Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

Rina Mardiani
/ 181101005
Rnmardiani354@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Rumah sakit dalam menjalankan tugas dan fungsinya memerlukan adanya jaminan
keamanan pada klien agar terhindar dari cidera atau kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Sehingga
pemerintahan membuat suatu kebijakan kepada seluruh rumah sakit yaitu dengan suatu program
keselamatan pasien. Sehingga diperlukan adanya pedoman nasional keselamatan pasien di rumah sakit.
Tujuan: Tujuan dari penulisan kajian ini yaitu untuk menjelaskan serta memberitahukan kepada
mahasiswa keperawatan bagaimana pedoman nasional keselamatan pasien di rumah sakit.
Metode: Pada kajian ini digunakan metode kualitatif, yang dimana metode ini lebih berisi uraian
bersifat konseptual atau teoritik.
Hasil: keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu program yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan
rasa aman dan nyaman untuk klien dalam konteks perawatan. Keselamatan pasien tersebut dapat
meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan yang tidak tepat. Sehingga muncul pedoman nasional tentang keselamatan
pasien yang terdiri dari standar keselamatan pasien dan sasaran keselamatan pasien.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa adanya program keselamatan pasien
pada pedoman nasional yaitu UU dan peraturan menteri kesehatan untuk menjaga keselamatan pasien
sangat bermanfaat untuk meningkatkan rasa aman nyaman pasien dirumah sakit serta untuk mencegah
terjadinya kecelakaan di rumah sakit.
Kata Kunci : Pedoman Keselamatan Pasien, Standar Keselamatan Pasien, Sasaran Keselamatan
Pasien.
PENDAHULUAN dengan memperhatikan etika ilmu

Peraturan Menteri Kesehatan Republik pengetahuan bidang kesehatan”.

Indonesia Nomer 58 tahun 2014, Tentang Dalam menjalankan tugas dan fungsi dari
Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit, diperlukan petugas yang akan
Rumah Sakit, menyatakan bahwa “Rumah menjamin adanya jaminan untuk pasien
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bertahan yaitu keamanan pasien. Salah satu
yang menyelenggarakan pelayanan petugas pelayanan kesehatan dirumah sakit
kesehatan perorangan secara paripurna yang adalah perawat. Perawat merupakan unsur
menyediakan pelayanan rawat inap, vital dalam sebuah Rumah Sakit karena
pelayanan rawat jalan, dan gawat darurat”. perawat merupakan penjalin kontak pertama
Sehingga rumah sakit memiliki fungsi- dan terlama dengan pasien khususnya pasien
fungsi tertentu. rawat inap, dengan tugas utama perawat

Rumah sakit memiliki fungsi- fungsi adalah memberikan asuhan keperawatan dari

tertentu. Menurut undang-undang Nomor 44 pengkajian, penegakan diagnosa,

tentang Rumah sakit (2009) “fungsi rumah keperawatan, intervensi, implementasi

sakit adalah Penyelenggaraan pelayanan sampai dengan evaluasi (Potter & Perry,

pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai 2009).

