Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK

dengan judul

Teori Model Konseptual Keperawatan Jean


watson

Oleh:
Kelompok 3

Abu Lutpi Holikin


Abdul subur
Andry Soetomo
Dewi Nur Sutiawati
Dewi Sinta
Dian Dewi Anggraeni
Ening setianingsih
Santi Susilawati
Teguh Yudiana
Yuyum

STIKES BANI SHALEH KAMPUS CIBARUSAH


PRORAM ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjattkan pada Allah SWT yang telah melimpahakan rahmat dan
hidayan-Nya sehingga saya dapa menyelesaikan makalah Increasing Political Influence of
nursing ini selesai pada waktunya.

Dalam meyusun makalah ini, Saya menyadari bahwa selesainya makalah ini tidak
lepas dari beberapa pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya sebagai dosen pembimbing.

Selain itu, saya juga menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Begitupun dengan
saya sebagai manusia tentunya dalam menyusun makalah ini saya tidak luput dari kesalahan.
Oleh karena tu, saya mengharap datangnya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca, dengan harapan agar suatu saat nanti saya dapat menyusun makalah dengan lebih
baik lagi.

Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah


pengetahuan bagi para pembaca semuanya. Amin.

Cibarusah, Januari 2017

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Caring .......................................................................................... 2
2.2 Asumsi Dasar Science of Caring................................................................ 3
2.3 Factor Carative Teori Watson................................................................... 4
2.4 Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan......................................... 5
2.5 Paradigma Keperawatan Menurut Watson Keperawatan........................ 7
2.6 Proses Keperawatan dalam Teori Caring.................................................. 9
2.7 Penerapan Teori Watson Dalam Kasus di Rumah Sakit............................ 11

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian
yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang
adanya bukti) secara langsung.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang
pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut
bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar
seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan
pasien.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya
mencoba memaparkan Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 KONSEP CARING

Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap
proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science
lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan
dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang
konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet
Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).

Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah
ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya
meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu
partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.

Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya
berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan
suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah
factors terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian
menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di
masa depan. Konsep tersebut adalah clinical caritas dan caritas processes, yang
dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson,
2004).

2.2 ASUMSI DASAR SCIENCE OF CARING

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari


transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh
ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi
dasar tersebut yaitu:

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktekkan secara interpersonal.

2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang menghasilkan


kepuasan pada kebutuhan manusia.

3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan


individu dan keluarga.

4. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka


sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nanti.

5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan


perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi sesorang untuk memilih
kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di tentukan.

6. Asuhan keperawatan lebih healthgenic (menyehatkan) daripada curing


(pengobatan). Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan
biofisikal dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan dan membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.

7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan.
Akan tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak
akan tercapai. Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti
responsive antara perawat dan klien. Caring dapat membantu seseorang lebih
terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat meningkatkan kesehatan.

2.3 FAKTOR CARATIVE TEORI WATSON

Struktur ilmu caring dibangun dari 10 faktor carative, yaitu:


1. Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik.

Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada

nilai-nilai kemanusiaan (humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan


oranglain diatas kepentingan pribadi (altruistik)

2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).

Menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu memberi


tahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis: meditasi, relaksasi atau
kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual)

3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan oranglain.

Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi dan
oranglain serta bersikap lebih otentik.

4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).

Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus dilakukan secara
jujur dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha
merasakan apa yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara
positif).

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positf dan negatif.

Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.

6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan


keputusan.

Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.

7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.


Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang
menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki


mental, sosiokultural dan spiritual.

Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu mengembangkan


persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien dapat
menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman,
aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien.

9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan


integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk mencari bantuan
(seeking) ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.

10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.

Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian serta
membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk
menghadapi kehidupan dan kematian.

2.4 KONSEP UTAMA TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur
teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :

1. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan

makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.


2. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan

ktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual.

3. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan

untuk berprestasi, kebutuhan organisasi.

4. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu

kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia


adalah mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan
antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan
harus berperan dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan
teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan dasar
manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan
yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean
Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna dan memiliki
berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.

2.5 PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT WATSON KEPERAWATAN


Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Being)

Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan
filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam
dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya
mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus
selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak
berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak
pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan
asuhan, agar dapat ditanggulangi.

2. Kesehatan

Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan
untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:

Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.

Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan


lingkungannya.

Tidak adanya penyakit.

Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :

1. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
2. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.

3. Lingkungan sosial

Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial.
Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.

Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya
mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa
merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial
yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap
merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari
kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.

4. Keperawatan

Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan


penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada promosi
kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat
bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal
ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai
dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.

Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat,
sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.


2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.

3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.

4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / helping trust.

5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.

6. Menggunakan metoda ilmiah problem solving yang sistematik untuk mengambil


keputusan.

7. Meningkatkan hubungan interpersonal teaching-learning.

8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi


mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.

9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.

10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2.6 PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih


dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan keb utuhan
manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan
masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan terdiri atas
langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian
mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengidikasikan
adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam proses keperawatan).

1. Pengkajian
Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah
masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.

Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik


sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.

Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan


faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.

Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variable-
variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.

2. Perencanaan

Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan


bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.

Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan
keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.

Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &
sesuai.

3. Intervensi

Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil


pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.

Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi
terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi
untuk mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi
pemecahan masalah.

2.7 PENERAPAN TEORI WATSON DALAM KASUS DI RUMAH SAKIT

Berikut ini akan diberikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan proses
keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan pada kasus ini didasarkan
pada aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat derajat kebutuhan digunakan
dalam tahap pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan
dan implementasi. Diagosa keperawatan yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam
kasus ini hanya satu saja dengan maksud sebagai proritas penyelesaian. Diagnosa
keperawatan lain dapat saja dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan metode
yang sama dengan diagnosa keperawatan yang dibahas dibawah ini.

Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S, 70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit
pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan batuk-batuk berdahak saat
sedang mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus, kulit kering, badan
lemah dan muka pucat. Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di
rumah dan tidak punya keluarga lagi. Ny. S termasuk kurang mampu. Ny. S sehari-hari
bekerja sebagai pengumpul botol-botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik.
Ny. S tinggal di rumah sempit dan kurang ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk
rumah sakit didapatkan data tekanan darah 80/60 mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37
derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit, dan sklera tampak pucat. Hasil pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit 10000 ul dan trombosit
140.000 ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari hasil rontgen dada
menunjukkan adanya TB paru. Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Ny.
S adalah : Proses Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian Kebutuhan derajat lebih rendah
(Biofisik) Bagaimana Ny. S melihat dirinya?Apakah tinggi badan, berat badan, hasil
pemeriksaan fisik Ny. S normal?Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk
mempertahankan kondisi tubuh yang normal?Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny. S
normal? Kebutuhan derajat lebih rendah (Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S positif?
Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang biasa pada seusianya?apakah evaluasi hasil
nilai lab dalam batas normal?Bagaimana kehidupan

seksualitasnya? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Psikososial) Apakah hubungan Ny. S


dengan sesama memuaskan?Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat?
Apakah lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya?Apakah dia merasa dicintai dan
mencintai? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Intrapersonal) Bagaimana perasaan Ny. S
tentang dirinya?Apakah Ny. S menyukai dunianya? Apakah Ny. S merasa mencapai
tujuannya? Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
sekret yang tebal dan kental, usaha batuk efektif lemah. Perencanaan dan Implementasi
Penggunaaan faktor karatif Membangun lingkungan caring melalui Pemahaman empatik.
Membangun hubungan saling melalui mendorong ekspresi
BAB III

KESIMPULAN

1. Konsep utama teori Jean Watson adalah Human Science and Human Care ,
yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor,
dimana dia berasal dari humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar
ilmu pengetahuan ilmiah.

2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya
unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai ragam perbedaan.

3. Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya penelitian-


penelitian di bidang keperawatan dapat dihubungkan dengan proses keperawatan,
sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.

4. Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa


keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan Praktik Edisi
4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Potter, Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai