Anda di halaman 1dari 40

MANAGEMENT LEG ULCER

(VENOUS DAN ARTERIAL ULCER)

Ns. Taharuddin, M. Kep, CWCS


LEG ULCER

Hilangnya/ kerusakan kulit


dari bawah lutut, pada kaki
yang tidak dapat sembuh
dalam waktu 6 minggu
Tipe Leg Ulcer
 Venous,
 Arterial,
 Mixed venous/
arterial,
 Vasculitic,
 Diabetic
Akibat Leg Ulcer
 Pembiayaan
 Nyeri dan penderitaan
 Perubahan Body image
 Ketergantungan
 Depresi
 Isolasi
 Isu sosial
Venous
Ulcer
 Ulkus vena merupakan luka  Prevalensi dari venous ulcer tidak
yang terjadi karena gangguan di ketahui
fungsi katup vena, biasanya  Negara berkembang memiliki
terjadi kaki. rentang dari 1% sampai dengan
 Kejadian utama dari luka kronis, 3%
terjadi pada 70% hingga 90%  Rentang umur yang memiliki
kasus ulkus tungkai. resiko tinggi ialah antara 60 – 80
tahun
 Sebagian besar berkembang di
sepanjang kaki medial distal,  Pengaruh LEVD kira-kira 6
sampai 7 juta individu di USA dan
 Bisa terasa sakit dengan efek sekitar 1 juta berkembang
negatif pada kualitas hidup. menjadi perlukaan
Etiolo
• Peningkatan tekanan hidrostatik
gi
terjadinya
hipertensi vena vasokonstriksi
• Trombus
• Kehamilan
• Postplebitis syndrom
• Gagal jantung
• Pembuluh darah yang tidak kompeten
• Kegemukan
• Regugitasi pada vena superfisial
• Kelemahan otot karena paralsis atau artritis
• Faktor lain: malnutrisi, hipoalbuminemia, immobilisasi
PATOGEN
ESIS
Kerusakan
endotelial

Adherence endotelium WBC Permeabilitas kapiler

Menurunya aliran Kebocoran makromolukkuler


kapiler (fibrinogen)
Venous
Fibrin cuffs
hypertensi
Gagal pompa otot di Gagal
betis fibrinolitik