dengan standar pelayanan rumah sakit, Menurut Ali (2009), Proses keperawatan
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mempunyai 5 komponen yaitu : pengkajian,
perorangan melalui pelayanan kesehatan diagnosa, perencanaan, implenentasi, dan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga evalusi. Proses keperawatan adalah suatu
sesuai kebutuhan medis, Penyelengaraan metode yang sistematis dan terorganisasi
pendidikan dan pelatihan sumber daya dalam pemberian asuhan keperawatan, yang
manusia dalam rangka peningkatan difokuskan pada reaksi dan respons unik
kemampuan dalam pemberian pelayanan individu pada suatu kelompok atau
kesehatan serta Penyelenggaraan penelitian perorangan terhadap gangguan kesehatan
dan pengembangan , pengaplikasian yang dialami, baik actual maupun potensial
teknologi dalam bidang kesehatan dalam (Deswani, 2009). Menurut Manurung (2011)
rangka peningkatan pelayanan kesehatan Proses keperawatan memiliki tujuan adalah
untuk mempraktikkan metode pemecahan
masalah dalam praktik keperawatan, untuk pedoman nasional untuk melaksanakan
menggunakan standar untuk praktik keselamatan pasien di Rumah sakit.
keperawatan, untuk memperoleh metoda Pedoman nasional keselamatan pasien di
yang baku dan sesuai, rasional dan rumah sakit berisi Standar Keselamatan
sistematis dalam memberikan asuhan pasien rumhan sakit dan Tujuh langkah
keperawatan pada pasien, serta untuk menuju keselamatan pasien rumah sakit.
memperoleh metode yang dapat digunakan
Selain pedoman nasional keselamatan
dalam segala situasi. Pada saat melakukan
pasien, pimpian rumah sakit juga memiliki
proses keperawatan ada celah yang
peran pentung untuk meningkatkan angka
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja
keselamatan pasien seperti yang terdapat
atau cidera pada klien, sehingga diperlukan
dalam Yusuf (2017), Pemimpin
adanya keselamatan pasien.
meginterprestasikan, mengasumsikan dan
Namun masih ada perawat yang tidak memberikan penilaian terhadap persoalan
menerapkan dan menjaga keselamatan dan akan memberikan solusi baik
pasien sehingga angka terjadinya kecelakaan menyangkut pengetahuan sikap maupun
pasien semakin meningkat. Menurut tindakan yang harus dijalankan agar
Mubarak, W.I. (2008), kecelakaan terkait keselamatan pasien tetap terjaga.
peralatan (equipment-related accident)
TUJUAN
kecelakaan ini biasanya disebabkan oleh
tidak berfungsinya atau rusaknya alat- alat Tujuan dari penulisan kajian ini yaitu untuk
elektrolit misalnya tersengat arus listrik saat menjelaskan serta memberitahukan kepada
menggunakan peralatan elektrolit, baterai mahasiswa keperawatan bagaimana
tidak berkerja. Sehingga pemerintah pedoman nasional keselamtan pasien di
membuat kebijakan untuk setiap Rumah rumah sakit. Serta agar mahasiswa
sakit yaitu suatu Program keselamatan keperawatan atau mahasiswa lainnya dapat
pasien. mengaplikasikan pedoman nasional
keselamatan pasien agar angka kecelakaan
Program Keselamatan pasien sudah menjadi
di rumah sakit menurun serta dapat
tuntutan masyarakat maka pelaksanaan
memberikan asuhan keperawatan yang
program keselamatan pasien rumah sakit
maksimal kepada klien.
perlu dilakukan. Karena itu diperlukan
METODE
Pada kajian ini digunakan metode kualitatif, kesinambungan pelayanan, Penggunaaan
yang dimana metode ini lebih berisi uaraian metode-metode peningkatan kinerja untuk
bersifat konseptual atau teoritik. Proses dan melakukan evaluasi dan program
maknanya yang lebih ditonjolkan sehingga peningkatan keselamatan pasien, Peran
metode ini bersifat subjektif dimana proses kepemimpinan dalam meningkatkan
penelitian ini lebih memperlihatkan dan keselamatan pasien Pimpinan mendorong
cenderung lebih focus pada landasan teori. dan menjamin implementasi program,

