin juga menyukai