Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN IMPLEMENTASI SASARAN KESELAMATAN

PASIEN DI RUMAH SAKIT MITRA SIAGA KABUPATEN TEGAL

Endah Ayu Apriliani1, Wisnu Widyantoro2, Ratna Widhiastuti3


1,2,3
Prodi Sarjana Keperawatan dan Ners, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi

Email: endahayuapriliani795@gmail.com

Abstarak

Supervisi merupakan kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara


berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan masalah
ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat dan
didalam mempunyai tiga komponen yaitu normatif, formatif, dan restoratif. Penelitian ini
bertujuan menganalisis hubungan supervisi dengan implementasi sasaran keselamatan pasien
di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten Tegal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
menggunakan desain deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional.Sample penelitian
ini adalah 54 perawat di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten Tegal yang diambil dengan
teknik total sampling. Berdasarkan hasil analisa korelasi dengan Kendall Tau diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0,418 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p˂0,05), artinya ada
hubungan positif yang cukup signifikan antara supervisi dengan implementasi sasaran
keselamatan pasien. Supervisi harus lebih ditingkatkan agar implementasi sasaran
keselamatan pasien meningkat.
Kata kunci: Supervisi, Implemetasi sasaran keselamatan, Pasien

THE RELATIONSHIP OF SUPERVISION WITH THE IMPLEMENTATION OF


PATIENTS SAFETY TARGET AT MITRA SIAGA HOSPITAL TEGAL DISTRICT

Abstract

Supervision is a supervision and coaching activity that is carried out continuously by


supervisors covering nursing service issues personnel problems and equipment so that
patients get quality service at any time and in having three components namely normative,
formative, and restorative. This study aims to analyze the relationship between supervision
and the implementation of patient safety targets at Mitra Siaga Hospital in Tegal Regency.
This research is a quantitative study using correlation description design with cross sectional
approach. The sample of this study was 54 nurses at Mitra Siaga Hospital in Tegal Regency
which were taken by total samplig technique. Based on the results of correlation analysis
with Kendal Tau obtained a correlation coefficient of 0.418 and a significance level of 0.000
(p˂0.05), meaning that there is a significant positive relationship between supervision and
the implementation of patient safety targets. Supervision must be further improved so that the
implementation of patient safety goals increases.