HASIL Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Komunikais sebagai kunci bagi staf untuk
Hasil yang dapat disimpulkan dari kajian ini
mencapai keselamatan pasien.
bahwa keselamatan pasien (patient safety)
adalah suatu program yang dibuat untuk Sasaran Keselamatan pasien terdiri dari

memenuhi kebutuhan rasa aman dan enam sasaran yaitu: Mengidentifikasi pasien

nyaman untuk klien dalam konteks dengan benar; Meningkatkan komunikasi

perawatan. Keselamatan pasien tersebut yang efektif.; Meningkatkan keamanan obat-

dapat meminimalkan timbulnya resiko dan obatan yang harus diwaspadai ; Memastikan

mencegah terjadinya cedera yang lokasi pembedahan yang benar, prosedur

disebabkan oleh kesalahan akibat yang benar, pembedahan pada pasien yang

melaksanakan suatu tindakan yang tidak benar ; Mengurangi resiko infeksi akibat

tepat. Sehingga muncul pedoman nasional perawatan kesehatan,; Mengurangi resiko

tentang keselamatan pasien yang terdiri dari cedera pasien akibat jatuh.

standar keselamatan pasien dan sasaran


keselamatan pasien.

Standar keselamatan pasien dan sasaran


PEMBAHASAN
keselamtan pasien telah tercantum pada
peraturan menteri kesehatan republik Keselamatan pasien adalah suatu system
indonesia nomor 11 tahun 2017 tentang yang membuat asuhan pasien lebih aman,
keselamatan pasien. meliputi asasmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
Standar keselamatan pasien terdiri dari tujuh
analisis insiden, kemampuan belajar dari
standar yaitu : Hak Pasien, Mendidik pasien
indiden dan tindak lanjutnya, serta
dan keluarga, Keselamatan pasien dalam
implementasi solusi untuk meminimalkan meminimalkan timbulnya risiko dan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya mencegah terjadinya cedera yang
cedera yang disebabkan oleh kesalahan disebabkan oleh kesalahan akibat
akibat melaksanakan suatu tindakan atau melaksanakan suatu tindakan atau tidak
tidak mengambil tindakan yang seharusnya mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (Menteri Kesehatan RI, 2017). diambil.

Menurut Departemen kesehatan Republik Dalam penyelengaraan program keselamatan


Indonesia (2008), Kes e l amatan pas i pasien dirumah sakit, Menteri kesehatan
en ( Patient Safety ) rumah sakit Indonesia telah dirancang malalui
adalah s uatu s i s t em dimana rumah pembentukan system pelayanan yang
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. menerapkan :
Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
Standar Keselamatan Pasien
identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, Menurut peraturan menteri kesehatan
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan republik Indonesia (2017), standar
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya keselamatan pasien terdiri dari tujuh standar
serta implementasi solusi untuk yaitu :
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
I. Hak pasien
tersebut diharapkan dapat mencegah cedera
standar :
yang terjadi disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau Menurut peraturan Menteri Kesehatan
tidak melakukan tindakan yang seharusnya Republik Indonesia (2017) “Pasien dan
dilakukan. Sesuai dengan peraturan Menteri keluarganya memiliki hak untuk
kesehatan republik Indonesia (2017), system mendapatkan informasi tentang rencana dan
pelayanan harus menjamin pelaksanaan: hasil pelayanan termasuk kemungkinan
asuhan keperawatan pasien lebih aman, terjadinya insiden”.
melakui upaya yang meliputi asesmen
II. Mendidik pasien dan keluarga
risiko, identifikasi risiko, dana pengelolaan
risiko pasien; pelaporan dan analisis insiden, Standar :
kemampuan belajar dari insiden, dan tindak Fasilitas pelayanan kesehatan harus
lanjutnya ; dan implementasi solusi untuk mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam pasienPimpinan mendorong dan
asuhan keperawatan (Peraturan Menteri menjamin implementasi program.
Kesehatan RI, 2017).
Standar :
III. Keselamatan pasien dalam
1. Pimpinan mendorong dan menjamin
kesinambungan pelayanan
implementasi program keselamatan
Standar : pasien secara terintegrasi dalam

Fasilitas pelayan kesehatan menjamin organisasi melalui penerapan “ Tujuh

keselamatan pasien dalam kesinambungan Langkah Menuju Keselamatan Pasien”

pelayanan dan menjamin koordinasi antar (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2017).

