Anda di halaman 1dari 22

ASKEP KELUARGA DENGAN DIARE

Disusun Untuk memenuhi Tugas Panum KEP.MATERNITAS

Dosen pengampu Ns. Puji Lestari, S.Kep., M.Kes.(Epid)

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Ari Winarsih, S.Kep.


2. Bibit Megowati, S.Kep
3. Oktoberti Gadi Doke, S.Kep
4. Ranie Robiatul Adawiyah, S.Kep
5. Ratna Susilaningtyas, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


2021/2022

1
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DIARE

A. Pengertian

Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa

darah dan/atau lendir dalam darah. (Suharyono, 1999, dalam

Susilaningrum, dkk, 2013)

B. Klasifikasi

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan lama penyakit menjadi dua

macam yaitu diare akut dan diare kronis, untuk lebih jelasnya akan

dijelaskan dibawah ini :

1. Diare akut

Diare akut adalah keadaan peningkatan dan perubahan tiba-tiba

frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius yang

berlangsung kurang dari 14 hari.

2. Diare kronis

Keadaan meningkatnya frekuensi defekasi dan kandungan air di

dalam feses yang berlangsung lebih dari 15 hari.

2
C. Etiologi

Penyebab dari penyakit diare bermacam-macam. Diare dapat diakibatkan dari

faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor makanan, faktor lingkungan, dan

faktor psikologis. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dibawah ini:

1. Factor infeksi

a. Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral

meliputi:

 Infeksi bakteri; Vibriocholera, E.colpatogeni, Salmonellasp,

Shigellasp, Campylobacterjejuni, Yersiniaenterocolytica,

Aeromonas,Staphylococcus aureus, Streptococcus, Klebsiella,

Pseudomonas, Proteus.

 Infeksi virus; Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie,

Poliomyelitis) adeno-virus, Rotavirus, Astrovirus,Norwalk

like virus, cytomegalovirus (CMV), virus HIV.

 Infeksi parasit; cacing (AscarisLumbricoides, Trichuris,

Oxyuris, Strongyloides); protozoa (Entamoeba histolytica,

Giardia lamblia, Trichomonas hominis, Cryptosporidium

parvum, Balantidium coli); jamur (Candida Albicans).

b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan

seperti: otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis,

bronkopneumonia, ensefalitis,pneumonia. Keadaan ini terutama

terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

3
2. Factor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa,

dan sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan

galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering

(intoleransi laktosa).

b. Malabsorbsi lemak: rantai panjang trigliserida.

c. Malasorbsi protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten

malabsorption, proteinintolerance, cows milk, vitamin & mineral.

3. Faktor makanan, makanan basi, beracunatau mengandung

logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin,alergi terhadap

makanan.

4. Faktor lingkungan, lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman

diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat

pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka menimbulkan

kejadian penyakit diare.

5. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi

pada anak yang lebih besar).

D. Tanda dan Gejala

Menurut Hidayat (2010) dan Suraatmaja (2012), tanda dan gejala diare

adalah sebagai berikut:

1. Frekuensi BAB lebih dari 3 kali

2. Nafsu makan berkurang atau tidak ada nafsu makan.

4
3. Tinja menjadi semakin cair, mungkin mengandung darah dan/atau

lendir.

4. Warna tinja berubah menjadikehijau-hijauan karena bercampur

empedu.

5. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi.

6. Muntah sebelum atau sesudah diare.

7. Dehidrasi (kekurangan cairan) akibat terlalu banyak kehilangan cairan

dan elektrolit.

E. Patofisiologi

Menurut Ngastiyah (2014, p. 224-225), mekanisme dasar yang

menyebabkan diare adalah:

1. Gangguan osmotik: akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak

dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus

meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam

rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus

untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi: akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada

dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke

dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus: hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan untuk menyerap makanan sehingga timbul

5
diare.Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan

bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi:

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)

2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran

bertambah)

3. Hipoglikemiad.Gangguan sirkulasi darah

F. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik)

a. Derajat dehidrasi berdasarkan Kehilangan berat badan:

 Dehidrasi ringan: bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%

 Dehidrasi sedang: bila terjadi penurunan berat badan 5-10%

 Dehidrasi berat: bila terjadi penurunan berat badan >10%.

b. Berdasarkan Tanda dan Gejala Klien

6
2. Renjatan Hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan elektrokardiogram)

4. Hipoglikemiae.Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus

dan defisiensi enzim lactase

5. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik

6. Malnutrisi energi protein (akibat muntahdan diare kronik)

G. Penatalaksanaan

1. Rehidrasi

a. Pemberian cairan per oral. Pada pasien dengan dehidrasi ringan

dan sedang, cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan

NaCl dan NaHCO3, KCL, glukosa, oralit, pedialit. Cairan

sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya

mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air tajin

yang diberi garam dan gula digunakan untuk pengobatan

sementara di rumah sebelum dibawa berobat ke rumah sakit /

pelayanan kesehatan.

b. Pemberian cairan parenteral. Cairan yang biasa digunakan adalah

cairan Ringer Laktat (RL). Cairan diberikan 50-200 ml/kgBB/24

7
jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi. Untuk memberikan

rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi.

2. Pemberian makanan

Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah hebat. Pasien

dianjurkan justru minum minuman sari buah, teh, makanan yang

mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik, dan sup.

3. Obat-obatan

Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang

hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan

yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula,

air tajin, tepung beras dan sebagainya).

Obat anti-sekresi: Asetosal, dosis 25 mg/tahun dengan dosis

minimum 30 mg. Klorpomazin, dosis 0,5-1 mg/kg/BB/hari.Obat

spasmolitik dan lain-lain: umumnya obat spasmolitik seperti

papaverin, ekstrak beladona, opium laperamid tidak digunakan untuk

mengatasi diare. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal,

tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare, sehingga tidak

diberikan lagi.

Antibiotik: umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak

ada penyebab yangjelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan

tetrasiklin 25-50 mg/kg/BB/hari. Antibiotik juga diberikan bila terdapat

penyakit penyerta seperti OMA, faringitis, bronkitis atau

bronkopneumonia

8
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengertian

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk

membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan

pendekatan proses keperawatan.

B. Tujuan

Asuhan keperawatan keluarga merupakan rangkaian kegiatan

penyelesaian masalah keluarga maka harus memiliki tujuan untuk dicapai

dalam pelaksanaanya.

1. Tujuan umum: meningkatkan kesadaran, keinginan dan kemampuan

keluarga dalam meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka

sampai tahap optimal dan mampu melaksanakan tugas-tugas

mereka secara produktif.

2. Tujuan khusus:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi

b. Mengambil keputusan tentang siapa atau kemana dan bagaimana

pemecahan masalah tersebut, misalnya dipecahkan sendiri dengan

pergi ke rumah sakit, puskesmas, praktik keperawatan atau

kedokteran, dan lain-lain

c. Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan)

d. Mencegah terjadinya penyakit atau timbulnya masalah kesehatan

pada keluarga

9
e. Melaksanakan usaha penyembuhan atau pemecahan masalah dan

usaha rehabilitasi kesehatan keluarga melalui asuhan keperawatan di

rumah.

f. Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan

keperawatan di rumah.

g. Membantu tenaga profesional kesehatan atau keperawatan dalam

penanggulangan penyakit atau masalah kesehatan mereka di

rumah, rujukan kesehatan dan rujukan medik.

10
PATHWAY DIARE DAN TUGAS KELUARGA

11
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian keperawatan keluarga

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang

dibinanya. Secara garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status

keluarga adalah:

1. Struktur dan karakteristik keluarga

2. Sosial, ekonomi, budaya

3. Faktor lingkungan

4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga

5. Psikososial keluarga

Pada tahap ini hal-hal yang harus dikaji dalam keluarga, sebagai

berikut:

1. Data umum: Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan

pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari

nama, jenis kelamin, hubungan dengan kepala keluarga, umur,

pendidikan dan status imunisasi dari masing-masing anggota

keluarga serta genogram.

12
a. Tipe keluarga: Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta

kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga

tersebut.

b. Suku bangsa: Mengkaji asal usul suku bangsa dan budaya

c. Agama: Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga

beserta kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

d. Status sosial ekonomi keluarga: Status sosial ekonomi keluarga

ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun

anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga

ditentukkan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan.

Serta barang-barang apa saja yang dimiliki oleh keluarga.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Ditentukkan oleh anak tertua

dari keluarga inti.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum tepenuhi: Menjelaskan

mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi.

c. Riwayat keluarga inti: Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti,

meliputi penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga, perhatian terhadap penceghan penyakit

(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatanyang biasa

13
diguanakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

3. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah: Diidentifikasikan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah ventilasi dan jendela, keadaan

lingkungan sekitar rumah, pemanfaatan ruangan, perletakan

perabotan rumah dan denah rumah.

b. Karakteristik tetangga: Menjelaskan mengenai karakteristik

tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan,

lingkungan fisik, aturan yang ada.

c. Mobilitas geografis keluarga: Mobilitas geografis keluarga

ditentukan oleh kebiasaan keluarga berpindah tempat dan alasan

berpindah tempat..

d. Perkumpulan keluarga dan interksi dengan masyarakat: Menjelaskan

tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga

berinteraksinya dengan masyarakat sekitar.

e. Sistem pendukung keluarga: Yang termasuk pada sistem pendukung

adalah jumlah anggota yang sehat, fasilitas kesehatan keluarga

yang digunakan untuk menunjang kesehatan meliputi sarana

kesehatan terdekat, fasilitas fisik, psikologis, sosial atau

dukungan masyarakat setempat.

14
4. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga: Menjelaskan tentang cara dan jenis

komunikasi yang dilakukan keluarga, cara keluarga dalam

memecahkan masalah

b. Struktur kekuatan keluarga: Kemampuan anggota keluarga

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah

perilaku, respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami

masalah.

c. Struktur peran: Menjelaskan peran diri masing-masing anggota

keluarga baik secara formal maupun informal.

d. Nilai atau norma keluarga: Menjelaskan mengenai nilai dan

norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan

kesehatan.

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif: Mengkaji tentang bagaimana cara keluarga

mengekspresikan perasaan kasih sayang, perasaan saling

memiliki dan dimiliki, dukungan terhadap anggota keluarga

dan sikap saling menghargai anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi: Bagaimana interaksi atau hubungan dalam

keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar norma dan

perilaku.

c. Fungsi perawatan kesehatan: Sejauhmana anggota keluarga

memberikan perlindungan untuk anggota keluarga yang sakit,

15
kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan

keluarga

d. Fungsi reproduksi: Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan

jumlah anggota keluarga, dan metode yang dilakukan untuk

mengendalikan jumlah anggota keluarga.

e. Fungsi ekonomi: Mengkaji sejauh mana anggota keluarga

memenuhi kebutuhan sumber daya yang ada untuk pemenuhan

kesehatan

B. Masalah Keperawatan Keluarga

1. Defisit pengetahuan tentang diare berhubungan dengan kurang terpapar

informasi (D.0111)

2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang diare

(D.0080)

3. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

(NANDA)

4. Risiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan kurang

terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/ melindungi integritas

jaringan dari diare (D.0139)

5. Risiko kekurangan volume cairan b.dketidakmampuan keluarga

menggunakan fasilitas kesehatan untuk anggota keluarga yang sakit

diare. (NANDA)

16
C. Intervensi Keperawatan (SLKI dan SIKI 2017)

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No Intervensi
Keperawatan Hasil

17
1. Defisit Tujuan: tingkat Edukasi kesehatan
pengetahuan pengetahuan (L.12111) (I.12383)
tentang diare Setelah dilakukan Observasi
(D.0111) tindakan keperawatan 1. Identifikasi
Definisi: ketiadaan selama 2x8 jam, maka kesiapan &
atau kurangnya tingkat pengetahuan kemampuan
informasi kognitif meningkat dengan menerima
yang berkaitan kriteria hasil: informasi
dengan topic 1. Perilaku sesuai 2. Identifikasi factor-
tertentu anjuran verbalisasi factor yang dapat
Penyebab: kurang minat dalam belajar meningkatkan &
terpapar informasi, meningkat menurunkan
ketidakmampuan 2. Kemampuan motivasi perilaku
menemukan menjelaskan hidup bersih &
sumber informasi pengetahuan sehat
Gejala & tanda tentang diare Terapeutik
mayor: meningkat 3. Sediakan materi &
S: menanyakan 3. Perilaku sesuai media pendkes
masalah yang dengan 4. Jadwalkan
dihadapi pengetahuan pendkes sesuai
O: menunjukkan 4. Pertanyaan tentang kesepakatan
perilaku tidak masalah diare 5. Berikan
sesuai anjuran. menurun kesempatan untuk
Kondisi klinis bertanya
terkait: penyakit Edukasi
akut 6. Jelaskan factor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
7. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan

18
sehat
8. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih & sehat
2. Ansietas Tujuan: tingkat Reduksi ansietas (I.09314)
Definisi: ansietas (L.09093) Observasi
Kondisi emosi & Setelah dilakukan 1. Identifikasi saat
pengalaman tindakan keperawatan tingkat ansietas
subjektif individu selama 2x8 jam, maka berubah
terhadap objek tingkat ansietas 2. Identifikasi
yang tidak jelas & menurun dengan kemampuan
spesifik akibat kriteria hasil: mengambil
antisipasi bahaya 1. Verbalisasi keputusan
yang khawatir akibat 3. Monitor tanda-
memungkinkan kondisi yang tanda ansietas
individu dihadapi menurun Terapeutik
melakukan 2. Perilaku gelisah 4. Ciptakan suasana
tindakan untuk menurun terapeutik untuk
menghadapi menumbuhkan
ancaman. kepercayaan
Penyebab: kurang 5. Pahami situasi
terpapar informasi yang membuat
Gejala & tanda ansietas
mayor: 6. Dengarkan dengan
S: Merasa penuh perhatian
khawatir dengan 7. Gunakan
akibat dari kondisi pendekatan yang
yang dihadapi. tenang dan

19
O: tampak gelisah meyakinkan
Kondisi klinis Edukasi
terkait: penyakit 8. Jelaskan prosedur,
akut termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
9. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan &
persepsi
10. Latih teknik
relaksasi
3. Risiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4 Risiko gangguan Tujuan: integritas kulit Perawatan integritas kulit
integritas kulit & jaringan (L.14125) (I.11352)
perianal. Setelah dilakukan Observasi
Definisi: beresiko tindakan keperawatan 1. Identifikasi
mengalami selama 2x8 jam, maka penyebab
kerusakan kulit integritas kulit & gangguan integritas
(dermis/ jaringan). jaringan meningkat kulit
Faktor resiko: dengan kriteria hasil: Terapeutik
kurang terpapar 1. Kerusakan jaringan 2. Bersihkan perineal
informasi tentang menurun dengan air hangat,
upaya 2. Kerusakan lapisan terutama selama
mempertahankan/ kulit menurun periode diare
melindungi 3. Gunakan produk
integritas jaringan berbahan ringan/
dari diare. alami dan

20
hipoalergik pada
kulit sensitif
Edukasi
4. Anjurkan minum
air yang cukup
5. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
6. Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur

5 Risiko
kekurangan
volume cairan

21
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

22

Anda mungkin juga menyukai