Keywords: Supervision, Implementation of safety targets, Patients


PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan institusi
pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyatakan bahwa rumah sakit dengan
secara paripurna yang memiliki risiko skor budaya keselamatan pasien lebih
tinggi terhadap keselamatan pasien, positif memiliki tingkat yang lebih rendah
pendamping pasien, pengunjung, maupun dalam komplikasi.
sumber daya manusia dan lingkungan Di Negara Amerika Serikat
rumah sakit, sehingga perlu kesalahan medis terjadi tepat di seluruh
diselenggarakan keselamatan dan spektrum, dan dapat dikaitkan dengan
kesehatan agar tercipta kondisi rumah sakit prosedur bedah (27%), kesalahan
yang sehat, aman, selamat dan nyaman pengobatan (18,3%) dan infeksi terkait
secara berkesinambungan (PerMenKes RI perawatan kesehatan (12,2%) (WHO,
No 66, 2016). 2017). Ministry Of Health Malaysia (2013)
Keselamatan pasien telah menjadi melaporkan angka insiden keselamatan
prioritas untuk layanan kesehatan di pasien dalam rentang januari (2013)
seluruh dunia (Join Commission sebanyak 2.769 kejadian dan untuk negara
International, 2015, Cosway dkk, 2012), indonesia rentang waktu (2006 – 2011)
Oleh karena itu, pelayanan profesional KKPRS melaporkan terdapat 877 kejadian
yang bermutu tinggi berfokus pada keselamatan pasien (RSUDZA, 2017).
keselamatan dan kepuasan pasien Data insiden keselamatan pasien
(Setyarini EA, 2013). tahun 2012 melaporkan analisis penyebab
Lembaga nasional keselamatan terjadinya insiden 46% berkaitan dengan
pasien diinggris melaporkan 236 kejadian salah identifikasi, 36% dikarenakan karena
Near Miss berhubungan dengan komunikasi yang tidak efektif sehingga
kehilangan gelang identitas selama terjadi medicion error, 18% dikarenakan
november 2013 sampai juli 2015 prosedur tidak dijalankan (Fatimah,
(Setiyani,2016). Sulistiarini and Ata, 2018).
Beberapa rumah sakit didunia yang Supervisi adalah proses belajar
telah terakreditasi JCI. Penelitian Pham JC formal dari belajar dan dukungan
et al (2016) Negara terdapat patient safety profesional yang memungkinkan perawat
yaitu Hongkong 31%, Australia 25%, praktisi untuk mengembangkan
Amerika 12% dan Kanada 10%. pengetahuan, dan kompensi, menerima
Sementara di Brizal kejadian adverse tanggung jawab dalam praktiknya dan
event di rumah sakit diperkirakan 7,6% meningkatkan perlindungan terhadap
(Costa, 2017). Penelitian yang dilakukan pasien dan pelayanan keperawatan yang
pada 179 rumah sakit di Amerika Serikat
aman dalam situasi yang kompleks melakukan injeksi masih ada beberapa
(Sitorus & Panjaitan, 2011). perawat yang tidak menyebutkan nama
Keselamatan Pasien (patientsafety) obat, dan fungsi obat. Dan kurang
merupakan prioritas utama untuk komunikasi antar perawat dengan pasien
dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu yang kurang. Hal tersebut terjadi
terkait dengan isu mutu dan citra rumah dikarenakan fasilitas yang kurang
sakit, oleh karena itu implementasi sistem memadai, dan komunikasi perawat dengan
manajemen mutu dengan meningkatkan pasien atau keluarga yang kurang
keselamatan pasien (patientsafety), dikarenakan kesibukan dan jumlah pasien
diharapkan dapat menurunkan angka yang terlalu banyak.
kematian akibat cidera medis dengan Menurut hasil wawancara Perawat
membangun dan membudayakan mengatakan bahwa supervisi yang
keselamatan pasien di rumah sakit. (Bea, dilakukan oleh kepala ruang hanya sebatas
pasinringi, Noo, 2013). pengawasan tidak memberikan bimbingan,
Penerapan keselamatan pasien maupun evaluasi. Kepala ruang tidak
dapat diwujudkan dengan menetapkan pernah memberikan teguran secara
standar, sasaran dan langkah menuju langsung jika perawat tidak menerapkan
keselamatana pasien dengan tujuan akhir sasaran keselamatan pasien, namun hanya
yaitu memberikan asuhan pasien yang mengingatkan saat pre conference. Dari
lebih aman (PerMenkes RI No 11, 2017) penjelasan diatas penulis menyimpulkan
Berdasarkan studi pendahuluan bahwa program implementasi sasaran
yang dilakukan peneliti dari hasil keselamatan pasien tidak bisa dilepaskan
wawancara dan observasi, Rumah Sakit dari peranan seorang kepala ruang beserta
Mitra Siaga Kabupaten Tegal adalah salah perawat pelaksana. Berdasarkan latar
satu yang menerapkan sasaran keselamatan belakang diatas membuat peneliti tertarik
pasien di dalamnya, Meskipun sudah untuk mengambil penelitian dengan judul