tenaga dan antar unit pelayanan (Peraturan 2. Pimpinan menjamin berlangsungnya

Menteri Kesehatan RI, 2017). program proaktif untuk identifikasi


risiko keselamatan pasien dan program
IV. Penggunaaan metode-metode
menekan atau mengurangi insiden
peningkatan kinerja untuk
(Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2017).
melakukan evaluasi dan program
3. Menurut peraturan Menteri kesehatn
peningkatan keselamatan pasien.
republik Indonesia (2017) “Pimpinan
Standar : mendorong dan menumbuhkan
komunikasi dan koordinasi antar unit
Menurut peraturan Menteri kesehatan
dan individu berkaitan dengan
Republik Indonesia (2017), Fasilitas
pengambilan keputusan tentang
pelayanan kesehatan harus mendesain proses
keselamatan pasien”.
baru atau memperbaiki proses yang telah
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya
ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja
yang adekuat untuk mengukur,
melalui pengumpulan data, menganalisis
mengkaji, dan meningkatkan kinerja
secara intensif insiden, dan melakukan
fasilitas pelayanan kesehatan serta
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
meningkatkan keselamatan pasien
keselamatan pasien (Peraturan Menteri
(Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2017).
Kesehatan RI, 2017).
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji
V. Peran kepemimpinan dalam efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan keselamatan meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien Sasaran Keselamatan Pasien
(Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2017).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
VI. Mendidik staf tentang keselamatan
(2017), Di Indonesia secara nasional untuk
pasien
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan,
Standar : diberlakukan Sasaran Keselamatan Pasien

1. Fasilitas pelayanan kesehatan Nasional yang terdiri dari :

terutama rumah sakit memiliki 1. Mengidentifikasi Pasien Dengan


proses pendidikan, pelatihan dan Benar.
orientasi untuk setiap jabatan
Dalam menjalankan atau memberikan
mencakup keterkaitan jabatan
pelayanan kepada pasien, sering kali
dengan keselamtan pasien secara
terjadi kesalahan karena petugas yang
jelas.
keliru terhadap pasien, mulai dari
2. Fasilitas pelayanan kesehatan
indentifikasi identitas pada saat
terutama rumah sakit
mendiagnosis dan pengobatan. Sesuai
menyelenggarakan dan memelihara
dengan yang terdapat di Permenkes RI
kompetensi staf serta mendukung
( 2017), tujuan ganda dari sasaran ini
pendekatan interdisipliner dalam
adalah : pertama, untuk dengan cara
pelayanan pasien (Permenkes RI
yang dapat dipercaya / reliable
2017).
mengidentifikasi pasien sebagai individu
VII. Komunikasi sebagai kunci bagi staf
yang dimaksudkan untuk mendapatkan
untuk mencapai keselamatan pasien
pelayanan atau pengobatan; dan kedua,
Standar : untuk mencocokkan pelayanan atau

1. Fasilitas pelayanan kesehatan pengobatan terhadap individu tersebut.

merencanakan dan mendesain proses


manajemen informasi keselamatan
2. Meningkatkan Komunikasi Yang
pasien untuk memenuhi kebutuhan
Efektif.
informasi internal dan eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus Menurut Permenkes RI (2017), maksud
tepat waktu dan akurat. dan tujuan sasaran ini yaitu Komuniksi
efektif, yang tepat waktu, akurat,
lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh suatu pendekatan untuk mengurangi
pasien/ penerima, akan mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan
kesalahan, dan menghasilkan kesehatan.
peningkatan keselamatan pasien.
6. Mengurangi risiko cedera pasien
akibat terjatuh.
3. Meningkatkan Keamanan Obat-
Kegiatan yang dilakukan pada saat
obatan yang harus diwaspadai.
sasaran ini menurut Peraturan Menteri
Menurut Permenkes RI (2017), Fasilitas Kesehatan RI (2017), yaitu fasilitas
pelayanan kesehatan mengembangkan pelayanan kesehatan menerapkan proses
pendekatan untuk memperbaiki asesmen awal risiko pasien jatuh dan
keamanan obat-obatan yang harus melakukan asesmen ulang terhadap
diwaspadai. Sehingga setiap unit pasien bila diindikasikan terjadi
pelayanan kesehatan yaitu Rumah sakit perubahan kondisi atau pengobatan.
harus menerapkan manajemen yang
Tujuan dari sasaran keselamatan pasien
benar dalam menjalankan asuhan
adalah untuk menggiatkan perbaikan –
keperawatan khususnya pada saat
perbaikan tertentu dalam soal
pengobatan.
keselamatan pasien
4. Memastikan Lokasi Pembedahan
Yang Benar, Prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar. KESIMPULAN

Fasilitas pelayanan kesehatan Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan


mengembangkan suatu pendekatan untuk bahwa adanya program keselamatan pasien
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, pada pedoman nasioanl yaitu UU dan
dan tepat pasien operasi (Permenkes RI, peraturan menteri kesehatan untuk menjaga
2017). keselamatan pasien sangat bermanfaat untuk
meningkatkan rasa aman nyaman pasien
5. Mengurangi resiko infeksi akibat
dirumah sakit. Dalam penyelengaraan
perawatan kesehatan.
program keselamatan pasien dirumah sakit
Menurut Permenkes RI (2017), Fasilitas tersebut , Menteri kesehatan Indonesia telah
pelayanan kesehatan mengembangkan membentuk system pelayanan yang
menerapkan 7 standar keselamatan pasien Depkes RI. (2008). Panduan Nasional
dan 6 sasaran keselamatan pasien. Keselamatan Pasien Rumah Sakit.(Edisi

Standar dan sasaran keselamatan pasien 2). Jakarta. Bhakti Husada

dapat memberikan kejelasan secara akurat Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan
pada petugas agar terus menjaga dan Berpikir Kritis. Jakarta : Salemba Medika
merawat keselamatan pasien.
Kemenkes RI. (2015). Pedoman Nasional
SARAN Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan ( Patient Safety). Edisi 3. Jakarta :

dapat terus mengingat bahwa penting untuk Kemenkes RI

memberikan asuhan keperawatan disertai Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri


dengan menjaga keselamtan pasien agar Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
asuhan keperawatan terpenuhi Serta agar Tahun 2017 Tentang Keselamatan
mahasiswa keperawatan atau mahasiswa Pasien. Jakarta : Kemenkes RI.
lainnya dapat mengaplikasikan pedoman
Kemenkes RI. (2013) . Panduan
nasional keselamatan pasien agar angka
Keselamatan Pasien. Jakarta : Kemenkes
kecelakaan di rumah sakit menurun serta
RI.
dapat memberikan asuhan keperawatan yang
maksimal kepada klien. Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2014 tentang Standar
DAFTAR PUSTAKA Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Ali, Z. (2009). Dasar-Dasar Dokumentasi Jakarta : Kemenkes RI

Keperawatan. Jakarta : EGC. Mubarak, I, W, & Cahyatin N. (2008). Buku

Depkes RI, (2008). National Patient Safety Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori &

Agency (NPSA). Jakarta : Depkes RI Aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC

Depkes RI. (2006). Panduan Nasional Ns. Suryani Manurung, S.M. (2011). Buku

Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Ajar Keperawatan Maternitas Asuhan

Jakarta: Depkes RI. Keperawatan Intranatal. Jakarta: Trans


Info Media
Nursalam. (2011). Manajemen
Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika

Potter & Perry. (2009). Fundamental


Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang


RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit. Jakarta

Simamora, R.H. (2018). Buku Ajar


Keselamatan Pasien Timbang Terima
Pasien Berbasis Komunikasi Efektif :
SBAR.

Yusuf, M. (2017). Penerapan Patient Safety


di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Zainoal Abidin.
Jurnal Ilmu Keperawatan, 5(1).

Anda mungkin juga menyukai