Anda di halaman 1dari 9

188

Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit
(Analysis of the Implementation of Seven Steps For Patient Safety in the Hospital in Patient Room)
Andreas Kurnianto1*
1
Institut Kesehatan Immanuel Bandung
*Email : andreaskurnianto07@gmail.com

Abstract
Patient safety is an absolute thing in the service of a hospital. Services that promote a sense of security
and comfort are the hopes of every patient when receiving health services. However, the high number
of unexpected events in health services at hospitals become an indication that the implementation of
patient safety management, especially the seven steps towards patient safety, is not running well. The
research method in this study was descriptive qualitative. The data collection techniques used were
interviews, observation, and documentation study. From this study, it was found that the
implementation of patient safety management on the seven steps towards patient safety has been
carried out in hospitals, but there are still obstacles that resulted in the implementation that is not
being maximized. Improvement efforts should be continued to implement the seven steps program
towards patient safety optimally.
Keywords : Patient; Safety; Seven Steps
Abstrak
Keselamatan pasien adalah suatu hal yang muthlak dalam pelayanan di sebuah rumah sakit.
Pelayanan yang mengedepankan rasa aman dan nyaman adalah harapan dari setiap pasien ketika
mendapatkan layanan kesehatan. Namun, tingginya kejadian tidak diharapkan di dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit menjadi indikasi bahwa pelaksanaan manajemen keselamatan pasien
khususnya tujuh langkah menuju keselamatan pasien belum berjalan dengan baik. Metode penelitian
dalam penelitian ini adalah dengan diskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara,
observasi, dan study dokumentasi. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pelaksanaan manajemen
keselamatan pasien pada tujuh langkah menuju keselamatan pasien telah dilaksanakan di rumah sakit,
namun masih terdapat kendala kendala yang mengakibatkan pelaksanaan tersebut belum maksimal.
Upaya – upaya perbaikan terus dilaksanakan untuk memaksimalkan program tujuh langkah menuju
keselamatan pasien.
Kata Kunci : Keselamatan; Pasien; Tujuh Langkah

LATAR BELAKANG Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang


Rumah Sakit adalah sebuah institusi memberikan pelayanan kesehatan pada semua
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan bidang penyakit. Rumah Sakit harus mempunyai
pelayanan kesehatan perorangan secara kemampuan pelayanan kesehatan sekurang
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat kurangnya pelayanan medik umum, gawat
inap, rawat jalan, dan unit gawat darurat. Pasien darurat, pelayanann keperawatan, rawat inap,
sebagai pengguna pelayanan kesehatan berhak operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar,
memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi, rekam
selama dalam perawatan di rumah sakit. Rumah medik, pelayanan administrasi dan manajemen,
penyuluhan kesehatan masyarakat dan
Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
189
Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

sebagainya. (Undang-Undang Rumah Sakit terhadap peraturan rumah sakit, penghargaan


No.44 tahun 2009). kepada perawat, dan hukuman kepada perawat
yang melakukan kekeliruan dalam memberikan
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 11 Tahun asuhan keperawatan. Perawat cenderung tidak
2017, keselamatan pasien adalah adalah suatu akan melaporkan suatu kejadian yang terjadi
sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, pada saat proses perawatan karena takut
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan mendapatkan hukuman. Selain itu karena tidak
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis ada komplain yang diberikan oleh klien.
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan Pelaporan suatu kejadian yang terjadi ketika
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk proses perawatan bisa dilakukan apabila
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah peraturan yang mengatur penatalaksanaan suatu
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kejadian sudah jelas.
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan Berdasarkan hal tersebut dapat diidetifikasi
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya bahwa keselamatan pasien dalam pelayanan
diambil. kesehatan difasilitas kesehatan adalah wajib
Hasil dari pelaporan di negara-negara dilakukan di seluruh fasilitas pelayanan
Kejadian Tidak Diharapkan atau KTD pada kesehatan. Peneliti membatasi masalah ini
pasien rawat inap sebesar 3% hingga 16% Di mengenai upaya rumah sakit mewujudkan
New: Zealand KTD dilaporkan berkisar 12,9% pelayanan pasien yang aman berdasarkan tujuh
dari angka pasien rawat inap, di negara Inggris langkah menuju keselamatn pasien di Rumah
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) sekitar Sakit Mitra Anugrah Lestari.
10.8%, di negara Kanada Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) berkisar 7,5% Joint METODE
Commission International (JCI) melaporkan Jenis penelitian dilakukan dengan
KTD berkisar 10% dan di United Kingdom, pendekatan analisis deskriptif dengan metode
sedangkan di Australia 16,6% (Basri, 2021). kualitatif agar diketahui secara jelas dan lebih
Hasil pemaparan dari anggota Sasaran mendalam tentang Implementasi program tujuh
Keselamatan Pasien (SKP) Rumah Sakit MAL langkah keselamatan pasien di Rumah Sakit
mengatakan bahwa unit tersebut sudah terbentuk Umum Mitra Anugrah Lestari Kota Cimahi.
sejak mulai tahun 2016, unit tersebut terdiri dari Penentuan informan menggunakan cara non-
ketua, sekretaris, dan anggota. Belum ada probability sampling dengan teknik sampling
pertemuan rutin yang dilakukan anggota, namun purposive, dimana informan ditentukan dengan
jika ada kasus yang terkait dengan keselamatan pertimbangan tertentu. Adapun klasifikasi
pasien maka akan ada pertemuan pada saat itu informan tersebut adalah Wadir Keperawatan,
juga. Budaya komunikasi antar perawat dirasa Pengurus Unit Keselamatan Pasien, Kepala
juga belum optimal, selain itu sosialisasi ruang, Perawat Pelaksana.
mengenai program keselamatan pasien ke
perawat juga belum merata ke seluruh anggota. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan paparan dari perawat pelaksana Berdasarkan Permenkes No 11 Tahun 2017
bahwa tindakan keperawatan yang dilaksanakan Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang
tidak sesuai dengan SOP karena dituntut cepat membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
sehingga kurang memperhatikan SOP. asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
Berdasarkan pengalaman peneliti yang risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
pernah bekerja sebagai perawat di sebuah rumah kemampuan belajar dari insiden dan tindak
sakit di Bandung, bahwa penerapan manajemen lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
keselamatan pasien di rumah sakit belum meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
optimal. Manajemen keselamatan pasien erat terjadinya cedera yang disebabkan oleh
hubungannya dengan ketaatan perawat terhadap kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
SOP tindakan keperawatan, ketaatan pasien atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
190
Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

