Disusun Oleh:
Rista Dwi Ayu
203203083
B. Etiologi
Faktor penyebab dari Gastroentritis adalah:
1. Faktor Infeksi
a) Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama gastroentritis pada anak meliputi infeksi
internal sebagai berikut:
Infeksi bakteri: Vibrio, ecoly, salmonela shigella, capylabactor,
versinia aoromonas dan sebagainya.
Inveksi virus: Entero virus (v.echo, coxsacria, poliomyelitis)
Infeksi parasit: Cacing (ascaris, tricuris, oxyuris, srongyloidis,
protozoa, jamur)
b) Infeksi parenteral merupakan infeksi diluar alat pencernaan, seperti
OMA, Tonsilitis, bronkopneumonia dan lainnya.
c) infeksi parenteral : infeksi di luar alat pencernaan, seperti : OMA,
tonsilitis, bronkopneumonia, dan lainnya.
2. Faktor Malabsorbsi
a) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa,
dan sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan
galatosa).
b) Malabsorbsi lemak
c) Malabsorbsi makanan
3. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan
4. Faktor Psikologis
5. Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar)
C. Fatofisiologi
Menurut Suriadi (2011), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah
meningkatnya motalitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstra seluler kedala tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi
kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik. GE yang terjadi
merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin bakteri
terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga
mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal
dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit. Peradangan akan
menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan
elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi.
Peningkatan motalitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi
intestinal sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan
elektrolit.
Menurut Muttaqin (2011), mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya GEA meliputi hal – hal berikut yaitu:
1. Gangguan Osmotik. Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap oleh mukosa usus akan menyebabkan peningkatan
tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul GEA
2. Gangguan sekresi akibat respon inflamasi mukosa (misalnya toksin)
Pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
kedalam rongga usus sebagai reaksi dari enterotoxic dari infeksi dalam
usus dan selanjutnya timbul GEA karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
3. Gangguan motalitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul GEA. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya bisa timbul
GEA juga. Dari ketiga mekanisme diatas GE dapat menyebabkan
Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran
berlebihan), Hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah
D. Komplikasi
1. Diare
2. Renyatan Hiporomelik
3. Kejang
4. Bakteri kimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat di klasifikasikan
sebagai berikut :
a. Dehidrasi ringan
b. Dehidrasi sedang
c. Obat- obatan
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Pasien (Diisi lengkap)
Nama : An.f
Umur : 3 thn 8 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku/Kebangsaan : Indonesia
Tgl. Masuk RS : 25 mei 2021
Tgl. Pengkajian : 26 Mei 2021
Diagnosa Medis : GEA dengan dehidrasi ringan,sedang
No. CM : 00xxx
Alamat : Jogoudan RT 36
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Pasien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama
(ibu pasien mengatakan anaknya demam hilang timbul sudah 3 hari
muntah 2 hari yang lalu, diare 3 x hari ini
Lama Keluhan (sejak kemarin)
Faktor pencetus
Tidak terkaji
An. f (3thn)
: Laki - Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien / Pasien
C. PENGKAJIAN PERSISTEM
1. PERNAPASAN
Spontan : ya
R.R :22.x/menit
Sesak : tidak
Oksigen : tidak menggunakan oksigen
Metode : tidak menggunakan oksigen
2. KARDIOVASKULER
Bunyi jantung : normal
TD : 120/80
Pengisian kembali kapiler ≤ 2detik
Denyut arteri femoralis:
- Kanan : tidak terkaji
- Kiri : tidak terkaji
Perdarahan: tidak
Ekstremitas : hangat
Pemasangan infus : terpasang infus RL 20 tpm ditangan sebelh kiri
Perifer Intravena : ya
Jenis cairan : ringer laktat
Jumlah tetesan : 20 tpm
Hasil Laboratorium
HB. : 11,8
Hematokrit : 35
Trombosit : 244
Leokosit : 5,9
NA+ : 129
K+ :4.0
3. GASTROINTESTINAL
BB saat ini 14kg
Diit : tidak terkaji
Jumlah minum : tidak tentu
Cara makan : di bantu
Frekuensi makan : kurang
Mukosa mulut : normal
Lidah : normal
Abdomen : tidak ada lesi dan simetris kiri kanan
Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri
Auskultasi :- .