menerapkan implementasi sasaran “Hubungan Supervisi dengan
keselamatan pasien akan tetapi KTD tidak Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien
bisa dihindari, misalnya: terdapat perawat di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten
tidak melakukan identifikasi pasien hanya Tegal”.
menyebutkan nama pasien, tidak
menerapkan prinsip cuci tangan five
METODE PENELITIAN
moment kepada pasien dan keluarga
pasien, selain itu perawat dalam
Jenis penelitian ini merupakan Implementasi Frekuensi Prosentase
Sasaran (n) (%)
penelitian kuantitatif menggunakan
Keselamatan
metode penelitian korelasi dengan Pasien
pendekatan cross sectional. Populasi Baik 41 75,9
Cukup 11 20,4
dalam penelitian ini adalah semua perawat Rendah 2 3,7
pelaksana di rumah sakit mitra siaga Total 54 100,0
kabupaten tegal dengan jumlah 54 Berdasarkan tabel 2 menunjukan
bahwa dari pelaksanaan sasaran
responden menggunakan total sampling. keselamatan pasien sebagian besar baik
Pengumpulan data menggunakan yaitu sebanyak 41 (75,9 %).
kuesioner supervisi dan kuesioner Tabel 3 Hubungan supervisi
dengan implementasi sasran keselamatan
implementasi sasaran keselamatan pasien.
pasien di Rumah Sakit Mitra Siaga
Analisa univariat menggunakan distribusi Kabupaten Tegal tahun 2020
frekuensi. Analisa bivariat menggunakan Implementasi Sasaran
uji korelasi Kendal tau (t) untuk Keselamatan Pasien
mengetahui hubungan supervisi dengan Su B Cuku Re Tot X P
2
implementasi sasaran keselamatan pasien pe a p nd al v
di rumah sakit mitra siaga kabupaten tegal. rv i ah a
isi k l
HASIL DAN PEMBAHASAN u
e
N %n % n % N %
Tabel 1. Distribusi frekuensi Ba 4 7 2 3 0 0 4 7 0 0,
responden berdasarkan supervisi oleh
perawat pelaksana ik 0 4 , 2 7 , 0
, 7 , 4 0
Supervisi Frekuensi Prosentase
(n) (%) 1 8 1 0
Baik 42 77,8
8
Cukup 10 18,5 C 1 1 9 1 0 0 1 1
Rendah 2 3,7
uk , 6 0 8
Total 54 100,0
up 9 , ,
Berdasarkan tabel 1 menunjukan
bahwa supervisi di Rumah Sakit Mitra 7 5
Siaga Kabupaten Tegal sebagian besar Re 0 0 0 0 2 3 2 3
memiliki kemampuan baik yaitu sebanyak nd , ,
42 perawat (77,8%).
ah 7 7
Tabel 2. Distribusi frekuensi T 4 7 1 2 2 3 5 1
responden berdasarkan sasaran
keselamatan pasien ot 1 5 1 0 , 4 0
al , , 7 0 Berdasarkan hasil dari penelitian
9 4 menunjukan bahwa mayoritas sejumlah
Berdasarkan tabel 3 diperoleh data menilai supervisi yang dilakukan kepala
bahwa perawat pelaksana yang ruang sudah baik sesuai dengan hasil
mempersepsikan tingkat supervisi kepala kuesioner bahwa kepala ruang mampu
ruang baik menerapkan keselamatan apabila ada masalah tentang pelaksanaan
pasien dengan kategori baik sebanyak 40 asuhan keperawatan yang dimaksud
(74,1%), supervisi kepala ruang cukup implementasi sasaran keselamatan pasien,
dengan perawat pelaksana yang kepala ruang mampu mencari sumber
menerapkan sasaran keselamatan pasien masalah (penyebab), mencari informasi
dengan kategori baik sebesar 1 (1,9%), yang berhubungan dengan masalah
dan supervisi dengan kategori rendah tersebut kemudian menyelesaikannya.
dengan perawat pelaksana yang Hasil penelitian ini sesuai dengan
menerapkan sasaran keselamatan pasien teori menurut Suarli dan Bahtiar (2010)
dengan kategori rendah sebanyak 2 bahwa supervisi merupakan suatu tindakan
(3,7%). Hasil uji korelasi Kendall Tau (t) pengamatan secara langsung dan berkala
diperoleh nilai korelasi keeratanya yaitu oleh atasan (kepala ruang) terhadap
0,418 dalam kategori cukup dan nilai pekerjaan yang dilakukan bawahan
signifikansi Pvalue sebesar 0,000 (P (perawat pelaksana) untuk kemudian
value˂0,05) sehingga dapat disimpulkan ditemukan masalah segera diberikan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang bantuan yang bersifat langsung guna
artinya ada hubungan Supervisi dengan mengatasinya.
implementasi sasaran keselamatan pasien Menurut Wahyudi, (2011)
di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten menyatakan bahwa, intensitas pelaksanaan
Tegal dengan keeratan hubungan cukup supervisi berkembang sesuai dengan
dan arah hubungan searah atau positif yang perubahan pengetahuan, tingkat
berarti semakin baik supervisi maka pendidikan dan karir staf. Manusia secara
semakin baik pula implementasi sasaran umum akan mengalami perkembangan dan
keselamatan pasien. berubah kebutuhannya untuk menghadapi
PEMBAHASAN tantangan, dukungan dan pengarahan. Staf
Hasil penelitian menunjukkan baru yang belum memiliki pengalaman
bahwa responden memiliki supervisi baik akan memerlukan supervisi yang terus