diambil. Dalam Upaya memberikan pelayanan pelaksanaan tersebut masih ada kendala /
yang aman dan selamat maka pemerintah hambatan yang masih harus diperbaiki.
membuat Langkah yang dinamakan tujuah Berdasarkan informasi dari Partisipan 1
langkah menuju keselamatan pasien yaitu yang memberikan pernyataan : “kendala dalam
pertama adalah membangun kesadaran akan nilai pelaksanaanya keselamatan pasien ini selain
keselamatan pasien, memimpin dan mendukung dari jumlah SDM yang terbatas adalah dari
staf, mengintegrasikan aktivitas pengelolaan fasilitas rumah sakit yang belum sepenuhnya
resiko, mengembangkan system pelaporan, terpenuhi. Contohnya bed yang dipakai sudah
melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien, kuno, beberapa kamar mandi belum ada
belajar dan berbagi pengalaman, mencegah pegangan bagi pasien yang terbatas dalam
cedera melalui implementasi keselamatan mobilisasi, dan bel yang belum terpasang di
pasien. kamar kamar perawatan. Pemahaman akan
Program Keselamatan Pasien dilaksanakan kesadaran pelaksanaan prinsip keselamatan
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pasien juga masih rendah di dalam proses
dengan cara membuat sistem agar pasien selama pemberian pelayanan kesehatan pada pasien.
perawatan dijamin keselamatannya. Program Budaya keselamatan pasien masih kurang, tidak
keselamatan pasien adalah wajib bagi setiap semua perawat atau pun bidan yang memahami
penyelenggara layanan kesehatan terutama dengan baik prinsi prinsip keselamatan pasien
rumah sakit termasuk Rumah Sakit Mitra apda saat pemberian pelayanan”.
Anugerah Lestari Cimahi. Dari hasil wawancara dengan Partisipan 1
Implementasi program tujuh langkah diperoleh informasi bahwa hambatan dalam
menuju keselamatan pasien adalah suatu langkah pelaksanaan Sistem Keselamatan Pasien ini
yang harus dilakukan dalam pelayanan kesehatan adalah masih minimnya pengawasan
agar layanan kepada pasien yang bermutu dan pelaksanaan program tersebut karena minimnya
aman dapat terlaksana. Langkah - langkah dalam Sumber Daya Manusia pada bagian keselamatan
menuju keselamatan pasien terdiri dari bangun pasien tersebut. Selain itu faktor sarana dan
kesadaran akan nilai keselamatan pasien, pimpin prasaran yang belum memenuhi standar,
dan dukung staf, integrasikan aktivitas pemahaman akan pentingnya budaya
pengelolaan risiko, kembangkan sistem keselamatan pasien yang masih belum baik
pelaporan, libatkan dan berkomunikasi dengan dalam pelaksanaanya.
pasien, cegah cedera melalui implementasi
sistem keselamatan pasien.
“ pelaksanaanya sudah berlangsung sejak PEMBAHASAN
rumah sakit ini berdiri, unit keselamatan pasien Berikut adalah pembahasan dari masing
berada dibawah K3 Perusahaan, dimana masing aspek dari tujuh langkah menuju
Pengurus K3 tersebut mengurus K3 Rumah Sakit keselamatanpasiendi Rumah Sakit Mitra
dan Pabrik Karena Pabrik dan RS Pemiliknya Anugerah Lestari :
satu orang. Kalo di rumah sakit yang mengurus Membangun Kesadaran Akan Nilai
Keselamatan Pasien saya sendiri dimana Keselamatan Pasien
laporannya nanti diberikan kepada Bagian K3 Hasil wawancara dengan Partisipan 5
setiap Bulannya. Pelaksanaanya sudah berjalan, menyatakan “ yang dilakukan sama bagian
hambatanya dalam pengawasan masih terbatas DIKLIT yaitu dengan membuat pelatihan
karena SDM masih terbatas” (Partisipan 1). pelatihan dimana salah satunya adalah
Hasil wawancara kepada Pengurus Unit pelatihan yang berkaitan dengan keselamatan
Keselamatan Pasien diperoleh informasi secara pasien. Ini dimaksudnya agar seluruh karyawan
garis besar program pelaksanaan keselamatan RS ini memahami keselamatan pasien disetiap
pasien, khususnya pada tujuh langkah menuju pelayanan dari pasien masuk sampai pulang.
keselamatan pasien sudah terlaksana. Dalam Bagian yang diundang seruruh staf, diantaranya
tenaga medis, penunjang, sopir, sampai dengan

Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
191
Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

satpam juga kami undang juga perwakilannya. duanya sama sama harus memberikan laporan
Pelatihan yang dilaksanakan melalui DIKLIT ini setiap bulan. Kadang kadang untuk menjalankan
juga banyak tidak hanya yang berkaitan sama kedua nya secara bersamaan agak repot namun
keselamatan pasien saja tapi pelatihan pelatihan sampai sekarang ini masih bisa terpegang lahhh
atau in House Training lainnya seperti pelatihan walau saya harus lebih fokus pada peran saya
Pemadam Kebakaran, Pelatihan Manajemen sebagai kepala bagian ruangan karena memang
Resiko, Pelatihan Resusitasi Neonatus, PPGD, disitu peran saya sangat dibutuhkan seperti
Bantuan Hidup Dasar dan masih ada membuat jadwal, menanngani komplain, dan
pelatihanlainnya di tahun ini”. mengatur hal hal lain yang berkaitan dengan
Hasil wawancara dengan Patisipan 5 tugas saya sebagai kepala bagian”
ditemukan bahwa upaya Rumah Sakit Dalam Permenkes 11 Tahun 2017 dijelaskan bahwa
membangun kesadaran akan nilai keselamatan disetiap unit bagian ada SDM yang diberikan
pasien disetiap pelayanan adalah dengan tugas untuk menjadi penggerak sistem
mendukung staf dengan melaksanakan pelatihan keselamatan pasien Rumah Sakit (h.22). Dalam
pelatihan, dimana pelatihan yang dilaksanakan SK keputusan direktur RS belum ditetapkan
memang tidak selalu yang berkaitan dengan disetiap bagian ada SDM yang diberikan tugas
keselamatan pasien saja mengingat masih banyak untuk mendukung jalannya sistem keselamatan
juga bidang lain yang juga penting untuk pasien. Pengurus keselamatan pasien di RS MAL
dilakukan dukungan memalui pelatihan. Namun adalah kepala bagian ruang perawatan Ibu dan
dalam pelaksanaan pelatihan belum rutin dan Anak sehingga memungkinkan untuk
terjadwal waktunya. Selain pelatihan internal di pelaksanaan manajemen keselamatan pasien
Rumah Sakit, kegiatan lain yang mendukung tidak maksimal mengingat tugas dan tanggung
untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya jawab sebagai kepala bagian pun sudah berat.
pelayanan yang mengedepankan keselamatan Partisipan 2 : “Pertemuan rutin anggota
pasien juga dilakukan diluar rumah sakit. keselamatan pasien saya belum ada. Anggotanya
Kegiatan tersebut dapat berupa seminar maupun siapa saja saya juga kurang tau. Mungkin
pelatian baik dilakukan mandiri atau dibiayai diwakili kepala bagian disetiap ruangannya.
oleh Rumah Sakit. Kalo dari saya sihh belum pernah ikut
Ismainar H (2019) menyebutkan “ pertemuannya”.
membangun kesadaran akan pentingnya nilai Dari pernyataan partisipan dapat diambil
keselamatan pasien adalah dengan membuat kesimpulan bahwa pertemuan rutin yang
kebijakan kebijakan yang mendukung jalannya disarankan dalam Permenkes No 11 Tahun 2017
sistem keselamatan pasien tersebut” (h.11). belum terlaksana dengan baik. Pertemuan sudah
Kebijakan tersebut dapat diwujudkan dengan dilaksanakan namun belum secara rutin.
diadakanya pelatihan pelatihan rutin untuk Pelaporan yang dilakukan oleh masing masing
seluruh staf di rumah sakit agar memiliki bagiandilakukan setiap 1 bulan sekali dengan ada
pengetahuan yang baik tentang keselamatan atau tidak nya kejadian, setiap bagian / ruangan
pasien. wajib memberikan laporkan.

Memimpin dan Mendukung Staf


Berdasarkan Informasi dari Partisipan 2 Integrasi Aktivitas Pengelolaan Resiko
selaku pengurus keselamatan pasien diperoleh Rachmawati AR & Wigati PA (2017)
hasil wawancara yaitu :“ saya disini sebagai menyebutkan “Pengelolaan risiko yang
pengurus keselamatan pasien dan juga kepala terintegrasi adalah ketika risiko dan tindak lanjut
bagian di bangsal, lumayan capek juga yang dilakukan di suatu unit kerja dapat menjadi
mengurusnya karena di ruangan juga sudah pembelajaran bagi unit kerja lain di rumah sakit”
sibuk mengatur pekerjaan sebagai kepala bagian (h.04).
keperawatan dan disini saya juga merangkap Partisipan 1: “Terkait insiden yang tidak
sebagai pengrus keselamatan pasien dimana dua dikehendaki kami akan ditangani dengan baik
karena kaitanya dengan ketidak puasan
Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
192
Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

