Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FALSAFAH KEPERAWATAN TENTANG

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON


“HUMAN CARE IS THE HEART OF NURSING”

Disusun oleh:

KELOMPOK 8

1. DEDE DAMARA PUTRA (1811102411008)


2. KHAIRUN NISA (1811102411024)
3. LIDYA VERA SIANTURI (1811102411027)
4. NAHDIYATY NUR RAHMI (1811102411032)
5. SELVA RAHMADHAYANTI (1811102411040)
6. VANESSA MEDYANA (1811102411048)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “TEORI KEPERAWATAN
JEAN WATSON YAITU HUMAN CARE IS THE HEART OF NURSING”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
I. Latar Belakang ................................................................................................ 1
II. Tujuan .............................................................................................................. 1
B. TINJAUAN TEORI ................................................................................................. 2
1. PENGERTIAN..................................................................................................... 2
2. Konsep Sehat Sakit ............................................................................................ 3
3. Teori Watson....................................................................................................... 3
4. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson ............................................... 4
5. Grand theory menurut Jean Watson ................................................................... 6
6. Paradigma Keperawatan Menurut Watson ......................................................... 8
7. Asumsi Dasar Science of Caring ........................................................................ 9
8. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring ......................................................... 10
C. PEMBAHASAN .................................................................................................... 11
D. IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN ...................................................... 13
E. KESIMPULAN ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

ii
A. PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan
sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan yang bersifat biologi-psikologi-sosial-
spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu siapa pun baik yang sakit
maupun yang sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Dunia
keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak orang kira. Begitu
banyak hal yang harus dimengerti dan juga dipahami untuk bisa melaksanakan
tugas dengan baik sebagai seorang perawat. Di dalam keperawatan ada empat
konsep utama yaitu manusia, lingkungan, sehat-sakit, dan keperawatan itu
sendiri. Semua itu merupakan buah pikir pakar keperawatan yang menjadi
dasar pengembangan keilmuan keperawatan atau teori model konseptual. Dan
dari banyak pakar yang mengungkapkan hal tersebut, disini saya akan
menjelaskan teori model konseptual yang dikemukakan oleh Jean Watson,
seorang theorist keperawatan dengan model monsep teorinya yaitu Human
Caring. Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan
dengan dasar adalah
“ Human Science and Human Care “. Watson percaya bahwa fokus utama
dalam keperawatan adalah pada careative factor, yang bermula dari prespektif
humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh
karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi humanistik dan sistem nilai,
serta seni yang kuat.

II. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui bagaimana teori konseptual dari Jean Watson;

2. Agar dapat mengetahui pengembangan dari teori keperawatan;

3. Agar dapat mengetahui apa itu 10 carative factor dan bagaimana carative
factor itu;

1
4. Supaya kita dapat mengaplikasikan teori keperawatan dari Jean Watson
dalam keperawatan.

B. TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

“Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)


Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa
human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan
pengetahuan empiris dengan estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga
diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan
manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan berkesinambungan itu semua
penting untuk perkembangan personalnya.

Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan


pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson
(1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan tentang keperawatan
sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk
pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.

2
2. Konsep Sehat Sakit
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a
whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat
sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan
dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.
Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip,
antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada
lingkungan yang dinamis.

3. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk
integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan
kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu

3
kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia


adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan
antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan
fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring


Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human
science and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan
adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif humanistik yang
dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai serta seni yang kuat. Filosofi
humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta
nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan
berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada
peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

4. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson


Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.

4
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang
untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah
ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) dari
pada curing (mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring
adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi
spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan
berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat
membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal
ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan
harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat
senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun
kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu
terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan,
seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien
terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi.
Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu
hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan
caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan
energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring
meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada
ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human
Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori

5
kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan
dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih
rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order
needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya
kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam
konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang
meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan
interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan
antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

5. Grand theory menurut Jean Watson


a. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki
mental, sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan
suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap
istilah “factors” terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun
kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan
arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas

6
processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan
teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu.
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri
orang lain, melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif
sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang
yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai
bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang
artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian jiwa, raga
dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan
melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang
dirawat.

b. Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan
hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen,
melindungi, dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari
dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk
melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan
seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara
objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih
mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi
perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang

7
lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan
pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang
menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di
rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin
mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari
diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam
meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari
transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,
meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan
keselarasan batin.

c. Caring Occation Moment


Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai
tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human
caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik
mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to
human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan
kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang,
sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan
pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada
pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang.
Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga
perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan
pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan
demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation
bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya
(perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan
keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk berkembang (Watson 1999 , pp.
116-117).

6. Paradigma Keperawatan Menurut Watson


1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa
dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan
masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

8
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.


2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran,
jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan
tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan
dan selfdetermination.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara
diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
perawat.

7. Asumsi Dasar Science of Caring


Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi
oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of
caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap
kebutuhan manusia tertentu.

9
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga
menerima akan jadi apa dia dikemudian.
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan
yang terbaik bagi dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

8. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring


Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah
yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba
untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut
Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang
dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan):
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan
dari literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual
untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk
memandang dan mengkaji masalah. (Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol
. 1 No.3, September 2008 :147-150)
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh
perawat yaitu:
1. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi
kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
2. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
3. Higher order needs (psychosocial needs) ,yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
4. Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.

10
C. PEMBAHASAN

1. What
Apa saja kebutuhan dasar ?
Jawab :

2. Who
Siapa yang menyatakan bahwa keperawatan sebagai sains tentang
human care?
Jawab :
Jean Watson

3. Where
Dimana fokus keperawatan pada teori Jean Watson?
Jawab :
fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula
dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik
dan sistem nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini
memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni
dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia
dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada
peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

11
4. When
Kapan perawat berperan care giver?
Jawab :
Ketika berhadapan dengan pasien perawat berperan sebagai care giver
Watson juga berpendapat bahwa perawat mempunyai caring meliputi
komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada
ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu
dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik

5. How
Bagaimana Paradigma Keperawatan Menurut Watson ?
1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan
pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-
care, dan selfhealing.

2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan
pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan
keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan
harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan
raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara
klien dan perawat.

12
D. IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang


lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan
kebutuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan
metoda pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses
keperawatan terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson
kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring
mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam proses
keperawatan).

1. Pengkajian
Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.
Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variable-
variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu
pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan
& sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Evaluasi

13
Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin
akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada
studi pemecahan masalah.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang telah kita bahas, dapat disipulkan bahwa Jean
Watson adalah seorang teori keperawatan ( theorist) yang menganut Human
Caring. Akhirnya kerangka ini untuk Merawat Sains dan praktek keperawatan
yang mengusulkan, secara individu dan kolektif, memberikan kontribusi untuk
pelestarian kemanusiaan dan berusaha untuk mempertahankan peduli dalam
kasus di mana itu terancam. The Carative Faktor / Caritas Proses berfungsi
sebagai struktur dan agar teoritis - landasan filosofis untuk disiplin dan profesi
keperawatan. Cita-cita moral dan faktor peduli dan proses yang diusulkan
asuh evolusi dan pendalaman manusia dan berfungsi untuk mempertahankan
kemanusiaan dan keseimbangan dalam dirinya sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Christensen, J, Paula., Kenney,W, Janet. 2009. Proses Keperawatan: Aplikasi


Model Konseptual. Jakarta: EGC

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul dan Hamid, Achir Yani S. 2005. Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Jean Watson. 2007. “Watson’s Theory of Human Caring and Subjective Living
Experiences: Carative Factors/Caritas Pricesses As a Disciplinary
Guide To The Professional Nursing Practice”. Diakses pada
tanggal 11 Desember 2013 dari
www.scielo.br/pdf/tce/v16n1/a16v16n1.pdf

Nelson, John., Watson, Jean. 2012. Measuring Caring. LLC: Springer


Publishing Company.

Watson, Jean. 1940. Caring Science: A Theory of Nursing. LLC: Springer


Pulishing Company.

15

Anda mungkin juga menyukai