dengan implementasi sasaran keselamatan menerus selama 1 tahun pertama praktik.
baik sebanyak 42 (77,8%). Staf yang sesudah menginjak tahun kedua,
memiliki kebutuhan untuk diakomodasi Peneliti berpendapat bahwa
terhadap perkembangan kepercayaan atau perawat pelaksana telah menerapkan
kemampuandiri. Sebagai manager, kepala hampir keseluruhan indikator keselamatan
ruangan mempunyai peran dalam pasien dalam asuhan keperawatan. Hal ini
menentukan baik dan tidaknya sebuah juga dikarenakan Rumah Sakit Mitra
asuhan keperawatan, karena supervisi yang SiagaKabupatenTegal mengutamakan
baik memiliki hubungan dengan penerapan mutu pelayanan keperawatan, Keselamatan
budaya keselamatan pasien (Irawan, Ag, pasien termasuk dalam indikator mutu
Yulia S, 2017). pelayanan keperawatan, standar akreditasi
Dalam penelitian ini , menunjukan rumah sakit, serta tujuan pelayanan rumah
bahwa dari pelaksanaan sasaran sakit. Tujuan utama keselamatan pasien
keselamatan pasien sebagian besar baik agar pasien aman yaitu terhindar dari
yaitu sebanyak 41 (75,9%), Hal ini salah cedera. Hal ini menggambarkan bahwa
satunya ditandai dari kuesioner, bahwa keselamatan pasien penting untuk
perawat pelaksana dalam memberikan obat diterapkan dalam setiap asuhan
kepada pasien sudah memperhatikan 6 keperawatan yang diberikan.
prinsip benar obat yaitu benar pasien, obat, Berdasarkan uji statistik dengan
dosis, rute, waktu, dan pendokumentasian menggunakan Kendal Tau (t) diperoleh
(Perry, potter 2010). hasil p value sebesar 0,000 lebih kecil dari
Keselamatan pasien rumah sakit 0,05 (0,000˂0,05) berarti Ho ditolak dan
adalah suatu sistem dimana rumah sakit, Ha diterima yang menunjukan adanya
membuat asuhan lebih aman. Sistem hubungan antara supervisi dengan
tersebut meliputi: assesment risiko, implemenetasi sasaran keselamatan pasien
identifikasi dan pengobatan hal yang di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten
berhubungan dengan risiko pasien, Tegal, Berdasarkan itu uji korelasi
pelaporan dan analisis insiden, diperoleh nilai korelasi keeratanya yaitu
kemampuan belajar dari insiden dan tindak 0,418 yang artinya kekuatan hubungan
lanjut sertaa implementasi solusi untuk korelasinya cukup. Hal ini menunjukan
menimalkan timbulnya resiko dan bahwa dengan keeratan hubungan cukup
mencegah terjadinya cidera disebabkan dan arah hubungan searah atau positif yang
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu berarti semakin baik supervisi maka
tindakan atau tidak mengambil tindakan semakin baik pula implementasi sasaran
yang seharusnya diambil (Per keselamatan pasien.
MenKes,2011).
Hasil penelitian ini sejalan dengan kesehatan yang diberikan sehingga dapat
penelitian sebelumnya yang menunjukan meningkatkan citra rumah sakit.
bahwa supervisi memiliki hubungan yang
bermakna dengan implementasi sasaran SIMPULAN DAN SARAN
keselamatan pasien dengan hasil p Penelitian ini dapat disimpulan bahwa
value ),000˂0,05 (Pratiwi, 2015) supervisi ada hubungan yang signifikan antara
merupakan peranan penting dalam supervisi dengan implementasi sasaran
keperawatan, bahwa supervisi yang baik keselamatan pasien di Rumah Sakit Mitra
harus lebih ditingkatkan agar implementasi Siaga Kabupaten Tegal. Saran aplikatif
sasaran keselamatan pasien meningkat. bab 5 (-).
Supervisi sangat penting dilakukan agar
semua kegiatan dalam pemberian asuhan UCAPAN TERIMA KASIH
keperawatan terkontrol dengan baik.
Peneliti menyampaikan terimakasih
Berdasarkan uraian tersebut
kepada perawat pelaksana sebagai
peneliti juga menjelaskan bahwa peluang
responden dalam penelitian, kepala
perawat yang mempersepsikan supervisi
ruangan dan seluruh staff Mitra Siaga
baik menerapakan implementasi sasaran
Kabupaten Tegal yang telah memberikan
keselamatan pasien dengan baik sebanyak
izin untuk melakukan penelitian.
40 (74,1%), sebesar dibanding perawat
mempersepsikan supervisi cukup, dan DAFTAR PUSTAKA
peneliti berpendapat bahwa supervisi harus
Bea, I.F Parinringi, S. A Noo, N.B,
lebih ditingkatkan agar implementasi (2013). Gambaran Budaya
sasaran keselamatan pasien meningkat. Keselamatan. Pasien di Rumah
Sakit Unit Hasanudin .1-4.
Supervisi sangat penting dilakukan agar
semua kegiatan dalam pemberian asuhan Costa T. Et Al, (2017). Evaluation
Procedure In Healt: Perspective
keperawatan terkontrol dengan baik Of Nursing Care In Patient
misalnya staf mendapat masukan yang Safety. Aplied Nursing Research.