pelayanan. Jika terjadi insiden maka kami akan Hasil studi dokumentasi juga diperkuat
memberikan edukasi dan penjelasan kepada dengan pernyataan dari partisipan 2 : “dokumen
pasien agar pasien mengerti mengapa kejadian dokumen semuanya ada tersimpan dalam arsip
tersebut bisa terjadi dengan dibekali lembar di setiap ruangan. Ruangan melaporkan kepada
inform konsen. Kemudian rumah sakit kami menggunakan format dokumen yang ada
memberikan terapi penanganan kepada pasien yang dibagikan sama unit sasaran keselamatan
tersebut untuk menangani insiden. Ada pasien. Laporan dari masing masing bagian
kompensasi kepada pasien jika terjadi biaya dilakukan selama 1 bulan sekali ada atau
tembahan karena masa perawatan bertambah tidaknya kejadian, namun analisa kejadian
lama. Alur untuk mengajukan kompensasi yaitu dilakukan 3 bulan sekali dengan catatan jika ada
kepala ruang melaporkan ke Wadir kejadian isidentil yang harus dselesaikan saat itu
Keperawatan, kemudian dari saya melaporkan juga maka laporan kejadian tersebut harus
ke direksi, baru nanti permohonannya akan di segera ditindak lanjuti. Untuk tindak lanjut jika
setujui”. terjadi kejadian maka setelah kami melaporkan
Dari pernyataan pasrisipan diatas dapat ke direksi maka kami akan mendapatkan
disimpulkan bahwa Rumah Sakit bertanggung rekomendasi dari direksi untuk penyelesaian
jawab penuh terhadap resiko resiko yang masalahnya.”
kemungkinan bisa terjadi kepada pasien dalam Dari hasil wawancara dengan Partisipan 4
pelayanan kesehatan. Apabila terjadi insiden, dapat diambil kesimpulan bahwa dokumen
Rumh Sakit memberikan penanganan sesuai dokumen yang mendukung pelaksanaan
dengan kebutuhan dari pasien tersebut dan manajemen keselamatan pasien sudah ada.
membebaskan dari biaya perawatan akibat Sudah terjadi integrasi antara ruangan dengan
kejadian tidak diharapkan. bagian unit keselamatan pasien yaitu dengan
Partisipan 2 : “Contoh kejadian yang pernah memberikan pelaporan setiap bulannya dan
terjadi phlebitis pada pemasangan dilakukan analisis setiap 3 bulan sekali oleh unit
infus,biasanya sering terjadi pada pasien anak keselamatan pasien.
atau bayi karena pembuluh darah nya kan kecil
jadi mudah sekali terjadi kerusakan pada infus
sehingga terjadi phlebitis. Kalo pasien jatuh dan Mengembangkan Sistem Pelaporan
sejenisnya mah ga ada dan jangan sampai Partisipan 2 : “Alur pelaporan jika terjadi
terjadi lahhh. Dari kejadian phlebitis itu insiden yaitu dari unit ruangan, ke KPRS
kemudian dibuat SPO tentang pengenceran obat (Komite Keselamatan Pasien RS) kemudian ada
yang pekat ditambah dengan NaCl. Kejadian tindak lanjut dari TIM manajemen Resiko untuk
yang pernah terjadi lainnya adalah pad aluka ditentukan Great Nya. Apakah bisa diselesaikan
bekas operasi, namun setelah dianalisa ternyta di ruangan masalahnya atau harus dilaporkan
dari pasien yang kurang baik. Ketika pasien dulu ke bagian manajemen. Untuk penyelesaian
control baru ditemukan bahwa lukanya masih kejadian juga dibagi menjadi beberapa kategori
basah. Waktu itu pernah ruang operasi dicek yaitu ringan, sedang, dan berat. Ada yang bisa
Cultur untuk mengetahui apakah ada kumannya diselesaikan dalam waktu sehari, ada yang tiga
atau tidak, dan ternyta ruanganya baik dan hari atau mungkin seminggu sampai dengan 2
aman. Kemudian kami lakukan edukasi kepada minggu jika berat. Kategori dikatakan berat
setiap pasien post operasi mengenai cara apabila merugikan pasien itu atau rumah sakit”.
merawat luka di rumah agar luka cepat kering”. Partisian 3 : “Alur pelaporan jika ada
Dari pernyataan partisipan 2 dapat diambil insiden, dibuat greading dulu, kejadianya ringan
kesimpulan bahwa dari setiap insiden yang sedang moderat atau ekstrem, kemudian baru
terjadi di rumah sakit dilakukan analisis dilaporkan. Pelaporan setiap tanggal 5 di setiap
kemudian hasil analisis tersebut dapat dijadikan ruangan, ada atau tidak tetap melaporkankeada
perbaikan-perbaikan dimasa mendatang. unit SKP”.
Dari peryataan Partisipan 2 dan Partisipan 3
diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
193
Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

