Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT

DALAM PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


RESIKO JATUH PASIEN DI RSUD PESANGGRAHAN
JAKARTA SELATAN
1*Angelina Simamora, 2Riris Andriati, 3Gita Ayuningtyas
1
Mahasiswa Jurusan S1 Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
2,3
Dosen Jurusan S1 Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
*
Email Korespondensi: simamoraangel@rocketmail.com

ABSTRAK

Keselamatan pasien merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius. Insiden keselamatan pasien di
dunia yang merugikan adalah terkait dengan pasien mengalami kejadian jatuh (35%), prosedur bedah (27 %) dan
kesalahan pengobatan 18,3 %. Pelaksanaan pengkajian risiko jatuh pada pasien tidak bisa lepas dari peran perawat,
serta pengetahuan mengenai risiko jatuh bahkan memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
pelaksanaan standart prosedur operasional resiko jatuh pasien di RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan. Metode
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer (kuesioner) dan memakai metode
penelitian cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependen, data yang dikumpulkan dengan cara menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah
perawat dalam pelaksanaan SOP resiko jatuh pasien sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukan
karakteristik responden perawat sebagian besar berjenis kelamin perempuan, berusia produktif antara 20 – 60
tahun dan berpendidikan DIII. Pengetahuan perawat dalam kategori baik dan kepatuhan perawat dalam
melaksanakan SOP resiko jatuh pasien memiliki tingkat kepatuhan yang baik. Ada hubungan pengetahuan
terhadap kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP resiko jatuh pasien di RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan
dengan P-value 0.014 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap
kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP resiko jatuh pasien. Saran Bagi perawat diharapkan perawat dapat
menjalankan tugas yang sudah menjadi tanggung jawab perawat dalam profesinya, yaitu dengan melaksanakan
tindakan pencegahan pasein jatuh sesuai dengan prosedur ayang ada.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kepatuhan, Resiko Pasien Jatuh, Perawat


Kepustakaan : 25 (2005-2021)
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND NURSE COMPLIANCE
IN THE IMPLEMENTATION OF STANDARD OPERATIONAL
PROCEDURES FOR PATIENT FALLING RISK AT PESANGGRAHAN
HOSPITAL, SOUTH JAKARTA
1*
Angelina Simamora, 2Riris Andriati, 3Gita Ayuningtyas
1
Student of Undergraduate Nursing Study Program, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
2,3
Lecturer of Undergraduate Nursing Study Program, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
*
Corresponding Email: simamoraangel@rocketmail.com

ABSTRACT

Patient safety is a serious global public health issue. Incidents of patient safety in the world that are detrimental
are related to patients experiencing falls (35%), surgical procedures (27%) and 18.3% medication errors. The
implementation of a fall risk assessment in patients cannot be separated from the role of the nurse, and knowledge
about fall risk even plays a very important role in its implementation. The purpose of this study was to determine
the relationship between knowledge and nurse compliance in implementing standard operating procedures for
falling risk in patients at Pesanggrahan Hospital, South Jakarta. This research method is a quantitative research
that uses primary data (questionnaire) and uses a cross-sectional research method with the aim of knowing the
relationship between the independent variables and the dependent variable, the data collected by using a
questionnaire. The sample in this study were 60 nurses in implementing the SOP for the risk of falling patients.
The results showed that the characteristics of the nurse respondents were mostly female, productive ages between
20-60 years and DIII education. The knowledge of nurses in the good category and the compliance of nurses in
implementing SOP for the risk of falling patients have a good level of compliance. There is a relationship between
knowledge of nurse adherence in the implementation of patient fall risk SOP at Pesanggrahan Hospital, South
Jakarta with a P-value of 0.014. It can be concluded that there is a significant relationship between knowledge
and nurse compliance in implementing patient fall risk SOP. Suggestions For nurses, it is hoped that nurses can
carry out tasks that are already the responsibility of nurses in their profession, namely by carrying out preventive
measures for patient falls in accordance with existing procedures.

