Anda di halaman 1dari 20

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga

Dosen Pengampu : Ns. Chandra Tri Wahyudi, S.Kep, M.Kes

Disusun oleh :

Febriani Imelda Sitorus (1810701011)

Fitria Dian A (1810701018)

Ayu Rubiyani (1810701019)

Amelia Nurazizah A (1810701027)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

2020

1
DAFTAR ISI…………………..……………………...……………………………..…............. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………………………….................. 1
B. Tujuan Khusus.......................................................................................................................... 1
C. Tujuan Umum.......................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keluarga dan Keperawatan Keluarga......................................................................... 2
B. Fungsi Keluarga....................................................................................................................... 2
C. Struktur Keluarga..................................................................................................................... 4
D. Tipe atau Bentuk Keluarga...................................................................................................... 5
E. Peran Keluarga........................................................................................................................ 8
F. Tahap dan Perkembangan Keluarga........................................................................................ 9
G. Tujuan Keperawatan Keluarga................................................................................................. 14
H. Sasaran Keperawatan Keluarga............................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA 18
DAFTAR ISI

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh
anggota keluarga untuk dimasukkan ke dalam anggota keluarga. Sekilas
keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga
memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak
menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit,
perubahan struktur keluarga dan lain lain.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem
terbuka dengan batas-batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu
unit kesatuan yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian
yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang
dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu
cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang
berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang lain.

B. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga
b. Untuk mengetahui tentang konsep keperawatan keluarga

C. TUJUAN UMUM
Diharapkan Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat
informasi tentang landasan teori asuhan keperawatan pada keluarga

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI KELUARGA DAN KEPERAWATAN KELUARGA

Menurut Whall dalam buku Friedman (2018) dalam analisis konsepnya


mengenai keluarga sebagai unit asuhan dalam keperawatan, mendefinisikan
keluarga sebagai “sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas
dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait
dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga”.

Menurut pendapat U.S Bureau of the Census dalam buku Friedman (2018)
menggunakan definisi keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut
: keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan,
darah, atau adopsi dan tinggal didalam suatu rumah tangga yang sama

Menurut Depkes RI,2014 keluarga merupakan unit terkecil dari


masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

Menurut Depkes,2010 keperawatan keluarga merupakan pelayanan


holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan
dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian,diagnosis
keperawatan,perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi.

B. FUNGSI KELUARGA

Menurut Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi lima yaitu :

A. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikologi anggota keluarga.

2
B. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
C. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
D. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
E. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function) yaitu
fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga dibidang kesehatan.

Namun, dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi


keluarga dikembangkan menjadi :

1. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang


produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikatagorikan stara sosialnya oleh keluarga lain yang berada disekitarnya.
3. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga yang mempunyai peran dan tanggung
jawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan dewasanya.
4. Fungs sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
5. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan yang primer dalam rangka melindungi dan
pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami keluarga.

3
6. Fungsi religius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama
dan mengamalkan ajaran keagamaan.
7. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8. Fungsi reproduksi, bukan hanya mengembangkan keturunan, tetapi juga
merupakan tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal
(menyeluruh), diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan
seks bagi anak, dan yang lain.
9. Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada diluar
rumah.

C. STRUKTUR KELUARGA

Struktur keluarga oleh friedman di gambarkan sebagai berikut :

a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan
balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,
dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isu dan berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan
selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi
pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental
ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar,
diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang
atau tidak valid
1) Karakteristik pemberian pesan :
a) Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat

4
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
c) Selalu menerima dan meminta timbal balik
2) Karakteristik peran

Siap mendengarkan

a) Memberikan umpan balik


b) Melakukan validasi
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal
atau informal. Posisi/ status adalah posisi individu dalam masyarakat misal
status sebagai istri/suami.

c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak
(leginate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah
(reward power), paksa (coercive power) dan efektif power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide – ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempersatukan anggota keluarga
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi,
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

5
D. TIPE ATAU BENTUK KELUARGA

A. Bentuk keluarga

Bentuk keluarga menggambarkan perbedaan social, tingkah laku,


dan kultur, serta gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan bentuk keluarga
ini perlu diperhatikan, terutama dalam hal pelaksanaan asuhan
keperawatan.

 Pengelompokkan secara tradisional

1. Keluarga inti (terkait dengan pernikahan )

Keluarga yang terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orang


tua atau kelahiran; terdiri atas suami, istri, dan anak-anak mereka
(biologis, adopsi, atau keduanya). Akhr-akhir ini ada kecenderungan
keluarga inti tradisional bergeser menjadi bentuk keluarga inti
nontradisional. Kecenderungan ini disebabkan oleh beberapa hal antara
lain suami-istri keduanya pekerja/berkarir dan keluarga tanpa anak.

2. Keluarga besar tradisional

Keluarga besar tradisional adalah bentuk keluarga yang pasangan


suami istri sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga
dengan orang tua, sanak saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut.
Tipe ini banyak terdapat pada kelas pekerja atau kaum migran. Karena
terdapat banyak anggota keluarga dengan banyak peraturan, anak menjadi
bingung akan mencontoh model yang mana (kakek/ayah/paman).
Akibtanya, bila kondisi itu berlangsung lama, terjadi angka perceraian
tingg, kehamilan dikalangan remaja, kelahiran diluar pernikahan, dan lain-
lain.

3. Keluarga dengan orang tua tunggal

Keluarga ini hanya memiliki satu kepala rumah tangga, ayah atau
ibu (duda/janda/belum menikah). Jumlah ibu remaja yang tidak menikah

6
akhir-akhir ini cenderung meningkat karena berbagai alasan antara lain
kemiskinan dan pergaulan bebas (melahirkan diluar pernikahan).

4. Individu dewasa yang hidup sendiri

Bentuk ini banyak terdapat di masyarakat. Mereka hidup


berkelompok seperti di panti wreda, tetapi ada juga yang menyendiri.
Mereka ini membutuhkan pelayanan kesehatan dan psikososial karena
tidak mempunyai sistem pendukung.

5. Keluarga dengan orang tua tiri

Orang tua menghadapi tiga masalah yang paling menonjol, yaitu


pendisiplinan anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan
kebiasaan serta penerimaan terhadap pemikat hati. Selain itu, Macklin
(1998) mengidentifikasi masalah lain seperti peran orang tua tiri kurang
jelas, harapan keluarga yang tidak realistis, kurangnya waktu orang tua tiri
dan anak tiri untuk mempelajari peran satu sama lain, konflik tentang
masalah finansial dan pengasuhan anak.

6. Keluarga binuclear

Keluarga binuclear merujuk pada bentul keluarga setelah cerai


sehingga anak menjadi anggota dari suatu system keluarga yang terdiri
dari dua rumah tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam
perbedaan di antara keduanya, serta keterbatasan waktu yang digunakan
dalam setiap rumah tangga.

Bentuk keluuarga ini menimbulkan masalah bagi orang tua dan


anak karena : peran orang tua akan terganggu, baik peran pencari nafkah,
peran pengasuh, peran pendidik, maupun peran seksual,peran anak pun
akan terganggu karena akan menghadapi dua keluarga inti yang terpisah
dalam hal kasih saying, perlindungan, kerja sama kedua orang tua akan
menjadi lebih berat karena tidak ada kecocokan di antara mereka dalam
membina rumah tangga dan memberi pelayanan pada anak-anaknya.

7
7. Bentuk variasi keluarga nontradisional

Bentuk variasi keluarga nontradisional meliputi bentuk keluarga


yang sangat berbeda satu sama llain, baik dalam struktu maupun
dinamikanya. Meskipun demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan
dan nilai dengan keluarga inti tradisional. Bentuk keluarga yang spesifik
ini menurut Makelin (1988) adalah perkawinaan terbuka, keluarga
komunal, pasangan kumpul kebo, perkawinan kelompok , keluarga lesbian
dan gay.

 Pengelompokkan secara modern

1. Reconstitud nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali


suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
Satu atau keduanya dapat bekerja dilu ar rumah.

2. Middle age/ aging couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/ kedua-duanya bekerja


di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karir.

3. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,


keduanya/salah satu bekerja dirumah

4. Single parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya


dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah

5. Dual carier , suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak

8
6. Commuter Married yaitu suami istri/keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.

7. Single Adult yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
tidak adanya keinginan untuk menikah.

8. Three Generation yaitu tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu
rumah

9. Comunal : satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogamy


dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

10. Unmarried parent and child yaitu ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anakya diadopsi
11. Cohibing Couple yaitu dua orang/satu pasang yang tinggal bersama
tanpa pernikahan.

E. PERAN KELUARGA

Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang


berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota
keluarga mempunyai peran masing – masing. Ayah sebagai pemimpin
keluarga, pencari nafkah pendidik, pelindung/pengayom, dan pemberi rasa
aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota
masyarakat/kelompok sosial tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga,
pengasuh, pendidik anak – anak, pelindung keluarga, dan juga pencari nafkah
tambahan keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat. Anak berperan
sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial,
dan spiritual.

9
Peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a) Peran formal keluarga
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam
struktur peran keluarga (ayah – suami, dll). Yang terkait dengan
masing – masing posisi keluarga formal adalah peran terkait atau
sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga
membagi peran kepada anggota keluarganya dengan cara
masyarakat membagi perannya: berdasarkan pada seberapa
pentingnya performa peran terhadap berfungsinya sistem tersebut.
beberapa peran membutuhkan ketrampilan atau kemampuan
khusus: peran yang lain kurang kompleks dan dapat diberikan
kepada mereka yang kurang terampil atau jumlah kekuasaanya
paling sedikit.
b) Peran informal keluarga
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak
pada permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan
emosional anggota keluarga dan/atau memelihara keseimbangan
keluarga. Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.

F. TAHAP DAN PERKEMBANGAN KELUARGA

A. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (Beginning Family)


Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, pada
saat suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara psikologi keluarga
tersebut membentuk keluarga baru.
Tugas keluar pada tahap ini adalah:
a) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama
b) Menetapkan tujuan bersama

10
c) Membina hubungan dengan keluarga lain; Teman, dan kelompok
sosial.
d) Merencanakan anak (KB)
e) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
menjadi orang tua

B. Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing Family)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai


kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berumur 30
bulan (2,5 tahun).

Tugas perkembangan pada masa ini antara lain:

a) Persiapan menjadi orang tua


b) Membagi peran dan tanggung jawab
c) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan
d) Mempersiapkan biaya atau dana Child bearing
e) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
f) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

C. Keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)

Tahap ini dimulai dari kelahiran anak usia 2,5 tahun dan berakhir pada
anak telah berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan minat anak dari anak prasekolah dalam
meningkatkan kemampuan dan perkembangan nya.

Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain:

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat


tinggal, privasi dan rasa aman

11
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan yang
lain juga harus dipenuhi
d) mempertahankan hubungan keluarga yang sehat, baik didalam maupun
diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu pasangan dan anak
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak

D. Keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)

Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada
usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan


dan semangat belajar
b) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan
c) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
d) Menyediakan aktivitas untuk anak
e) Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan
anak.

E. Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)

Tahap ini dimulai dari anak pertama dalam keluarga berusia 13 tahun
dan biasanya berakhir sampai usia 19-20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:

12
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat
otonominya
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga

F. Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan ( launching center


families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.


Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau
jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar


b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
d) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anak
e) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f) Berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya

G. Keluarga usia pertengahan (middle age families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.

13
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti
mengolah minat sosial dan waktu santai
c) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua
d) Keakraban dengan pasangan
e) Memelihara hubungan /kontak dengan anak dan keluarga
f) Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban
pasangan

H. keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu


pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia
lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dihindari karena berbagai
proses stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan


b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d) Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat
e) Melakukan life review
f) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian

G. TUJUAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan umum keperawatan adalah meningkatkan kesadaran,


keinginan, dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencegah,

14
memelihara kesehatan mereka sampai pada tahap yang optimal dan
mampu melaksanakan tugas tugas mereka secara produktif
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
dan kemampuan keluarga dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi
b. Mengambil keputusan tentang siapa/kemana dan bagaimana
pemecahan masalah tersebut
c. Meningkatkan mutu kesehatan keluarga(promosi kesehatan)
d. Mencegah terjadinya penyakit/ timbulnya masalah kesehatan
pada keluarga
e. Melaksanakan usaha pemecahan masalah kesehatan keluarga
melalui asuhan keerawatan di rumah
f. Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan
keperawatan di rumah
g. Membantu tenaga professional kesehatan/keperawatan dalam
penanggulangan penyakit/masalah kesehatan mereka di rumah,
rujukan kesehatan, dan rujukan medik

H. SASARAN KEPERAWATAN KELUARGA

Menurut Depkes RI 2010 sasaran keperawatan keluarga meliputi :

a) Keluarga sehat, seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak


mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi
terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b) Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan, jika satu lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri,terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.

15
c) Keluarga yang memerlukan tindak lanjut, merupakan keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut
pelayanan keperawatan atau kesehatan, misal klien pasca hospitalisas
penyakit kronis,penyakit degenerative,tindakan pembedahan, penyakit
terminal.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keluarga : terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi ; Anggota keluarga biasanya
hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama
lain ; Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan adik ;
Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ali,H.Zaidin.2010.Pengantar Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC

Friedman,Marilyn M, dkk.2018.Buku Ajar Keperawatan Keluarga


Riset,Teori,dan Praktek Edisi 5.Jakarta:EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga . Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suprajitno.2014.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC

Widagdo,wahyu.2016.Keperawatan keluarga dan komunitas. Jakarta: Pusdik


SDM Kesehatan.

Dion,Y. 2015.Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan


Praktik.Yogyakarta:Nuha Media

18

Anda mungkin juga menyukai