Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP

PERKEMBANGAN USIA DEWASA (PELEPASAN)

Oleh

Kelompok 9

1. Marlinah (211030121555)

2. Lilis Iswahyuningsih ( 211030121804 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES


WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan nikmat
sehat dan kemudahan sehingga penulis dapat menyesaikan pembuatan makalah yang
berjudul „‟Asuhan keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Usia Dewasa
(pelepasan )”.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah mengenai Asuhan keperawatan Keluarga


dengan tahap perkembangan usia dewasa (pelepasan )” adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai konsep keluarga, mengetahui perkembangandan
masalah-masalah yang terjadi pada keluarga dengan tahap perkembangan usia dewasa
dan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan
usia dewasa, dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Ns. Susi DewiAsih S.Kep.mkm, selaku Dosen dan pebimbing dalam mata
kuliah keperawatan keluarga
2. Rekan satu tim dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini belumlah sempurna, namun bagi penulis hasil ini
sangat berarti untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah keperawatan keluarga,
dengan harapan hasilnya dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.

11 September 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat
kesehatan komunitas apabila setiap keluarga sehat maka akan tercapai komunitas yang
sehat, namun masih banyaknya keluarga yang mempunyai masalah kesehatan akibat
faktor ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam menyelesaikan
masalah kesehatannya, sehingga masih banyak keluarga dengan tahap perkembangan
usia dewasa yang tidak mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan (Sudiharto, 2007).

Tahap perkembangan keluarga dengan usia dewasa adalah tahap yang dimulai saat anak
yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat terakhir meninggalkan
rumah. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk
tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri.

Dalam upaya mengatasi masalah keluarga dengan tahap perkembangan keluarga


dengan usia dewasa maka dibutuhkan peran perawat sebagai pelaksana dalam
memberikan pelayanan keperawatan yang bersifat promotif, yaitu dengan memberikan
penyuluhan pada keluarga tentang pengertian, tipe, dan struktur keluarga. Preventif
yaitu keluarga dapat mengatasi masalah dikeluarga sesuai dengan tahap perkembangan
kelurga. Kuratif keluarga berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan yang ada
dimasyarakat. Rehabilitatif yaitu menganjurkan keluarga untuk berpartisipsi aktif
dalam kegiatan dimasyrakat.

Oleh karena itu kelompok tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang keperawatan
keluarga yang ditulis dalam bentuk makalah ilmiah dengan topik “Asuhan
Keperawatan pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Keluarga Usia
Dewasa”.
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapat kan gambaran tentangasuhan
keperawatan keluarga dengan tahap perekembangan keluarga usia dewasa.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah penulis diharapkanmampu
untuk:

a. Memahami konsep keluarga, keluarga dengan tahap perkembangan keluargausia


dewasa
b. Memahami asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan keluargausia
dewasa
c. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan tahap perkembangankeluarga
usia dewasa
d. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga
usia dewasa

C. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini menggunakan metode deskripsi dan metode studi
kepustakaan dengan mencari referensi dari beberapa sumber.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah

BAB I: Pendahuluan, yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Teori yang terdiri dari konsep dasar hipertensi, konsep dasar menua
atau lansia, konsep keluarga dan konsep asuhan keperawatan keluarga.

BAB III: Tinjauan kasus yang terdiri dari : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,
Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

BAB IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian

Friedman dikutip oleh Suprajitno (2004) keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan


derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercapai
komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat memengaruhi anggota keluarga yang lain (Sudiharto, 2007).

Dep. Kes RI dikutip oleh Setiaawati (2008) keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

2. Tipe Keluarga menurut Friedman dikutip oleh Setiawati dan Dermawan (2008)
menjelaskan tipe keluarga dibagi menjadi dua yaitu:
a. Tipe keluarga tradisioal
1) Keluarga inti Terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya tinggal dalam satu
rumah.
2) Pasangan inti Keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri saja.
3) Keluarga orang tua tunggal Keluarga yang dikepalai oleh satu orang tua
(wanita atau pria) akibat kematian atau perceraian.
4) Bujangan yang tinggal sendiri Keluarga dimana seseorang yang telah
mapan belum menikah tapi sudah mempuyai rumah sendiri dan tinggal
sendiri.
5) Keluarga tiga generasi Terdiri dari suami, istri, anak-anak, kakek dan
nenek.
6) Pasangan usia pertengahan atau pasangan usia lanjut Dimana pasangan
sudah mencapai umur usia lanjut dan semua anaknya telah berkeluarga.
7) Jaringan keluarga besar

b. Tipe keluarga non tradisional


1) Keluarga dengan anak tanpa menikah
2) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
3) Pasangan yang tinggal besama tanpa menikah
4) Keluarga gay adalah pasangan sama jenis (laki-laki) tinggal seruah baik
menikah mauun tidak menikah
5) Keluarga lesbi adalah pasangan sama jenis (perempuan) yang tinggal
serumah baik menikah maupun tidak menikah
6) Keluarga komuni adalah keluarga lebih dari satu pasangan monogamy
dengan anak-anaknya yang secara bersamaan menggunakan fasilitas dan
sumber yang ada.

3. Struktur Keluarga
a. Elemen struktur keluarga menurut Friedman dikutip oleh Setiawati dan
Dermawan (2008) terdiri dari:
1) Struktur peran keluarga

Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik didalam


keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan masyarakat.

2) Nilai atau norma keluarga

Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam


keluarga.

3) Pola komunikasi keluarga

Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang tua,


orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam keluarga
besar.

4) Struktur kekuatan keluarga

Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau


mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku ke arah positif.
4. Ciri-ciri Struktur Keluarga

Menurut Friedman dikutip oleh Setiawati dan Dermawan (2008) Setiawati dan
Dermawan (2008), ciri-ciri struktur keluarga meliputi:

a. Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga


memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat
tercapai. Organisasi yang baik di tandai dengan adanya hubungan yang kuat
antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.

b. Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung
jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggotatidak bisa
semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung
jawab masing-masing anggota keluarga.

c. Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan masing-masing


anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti
halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-
anak.

5. Dominasi Struktur Keluarga

Dominasi struktur keluarga menurut Friedman dikutip oleh Setiawati dan


Dermawan (2008), yaitu:

a. Dominasi jalur hubungan darah


1) Patrilineal

Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Rata-rata
suku bangsa Indonesia menggunakan struktur keluarga melalui jalur garis
ayah.

2) Matrilineal

Keluarga yang dihubungkan melalui jalur garis ibu. Suku bangsa Indonesia
ada yang menggunakan jalur garis ibu terutama pada suku Padang.

b. Dominasi keberadaan tempat tinggal


1) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal dalam satu keluarga yang tinggal seruma dengan
keluarga yang sudah sedarah dari pihak suami.
2) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal yang tinggal dalam satu rumah dengan keluargayang
sudah sedarah dari pihak istri.

c. Dominasi pengambilan keputusan


1) Patriakal

Dominasi pengambilan keputusan yang ada pada pihak suami dalam


keluarga.

2) Matriakal

Dominasi pengambilan keputusan yang ada pada pihak istri dalam


keluarga.

6. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman dan undang-undang No. 10 tahun 1992 dikutip
oleh Zaidin (2010). Friedman membagi fungsi keluarga menjadi 5 yaitu:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi intenal keluarga yang merupakan


dasar kekuatan keluarga. fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif,
peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota


keluarga dan belajar dispin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi
dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat.
c. Fungsi reproduksi

Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber


daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,


perumahan, dam lain – lain.

e. Fungsi perawatan keluarga

Fungsi perawatan keluarga. keluarga menyediakan makanan, pakaian,


perlindungan, dan asuhan kesehatan / keperawatan.

7. Tahapan Perkembangan Keluarga

Tahapan-tahapan menurut Duval (1985) dikutip oleh Setiawati dan Dermawan


(2008) :

a. Tahapan pasangan baru atau (keluarga baru).

Tahap ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan
dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada tahapan perkembangan
keluarga pemula antara lain saling memuaskan antara pasangan, beradaptasi
dengan keluarga besar dari masing-masing pihak, merencanakan dengan
matang jumlah anak, memperjelas peran masing-masing pasangan.

b. Tahap menjelang kelahiran anak (child bearing).

Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada
tahapan ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan
mental calon orang tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak. Apabila
anak sudah lahir tugas keluarga antara lain: memberikan ASI sebagai
kebutuhan utama bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai
mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan,
pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga
termasuk siklus hubungan seks, mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangan
8. Tahapan Perkembangan Keluarga

Tahapan-tahapan menurut Duval (1985) dikutip oleh Setiawati dan Dermawan


(2008) :

a. Tahapan pasangan baru atau (keluarga baru).

Tahap ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan
dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada tahapan perkembangan
keluarga pemula antara lain saling memuaskan antara pasangan, beradaptasi
dengan keluarga besar dari masing-masing pihak, merencanakan dengan
matang jumlah anak, memperjelas peran masing-masing pasangan.

b. Tahap menjelang kelahiran anak (child bearing).

Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada
tahapan ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan
mental calon orang tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak. Apabila
anak sudah lahir tugas keluarga antara lain: memberikan ASI sebagai
kebutuhan utama bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai
mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan,
pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga
termasuk siklus hubungan seks, mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangan

c. Tahap keluarga dengan anak prasekolah.

Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir pada saat anak
berusia 5 tahun. Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak prasekolah
diantaranya: menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan, mulai
menanamkan keyakinan beragama, mengenalkan kultur keluarga, memenuhi
kebutuhan bermain anak, membantu anak dalam bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar, menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil,
memperhatikan dan memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak prasekolah.
d. Tahap keluarga dengan anak sekolah.

Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12
tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak usia sekolah antara lain:
memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun biaya
sekolah, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas-tugas sekolahnya, memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan
sangat penting untuk masa depan anak, membantu anak dalam bersosialisasi
lebih luas dengan lingkungan sekitar.

e. Tahap keluarga dengan anak remaja.

Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19

- 20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis,


mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua
dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahap ini seringkali di temukan
perbedaan pendapat orang tua dengan anak remaja, apabila hal ini tidak
diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya. Tugas keluargapaada
tahapan ini antara lain: memberikan perhatian lebih pada remaja, bersama-sama
mendiskusikan tentang rencana sekolah atau kegiatan di luar rumah yang
diikuti oleh anak remaja, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dalam dua arah.

f. Tahap keluarga dengan anak dewasa atau pertengahan.

Tahap keluarga dengan anak dewasa atau pertengahan ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat maupun
panjang, tergantung ada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih
tinggal dirumah..

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar


2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
6) Berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya

Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini adalah :

1) Masalah komunikasi anak dengan orangtua (jarak), perawatan usia lanjut,


masalah penyakit kronis, diabetes, hipertensi, kolestrol, dll.

Peran perwat pada tahap ini yaitu: memberikan strategi promosi kesehatan dan
gaya hidup sehat.

g. Tahap keluarga pertengahan atau berdua kembali.

Setelah anak menempuh kehidupannya sendiri-sendiri, maka pada tahap ini


kedua orang tua mempertahankan kesehatan individu, mempertahankan
hubungan yang serasi dan memuaskan meningkatkan keakraban pasangan.

h. Tahap keluarga usia lanjut.

Masa tua bisa dihinggapi perasaan yang kesepian, tidak berdaya, sehingga tugas
keluarga pada tahapan ini adalah: saling memberikan perhatian yang
menyenangkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan masing-masing
pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan
berolahraga, berkebun, dan mengasuh cucu. Pada masa tua pasangan saling
mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini.

9. Peran Keluarga

Peran keluarga menurut Zaidin (2010) adalah sebagai berikut :

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing – masing

a. Ayah sebagai pemimpin keluarga, mencari nafkah, pendidik, pelindung atau


pengayom, dan pemberi rasa aman terhadap anggota keluarga selain itu sebagai
anggota masyarakat atau kelompok sosial.
b. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak - anak, pelindung
keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga selain itu sebagai
anggota masyarakat.
c. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, sosial dan spiritual.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan merupakan metode ilmiah yang seca sistematis bertujuan untuk
memecahkan masalah. Asuhan keperawatan ini terdiri atas lima komponen dimulai
dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan dan
evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah tahapan terpenting dalam proses keperawatan,


mengingat pengkajian sebagai awal bagi perawat untuk mengidentifikasi data-data
yang ada pada keluarga (Setiawati & Dermawan, 2008).

Dalam tahapan pengkajian dibagi menjadi dua penjajakan. Adapun data yang perlu
dikaji dalam tahap pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut Setiawati &
Dermawan (2008) yaitu :

a. Tahap penjajakan I

Data – data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain data umum,
riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, harapan keluarga, data tambahan, dan
pemeriksaan fisik.

b. Tahapan penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantraanya pengumpulan data

– data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi


masalah kesehataan sehingga dapat ditegakan diagnosa keperawatan keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya:

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan


2) Ketidakamampuan keluarga dalam mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
4) Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat

pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul.


(American Nurses of Association (ANA). Jadi diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis
keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah yang ditemukan.
Diagnosis keperawatan akan memberikan masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (potensial).
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama, yaitu:

a. Problem (masalah): problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari


keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab): menunjukan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan
yang meliputi:
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial
3) Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Sign atau symptom (tanda atau gejala):
1) Informasi yang perlu merumuskan diagnosa
2) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
d. Tipe diagnosa keperawatan keluarga diantaranya adalah aktual, resiko tinggi,
potensial, sindrom, kemungkinan (Setiawati & Dermawan, 2008)
e. Tipe dan komponen diagnosa keperawatan keluarga menurut Setiawati &
Dermawan (2008) yaitu:
1) Masalah keperawatan aktual

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas
mendukung bahwa masalah benar – benar terjadi.

2) Masalah keperawatan resiko tinggi

Maslaah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada
timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.
3) Masalah keperawatan potensial atau sejahtera

Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkat lebih
optimal.

f. Priotitas masalah

Prioritas masalah didasari atas tiga komponen yaitu kriteria, bobot dan
pembenaran.

Langkah selanjutnya setelah merumuskan diagnosa adalah penilaian (skoring)


diagnosis keperawatan. Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis
keperawatan lebih dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya. Proses skoring dilakukan untuk setiap
diagnosis keperawatan dengan cara tentukan skoringnya sesuai dengan kriteria
yang dibuat perawat, Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan
dikalikan dengan bobot. Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum
sama dengan jumlah bobot yaitu 5.

𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑ℎ


𝑥𝑥 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡

Kriteria dalam membuat skoring masalah kesehatan dapat diuraikan pada tabel
dibawah ini:

Tebel 2.2

Skoring Diagnosa Keperawatan


(Maglaya, 2009)

No Kriteria Skor Bobot

No. Kriteria Skor Bobot

1. Sifat masalah

Skala: Sejahtera/Potensial 3
Aktual/ kurang sehat
3 1
Ancaman kesehatan/Resiko
Krisis
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala: Mudah
2
Sebagian
1 2
Tidak dapat
0

3. Potensial masalah untuk dicegah


Skala: Tinggi
3
Cukup
2 1
Rendah
1

4. Menonjolnya masalah

Skala: Masalah berat, harus segera 2


ditangani
1
Ada masalah, tetapi tidak perlu
1
ditangani

Masalah tidak dirasakan


0

3. Perencanaan Keperawatan

Menurut Sudiarto (2007) perencanaan keperawatan keluarga adalah proses


menetapkan tujuan, mengidentifikasi sumber – sumber dalam keluarga untuk
tindakan keperawatan, membuat alternatif – alternatif pendekatan kepada keluarga,
merancang intervensi dan menetapkan priorits terapi keperawatan. Tujuan jangka
panjang dalam asuhan keluarga merupakan arah untuk menghilangkan penyebab
atau etiologi. Tujuan jangka pendek adalah ditetapkan melalui pelaksanaan lima
tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

Menurut Wright & leahey dalam friedman dikutip oleh Sudiarto (2007),
menganjurkan untuk melakukan intervensi keperawatan keluarga pada kondisi –
kondisi berikut :

a. Adanya keluarga dengan suatu masalah yang berhubungan diantara anggota


keluarga yang dipengaruhi
b. Adanya anggota keluarga dengan penyakit yang memiliki dampak yang
merugikan secara nyata terhadap anggota keluarga yang lain
c. Anggota keluarga mendukung permasalahan atau gejala pada individu
d. Salah satu anggota keluarga menunjukan perbaikan dari gejala, sedangkan
anggota keluarga yang lain mengalami kemunduraan
e. Seorang anggota keluarga di diagnosis penyakitnya untuk pertama kali
f. Perkembangan anak atau remaja secara emosional, tingkah laku, atau fisik
dalam konteks anggota keluarga yang sakit
g. Salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit kronis pulang atau pindah
dari suatu institusi ke komunitas
h. Anggota keluarga mengalami penyakit yang mematikan

4. Pelaksanaan Keperawatan

Menurut Setiawati & Dermawan (2008) implementasi atau pelaksanaan


keperawatan merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara
lain:

a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat


b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah
c. Kekuatan–kekuatan keluarga berupa financial, motivasi, dan sumber-sumber
pendukung lainnya jangan diabaikan
d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan
dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan
tanggung jawab profesi

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Sudiarto (2007) evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk


menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga
memiliki produktifitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota
keluarga.

a. Sifat evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.


evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai
sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan. Apabila setelah
dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang
perlu ditinjau kembali yaitu :

1) Tujuan tidak realistis


2) Tindakan keperawatan tidak tepat
3) Faktor-faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
b. Kriteria dan standar

Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang


memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar telah menunjukan
tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan dengan
pelaksanaan yang sebenarnya.

c. Evaluasi kuantitatif dan kualitatif

Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan


yang telah diberikan. Evaluasi kuantitatif kelemahannnya hanya
mementingkan jumlah, padahal belum tentu banyaknya kegiatan yang
dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil yang memuaskan.

Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada :

1) Evaluasi struktur

Evaluasi struktur berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan


dalam suatu kegiatan

2) Evaluasi proses

Evaluasi yang dilakukan selama kegiatan yang berlangsung

3) Evaluasi hasil

Evaluasi hasil merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan

d. Metode-metode evaluasi
1) Observasi langsung
2) Memeriksa laporan atau dokumentasi
3) Wawancara atau angket
4) Latihan simulasi
e. Catatn perkembangan

Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP memberikan tuntunan pada


perawat dengan uraian sebagai berikut:

1) Subyektif

Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang perubahan
yang dirasakan baik kemajuan atupun kemunduran setelah diberikan
tindakan keperawatan.

2) Obyektif

Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi, palpasi,
perkusi, atau auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan dan kemunduran
pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakaan
keperawatan

3) Analisa

Pernyataan yang menunjukan sejaauh mana masalah keperawatan dapat


tertanggulangi

4) Planing
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana
tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut
BAB III

TINJAUAN KASUS

(Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Usia Dewasa)

A. Pengkajian
1. Data Keluarga

a. Indentitas Umum Keluarga

Indentitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. E

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Suku : Betawi

Pendidikan : S1

Perkerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Gang mandor, No.15A, Ciputat, Tangerang Selatan

b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Klg Perkerjaan Pendidikan

Pegawai
1 Tn. E L 4O th Suami Sarjana
Negeri
Sipil

Pegawai
2 Ny. R P 38 th Istri Sarjana
Swasta
3 Nn. A P 28 th Anak Pegawai Sarjana
Swasta
(Kakak)

4. Tn. D L 20 th Anak Mahasiswa Sarjana

(Adik)

2. Genogram

Keterangan :

Ny.R
Tn.E

Nn.
A Tn. D

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

3. Type Keluarga
Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family” dengan masalah kesehatan
4. Suku Bangsa
a. Asal Suku Bangsa :
Tn. E berasal dari suku Betawi dan Ny. R berasal dari suku Jawa. Mereka bisa menerima kebiasaan
mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama, jika terjadi perbedaan Ny. R
senantiasa menerima dengan lapang dada sehingga tidak pernah terjadi perselisihan.

b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan


Keluarga tidak memiliki keyakinan budaya dengan masalah kesehatan atau mitos mitos terhadap
suatu penyakit

5. Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan


Agama Tn. E dan Ny. R adalah Islam, Tn. E dan Ny. R selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu
dan mereka selalu berjamaah di rumah

6. Status sosial ekonomi keluarga

a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. E dan Ny. R

b. Penghasilan : Rp. 10.000.000,00 – Rp 40.000.000,00 / bulan

c. Upaya lain : tidak ada

d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : mobil 2 unit, TV 232 Inch, Lemari Es

2 pintu, Motor 3 unit,

e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 7 juta, sudah termasuk

untuk kebutuhan makan sehari hari dan kebutuhan anak serta pendidikan untuk anak.

7. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Keluarga mempunyai kebiasaan menonton televisi di rumah , rekreasi terkadang dilakukan ketika hari
libur bekerja dengan pergi ke mall atau staycation.

8. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. E dan Ny. R sedang melepas anak pertamanya
menuju jenjang pernikahan ditanda dengan anak pertamanya yang bernama Nn.A akan menikah bulan
november ini, jadi keluarga Tn. E berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia anak
dewasa (pelepasan)
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn. E dengan
keluarga usia dewasa (pelepasan) saat ini masih ada anak yang terakhir belum menikah dan sedang
menjalankan pendidikan.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti


1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Saat ini ditemukan masalah pada Tn E yaitu Tn.E mempunyai riwayat sakit hipertensi , Ny. R
mempunyai riwayat sakit diabetes melitus. Namun tidak ditemukan masalah kesehatan pada
kedua anak Tn. E yaitu Nn. A, dan Tn.D.
2) Riwayat penyakit keturunan
Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. E dari pihak keluarga ibunya ada yang menderita Diabetes
dan ditemukan adanya riwayat anggota keluarga dengan asma, dari pihak ayahnya menderita
Hipertensi.

3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Imunisasi
(BCG/POLI
Nama BB Umur Keadaan Masalah Tindakan yang dilakukan
O/DPT/HB/C
kesehatan kesehatan
AMPAK)
Tn.E 60 40 th Kurang Tidak Saat ini Jika Sakit Berobat
kg baik diketahui pasti ditemukan kefasilitas pelayanan
(perokok) masalah kesehatan yang
kesehatan direkomendasikan oleh
hipertensi pihak tempat kerja
ditandai
dengan Tn.
A mengeluh
sakit
dibagian
leher
belakang
Ny. R 55 38 th baik Tidak Mengeluh Berobat kefasilitas
kg diketahui pasti sering merasa pelayanan kesehatan yang
lapar dan direkomendasikan oleh
kesemutan pihak tempat Ny R kerja

Nn. A 45 28 th Baik Imunisasi Tidak ditemukan Berobat kefasilitas


kg wajin lengkap masalah pelayanan kesehatan yang
kesehatan direkomendasikan oleh
pihak tempat Nn. A kerja

Tn. D 55 20 th Baik Imunisasi Tidak ditemukan Berobat kefasilitas


kg wajin lengkap masalah pelayanan kesehatan yang
kesehatan direkomendasikan oleh
pihak tempat Ayahnya
yaitu Tn. E

4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn.E dirinya sakit dan
keluarga sakit, mereka memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
direkomendasikan oleh pihak tempat Ny.R dan Tn.E bekerja dengan jaminan
kesehatan Asuransi Konvensional.

5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Tn. E : Menurut info Tn E , kakak dari Tn.E menderita hipertensi dan meninggal usia 35 tahun.
Ny. R : Menurut info Ny. R, paman dari Ny. R menderita sakit diabetes mellitus.

9. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah

1) Luas rumah : 40 x 5 meter dengan luas tanah 250 m2


2) Type rumah : permanen

3) Kepemilikan : pribadi

4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur

5) Ventilasi/jendela : Ada 4 ventilasi yang terdapat di dalam rumah

6) Pemanfaatan ruangan : Ruang Tamu, Ruang Tengah/Keluarga, dapur ,2Wc/Toilet,2


Kamar Tidur
7) Septic tank : Ada,Letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah

8) Sumber air minum : air masak dari sumur bor yg berjarak 10 meter dariseptik tank
9) Kamar Mandi/ WC : memiliki tiga buah kamar mandi yang bersatu dengan WC,
dengan kloset duduk.
10) Sampah limbah RT : sampah di buang di tempat pembuangan sampah ,terdapat
tempat sampah besar yang diambil 2 hari sekali
11) Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karna setiap
bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk membersihkan
lingkungan
12) Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Tn.E dan Ny R tinggal dirumah sendiri.
Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status kepemilikan
milik pribadi Tn.E luas rumah kurang lebih 250 m2. Lantai rumah menggunakan
marmer .Rumah memiliki ventilasi yang selalu tiap hari dibuka. Penerangan di malam
hari menggunakan listrik. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah
baik dengan ventilasi optimal. Secara umum kebersihan rumah baik.
13) Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang cukup. Kebersihan
pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air
bersih. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke
selokan/saluran perumahan yang mengalir. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis
leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di bagian belakang
rumah dengan jarak lebih dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan
jamban bersih. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya langsung
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

1) Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT dan pengajiansetiap


seminggu sekali.
2) Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus lapor
RT / RW
3) Budaya : Di lingkungan budaya yang mayoritas adalah betawi dan jawa

4) Mobilitas geografis keluarga : Keluarga sudah tinggal di sekeliling sanak saudara dari
pihak Tn.E sementara keluarga Ny.R berada di Jawa Tengah
5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Menurut Ny.R dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan atau
pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti
lebaran dan jka ada acara keluarga saja.
6) System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang
sakit yaitu Tn.E dan Ny.R namun walupaun sedang sakit Tn.E tetap sebagai
penyemangat jika merasa lelah bekerja. Hubungan satu anggota keluarga dengan yang
lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.

10. Struktur Keluarga

a. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny.R dalam keluarganya berkomunikasi biasa


menggunakan bahasa indonesia,

b. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga didominasi Tn.E


sebagai kepala keluarga. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa diatasij ika
dengan bermusyawarah.

c. Struktur peran ( peran masng – masing anggota keluarga ) :

Dalam keluarga Tn.E sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk
keluarga dan dibantu oleh Ny. R yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya
juga tetap melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan semua keperluan
suaminya di rumah.

Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat Betawi dan Jawa dan
beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama
kalau malam hari.
11. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif : Tn.E dan Ny.R, cukup bisa melakukan peran mereka masing masing
secara baik,
b. Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauhini baik
c. Fungsi perawatan kesehatan :
1) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga(pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut Ny.R keluarga jika ada
yang sakit senantiasa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang direkomendasikan oleh pihak
tempat Tn E dan Ny/R bekerja
2) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami :
Sampai saat ini keluarga senantiasa mendapat pengobatan dan perawatan dari tempat pelayanan
kesehatan yang direkomendasikan oleh asuransi yang bekerjasama dengan tempat keluarganya
bekerja.
3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan : Jika ada anggota keluarga mendapat masalah kesehatan, senantiasa meminta
pertolongan dari tempat pelayanan kesehatan yang direkomendasikan oleh asuransi yang
bekerjasama dengan tempat keluarganya bekerja
4) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan : Menurut
keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan
dan mencegah penyakit.

d. Fungsi reproduksi
Perencanaan jumlah anak : keluarga tidak ingin menambah anak lagi karena usia Ny.R sangat rentan
jika mempunyai anak lagi.
e. Fungsi ekonomi
Ny. R dan Tn.E mengatakan untuk sampai saat ini tidak mengalami kendala yang signifikan
berkaitan dengan ekonomi keluarga.
12. Stress Dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek :

Menurut Ny.R dan Tn.E, Ny.R dan Tn.E merasa khawatir tentang atas penyakit yang
diderita yaitu hipertensi dan diabetes mellitus.

b. Stressor jangka panjang

Ny. R mengatakan cemas dan takut tidak bisa melihat anak dan cucunya tumbuh besar .

Respons keluarga terhadap stressor :

Tn.E seringkali merokok untuk mengurangi stress nya, dan Ny.R hanya bisa bersabar
dan berpasrah kepada Alloh

Strategi koping :

Untuk menghadapi stressor Ny.R lebih banyak berdo‟a dalam setiap shalatnya, dan
sering mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan RW nya setiap hari minggu, secara
umum keluarga Tn.E melakukan ibadah untuk meningkatkan kualitas spiritual keluarga
dalam menghadap stressor dalam menjalani kehidupan serta sering mengunjungi
mertuanya untuk mendapatkan dukungan secara emosional.

13. Keadaaan Gizi Keluarga


Pemenuhan gizi : biasanya Ny D memasak sayur dan memasak sumber protein nabati seperti tahu atau
tempe , setiap hari menyajikan sumber protein hewani seperti ikan, telur atau ayam.

14. Harapan Keluarga

a. Terhadap masalah kesehatan

Keluarga berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit dan selalu dalam keadaan sehat. Terhadap
petugas kesehatan yang ada : Keluarga selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan di tingkat rumah
sakit yang bekerjasama dengan perusahan tempat anggota keluarga yang bekerja
B. Pemeriksaan Fisik

Nama anggota keluarga


No Pemeriksaan Fisik Tn. E Ny. R

1 Keadaan Umum :
BB 60 kg 55 kg
TB
165 cm 160 cm
2 Kepala :
 Rambut  Ikal, hitam, dan bersih  Lurus, hitam, halus dan bersih

 Mata  Konjungvita agak anemis, sclera  Konjungvita tidak anemis, sclera


tidak ikterik, penglihatan baik tidak ikterik, penglihatan baik
 Sinusitis(-), Polip (-), penciuman  Sinusitis (-) Polip (-), penciuman
 Hidung baik baik
 Mulut bersih mukosa lembab,  Mulut bersih mukosa lembab, lidah
 Mulut lidah bersih, gigi cukup bersih, gigi cukup
 Pendengaran baik, serumen (-)  Pendengaran baik, serumen (-)

 Telinga
3 Leher :
 JVP  Tidak ada  Tidak ada
 Kelenjar tiroid  Pembesaran vena jubularis (-)  Pembesaran vena jubularis (-)
pembengkakan KGB (-) pembengkakan KGB (-)
4 dada :
Mamae
 Inspeksi  Tidak ada ginekomastia  Ny. D merasa payudara membesar
 Tidak ada pembengkakan dan putih menghitam, simetris
antara kiri dan kanan
 Tidak ada pembengkakan
 Saat bernafas tidak menggunakan
 Palpasi otot bantuan pernafasan

Paru  Tidak tampak kelainan dari luar  Tidak tampak kelainan dari luar
 Inspeksi  Tidak ada penimbunan cairan,  Tidak ada penimbunan cairan,
 Bunyi nafas veskuler, RR  Bunyi nafas veskuler, RR Normal
Normal
 Letak normal ics 2 dan 3-4 dan 6
 Tidak ditemukan kelainan  Letak normal ics 2 dan 3-4 dan 6
 Palpasi  Irama teratur, suara tambahan  Bunyi nafas veskuler, RR Normal
 Perkusi tidak ada TD: 120/70 mmHg  Irama teratur, suara tambahan tidak
 Auskultasi ada TD: 110/70 mmHg

 Tidak ditemukan PMI


 Suara Jantung Dulness
 Suara jantung S1 dan S2 normal
Jantung :  Tidak ditemukan PMI
 Suara Jantung Dulness
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi dan tidak ditemukan suara  Suara jantung S1 dan S2 normal
jantung tambahan dan tidak ditemukan suara jantung
tambahan
5 Abdomen :
 Inspeksi  Simetris, warna normal,asites (-)  Simetris, warna normal,asites (-)
 Palpasi  Tidak ada nyeri tekan, tidak ada  Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan benjolan
 Bising usus (+)  Bising usus (+)
 Auskultasi  Organ pada abdomen normal  Organ pada abdomen normal
 Perkusi  Perut Ny. D bagian bawah
membesar
6 Genetalia : - -
7 Ekstremitas
bawah :
 Inspeksi
 Perkusi  berfungsi dengan baik  berfungsi dengan baik
 reflek patella (+)  reflek patella (+)

C. Analisa Masalah

1. Daftar masalah pengkajiaan khusus berdasarkan 5 tugas keluarga dengan diagnosa :


Deficit asupan nutrisi Ny.R berhubungan dengan gangguan metabolisme dalam tubuh
akibat kadar gula yang tinggi
NO KRITERIA PENGKAJIAN

1 Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah


2 Mengambil Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang
Keputusan yang tepat tepat.
3 Merawat anggota Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota keluarga
keluarga yang sakit yang sakit dilakukan oleh pasangan yang tidak sakit
ataupun punya serta merawatnya difasilitas kesehatan yang di
masalah rekomendasikan tepat mereka bekerja
4 Memodifikasi -
lingkungan
5 Memanfaatkan jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
sarana kesehatan berobat kedokter
2. Daftar masalah pengkajian khusus berdasarkan 5 tugas keluarga dengan diagnose
Gangguan Proses keluarga berhubungan dengan defisit pengetahuan tentang tugas
perkembangan keluarga terhadap penyakit yang diderita akibat krisis
perkembangan keluarga
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah kesehatan
yang berkaitan dengan tugas perkembangan keluarga
dengan usia dewasa
2 Mengambil Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang
Keputusan yang tepat tepat.
3 Merawat anggota Sampai saat ini keluarga senantiasa mendapat
keluarga yang sakit pengobatan dan perawatan dari tempat pelayanan
ataupun punya kesehatan yang direkomendasikan oleh asuransi
masalah yang bekerjasama dengan tempat keluarganya
bekerja
4 Memodifikasi -
lingkungan
5 Memanfaatkan jika ada keluarga yang sakit senantiasa
sarana kesehatan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
direkomendasikan oleh tempat kerja Ny.R dan Tn.E
bekerja

3. Daftar masalah pengkajian khusus berdasarkan 5 tugas keluarga dengan diagnosa


cemas berhubungan dengan defisit koping tidak efektif akibat stress
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah Keluarga belum mengenal proses stress
2 Mengambil Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang
Keputusan yang tepat tepat berhubungan koping terhadap stress
3 Merawat anggota Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota keluarga
keluarga yang sakit yang sakit dilakukan oleh pasangan yang tidak sakit
ataupun punya serta merawatnya hingga sembuh
masalah
4 Memodifikasi Keluarga dapat melakukan modifikasi lingkungan
lingkungan
5 Memanfaatkan jika ada keluarga yang sakit keluarga mengandalkan
sarana kesehatan fasilitas kesehatan yang direkomendasi tempat
bekerja

D. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS : Kelebihan asupan Defisit Nutrisi
makanan
Ny. R mengeluh sering
merasa lapar, tangan
kesemutan
DO :
- Kondisi Ny.R agak lemas
- Tekanan darah 100/60
mmhg Nadi 86 x / menit
- RR 20 x /menit ,
- Suhu 36,2 C

2 Ds : Kecemasan berlebihan Resiko Cedera


akan penyakit yang pada ibu
 Ny R mengatakan sering
diderita
sakit kepala setiap malam
, dan mengeluh selalu
cemas akan penyakitnya

E. Skoring
1. Deficit asupan nutrisi Ny.R berhubungan dengan gangguan metabolisme dalam tubuh
akibat kadar gula yang tinggi
KRITERIA SKOR Hasil BOBOT Pembenaran
Skoring
SIFAT MASALAH Sifat masalah ini
termasuk situasi
Tidak sehat 3
3/3 x 1 = 1 mengancam kesehatan,
Ancaman kesehatan
2 1 karena jika dibiarkan
Krisis atau keadaan
akan mengancam
sejahtera 1 kesehatan anggota
keluarga yang lain
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT Untuk mengubah
DIUBAH memerlukan waktu
Dengan Mudah 2
Hanya Sebagian 1 1/2 x 2 = 1 1
Tidak dapat 0

POTENSIAL
MASALAH DAPAT
DICEGAH Keluarga cukup
Tinggi 3 kooperatif dalam
Cukup 2 2/3 x 1 = 2/3 2/3 komunikasi
Rendah 1
MENONJOLNYA
MASALAH Masalah memang perlu
Masalah berat, harus 2 ditangani tapi tidak
segera ditangani perlu segera bias
Ada masalah, tapi tidak 1 1/2 x 1 = 1/2 1/2 diselesaikan secara
perlu segera ditangani bertahap
Masalah tidak dirasakan 0

TOTAL 1 + 1 +2/3 + 1/2 = 3 1/6

2. Gangguan Proses keluarga berhubungan dengan defisit pengetahuan tentang


tugas perkembangan keluarga terhadap penyakit yang diderita akibat krisis
perkembangan keluarga

KRITERIA SKOR Hasil Skoring BOBOT Pembenaran


SIFAT MASALAH Sifat masalah ini
Tidak sehat 3 termasuk situasi
Ancaman kesehatan 2 2/3 x 1 = 2/3 2/3 mengancam kesehatan,
Krisis atau keadaan 1 karena jika tidak
sejahtera ditangani akan menjadi
masalah kesehatan jiwa
keluarga
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT Latar belakang
DIUBAH pendidikan Tn. A
Dengan Mudah 2 dan Ny. D adalah
Hanya Sebagian 1 1/2 x 2 = 1 1 Sarjana, dan kooperatif
Tidak dapat 0 sehingga memudahkan
untuk menerima
informasi dan
penjelasan
POTENSIAL Karena Tn A dan Ny. D
MASALAH DAPAT cukup terbuka untuk
DICEGAH berkomunikasi
Tinggi 3
Cukup 2 1/3 x 1 = 1/3 1/3
Rendah 1

MENONJOLNYA
MASALAH
Masalah berat, harus 2 Masalah memang perlu
segera ditangani ditangani. tapi sifat
Ada masalah, tapi tidak 1 ½x1=½ 1/2 masalah ini tidak gawat,
perlu segera ditangani dan bisa diselesaikan
Masalah tidak dirasakan 0 secara bertahap.
TOTAL 2/3+1+1/3+1/2 = 2 1/2

F. Diagnosa Keperawatan Prioritas


Dx 1 : Deficit asupan nutrisi Ny.R berhubungan dengan gangguan metabolisme dalam tubuh
akibat kadar gula yang tinggi
DX 2 : Gangguan Proses keluarga berhubungan dengan defisit pengetahuan tentang
tugas perkembangan keluarga terhadap penyakit yang diderita akibat krisis
perkembangan keluarga
G. Rencana Keperawatan

No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan


Tujuan dan Tindakan
kriteria keperawatan
hasil
1 Deficit asupan nutrisi Asupan Manajemen Nutrisi
meningkat (I.03119)
Ny.R berhubungan dengan
ditandai 1. Monitor asupan
gangguan metabolisme dengan: nutrisi
dalam tubuh akibat kadar - Nilai kadar 2. Monitor nilai kadar
gula normal gula
gula yang tinggi
dibawah
200 mgdl
- Asupan
nutrisi
meningkat
secara
kuantitas
- lemas dan
kesemutan
berkurang

2 Gangguan Proses Keluaga dapat Pendampingan


beradaptasi keluarga
keluarga berhubungan dengan masalah (I.13486)
dengan defisit kesehatan yang
terjadi pada 1. Identifikasi
pengetahuan tentang tugas
keluarga kebutuhan
perkembangan keluarga keluarga terkait
terhadap penyakit yang masalah
kesehatan
diderita akibat krisis
keluarga
perkembangan keluarga 2. Identifikasi dukungan
spiritual yang
mungkin untuk
keluarga
H. Implementasi dan Evaluasi

No Pelaksanaan Evaluasi
DX Manajemen Nutrisi S: Keluarga mengatakan Ny.R masih lemas
1 1. Mengobservasi asupan dan kesemutan
makanan setiap pagi O:
2. Mengobservasi nilai gula
darah Kondisi Ny.R masih agak lemaS
Tekanan Darah 100/60 mmhg
Nadi : 80 x / menit
RR : 18 x / menit
Suhu : 36,2 C

GDS : 170 mg/dl


A: Masalah teratasi sebagian
P: dilanjutkan
2 Pendampingan keluarga S: Keluarga memahami penkes yang
diberikan
1. Mengidentifikasi kebutuhan
keluarga terkait masalah O: keluarga tamapak memahami penkes
kesehatan keluarga yang diberikan
2. Mengidentifikasi dukungan
spiritual yang mungkin untuk
keluarga A: Masalah teratasi sebagian
P: dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP

Setelah penulis menulis makalah yang berjudul asuhan keperawatan pada keluarga dengan
tahap perkembangan usia dewasa, kelompok mencoba menyimpulkan dan mengajukan
beberapa saran yang mungkin bermanfaat untuk asuhan keperawatan keluarga yang akan
datang.

A. Kesimpulan

Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat
kesehatan komunitas apabila setiap keluarga sehat maka akan tercapai komunitas yang
sehat, namun masih banyaknya keluarga yang mempunyai masalah kesehatan akibat
faktor ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya, sehingga masih banyak keluarga dengan tahap perkembangan usia dewasa
yang tidak mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
(Sudiharto, 2007).

Tahap perkembangan keluarga dengan usia dewasa adalah tahap yang dimulai saat anak
yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat terakhir meninggalkan rumah.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan
dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini
adalah komunikasi anak dengan orangtua (jarak), perawatan usia lanjut, masalah penyakit
kronis, diabetes, hipertensi, kolestrol, dll. Peran perwat pada tahap ini yaitu: memberikan
strategi promosi kesehatan dan gaya hidup sehat.

B. Saran

Kelompok memberikan saran yang mungkin dapat diterima sebagai bahan pertimbangan
guna meningkatkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia
dewasa yaitu :

1. Mahasiswa
a. Diharapkan agar mahasiswa/i dapat lebih memahami konsep asuhan keperawatan
keluarga sehingga dalam pelaksanaannya lebih mudah untuk dapat memahami kasus
yang ada.
b. Diharapkan agar mahasiswa/i dapat menambah kemampuan dalam komunikasi
terapeutik pada keluarga dengan tahap perkembangan usia muda.
c. Berkolaborasi dengan keluarga untuk melanjutkan asuhan keperawatan agar
tercapaikeberhasilan

Anda mungkin juga menyukai