Keywords : Knowledge, Compliance, Risk of Falling Patients, Nurses


Literature : 25 (2005-2021)
PENDAHULUAN kepastian tepat lokasi tepat prosedur tepat
Rumah Sakit merupakan salah satu unit pasien post operasi, pengurangan risiko
pelayanan kesehatan yang menyediakan infeksi, dan pengurangan risiko pasien
pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan jatuh (Puguh Danu S. dkk, 2017).
masyarakat dalam memenuhi setiap
kebutuhan dan haknya dalam memperoleh World Health Organization (2019)
pelayanan kesehatan yang bermutu dan menyatakan keselamatan pasien
berkualitas. Sebagai sarana pelayanan merupakan masalah kesehatan masyarakat
kesehatan yang bersifat kompleks, Rumah global yang serius. Insiden keselamatan
Sakit memiliki sumber daya dengan pasien di dunia yang merugikan adalah
berbagai multidisiplin ilmu, sehingga besar terkait dengan pasien mengalami kejadian
kemungkinan untuk terjadi masalah atau jatuh (35%), prosedur bedah (27%) dan
Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD) kesalahan pengobatan (18,3%), sedangkan
dalam pemberian pelayanan kesehatan secara keseluruhan di dunia kejadian
(Harsul, dkk., 2018). pelanggaran pasient safety dengan insiden
pasien jatuh sebanyak 85,5% dan bukti
Keselamatan pasien (Patient Safety) kesalahan medis menunjukkan 50-72,3%
diartikan sebagai upaya untuk mencegah (Neri et al, 2020). Prevalensi terhadap
terjadinya bahaya atau cedera pada pasien kesalahan pada penerapan patient safety
selama proses pengobatan. Dari World dengan insiden pasien jatuh di Asia pada
Health Organization (WHO) Patient tahun 2019 sebanyak 30% (Okuyama et al.,
Safety, rumah sakit yang memperoleh suatu 2020) Sementara dalam penelitian yang
akreditasi internasional, harus menerapkan dilakukan oleh (Damayanti & Bachtiar,
beberapa syarat yang ditetapkan untuk 2021) di Asia menunjukkan data 23-32%
keselamatan pasien yaitu Enam Sasaran kejadian pelanggaran patient safety dengan
Keselamatan Pasien (Six Goal Patient insiden pasien jatuh. (Damayanti &
Safety) yang digunakan juga oleh Komite Bachtiar, 2021).
Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI
(KKPRS) dan Joint Commission Berdasarkan data Kemenkes RI (2020),
International (JTI), yang meliputi diperoleh laporan kejadian jatuh
ketepatan identifikasi pasien, peningkatan berdasarkan akibatnya adalah tidak ada
komunikasi yang efektif, peningkatan cedera sebanyak 56%, sebanyak 28%
keamanan obat yang perlu diwaspadai, mengalami cedera reversibel, pasien
mengalami kematian didapatkan persentase pengkajian sehingga tidak melakukan
sebanyak 12%, dan sebanyak 8% pasien pencegahan sesuai SPO. 3 perawat lain
mengalami cedera ireversibel. Laporan mengatakan kadang ingat kadang lupa
insiden keselamatan pasien di Indonesia mengenai pengkajian resiko jatuh, kadang-
berdasarkan propinsi menunjukkan bahwa kadang melaksanakan SPO karena lupa,
dari 145 insiden yang dilaporkan terdapat dan 5 perawat lainnya mengatakan tidak
55 kasus (37,9%) terjadi diwilayah DKI mempunyai kesempatan melakukan
Jakarta sedangkan berdasarkan jenisnya pengkajian serta memantau kondisi seluruh
didapatkan kejadian nyaris cedera (KNC) pasien. Hal ini tentu menjadi penting untuk
sebanyak 69 kasus (47,6%), KTD dengan dibahas karena rumah sakit seharusnya
pasien jatuh sebanyak 67 kasus (46,2%) mampu untuk menyikapi kejadian ini yang
dan lain- lain sebanyak 9 kasus (6,2%) mana menimbulkan dampak pada pasien.
(Neri et al., 2021). Berdasarkan hasil studi pendahuluan maka
peneliti tertarik untuk membahas mengenai
Berdasarkan studi pendahuluan yang hubungan pengetahuan dengan kepatuhan
dilakukan pada tanggal 15 September 2022, perawat dalam pelaksanaan standar
pada pukul 15.00 WIB di Ruang Rawat prosedur operasional resiko jatuh pasien di
Inap isolasi RSUD Pesanggrahan Jakarta RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan.
Selatan, dengan melakukan wawancara
secara insidental kepada 3 perawat sebagai METODE
perwakilan di setiap ruang (adenium, Desain Penelitian
antorium, aglonema) didapatkan hasil jika Penelitian ini menggunakan rancangan
6 perawat mengetahui mengenai cross sectional. Menurut Notoatmodjo
pengkajian resiko jatuh dan berusaha (2012), penelitian cross sectional adalah
melaksanakan SPO (Standar Prosedur suatu penelitian untuk mempelajari
Operasional) pencegahan resiko jatuh dinamika kolerasi antara faktor-faktor
sebagai bentuk tanggung jawab perawat resiko atau variabel independen dengan
dalam menjaga keselamatan pasien, efek atau variabel dependen yang
perawat mengatakan sudah melakukan diobservasi atau pengumpulan datanya
pencegahan resiko jatuh sesuai SPO, sekaligus pada suatu saat yang sama
namun hasil pengamatan peneliti masih di
jumpai 5 perawat yang tidak mengetahui Lokasi dan Waktu Penelitian
mengenai pengkajian resiko jatuh seperti Penelitian ini dilaksanakan di RSUD
jenis resiko jatuh dan waktu untuk evaluasi Pesanggrahan Jakarta Selatan. Alamat
2
penelitian di Jl. Cenek I No.1, RT.5/RW.3,
Pesanggrahan, Kec. Pesanggrahan, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12320
Populasi Hasil penelitian yaitu sebanyak 38 orang
Populasi dalam penelitan ini adalah (65%) berjenis kelamin perempuan dan
perawat di pelayanan dalam pelaksanaan perawat berjenis kelamin pria sebanyak 22
SOP resiko jatuh pasien sebanyak 60 orang. orang (35%)
Sampel
Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik
probability sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap 60 unsur
Hasil penelitian yaitu sebanyak 34 orang
(anggota) populasi untuk dipilih sebagai
(55%) berusia 20-30 tahun, 22 orang (40%)
anggota sampel.
berusia 31-40 tahun, dan yang ≥ 40 tahun
Analisis Data
4 orang (5%)
Analisis univariate Variabel yang dianalisis
antara lain tingkat pengetahuan dan tingkat
kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP
resiko jatuh pasien. Variabel karakteristik
lainnya usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, lama kerja responden juga
termasuk yang akan dianalisis namun tidak Hasil penelitian yaitu sebanyak 24 orang
dilakukan uji hipotesis. perawat (60%) berpendidikan
Analisis bivariate Variabel yang akan akademik/diploma, dan 36 orang perawat
dilakukan analisis adalah hubungan (40%) berpendidikan sarjana
pengetahuan dengan kepatuhan perawat
dalam pelaksanaan SOP resiko jatuh pasien
di RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan.

HASIL
Diketahui sebanyak 46 orang (77%) jatuh di RSUD Pesanggrahan Jakarta
responden patuh dalam pelaksanaan SOP Selatan
resiko jatuh pasien. Sedangkan sebanyak 14
Hasil Uji diperoleh nilai OR = 11,8 artinya
orang (77%) responden tidak patuh baik di
responden yang memiliki pengetahuan
RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan
yang baik mempunyai peluang 12 kali
responden patuh melaksanakan SOP resiko
jatuh di RSUD Pesanggrahan Jakarta
Selatan dibandingkan dengan responden
yang memiliki pengetahuan yang cukup
baik.

Diketahui sebanyak 42 orang (70%)


responden memiliki pengetahuan yang baik
PEMBAHASAN
dalam pelaksanaan SOP resiko jatuh
Hasil penelitian terhadap 60 orang
pasien. Sedangkan sebanyak 18 orang
responden, diketahui sebanyak 38
(31%) responden memiliki pengetahuan
responden perawat (65%) berjenis kelamin
yang cukup baik dalam pelaksanaan SOP
perempuan. Hasil penelitian menunjukan
resiko jatuh pasien di RSUD Pesanggrahan
bahwa responden yang terlibat dalam
Jakarta Selatan
penelitian di dominasi oleh perawat
perempuan.
Rival & Mulyadi (2018), menyatakan
bahwa, secara umum tidak ada perbedaan
yang bermakna antara jenis kelamin
perempuan dengan jenis kelamin laki-
lakidalam produktifitas kerja. Dalam
Hasil uji statistik chi square hubungan
kemampuan memecahkan masalah,
pengetahuan terhadap kepatuhan perawat
keterampilan analisis, dorongan kompetitif,
di RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan
motivasi, sosiabilitas dam kemampuan
diperoleh nilai P-value = 0,014 artinya P-
belajar antara laki-laki dan perempuan juga
value < α (0,05). sehingga dapat diambil
tidak ada perbedaan yang konsisten
kesimpulan ada hubungan yang bermakna
Menurut kelompok usia paling banyak
antara pengetahuan dengan kepatuhan
yaitu usia 20-30 tahun sejumlah 34
responden dalam pelaksanaan SOP resiko
responden (55%).
4
Menurut Berg (2018), usia perawat secara dilakukan memiliki risiko untuk terjadi
garis besar menjadi indikator dalam setiap kesalahan. User (2018) berpendapat bahwa
mengambil keputusan yang mengacu pada pengetahuan seseorang dapat
setiap pengalamannya, dengan semakin mempengaruhi kegigihan seseorang dalam
beratambahnya umur maka dalam melakukan suatu prosedur tindakan.
menerima sebuah pekerjaan akan semakin Notoatmodjo (2010), menyatakanpula
bertanggungjawab dan berpengalaman dominan yang sangat penting untuk
dibidangnya. Faktor perbedaan usia terbentuknya perilaku seseorang adalah
pegawai akan menyebabkan perbedaan pengetahuan.
dalam cara berkomunikasi dan kecepatan
beradaptasi terhadap pengetahuan. Schultz Menurut tingkat pendidikan paling banyak
dan schultz (2016) dalam penelitian yaitu berpendidikan DIII keperawatan
berjudul “The efects of Age on Stress Levels sejumlah 36 responden (60%).
and its Affect on Overall Performance” Notoatmodjo (2018) berpendapat semakin
mengemukakan bahwa ada perbedaan yang tinggi tingkat pendidikan seseorang makin
signifikan antara usia individu dengan mudah orang tersebut menerima informasi.
tingkat kepatuhan kerja. Menurut Hamid (2019), pendidikan
seorang perawat yang tinggi akan
Mayoritas responden pada penelitian ini memberikan pelayanan kesehatan yang
dalam masa usia dewasa awal. Sehingga optimal. Pengembangan pendidikan formal
dapat disimpulkan bahwa distribusi keperawatan saat ini terutama ditujukan
perawat dengan usia produktif masih untuk menumbuhkan serta membina sikap
banyak.Pengetahuan atau kognitif menjadi dan tingkah laku professional serta
salah satu faktor penting bagi seseorang membutuhkan dan membina landasan etik
perawat dalam mengambil keputusan keperawatan yang kokoh dan mantap. Bila
dalam bertindak.Perlu ditekankan bahwa dilihat hubungan antara teori dengan
tidak selamanya pengetahuan seseorang penelitian ini, maka penulis berpendapat
dapatterhindar dari kejadian yang tidak bahwa ada hubungan antara tingkat
terduga atau disengaja.Contohnya pada pendidikan dengan kepatuhan perawat.
seorang perawat dengan tingkat Sehingga hasil penelitian ini dapat
pengetahuan baik tidak selaluakan digunakan sebagai bahan pertimbangan lain
melaksanakan suatu tindakan dengan baik untuk penelitian selanjutnya, bahwa faktor
karena segala tindakan yang akan demografi responden memiliki peranan
penting bagi perawat untuk meningkatan keputusan dalam bertindak. Perlu
kepatuhan kerja yang lebih baik. Sebagai ditekankan bahwa tidak selamanya
perawat professional dengan tingkat pengetahuan seseorang dapat terhindar dari
pendidikan yang lebih tinggi dituntut untuk kejadian yang tidak terduga atau disengaja.
bisa menjadi panutan bagi tim kerja Contohnya pada seorang perawat dengan
keperawatan sehingga semakin tinggi tingkat pengetahuan baik tidak selaluakan
pendidikan semakin besar tanggung melaksanakan suatu tindakan dengan baik
jawabnya (Nursalam, 2018). karena segala tindakan yang akan
dilakukan memiliki risiko untuk terjadi
Hasil penelitian diketahui Sebagian besar kesalahan. User (2018) berpendapat bahwa
sebanyak 42 orang (70%) responden pengetahuan seseorang dapat
memiliki pengetahuan yang baik. Hasil mempengaruhi kegigihan seseorang dalam
penelitian ini sejalan dengan penelitian melakukan suatu prosedur tindakan dan
Bramantya (2015) tentang Faktor kepatuhan seseorang di pengaruhi oleh
Determinan Kepatuhan Pelaksanaan Hand pengetahuan. Tingkat pengetahuan
Hygiene pada Perawat IGD RSUD dr. seseorang yang baik dapat berpengaruh
Iskak Tulungagung. Hasil penelitian terhadap pola pikir dan sikap orang tersebut
diperoleh sebanyak 65 orang (65%) terhadap suatu tindakan, sehingga perawat
responden menyatakan bahwa pengetahuan yang memiliki pengetahuan yang baikakan
ditempat bekerja sudah baik. Sedangkan cenderung patuh dalam melaksanakan
sebanyak 35 orang (35%) responden suatu prosedur.
menyatakan pengetahuan yang kurang baik
di IGD RSUD dr. Iskak Tulungagung. Hasil penelitian diketahui sebanyak 23
orang (77%) responden patuh dalam
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh pelaksanaan SOP resiko jatuh
gambaran pengetahuan perawat mengenai Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
pelaksanaan pencegahan pasien jatuh di Nitisemito (2012), meningkatkan
RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan kepatuhan perawat adalah tidak mudah
mayoritas memiliki pengetahuan yang baik, karena kepatuhan dapat tercipta jika
yaitu sebanyak 30 respondent (58,8%), variabel-variabel yang mempengaruhinya
sedangkan yang kurang baik sebanyak 21 antara lain kepemimpinan kepala ruangan,
responden (41,2%). Pengetahuan atau kompensasi, pengetahuan dan beban kerja
kognitif menjadi salah satu faktor penting dapat diakomodasikan dengan baik dan
bagi seseorang perawat dalam mengambil diterima oleh semua perawat di dalam suatu
6
organisasi/perusahaan. Kepatuhan adalah Hasil penelitian menunjukkan, terdapat
suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara hubungan yang signifikan dari pengetahuan
sukarela dan penuh kesadaran serta terhadap kepatuhan perawat. Sehingga
keadaan untuk mengikuti peraturan yang apabila pengetahuan perawat ditingkatkan
telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maka dapat meningkatkan pula kepatuhan
maupun tidak tertulis. Perilaku tidak perawat secara langsung maupun secara
disiplin yang timbul merupakan cerminan tidak langsung, begitupun sebaliknya
dari persepsi negatif perawat terhadap apabila pengetahuan rendah dapat
kontrol yang dilakukan oleh perilaku menurunkan kepatuhan perawat secara
pimpinan. Sebaliknya perilaku disiplin langsung dan tidak langsung.
seorang perawat yang timbul merupakan
cerminan dari persepsi positif terhadap Menurut Anwar (2018), pengetahuan
kontrol atasan atau pimpinan (Nitisemito, perawat akan mempengaruhi tingkat
2018). kepatuhan seorang perawat dalam
melaksanakan suatu tindakandalam
Hasil penelitian menunjukan dari 42 mengurangi kejadian pasien jatuh.
responden yang memiliki pengetahuan Pencegahan pasien jatuh dapat diawali
yang baik di RSUD Pesanggrahan Jakarta dengan penilaian risiko jatuh yang
Selatan, sebanyak 70% perawat dilakukan sejak pasien mulai mendaftar di
diantaranya patuh dan 60% perawat lainnya rumah sakit yaitu dengan menggunakan
tidak patuh di RSUD Pesanggrahan Jakarta pengukuran Morse Fall Scale. Pengalaman,
Selatan. Hasil uji statistik chi square pengetahuan, dan sumber informasi
diperoleh nilai p value = 0,014 artinya ada menjadi pengaruh ketelitian perawat dalam
hubungan yang bermakna antara melakukan penilaian risiko jatuh. Sumber
pengetahuan dengan kepatuhan perawat informasi disini didapat dalam pelatihan-
dalam pelaksanaan melaksanakan SOP pelatihan, seminar ataupun workshop
resiko jatuh di RSUD Pesanggrahan Jakarta tentang patient safety. Dalam pelatihan,
Selatan. Perawat yang memiliki perawat akan dibekali ilmu, skill dan
pengetahuan yang baik mempunyai pengalaman terkait patient safety.
peluang 12 kali perawat patuh
dibandingkan dengan perawat yang Hal ini sesuai dengan penelitian yang
memiliki pengetahuan yang cukup baik. dilakukan oleh Pagala (2017) yang
menunjukan ada hubungan antara
pengetahuan perawat dengan kepatuhan pengetahuan perawat, oleh karena itu
perawat dalam melakukan Standar diharapkan rumah sakit dapat
Operasional Prosedur terhadap kejadian meningkatkan pengetahuan mengenail
keselamatan pasien (P-value = 0,005 < α pelaksanaan patient safety yaitu dengan
0,05). Hasil ini juga diperkuat penelitian memberikan pelatihan kepada perawat
yang dilakukan oleh Aristyawan (2018), secara pariodik. Adapun untuk perawat
mengenai pengetahuan perawat tentang diharapkan dapat lebih menekankan
patien safety dengan tindakan pencegahan tanggung jawab sebagai perawat dalam
risiko pasien jatuh, dimana terdapat membantu keselamatan paisen agar
hubungan yang signifikan tentang mematuhi pelaksanaan patient safety,
pengetahuan perawat dengan tindakan khususnya dalam pelaksanaan pencegahan
pencegahan risiko pasien jatuh (P-value = untuk mengurangi kejadian cidera akibat
0,006 < α 0,05). Dalam penelitian ini, pasien jatuh.
pengetahuan dengan kepatuhan perawat
dalam pelaksanaan pencegahan pasien KESIMPULAN
jatuh memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
Berdasarkan hasil analisi peneliti dilakukan dengan judul ”Hubungan
berasumsi, bahwa sebagian perawat di Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat
Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Dalam Pelaksanaan Standar Prosedur
Samarinda sudah melakukan pelaksanaan Operasional Resiko Jatuh Pasien di RSUD
pencegahan pasien jatuh dengan baik, yaitu Pesanggrahan Jakarta Selatan” yang
dengan melakukan pengkajian awal risiko dilakukan pada bulan pada bulan Desember
jatuh dengan menggunakan pengukuran 2022 sampai dengan Januari 2023
Morse Fall Scale. Sebagian perawat sudah disimpulkan bahwa:
memiliki pengetahuan yang baik mengenai 1. Karakteristik responden perawat
pelaksanaan pencegahan pasien jatuh, sebagian besar berjenis kelamin
namun disisi lain masih juga didapatkan perempuan, berusia produktif antara 20
beberapa masih memiliki pengetahuan – 60 tahun dan berpendidikan DIII
yang kurang, sehingga pada pelaksaan 2. Pengetahuan perawat di Ruang RSUD
prosedur masih ada beberapa poin yang Pesanggrahan Jakarta Selatan dalam
tidak dilaksanakan. Kurangnya pelatihan kategori baik
tentang patient safety dan evaluasi, 3. Kepatuhan perawat dalam
khususnya dalam pencegahan pasien jatuh melaksanakan SOP resiko jatuh pasien
dapat menjadi penyebab kurang nya di Ruang RSUD Pesanggrahan Jakarta
8
Selatan memiliki tingkat kepatuhan safety khususnya dalam pencehan pasien
yang baik. jatuh dengan mengadakan pelatihan
4. Ada hubungan pengetahuan terhadap secara periodik dan melakukan orientasi
kepatuhan perawat dalam pelaksanaan terhadap perawat baru tentang patient
SOP resiko jatuh pasien di RSUD safety. Serta melakukan supervisi secara
Pesanggrahan Jakarta Selatan dengan P- rutin terhadap kinerja perawat guna
value 0.014. menjadikan perawat agar lebih patuh
terhadap peraturan yang ada dan
SARAN meningkatkan mutu pelayanan rumah
Berdasarkan kesimpulan diatas maka sakit.
sebagai saran yang direkomendasikan 3. Bagi institusi pendidikan hasil penelitian
sebagai berikut : ini diharapkan dapat menjadi sumber
1. Bagi perawat diharapkan perawat dapat informasi bagi institusi pendidikan
menjalankan tugas yang sudah menjadi dalam mengajarkan atau menjelaskan
tanggung jawab perawat dalam tentang pentingnya pelaksanaan
profesinya, yaitu dengan melaksanakan pencegahan pasien jatuh sesuai dengan
tindakan pencegahan pasein jatuh sesuai standar prosedur. Serta sebagai lahan
dengan prosedur ayang ada. Diharapkan masukan dalam kegiatan proses belajar
di harapkan pula, perawat dapat pada program penelitian yang berkaitan
meningkatkan pengetahuan tentang dengan keselamatan pasien.
patient safety khususnya dalam 4. Bagi peneliti selanjutnya bagi peneliti
pencehan pasien jatuh dengan pelatihan yang akan datang diharapkan dapat
yang diadakan RSUD Pesanggrahan melakukan penelitian berkelanjutan
Jakarta Selatan dan membina dengan menggunakan variabel
komunikasi yang baik antara sesama independen dan metode yang berbeda
perawat maupun dengan atasan, serta diharapkan bagi peneliti
sehingga berpengaruh pada pelaksanaan selanjutnya terkait peningkatan
tugas di rumah sakit khususnya dalam pengetahuan dan kepatuhan perawat
pelaksanaan pencegahan pasien jatuh. dalam pencegahan pasien jatuh berupa
2. Bagi manajemen RSUD Pesanggrahan pelatuhan sasaran keselamatan pasien.
Jakarta Selatan diharapkan
meningkatkan pengetahuan perawat di
instalasi rawat inap tentang patient
DAFTAR PUSTAKA Darmojo, B., & Martono, H. (2009).
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Kemenkes RI. Rencana Strategis
Lanjut) Edisi 5. Jakarta: Balai
Kementerian Kesehatan tahun 2015-
Penerbit FKUI.
2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2015. Departemen Hukum dan Perundang-
Undang. (t.thn.). Undang-Undang
Notoatmojo S. Metodologi Penelitian Nomon 44 Tahun 2009.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; Faridha, Nada Rizky Dwi, Milkhatun.
2010. 2019. Hubungan Pengetahuan
dengan Kepatuhan Perawat dalam
Seeley, R, VanPutte, C, Regan, J & Russo, Pelaksanaan Pencegahan Pasien
A. Seeley’s Anatomy & Physiology. Jatuh di Rumah Sakit Umum
New York: Mc Graw-Hill; 2011. Daerah Pemerintah Samarinda.
Borneo Student Research. 1(3):
Tawali A, Dachlan DM, Hadju V, dan 1883-1889.
Thaha Ar. Pangan dan Gizi : Masalah,
Program Intervensi dan Teknologi Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian
Tepat Guna. Makassar: DPP pergizi Keperawatan dan Teknik Analisa
Pangan dan Pusat Pangan, Gizi dan Data. Jakarta: Salemba Medika.
Kesehatan; 2002. Kaliteng, E. W., Ake, J., & Makausi, E.
(2015). Hubungan Pengetahuan
UU No 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Perawat Tentang Patient Safety
Sakit. Jakarta: Kementerian Dengan Tindakan Pencegahan
Kesehatan. Risiko Pasien Jatuh Di Ruang
Interna RSUD Maria Walanda
Yusnitasari, AS. Komorbiditas Diabetes Maramis Airmadidi. E-Jurnal
Mellitus terhadap Hasil Pengobatan Sariputra, Vol. 2.
dan Kualitas Hidup pada Penderita Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Tuberkulosis Paru di Kota (2011). Standar Akreditasi Rumah
Makassar [Tesis]. Makassar: Sakit. Jakarta: Kementrian
Universitas Hasanuddin; 2015. Kesehatan RI.
Ahern, R., & Wilkinson, M. (2011). Buku Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan
Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nanda Edisi 9. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Ainin, H., Dharmana, E., & Santoso, A. Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.
(2017). Pelaksanaan Asesmen Jakarta: Rineka Cipta.
Risiko Jatuh di Rumah Sakit. Jurnal
Ners dan Kebidanan Indonesia, Notoatmodjo, S. (2010). Promosi
Vol. 5, No. 2. Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto. (2007). Prosedur Penelitisn.
Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Budiono, S., & et al. (2014). Pelaksanaan Rineka Cipta.
Program Manajemen Pasien
Dengan Risiko Jatuh di Rumah Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan
Sakit. Jurnal Kedokteran Metodologi Penelitian Ilmu
Brawijaya, Vol. 28, No. 1. Keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika.

10
Potter, P., & Perry, A. (2005). Buku Ajaran
Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4
Volume 1. Ahli Bahas: Renata
Komalasari. Jakarta: EGC.
Rahayu, A., & Kardi, H. (2017). Hubungan
Pengetahuan Dan Motivasi Perawat
Tentang Terapi Intravena Dengan
Pencegahan Plebitis Di Ruang
Rawat Inap RSUD Raden Mattaher
Kota Jambi. Jurnal Akademi
Baiturrahman, Vol. 6, No.1.
Sanjaya, P. D., Rosa, E. M., & Ulfa, M.
(2017). Evaluasi Penerapan
Pencegahan Pasien Berisiko Jatuh
di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol. 11, Issue 2.
Stanley, M., & Beare, P. (2011). Buku
Ajaran Keperawatan Gerontik.
Jakarta: EGC.
Sugiono. (2007). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai