Anda di halaman 1dari 8

KEPATUHAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN PADA KETEPATAN


IDENTIFIKASI PASIEN DI IGD RSUD CILEUNGSI

SKRIPSI

ABU LUTPI HOLIKIN

0432950416053
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STRATA 1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH BEKASI
TAHUN 2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran

penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat

yang sangat komplek, terdapat ratusan macam obat, ratusan test dan

prosedur, banyak terdapat alat teknologi, berbagai macam profesi dan

non profesi yang memberikan pelayanan pasien selama 24 jam secara

terus menerus, dimana keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut

apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi kejadian tidak

diharapkan yang mengancam keselamatan pasien (patient safety).

Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang paling penting

saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas kasus

medical error yang terjadi pada pasien diberbagai negara. Keselamatan

pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat

asuhan pasien lebih aman, meminimalkan timbulnya resiko dan

mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil.
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab semua pihak

yang berkaitan dengan pemberi pelayanan kesehatan untuk memastikan

tidak ada tindakan yang membahayakan bagi pasien. Terjadinya insiden

keselamatan pasien disuatu rumah sakit, akan memberikan dampak yang

merugikan bagi pasien, staf, dan pihak rumah sakit. Dampak untuk

rumah sakit sendiri yaitu menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap rendahnya kualitas dan mutu pelayanan kesehatan yang

diberikan.

Mengingat pentingnya masalah keselamatan pasien yang harus

ditangani segera di rumah sakit di Indonesia maka diperlukan regulasi

tentang keselamatan pasien. Diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia (Permenkes) nomor 1691 pada tahun 2011 tentang

Keselamatan Pasien Rumah Sakit, mendorong upaya pelayanan

kesehatan yang aman bagi pasien. Ada 6 (enam) Sasaran Keselamatan

Pasien (patient safety) yaitu; Ketepatan identifikasi pasien, peningkatan

komunikasi yang efektif, peningkatan kewaspadaan obat yang perlu

diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien

operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan

pengurangan resiko pasien jatuh. Enam sasaran keselamatan pasien

merupakan panduan untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah

sakit salah satunya adalah ketepatan identifikasi pasien.

Identifikasi pasien merupakan bagian terpenting dalam

keselamatan pasien, karena saat ini tren globalnya adalah Patient

Centered Care artinya semua pelayanan berfokus pada pasien. Dengan

identifikasi yang tepat maka IKP (Insiden Keselamatan Pasien) tidak


perlu terjadi, seperti kesalahan diagnosa penyakit pasien, kesalahan

pemberian obat-obatan pasien, kesalahan pemerikasaan penunjang

laboratorium dan radiologi, bahkan kesalahan tindakan operasi pada

pasien.

Berdasarkan Penelitian yang terkait adalah penelitian Tutik

Pamuji ( 2008) , dengan 26 responden sebagai sampel yang memiliki

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah

kuesioner dan check list dan kemudian data itu dianalisis dengan Kendal

Tau Test. Secara statistik, tidak ada korelasi yang signifikan antara

pengetahuan dan kepatuhan terhadap pelaksanaan Standar Operasional

Prosedure (p value> 0,05) tapi persis ada korelasi yang signifikan. Hal ini

dapat terlihat dari nilai r = -1 <0 <1. Dapat disimpulkan bahwa

Pengetahuan tinggi perawat tidak selalu menjamin ketaatan dalam SOP

Implementasi.

Sofia Sitorus (2014) dalam penelitiannya menjelaskan Identifikasi

pasien dengan minimal dua penanda identifikasi yaitu nama pasien dan

tanggal lahir atau nomor rekam medis. Berdasarkan data audit pasien 3

bulan terakhir tahun 2013 , perawat yang patuh dalam pelaksanaan

identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan keperawatan yaitu 98%.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kepatuhan

perawat terhadap pelaksanaan identifikasi pasien sebelum melakukan

tindakan keperawatan di ruang rawat Inap Siloam Hospitals Lippo

Village. Metode Penelitian : Sampel yang digunakan adalah perawat di

ruang rawat inap medical bedah sebanyak 33 orang responden dengan

tehnik non probability sampling dan jenis sampling jenuh. Metode yang
digunakan adalah kuantitatif dengan korelasi deskritif dan menggunakan

pendekatan secara Cross Sectional. Hasil Penelitian : Sebagian besar usia

responden terbanyak yaitu  30 tahun (72.7%), jenis kelamin perempuan

( 100% ) , pendidikan D3 (78.8% ), lama bekerja < 5 tahun (63.6% ).

Hasil uji statistik (chi-square) menunjukan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan terhadap pelaksanaan identifikasi pasien

(P<0.05), ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap

pelaksanaan identifikasi pasien (P<0.05), ada hubungan yang signifikan

antara motivasi terhadap pelaksanaan identifikasi pasien (P<0.05), ada

hubungan yang signifikan antara kepatuhan perawat terhadap

pelaksanaan identifikasi pasien (P<0.05). Kesimpulan : Di sarankan

perawat patuh melakukan pelaksanaaan identifikasi pasien 100%

sebelum melakukan tindakan keperawatan sesuai standar operasional

prosedur.

Dari hasil laporan Komite Keselamatan Pasien RSUD Cileungsi

di Instalasi Gawat Darurat pada tahun 2017 dari bulan Januari sampai

November tingkat kepatuhan perawat dalam Ketepatan Indentifikasi

sebanyak 98%, sementara yang belum patuh sebanyak 2%. Berdasarkan

hasil tersebut maka kepatuhan perawat dalam Ketepatan Identifikasi

Pasien di IGD RSUD Cileungsi belum tercapai sesuai standard yaitu

100%.

1.2 Rumusan Masalah

Patient safety merupakan perioritas utama untuk dilaksanakan di

rumah sakit, karena berguna untuk mengurangi tingkat kecacatan atau


kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Diterbitkannya

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes) nomor

1691 pada tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit,

mendorong upaya pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien. Ada 6

(enam) Sasaran Keselamatan Pasien (patient safety). Dengan identifikasi

yang tepat maka IKP (Insiden Keselamatan Pasien) tidak perlu terjadi,

seperti kesalahan diagnosa penyakit pasien, kesalahan pemberian obat-

obatan pasien, kesalahan pemerikasaan penunjang laboratorium dan

radiologi, bahkan kesalahan tindakan operasi pada pasien.

Hasil laporan Komite Keselamatan Pasien RSUD Cileungsi di

Instalasi Gawat Darurat pada tahun 2017 dari bulan Januari sampai

November tingkat kepatuhan perawat dalam Ketepatan Indentifikasi

sebanyak 98%, sementara yang belum patuh sebanyak 2%, belum

tercapai sesuai standard yaitu 100%. Berdasarkan fenomena diatas, maka

pertanyaan dalam penelitian ini adalah Bagaimana kepatuhan perawat

dalam menerapkan sasaran keselamatan pasien pada Ketepatan

Identifikasi Pasien di IGD RSUD Cileungsi?.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran secara mendalam tentang kepatuhan

perawat dalam menerapkan sasaran keselamatan pasien pada

Ketepatan Identifikasi Pasien di IGD RSUD Cileungsi.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kepatuhan perawat dalam menerapakan pelaksanaan

Ketepatan Identifikasi Pasien di IGD RSUD Cileungsi.


b. Mengetahui sarana yang mendukung pelaksanaan Ketepatan

Identifikasi Pasien di IGD RSUD Cileungsi.

c. Mengetahui hambatan perawat dalam pelaksanaan Ketepatan

Identifikasi Pasien di IGD RSUD Cileungsi.

Anda mungkin juga menyukai