pelaporan jika terjadi insiden kejadian yang tidak kan biasanya anak usil jd minta bantuan untuk
diharapkan selama pemberian pelayanan memantau infusnya netes apa ngga.”
kesehatan sudah baik. Masing masing bagian Dari pernyataan partisipan diatas dapat
sudah seragam dalam melaporkan insiden mulai disimpulkan bahwa kolaborasi dengan keluarga
dari melaporkan insiden kepada penanggung sangat penting di ruang perawatan anak.
jawab shift / jika ada kepala ruang, kemudian Mengingat anak belum bisa berkimunikasi
kepala ruang / penanggung jawab shift dengan baik dengan petugas kesehatan. Pasien
melakukan grading insiden tersebut termasuk anak belum bisa menangkap penjelasan dari
kejadian ringan sedang atau berat, kemudian tenaga kesehatan, jadi orang tua memegang
dilakukan pencatatan dengan membuat berita peran penting didalam pelayanan kesehatan
acara (BAP), melaporkan kepada unit sebagai sarana komunikasi dengan pasien. Selain
keselamatan pasien. Jika insiden tersebut itu peran keluarga juga sangat pentig untuk
mengakibatkan cedera pada pasien, maka perlu membantu dalam menjaga pasien, mengingat
dilakukan penanganan terlebih dahulu sampai perawat melayani banyak pasiendi ruang
dengan pasien tersebut tertangani. Insiden yang perawatan.
mengakibatkan cedera berat harus diketahui oleh Partisipan 1 :” Terkait insiden yang tidak
direksi berkaitan dengan kebijakan yang perlu dikehendaki kami akan tangani dengan baik
dilakukan untuk melakukan penanganan hingga karena kaitanya dengan ketidak puasan
perawatan tambahan di rumah sakit. pelayanan. Jika terjadi insiden maka kami akan
Selain itu perlu adanya keterbukaan antara memberikan edukasi dan penjelasan kepada
perawat dengan atasan, agar ketika terjadi pasien agar pasien mengerti mengapa kejadian
insiden perawat mau melaporkan kejadian tersebut bisa terjadi dengan dibekali lembar
tersebut. Iswadi (2022) “Pembelajaran, inform konsen. Kemudian rumah sakit
pendidikan, dan panutan seorang pemimpin memberikan terapi penanganan kepada pasien
diperlukan untuk membawa lingkungan yang tersebut untuk menangani insiden. Ada
berbudaya adil dan tersbuka sehingga staf berani kompensasi kepada pasien jika terjadi biaya
melaporkan sebuah insiden”(h.32). Pelaporan tembahan karena masa perawatan bertambah
insiden mempermudah pengelola dalam proses lama. Alur untuk mengajukan kompensasi yaitu
perbaikan system keselamatan pasien. kepala ruang melaporkan ke Wadir
Keperawatan, kemudian dari saya melaporkan
ke direksi, baru nanti permohonannya akan di
Melibatkan dan Berkomunikasi Dengan setujui. “
Pasien dan Keluarga Dari penjelasan partisipan 1 diatas dapat
Oliviant W (2023) menyebutkan diambil kesimpulan bahwa ketika terjadi insiden
“Komunikasi yang efektif berperan penting maka rumah sakit akan menyampaikan kepada
dalam penyampaian informasi yang harus pasien dan keluarga mengapa insiden tersebut
diketahui oleh setiap sejawat dan pasien. terjadi. Selain itu rumah sakit juga akan
Informasi tersebut berupa klarifikasi identitas bertanggung jawab pentuh apabila insiden itu
pasien, pemberian obat serta medikasi” (h.133). terjadi akibat kelalauian dari petugas dan akan
Partisipan 3 : “Saya menginstruksikan ke menanggung biaya perawatan tambahan akibat
perawat biar selalu menjelaskan segala tindakan bertambahnya waktu perawatan akibat insiden.
kepada pasien dan keluarga. Apalagi klo anak ALur pertanggung jawaban insiden harus
anak, penting banget kita menjelaskan ke Ibu diketahui oleh wadir keperawtan dan dilaporkan
atau Bapaknya, intinya supaya saling kepada pemangku kebijakan yaitu direksi rumah
mengingatkan juga supaya saling membantu ada sakit.
kerjasama antara perawat dan keluarga. Saya
juga mengingatkan buat perawat supaya
menyampaikan ke keluarga untuk melihat alat
alat yang dipakai pasien contohnya infus anak

Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
194
Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

Belajar dan Berbagi Pengalaman Tentang ruangan lain yang bagiannya sama misal sama
Keselamatan Pasien sama ruang perawatan.”
Kejadian yang tidak diharapkan di rumah Dari pernyataan partisipan di atas dapat
sakit bukan siapa yang harus disalahkan tapi diambil kesimpulan bahwa hasil analisa akan
bagaiaman kita belajar dari sebuah insiden dijadikan acuan untuk perbaikan dan penjegahan
tersebut agar dalam pelayanan selanjutnya tidak di unit unit pelayanan kesehatan yang lain
terjadi kejadian yang sama. Evaluasi system yang terutama bagian yang sama.
ada di rumah sakit menajdi penting sebagai Puteri F & Dahmati I (2022) “menyatakan
bentuk tindakan dari manajemen keselamatan bahwa investigasi insiden dalam mencari
pasien. Berikut adalah wawancara dengan akar masalah di puskesmas menggunakan
partisipan terkait belajar dan berbagi pengalaman metode Root Cause Analysis (RCA) dilakukan
terkait keselamatan pasien. oleh tim keselamatan pasien dibantu dengan
Partisipan 1 : “Contoh kejadian yang pernah petugas atau koordinator dari masing – masing
terjadi phlebitis pada pemasangan unit. Sehingga belajar dan berbagi pengalaman
infus,biasanya sering terjadi pada pasien anak keselamatan dilaksanakan melalui analisis
atau bayi karena pembuluh darah nya kan kecil akar masalah dimana hasil investigasi
jadi mudah sekali terjadi kerusakan pada infus insiden tersebut akan diinformasikan kepada
sehingga terjadi phlebitis. Kalo pasien jatuh dan unit - unit di puskesmas” (h.28).
sejenisnya mah ga ada dan jangan sampai
terjadi lahhh. Dari kejadian phlebitis itu Cegah Cedera Melalui Implementasi
kemudian dilakukan penanganan mengenai cara Keselamatan Pasien
pengenceran obat yang pekat dengan ditambah Sistem keselamatan pasien rumah sakit
cairan NaCl. Kejadian yang pernah terjadi wajib berdasarkan permenkes no 11 tahun 2017
lainnya adalah pada luka bekas operasi, namun sehingga komite keselamatan pasien di rumah
setelah dianalisa ternyta dari pasien yang sakit dibentuk untuk mendukung pelayanan
kurang baik. Ketika pasien control baru kesehatan yang aman. Dokumen untuk
ditemukan bahwa lukanya masih basah. Waktu mendukung seperti SK pengangkatan pengurus
itu pernah ruang operasi dicek Cultur untuk keselamatan pasien, pedoman pelaksanaan, alur
mengetahui apakah ada kumannya atau tidak, pelaporan sudah terbentuk di rumah sakit, hanya
dan ternyta ruanganya baik dan aman. saja pelaksanaan masih ada kendala. Berikut
Kemudian kami lakukan edukasi kepada setiap adalah pernyataan dari pertisipan :
pasien post operasi mengenai cara merawat luka Partisipan 1 : “Pelaksananan Laporan tiap
di rumah agar luka cepat kering.” bulan dari setiap unit. Sudah ada PIC untuk
Dari pernyataan partisipan diatas dapat pelaporan keslematan pasien. Didukung
ditarik kesimpulan bahwa rumah sakit akan akreditasi sehingga harus membuat aturan.
melakukan analisa terhadap insiden yang terjadi, Untuk pelaporan sudah diatur oleh Ibu “K”.
kemudia dari insiden tersebut akan dilakukan Namun dalam pelaksanaan tentu ada kendala,
analisis kejadian untuk dicari penyebab dan untuk pelaporan PIC itu tidak maintenance tiap
kemudian dilakukan perbaikan perbaikan. Belum hari karena kondisinya situasional ada yang
ada keterangan bagaimana melakukan sosialisasi pelporannya per hari ada yang per minggu, tapi
ke tiap bagian dalam upaya pencegahan kalo dilihat dari sisi hasil sih pelaksanaan
selanjutnya. manajemen keselamatan pasien ini sudah
Paertisipan 4 : “Kemudaian kalo misal di berjalan. Hasil kemudian dibawa dalam rapat
ruangan terjadi insiden, hasil analisa insiden untuk dilakukan perbaikan kedepannya. Untuk
yang dilakukan tim keselamatan pasien akan laporan ahir nya juga ada. Namun setiap
disampaikan secara menyeluruh kepada ruangan berbeda beda dengan system
ruangan ruangan yang ada di rumah sakit yang SISMADAF (Sistem Informasi Dokumentasi)
tujuannya supaya kejadian itu ngga terjadi di kaitanya dengan indicator mutu salah satunya
keselamatan pasien.”
Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
195
Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