jelas tentang tujuan kerja, target kerja, cara


kerja yang dipakai, dan semua hal yang Cosway, B., Stevens, A.C.,& Panesar, S
(2012). Clinicalleadership:
terkait dengan pekerjaan itu. Salah satunya Arole for students? British
dalam menjalankan sasaran implementasi Journal of Hospital Medicine.
Vol 73/No.1. Diunduh melalui
terhadap keselamatan pasien. penerapan http://web.ebscohost.com/ehos
kerja yang baik, rumahs sakit dapat t/detail?vpada 05 November
2019.
menilai positif dari kualitas pelayanan
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan. Potter, P. A & Perry, A.G. (2010). Buku
(2010). Pedoman Indikator Ajar Fundamental
Mutu Pelayanan Keperawatan Keperawatan : Konsep,Proses,
Klinik di Sarana Ksehatan. dan praktik. Jakarta: EGC.
[serial on line]
http://www.scribd.com/doc/25 Ministry Of Health, D.G.of Q.A.C,
0074065/Pedoman-Indikator- (2018). Policy & Pocedure of
Mutu [01 gustus 2020]. Patientidentification.pdf
(No.MoH/DGQA/P7P/004/Vers.
Fatimah, F.S., Sulistriani, L, and Ata, U. 01). Malaysia
A, (2018) Gambaran Pelaksanaan
Identifikasi Pasien Sebelum Irawan AG, Yulia Sri, M. (2017).
Melakukan Tindakan Hubungan Supervisi dengan
Keperawatan di RSUD Wates penerapan Budaya Keselamatan
Description of The Pasien di ruang Rawat Inap
Implementation Of Patient Rumah Sakit XX,5,241-254.
Identification Before Taking
Nursing Action In RSUD Wates, Rumampuk et al. (2015). Peran Kepala
1(1), pp. 21-27. Ruangan Melakukan Supervisi
Perawat Keselamatan Patient
Safety di Ruang Rawat Inap
JCI, (2015) Joint Comission International Rumah Sakit. [serial on life]
(2015) Comprehensive http://lib.ui.ac.id./detail.jsp?
Accreditationmanual for id=125130&lokasi=lokal. [02
hospitals: The patient safety Agustus 2020].
systems chapter. The join
commisiion. Setriyarini EA. L.L.H. (2013).Kepatuhan
perawat Melaksnakan Standar
PerMenkes No. 66 tahun (2016) tentang Operasional Prosedur:
Keselamatan dan Kesehatan Pencegahan Pasien Resiko
Kerja di Rumah Sakit. Jakarta: Jatuh di Gedung Yosef 3 Dago
Permenkes Dan Surya Kencana Rumah
Sakit BORRoMEUS. Patient
PerMenKes RI, (2017). No 11. Peraturan Safety.
Mentri Kesehatan Republik
Indonesia No 1 Tentang Setiyani, M.D. (2016). Implementasi
Keselamatan Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Kab. Tangerang.
Pham. JC et al, (2016). Risk Assessment
and Event Analysis. A Tool for Sitorus, R. & panjaitan, R. (2011).
the Concise Anlysis of Patient Manajemen keperawatan
Safet Incident. Joint Commision :Manajemenkeperawatan di
Journal on Quality and Patient ruang rawat. Jakarta: CV.
Safety. Sagung Seto
.
Pratiwi D.E. (2015). Hubungan supervisi Suarly & Bahtiar 2010, Manajemen
kepala ruang dengan penerapan Keperawatan Dengan
Keselamatan Pasien di Ruang Pendekatan Praktis, Jakarta
Rawat Inap Rumah Sakit Paru ,Erlangga
Jember. [serial on life]
Wahyudi. A, (2011). Hubungan Antara
Komitmen Pada Organisasi dan
Supervisi Dari Kepala Ruangan
Dengan Kepuasan Kerja Perawat.
RSUD dr. Soedarso:Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai