Supervisi merupakan kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat dan didalam mempunyai tiga komponen yaitu normatif, formatif, dan restoratif. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan supervisi dengan implementasi sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten Tegal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional.Sample penelitian ini adalah 54 perawat di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten Tegal yang diambil dengan teknik total sampling. Berdasarkan hasil analisa korelasi dengan Kendall Tau diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,418 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p˂0,05), artinya ada hubungan positif yang cukup signifikan antara supervisi dengan implementasi sasaran keselamatan pasien. Supervisi harus lebih ditingkatkan agar implementasi sasaran keselamatan pasien meningkat. Kata kunci: Supervisi, Implemetasi sasaran keselamatan, Pasien
THE RELATIONSHIP OF SUPERVISION WITH THE IMPLEMENTATION OF
PATIENTS SAFETY TARGET AT MITRA SIAGA HOSPITAL TEGAL DISTRICT
Abstract
Supervision is a supervision and coaching activity that is carried out continuously by
supervisors covering nursing service issues personnel problems and equipment so that patients get quality service at any time and in having three components namely normative, formative, and restorative. This study aims to analyze the relationship between supervision and the implementation of patient safety targets at Mitra Siaga Hospital in Tegal Regency. This research is a quantitative study using correlation description design with cross sectional approach. The sample of this study was 54 nurses at Mitra Siaga Hospital in Tegal Regency which were taken by total samplig technique. Based on the results of correlation analysis with Kendal Tau obtained a correlation coefficient of 0.418 and a significance level of 0.000 (p˂0.05), meaning that there is a significant positive relationship between supervision and the implementation of patient safety targets. Supervision must be further improved so that the implementation of patient safety goals increases.
Keywords: Supervision, Implementation of safety targets, Patients
PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyatakan bahwa rumah sakit dengan secara paripurna yang memiliki risiko skor budaya keselamatan pasien lebih tinggi terhadap keselamatan pasien, positif memiliki tingkat yang lebih rendah pendamping pasien, pengunjung, maupun dalam komplikasi. sumber daya manusia dan lingkungan Di Negara Amerika Serikat rumah sakit, sehingga perlu kesalahan medis terjadi tepat di seluruh diselenggarakan keselamatan dan spektrum, dan dapat dikaitkan dengan kesehatan agar tercipta kondisi rumah sakit prosedur bedah (27%), kesalahan yang sehat, aman, selamat dan nyaman pengobatan (18,3%) dan infeksi terkait secara berkesinambungan (PerMenKes RI perawatan kesehatan (12,2%) (WHO, No 66, 2016). 2017). Ministry Of Health Malaysia (2013) Keselamatan pasien telah menjadi melaporkan angka insiden keselamatan prioritas untuk layanan kesehatan di pasien dalam rentang januari (2013) seluruh dunia (Join Commission sebanyak 2.769 kejadian dan untuk negara International, 2015, Cosway dkk, 2012), indonesia rentang waktu (2006 – 2011) Oleh karena itu, pelayanan profesional KKPRS melaporkan terdapat 877 kejadian yang bermutu tinggi berfokus pada keselamatan pasien (RSUDZA, 2017). keselamatan dan kepuasan pasien Data insiden keselamatan pasien (Setyarini EA, 2013). tahun 2012 melaporkan analisis penyebab Lembaga nasional keselamatan terjadinya insiden 46% berkaitan dengan pasien diinggris melaporkan 236 kejadian salah identifikasi, 36% dikarenakan karena Near Miss berhubungan dengan komunikasi yang tidak efektif sehingga kehilangan gelang identitas selama terjadi medicion error, 18% dikarenakan november 2013 sampai juli 2015 prosedur tidak dijalankan (Fatimah, (Setiyani,2016). Sulistiarini and Ata, 2018). Beberapa rumah sakit didunia yang Supervisi adalah proses belajar telah terakreditasi JCI. Penelitian Pham JC formal dari belajar dan dukungan et al (2016) Negara terdapat patient safety profesional yang memungkinkan perawat yaitu Hongkong 31%, Australia 25%, praktisi untuk mengembangkan Amerika 12% dan Kanada 10%. pengetahuan, dan kompensi, menerima Sementara di Brizal kejadian adverse tanggung jawab dalam praktiknya dan event di rumah sakit diperkirakan 7,6% meningkatkan perlindungan terhadap (Costa, 2017). Penelitian yang dilakukan pasien dan pelayanan keperawatan yang pada 179 rumah sakit di Amerika Serikat aman dalam situasi yang kompleks melakukan injeksi masih ada beberapa (Sitorus & Panjaitan, 2011). perawat yang tidak menyebutkan nama Keselamatan Pasien (patientsafety) obat, dan fungsi obat. Dan kurang merupakan prioritas utama untuk komunikasi antar perawat dengan pasien dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu yang kurang. Hal tersebut terjadi terkait dengan isu mutu dan citra rumah dikarenakan fasilitas yang kurang sakit, oleh karena itu implementasi sistem memadai, dan komunikasi perawat dengan manajemen mutu dengan meningkatkan pasien atau keluarga yang kurang keselamatan pasien (patientsafety), dikarenakan kesibukan dan jumlah pasien diharapkan dapat menurunkan angka yang terlalu banyak. kematian akibat cidera medis dengan Menurut hasil wawancara Perawat membangun dan membudayakan mengatakan bahwa supervisi yang keselamatan pasien di rumah sakit. (Bea, dilakukan oleh kepala ruang hanya sebatas pasinringi, Noo, 2013). pengawasan tidak memberikan bimbingan, Penerapan keselamatan pasien maupun evaluasi. Kepala ruang tidak dapat diwujudkan dengan menetapkan pernah memberikan teguran secara standar, sasaran dan langkah menuju langsung jika perawat tidak menerapkan keselamatana pasien dengan tujuan akhir sasaran keselamatan pasien, namun hanya yaitu memberikan asuhan pasien yang mengingatkan saat pre conference. Dari lebih aman (PerMenkes RI No 11, 2017) penjelasan diatas penulis menyimpulkan Berdasarkan studi pendahuluan bahwa program implementasi sasaran yang dilakukan peneliti dari hasil keselamatan pasien tidak bisa dilepaskan wawancara dan observasi, Rumah Sakit dari peranan seorang kepala ruang beserta Mitra Siaga Kabupaten Tegal adalah salah perawat pelaksana. Berdasarkan latar satu yang menerapkan sasaran keselamatan belakang diatas membuat peneliti tertarik pasien di dalamnya, Meskipun sudah untuk mengambil penelitian dengan judul menerapkan implementasi sasaran “Hubungan Supervisi dengan keselamatan pasien akan tetapi KTD tidak Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien bisa dihindari, misalnya: terdapat perawat di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten tidak melakukan identifikasi pasien hanya Tegal”. menyebutkan nama pasien, tidak menerapkan prinsip cuci tangan five METODE PENELITIAN moment kepada pasien dan keluarga pasien, selain itu perawat dalam Jenis penelitian ini merupakan Implementasi Frekuensi Prosentase Sasaran (n) (%) penelitian kuantitatif menggunakan Keselamatan metode penelitian korelasi dengan Pasien pendekatan cross sectional. Populasi Baik 41 75,9 Cukup 11 20,4 dalam penelitian ini adalah semua perawat Rendah 2 3,7 pelaksana di rumah sakit mitra siaga Total 54 100,0 kabupaten tegal dengan jumlah 54 Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa dari pelaksanaan sasaran responden menggunakan total sampling. keselamatan pasien sebagian besar baik Pengumpulan data menggunakan yaitu sebanyak 41 (75,9 %). kuesioner supervisi dan kuesioner Tabel 3 Hubungan supervisi dengan implementasi sasran keselamatan implementasi sasaran keselamatan pasien. pasien di Rumah Sakit Mitra Siaga Analisa univariat menggunakan distribusi Kabupaten Tegal tahun 2020 frekuensi. Analisa bivariat menggunakan Implementasi Sasaran uji korelasi Kendal tau (t) untuk Keselamatan Pasien mengetahui hubungan supervisi dengan Su B Cuku Re Tot X P 2 implementasi sasaran keselamatan pasien pe a p nd al v di rumah sakit mitra siaga kabupaten tegal. rv i ah a isi k l HASIL DAN PEMBAHASAN u e N %n % n % N % Tabel 1. Distribusi frekuensi Ba 4 7 2 3 0 0 4 7 0 0, responden berdasarkan supervisi oleh perawat pelaksana ik 0 4 , 2 7 , 0 , 7 , 4 0 Supervisi Frekuensi Prosentase (n) (%) 1 8 1 0 Baik 42 77,8 8 Cukup 10 18,5 C 1 1 9 1 0 0 1 1 Rendah 2 3,7 uk , 6 0 8 Total 54 100,0 up 9 , , Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa supervisi di Rumah Sakit Mitra 7 5 Siaga Kabupaten Tegal sebagian besar Re 0 0 0 0 2 3 2 3 memiliki kemampuan baik yaitu sebanyak nd , , 42 perawat (77,8%). ah 7 7 Tabel 2. Distribusi frekuensi T 4 7 1 2 2 3 5 1 responden berdasarkan sasaran keselamatan pasien ot 1 5 1 0 , 4 0 al , , 7 0 Berdasarkan hasil dari penelitian 9 4 menunjukan bahwa mayoritas sejumlah Berdasarkan tabel 3 diperoleh data menilai supervisi yang dilakukan kepala bahwa perawat pelaksana yang ruang sudah baik sesuai dengan hasil mempersepsikan tingkat supervisi kepala kuesioner bahwa kepala ruang mampu ruang baik menerapkan keselamatan apabila ada masalah tentang pelaksanaan pasien dengan kategori baik sebanyak 40 asuhan keperawatan yang dimaksud (74,1%), supervisi kepala ruang cukup implementasi sasaran keselamatan pasien, dengan perawat pelaksana yang kepala ruang mampu mencari sumber menerapkan sasaran keselamatan pasien masalah (penyebab), mencari informasi dengan kategori baik sebesar 1 (1,9%), yang berhubungan dengan masalah dan supervisi dengan kategori rendah tersebut kemudian menyelesaikannya. dengan perawat pelaksana yang Hasil penelitian ini sesuai dengan menerapkan sasaran keselamatan pasien teori menurut Suarli dan Bahtiar (2010) dengan kategori rendah sebanyak 2 bahwa supervisi merupakan suatu tindakan (3,7%). Hasil uji korelasi Kendall Tau (t) pengamatan secara langsung dan berkala diperoleh nilai korelasi keeratanya yaitu oleh atasan (kepala ruang) terhadap 0,418 dalam kategori cukup dan nilai pekerjaan yang dilakukan bawahan signifikansi Pvalue sebesar 0,000 (P (perawat pelaksana) untuk kemudian value˂0,05) sehingga dapat disimpulkan ditemukan masalah segera diberikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang bantuan yang bersifat langsung guna artinya ada hubungan Supervisi dengan mengatasinya. implementasi sasaran keselamatan pasien Menurut Wahyudi, (2011) di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten menyatakan bahwa, intensitas pelaksanaan Tegal dengan keeratan hubungan cukup supervisi berkembang sesuai dengan dan arah hubungan searah atau positif yang perubahan pengetahuan, tingkat berarti semakin baik supervisi maka pendidikan dan karir staf. Manusia secara semakin baik pula implementasi sasaran umum akan mengalami perkembangan dan keselamatan pasien. berubah kebutuhannya untuk menghadapi PEMBAHASAN tantangan, dukungan dan pengarahan. Staf Hasil penelitian menunjukkan baru yang belum memiliki pengalaman bahwa responden memiliki supervisi baik akan memerlukan supervisi yang terus dengan implementasi sasaran keselamatan menerus selama 1 tahun pertama praktik. baik sebanyak 42 (77,8%). Staf yang sesudah menginjak tahun kedua, memiliki kebutuhan untuk diakomodasi Peneliti berpendapat bahwa terhadap perkembangan kepercayaan atau perawat pelaksana telah menerapkan kemampuandiri. Sebagai manager, kepala hampir keseluruhan indikator keselamatan ruangan mempunyai peran dalam pasien dalam asuhan keperawatan. Hal ini menentukan baik dan tidaknya sebuah juga dikarenakan Rumah Sakit Mitra asuhan keperawatan, karena supervisi yang SiagaKabupatenTegal mengutamakan baik memiliki hubungan dengan penerapan mutu pelayanan keperawatan, Keselamatan budaya keselamatan pasien (Irawan, Ag, pasien termasuk dalam indikator mutu Yulia S, 2017). pelayanan keperawatan, standar akreditasi Dalam penelitian ini , menunjukan rumah sakit, serta tujuan pelayanan rumah bahwa dari pelaksanaan sasaran sakit. Tujuan utama keselamatan pasien keselamatan pasien sebagian besar baik agar pasien aman yaitu terhindar dari yaitu sebanyak 41 (75,9%), Hal ini salah cedera. Hal ini menggambarkan bahwa satunya ditandai dari kuesioner, bahwa keselamatan pasien penting untuk perawat pelaksana dalam memberikan obat diterapkan dalam setiap asuhan kepada pasien sudah memperhatikan 6 keperawatan yang diberikan. prinsip benar obat yaitu benar pasien, obat, Berdasarkan uji statistik dengan dosis, rute, waktu, dan pendokumentasian menggunakan Kendal Tau (t) diperoleh (Perry, potter 2010). hasil p value sebesar 0,000 lebih kecil dari Keselamatan pasien rumah sakit 0,05 (0,000˂0,05) berarti Ho ditolak dan adalah suatu sistem dimana rumah sakit, Ha diterima yang menunjukan adanya membuat asuhan lebih aman. Sistem hubungan antara supervisi dengan tersebut meliputi: assesment risiko, implemenetasi sasaran keselamatan pasien identifikasi dan pengobatan hal yang di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten berhubungan dengan risiko pasien, Tegal, Berdasarkan itu uji korelasi pelaporan dan analisis insiden, diperoleh nilai korelasi keeratanya yaitu kemampuan belajar dari insiden dan tindak 0,418 yang artinya kekuatan hubungan lanjut sertaa implementasi solusi untuk korelasinya cukup. Hal ini menunjukan menimalkan timbulnya resiko dan bahwa dengan keeratan hubungan cukup mencegah terjadinya cidera disebabkan dan arah hubungan searah atau positif yang oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu berarti semakin baik supervisi maka tindakan atau tidak mengambil tindakan semakin baik pula implementasi sasaran yang seharusnya diambil (Per keselamatan pasien. MenKes,2011). Hasil penelitian ini sejalan dengan kesehatan yang diberikan sehingga dapat penelitian sebelumnya yang menunjukan meningkatkan citra rumah sakit. bahwa supervisi memiliki hubungan yang bermakna dengan implementasi sasaran SIMPULAN DAN SARAN keselamatan pasien dengan hasil p Penelitian ini dapat disimpulan bahwa value ),000˂0,05 (Pratiwi, 2015) supervisi ada hubungan yang signifikan antara merupakan peranan penting dalam supervisi dengan implementasi sasaran keperawatan, bahwa supervisi yang baik keselamatan pasien di Rumah Sakit Mitra harus lebih ditingkatkan agar implementasi Siaga Kabupaten Tegal. Saran aplikatif sasaran keselamatan pasien meningkat. bab 5 (-). Supervisi sangat penting dilakukan agar semua kegiatan dalam pemberian asuhan UCAPAN TERIMA KASIH keperawatan terkontrol dengan baik. Peneliti menyampaikan terimakasih Berdasarkan uraian tersebut kepada perawat pelaksana sebagai peneliti juga menjelaskan bahwa peluang responden dalam penelitian, kepala perawat yang mempersepsikan supervisi ruangan dan seluruh staff Mitra Siaga baik menerapakan implementasi sasaran Kabupaten Tegal yang telah memberikan keselamatan pasien dengan baik sebanyak izin untuk melakukan penelitian. 40 (74,1%), sebesar dibanding perawat mempersepsikan supervisi cukup, dan DAFTAR PUSTAKA peneliti berpendapat bahwa supervisi harus Bea, I.F Parinringi, S. A Noo, N.B, lebih ditingkatkan agar implementasi (2013). Gambaran Budaya sasaran keselamatan pasien meningkat. Keselamatan. Pasien di Rumah Sakit Unit Hasanudin .1-4. Supervisi sangat penting dilakukan agar semua kegiatan dalam pemberian asuhan Costa T. Et Al, (2017). Evaluation Procedure In Healt: Perspective keperawatan terkontrol dengan baik Of Nursing Care In Patient misalnya staf mendapat masukan yang Safety. Aplied Nursing Research.
jelas tentang tujuan kerja, target kerja, cara
kerja yang dipakai, dan semua hal yang Cosway, B., Stevens, A.C.,& Panesar, S (2012). Clinicalleadership: terkait dengan pekerjaan itu. Salah satunya Arole for students? British dalam menjalankan sasaran implementasi Journal of Hospital Medicine. Vol 73/No.1. Diunduh melalui terhadap keselamatan pasien. penerapan http://web.ebscohost.com/ehos kerja yang baik, rumahs sakit dapat t/detail?vpada 05 November 2019. menilai positif dari kualitas pelayanan Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan. Potter, P. A & Perry, A.G. (2010). Buku (2010). Pedoman Indikator Ajar Fundamental Mutu Pelayanan Keperawatan Keperawatan : Konsep,Proses, Klinik di Sarana Ksehatan. dan praktik. Jakarta: EGC. [serial on line] http://www.scribd.com/doc/25 Ministry Of Health, D.G.of Q.A.C, 0074065/Pedoman-Indikator- (2018). Policy & Pocedure of Mutu [01 gustus 2020]. Patientidentification.pdf (No.MoH/DGQA/P7P/004/Vers. Fatimah, F.S., Sulistriani, L, and Ata, U. 01). Malaysia A, (2018) Gambaran Pelaksanaan Identifikasi Pasien Sebelum Irawan AG, Yulia Sri, M. (2017). Melakukan Tindakan Hubungan Supervisi dengan Keperawatan di RSUD Wates penerapan Budaya Keselamatan Description of The Pasien di ruang Rawat Inap Implementation Of Patient Rumah Sakit XX,5,241-254. Identification Before Taking Nursing Action In RSUD Wates, Rumampuk et al. (2015). Peran Kepala 1(1), pp. 21-27. Ruangan Melakukan Supervisi Perawat Keselamatan Patient Safety di Ruang Rawat Inap JCI, (2015) Joint Comission International Rumah Sakit. [serial on life] (2015) Comprehensive http://lib.ui.ac.id./detail.jsp? Accreditationmanual for id=125130&lokasi=lokal. [02 hospitals: The patient safety Agustus 2020]. systems chapter. The join commisiion. Setriyarini EA. L.L.H. (2013).Kepatuhan perawat Melaksnakan Standar PerMenkes No. 66 tahun (2016) tentang Operasional Prosedur: Keselamatan dan Kesehatan Pencegahan Pasien Resiko Kerja di Rumah Sakit. Jakarta: Jatuh di Gedung Yosef 3 Dago Permenkes Dan Surya Kencana Rumah Sakit BORRoMEUS. Patient PerMenKes RI, (2017). No 11. Peraturan Safety. Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 1 Tentang Setiyani, M.D. (2016). Implementasi Keselamatan Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kab. Tangerang. Pham. JC et al, (2016). Risk Assessment and Event Analysis. A Tool for Sitorus, R. & panjaitan, R. (2011). the Concise Anlysis of Patient Manajemen keperawatan Safet Incident. Joint Commision :Manajemenkeperawatan di Journal on Quality and Patient ruang rawat. Jakarta: CV. Safety. Sagung Seto . Pratiwi D.E. (2015). Hubungan supervisi Suarly & Bahtiar 2010, Manajemen kepala ruang dengan penerapan Keperawatan Dengan Keselamatan Pasien di Ruang Pendekatan Praktis, Jakarta Rawat Inap Rumah Sakit Paru ,Erlangga Jember. [serial on life] Wahyudi. A, (2011). Hubungan Antara Komitmen Pada Organisasi dan Supervisi Dari Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Perawat. RSUD dr. Soedarso:Pontianak.