Dari pernyataan partisipan dapat ditarik Basri (2021) Faktor Faktor yang Mempengaruhi
kesimpulan bahwa pelaporan dilaksanakan Penerapan Keselamatan Pasien Pada
secara periodik kepada pengurus keselamatan Perawat di Ruang Rawat Inap RS Deli
pasien dan dibahas dalam rapat rapat tertentu Serdang.
oleh direksi dan jajaran rumah sakit lainnya agar http://36.91.220.51/ojs/index.php/phj/articl
dapat dibuat kebijkan untuk mengantisipasi agar e/view/78/0
tidak terjadi insiden Kembali. Indrawan R.. Yaniawati P. (2016). Metodologi
Octaviani (2020) “menunjukkan bahwa Penelitian Kualitatif. Replika Aditama
implementasi solusi untuk mencegah cedera Bandung. 11-160
disampaikan saat rapat koordinasi semua unit
dengan memberikan evaluasi dan pemberian Mandias Reagen Jimmy dkk. (2021).
solusi –solusi yang harus diterapkan untuk Keselamatan Pasien Dan Keselamatan
mencegah cedera danmencegah insiden terulang Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan.
Kembali”. Yayasan Kita Menulis
Dari hasil wawancara diatas dapat Najihah. (2018). Budaya keselamatan pasien dan
disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit:
keselamatan pasien sudah terlaksana hanya saja Literature review. Jurnal Keselamatan
masih ada kendala. Kendala yang ada yaitu Pasien. http://journal.uin-
keterbatasan SDM sehingga maintenance tidak alauddin.ac.id/index.php/join/article/downl
bisa dilaksanakansetiap hari. Namun dari sisi oad/ 5469/4836
hasil laporan dari tiap ruangan sudah baik,
ruangan sudah melaporkan secara rutin setiap Oktaviani N (2020). Evaluasi Pelaksanaan Tujuh
bulan. Langkah Menuju Keselamatan Pasiendi
Puskesmas. Jurnal Kedokteran
Mulawarman.
KESIMPULAN Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa unit Tahun 2017 Tentang keselamatan pasien
keselamatan pasien sudah dibentuk sejak rumah
sakit berdiri tahun 2016. SK penentuan pengurus Puteri & Dahmanti (2022).Analisis Tujuh
keselamatan pasien, pedoman keselamatan Langkah Menuju Keselamatan Pasien di
pasien, dan alur penanganan sudah dibuat. Puskesmas.Departemen Administrasi dan
Namun dalam pelaksanaanya ada beberapa Kebijakan Kesehatan FKM, Unair.
kendala yaitu masih ada SDM yang merangkap https://ejurnaladhkdr.com/index.php/jik/arti
pekerjaan sehingga kurang fokus pada program cle/view/481/272
keselamatan pasien, evaluasi program belum Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif,
berjalan, dan kesadaran akan keselamatan pasien kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.
dari perawat yang masih kurang. Sosialisasi
Undang-Undang tentang Kesehatan dan Rumah
program keselamatan pasien kurang merata pada
Sakit Pasal 32 UU No.44/2009 tentang
perawat. Pelatihan yang mendukung
Kesehatan dan Rumah Sakit
pengetahuan dan kompetensi bagi perawat juga
masih sangat terbatas. Kejadian tidak diharapkan Wawan Gunawan, Narmi, Sahmad (2019).
menjadi bahan evaluasi, namun tidak dibuatkan Analisis Pelaksanaan Standar Keselamatan
aturan tertulis yang diterbitkan secara resmi oleh Pasien di Rumah Sakit Umum Bathermas
RS. Sulawesi Tenggara. https://stikesks-
kendari.e-journal.id/JK/article/view/18/65
DAFTAR PUSTAKA
Windy Oliviany dkk (2023) Analisis Manajemen
Aditama. (2014). Manajemen Administrasi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. JUrnal
Rumah Sakit. Jakarta: UI Press Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan
https://ejurnal.stie-
Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
196
Andreas Kurnianto
Analisis Implementasi Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakti

trianandra.ac.id/index.php/klinik/article/vie
w/1279/1047
WHO. (2017). WHO patient safety curriculum
guide: multi professional edition. Jakarta:
Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan.

Jurnal Kesehatan, vol 12, no.1, Edisi Juni 2023, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007

Anda mungkin juga menyukai