Menurunnya
Kerusakan vena
fungsi otot
Venus ulcer
MANIFESTASI
 Luka tidak beraturan
 Eksudat sedikit – banyak
 Piting edema
 Inflamasi dan cellulitis
 Granulasi pada jaringan
 Nyeri minimal
 Nadi perifer dapat dipalpasi
 Pada pemeriksaan ABI normal
 Pengisian kembali kapiler normal
 Lokasinya:
 Sedikit bawah betis (gaitor area)
 Atas lateral dan medial mata kaki
GAMBARAN VENOUS
ULCER
1. Haemosiderin Staining
2. Lipodermatosclerosis
3. Varicose Eczema
4. Venous Oedema
5. Venous Calcification
1. Hemosiderin staining
 Hemosiderin adalah hasil dari hipertensi vena, dimana ada
ekstravasasi sel darah merah ke dalam jaringan. Seiring waktu, sel-
sel darah merah dan hemoglobin berdeposit (hemosiderin)
 Hemosiderin pewarnaan (hemosiderosis) adalah perubahan warna
cokelat atau berkarat dari kulit akibat dari penumpukan hemosiderin
dalam cairan interstisial.
2. Lipodermatosclerosis
 Indurasi dari daerah gaiter betis akibat pengendapan fibrin progresif
dalam dermis.
 Digambarkan sebagai penampilan terikat dengan atrofi, telangiectasia,
dan hiper/ hipopigmentasi
3. Varicose eczema
 Perubahan kulit yang terjadi sebagai akibat dari peningkatan
tekanan vena pada kaki akibat katup vena yang tidak kompeten di
dalam atau dangkal, atau karena trombosis pada pembuluh darah
dalam menyebabkan obstruksi vena mengalir (dengan atau tanpa
kerusakan katup)
4. Venous oedema
 Suatu kondisi yang biasanya terjadi pada orang tua tetapi dapat
terjadi pada semua usia. 
 Secara konservatif diperkirakan bahwa 5% dari populasi orang
dewasa negara maju menderita dengan masalah vena dan
pembengkakan terkait kaki.
5. Venous Calcification
 Kalsifikasi atau pengapuran adalah akumulasi kalsium garam dalam
jaringan tubuh. Kalsifikasi  terjadi akibat penumpukan kalsium dalam
jaringan tubuh. Kalsifikasi dapat terjadi dihampir setiap bagian tubuh,
seperti kalsium diangkut melalui aliran darah
MANAGEMENT VENOUS ULCER
PENGKAJI
AN
 Riwayat penyakit vena, trombosis, kehamilan, gagal jantung
 Faktor kegemukan
 Usia
 Venous insufisiensi sel darah merah, cairan, fibrin keluar ke
jaringan
 Catat warna kulit hiperpigmentasi
hemosiderin
 Dapat ditemukan; Vericosities, ankle flare, atrophie blanche lesions,
lipodermatosclerosis, venous dermatitis, ankle blowout syndrome,
mixed venous and arterial
PENGKAJI
AN
 Pengukuran tekanan darah, berat, urinalisis dan
pengukuran Doppler (ABI) harus dicatat
 Pemeriksaan bakteri tidak perlu kecuali ada bukti klinis
infeks seperti
 Radang/ kemerahan/ selulitis
 Peningkatan sakit
 Eksudat purulen
 Penurunan cepat ulkus
 Pireksia
 Adanya bau
PENGKAJI
AN
Pengukuran ABI dapat dilakukan bila:
 Luka semakin memburuk
 Luka tidak sepenuhnya disembuhkan oleh 12
minggu
 Pasien datang dengan ulkus kambuhan
 Sebelum dilakukan terafi kompresi
 Peningkatan dalam ukuran ulkus
 Peningkatan rasa sakit
 Perubahan warna kaki dan / atau suhu terjadi
perubahan
 Penilaian yang berkelanjutan (tiga bulanan)
PENATALAKS
ANAAN
1. Terapi Kompresi
 ABI harus lebih besar dari 0,8
 Luka luas & frekuensi mengganti
dipertimbnagkan
 Pergantian tidak sering akan dapat
menghemat biaya
 Dilakukan praktisi terlatih
PENATALAKS
ANAAN
2. Nyeri
 Pemantauan rasa sakit
terkait dengan luka vena
 Rencana pengelolaan;
terapi kompresi, latihan,
kaki elevasi dan analgesia
untuk pemenuhan
kebutuhan
PENATALAKS
ANAAN
3. Cleansing
 Prinsif perawatan luka
sama
 Irigasi luka;air hangat
atau normal salin
 Teknik pembersihan;
bersih dan mencegah
infeksi
PENATALAKS
ANAAN
4. Debridement
 Mekanis
 Autolytic
 Biological
 Enzimatik
 Medichal
PENATALAKS
ANAAN
5. Dressings and Topical Agents
• Aspek penting; terapi
kompresi
• Hydrokoloid
• Foam
• Alginat
PENATALAKS
ANAAN
Intervensi
 Meningkatkan integritas kulit dan mencegah infeksi
 Kaji kondisi luka
 Manajemen edema
 Terapi kompresi lancar aliran linfatik, reduksi tekanan
vena superfisial dan mengurangi aliran balik ke pembuluh
vena dalam
 Balutan yang menjaga lembab; hydrokoloid, transfaran film
dan foam
 Lukukan elevasi kaki meningkatkan sensitivitas sekeliling
luka & mengurangi nyeri
PENATALAKS
ANAAN
Intervensi
 Latihan; berjalan, mengendarai sepeda, dan berenang bila
tidak ada resiko
 Manajemen kulit kering
 Prinsip; meningkatkan pengisian kembali ke venous,
menurunkan statis venous, stoking elastis yang sesuai dan
kondisi lingkungan luka
Arterial
Ulcer
 Luka yang terjadi pada
area arterial yang
disebabkan oleh tidak
adekuatnya suplai darah
atau suatu luka iskemik
yang disebabkan oleh
insufisiensi arterial dan
adanya nyeri yang
ekstrim.
 Luka arterial juga di sebut
dengan luka iskemik.
Etiologi
 Fistula Faktor Resiko:
 Obstruktif  Usia,
 Distruptif (trauma)  Perokok,
 Dilatasi (anurisma)  Diabetes,
 Obesitas,
 Hipertensi,
 Gaya hidup dan
 Riwayat penyakit
jantung
Patogenesi
s Anatomi Fungsional

Trombosis, emboli, Penyakit Rynoud


aterosklerosis

Pembentukan plag Aliran darah

Iskemik

Nekrotik

Perlukaan
Manifesta Manifestasi

si
 Nyeri meningkat ketika beraktivitas
 Lukanya tidak beraturan
 Terlihat mengkilat
 Sekitar luka tampak purpurik
 Area: bagian lateral dan medial mata kaki, jari kaki bagian
distal
 Rambut pada kaki mengalami kerontokan
 Pucat ketika ditinggikan
 Menurunnya temperatur
 Nadi tidak teraba atau teraba kecil
 Adanya ganggren dan eksudat sedikit
Management Arterial
Ulcer
Pengkajia PENGKAJIAN

n
 Apakah terjadi penurunan denyut nadi atau tidak teraba
sama sekali
 Perubahan temperatur
 Kulit tampak pucat
 Lakukan pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI)
 Lakukan pemeriksaan sirkulasi dengan mengangkat kaki
45 derajat
 Adanya nyeri akibat iskemik
Penatalaksa
naan
 Tekanan yang lemah
 Debridemen; nekrosis
 Membuang gangrene setelah
revascularisasi
 Kontrol infeksi
 Bedah vaskuler; ABI < 0.8
Penatalaksanaan
 Pembedahan
 Bypass grafts
 Angioplaty
 Amputasi

 Obat-obatan
 Antiplatelet
 Vasodilator
 Hemorrheologics
 Antilipemics
 Analgesik
Penatalaksanaan
 Balutan  Gaya Hidup
 Tergantung pada wound  Pendidikan pasien
bed  Monitor tekanan darah,gula
 Hindari penekanan pada darah, kolesterol
balutan yang kuat  Mengurangi rokok
 Dressing sesuai dengan
output dari luka
Luka Kronis yang
lain

Cellulitis Fistula

Cycle cell resistant Dehishence


Wassalam

Anda mungkin juga menyukai