Perkusi : timpani
Palpasi : ada nyeri tekan
Turgor : menurun
4. NEUROSENSORI
Tingkat kesadaran : composmetis
Respon terhadap nyeri : tidak
Tangisan : tidak ada
Kepala : normal tidak membengkak
Pupil : isokor
Reaksi terhadap cahaya : ada
Gerakan : normal
Kejang : saat dilakukan pengkajian tidak
5. INTEGUMEN
Warna kulit : pucat
Suhu : panas
Turgor : menurun
Kebersihan : bersih
Integritas : kering, tidak ada lesi
Kepala : bersih ,tidak terdapat benjolan
Mata : Sekret tidak ada
Hidung : simetris
6. REPRODUKSI
Jenis kelamin : laki-laki
Pola Eliminasi
a. Eliminasi Bowel
Frekuensi: 3xsehari
Penggunaan pencahar : tidak ada
Waktu : tidak tentu
Gangguan eliminasi bowel: tidak ada
Kebutuhan Pemenuhan ADL Bowel : Dengan orang tua
b. Eliminasi Bladder
Frekuensi : 3-4 kali sehari
Warna : kuning keruh
Ggn. Eliminasi Bladder: tidak ada
Riwayat dahulu : tidak ada
Penggunaan kateter : tidak
Kebutuhan Pemenuhan ADL Bladder : di bantu orang tua
1. Aspek Intelektual-Psikososial-Spiritual
Aspek mental
Ibu pasien mengatakan anak sering rewel dan menangis,muntah diare
Aspek Intelektual
Anak masih di bawah umur
Aspek Sosial
Hubungan pasien dengan kedua orng tua baik
Aspek Spiritual
Pasien beragama islam
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX NOC NIC TTD
Hipertermi b/d Setelah dilakukan tindakan Perawatan demam (3740) Rista
proses penyakit keperawatan pada pasien 1. Monitor warna kulit dan suhu
dengan hipertermia 2. Monitor asupan dan keluaran, Erlin
diharapkan akan teratasi sadari perubahan kehilangan
dengan criteria hasil: cairan yang dirasakan Zudin
Termoregulasi (0800) 3. Pantau suhu badan dan tanda-
1. Melaporkan tanda vital
kenyamanan suhu dari 4. Dorong konsumsi cairan
skala 2 berat ke skala 4 5. Pastikan tanda lain dari
ringan infeksi yang terpantau
2. Hipertermia dari suhu 6. Kolaborasi dalam pemberian
39,10 (skala 2) ke obat penurun panas atau
370(skala 4) cairan iv
3. Peningkatan suhu kulit Pengaturan suhu ((3900)
skala 2 keskala 4 O : monitor dan laporkan adanya
tanda gejala dari hipertermia dan
hipertermia.
N : sesuaikan suhu lingkungan untuk
kebutuhan pasien
E :diskusikan pentingnya termogulasi
dan kemungkinan efek negative dari
demam yang berlebihan, sesuai
keutuhan
C :berikan pengobatan anti piretik,
sesuai kebutuhan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
26-05-21 - Memantau suhu S: Rista
11.30 dan tanda-tanda - Ibu pasien mengatakan badan
vitalnya. anaknya masih teraba hangat
- Memonitor warna O: Erlin
o
kulit dan suhu - Suhu : 37,8 C
- Mendorong - Mukosa bibir kering
konsumsi intake Zudin
cairan yang lebih A:
banyak - Masalah hipertermia teratasi
- Kolaborasi sebagian
pemberian terapi
antipiretik 500mg P:
- Memberikan Lanjutkan intervensi
kompres - Pantau suhu dan tanda-tanda
vitalnya.
- Monitor warna kulit dan suhu
- Kolaborasi pemberian
antipiretik paracetamol
- Kompres hangat
- Memonitor keadaan
S: ibu pasien mengatkan hari ini
umum pasien
28.05.21 pasien sudah tidak BAB
09.00 O: Pasien sudah mulai bisa bermain
- Mengukur ttv
A: Masalah diare pasien teratasi
pasien
P: Pertahankan intervensi
- Mengganti cairan
infus pasien dengan
cairan infus vitamin
26-05-21 jam - Memberikan obat S: ibu pasien mengatakan anak Rista
16.00 ondansentron masih muntah
- Memonitor Vital O: akral hangat, terpasang infuse RL, Erlin
Sign kesadaran CM, nadi saat ini 89x/mnit
- Monitor status A: kekurangan volume cairan belum Zudin
hidrasi (membran teratasi
mukosa, denyut P: lanjutkan intervensi terapi cairan
nadi)
- Memberikan cairan
intravena