Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 1

“ULKUS VENOUS”

DINA MIRANDA
EDY JUNIARDI
MARWAH NUR FITRIA
SHERLY GITA PRAMESTI
Konsep Luka Venous
1. Anatomi & Fisiologi Vena (Pembuluh Balik)
a. Vena dalam (deep veins):
• Vena dalam meliputi vena-vena tibialis posterior dan anterior, serta vena
peroneal
• Vena dalam terletak dalam kompartemen-kompartemen otot kaki dan
berpasangan, serta berlokasi dekat dengan arteri
b. Sistem vena (vena superfisial):
• Sistem vena superfisial tampak di bawah kulit, disebut sebagai system
saphenous kaarena terdiri dari vena-vena saphenous besar dan kecil
• Sistem vena berlokasi dalam jaringan/lemak subkutan dan dalam fascia pada
kompartemen otot
c. Vena perforator atau vena penghubung (communicating veins):
• Vena perforator atau vena penghubung menghubungkan vena-vena
superficial dan vena-vena dalam
• Terdapat lebih dari 90 vena perforator pada tiap-tiap kaki
• Pada malleolus medialis, vena perforator tidak dikelilingi oleh fascia dan
berada dalam hubungan langsung kulit
• Peningkatan tekanan vena dihantarkan melalui vena perforator pada kulit
menimbulkan varicosities dan ulserasi superfisial
Definsi Luka Venous
 Ulkus venosus adalah ulkus yang paling sering dijumpai
pada ekstermitas bawah. Kelainan ini di sebabkan oleh
tingginya tekanan pada pembuluh darah vena yang
berlangsung terus menerus karena insufiensi pembuluh
darah vena kronis (Theddeus dkk, 2016).
Manifestasi Klinis
a. Vena supersial tungkai yang menonjol atau gejala varises vena
• Terasa nyeri atau berat di tungkai, dapat menyeluruh atau terlokalisir
• Pembengkakan ringan pada pergelangan kaki
• Rasa gatal di atas varises
• Gejala yang di sebabkan tromboflebitis, nyeri yang terlokalisir, nyeri tekan dan kemerahan
b. Kulit sekitar ulkus
• Pergelangan kaki mengkilat karena distensi vena-vena kecil pada aspek medial kaki di bawah malleolus
• Noda atau pigmentasi kulit sekitar ulkus akibat pecahnya produk hemoglobin dari sel darah merah yang
mengalami ekstravasasi
• Lipodermatosklerosis yaitu mengerasnya dermis dan lemak subkutan yang mendasarinya
• Eczema statis
• Memucat karena atropi yaitu kulit putih gading dengan bintik-bintik merah karena gulungan kapiler
mengalami dilatasi
c. Letak ulkus
• Seringkali dekat malleolus medialis, kadangkala dekat malleolus lateralis
d. Karakteristik ulkus
• Kedalaman dan bentuknya biasanya dangkal, dengan pinggir rata; seringkali berbentuk bulat memanjang
• Nyeri hanya terasa bila sangat terinfeksi dan terdapat tanda edema perifer yang nyata
• Berubah sesui waktu yaitu berkembang secara perlahan bila tidak diobati kecuali kalau terinfeksi secara
serius sebagai contoh oleh karena streptokokus B-hemolitikus
Etiologi Luka Vena
Luka vena disebabkan oleh gangguan pembuluh darah perifer
atau oleh bendungan aliran darah vena yang statis sehingga
menurunkan sirkulasi ke ekstremitas bawah dan dapat
meningkatkan terjadinya udema (Jannaim, Dharmajaya, &
Asrizal, 2018). Beberapa faktor resiko ulkus venosus
diantaranya adalah varises vena, trombosit vena dalam,
insufisiensi vena kronis, kelemahan pompa otot dinding
pembuluh darah, fistel arteriovenosus, obesitas, adanya
riwayat fraktur atau trauma minor pada ekstermitas bawah,
usia tua, dan imobilitas (Theddeus dkk, 2016).
Patofisiologi
Klasifikasi venous ulcer
• 0 : tidak ada luka sama sekali
• 1 : adanya edema pada kaki
• 2 : adanya luka pada sub kulit dan ligament
• 3 : luka sampai tulang
• 4 : adanya gangrene
Karakteristik yang Perlu di Pahami
Karakteritik luka yang perlu di pahami adalah (Suriadi, 2015):
 Limfedema kronis pergelangan kaki dan edema
 Perubahan warna dan gelapnya kulit di sekitar luka
 Kulit mengeras sekitar luka
 Kaki terasa keras
 Perasaan berat dikaki
 Sakit atau bengkak dikaki
 Merah bersisik dan kulit gatal pada kaki ( varises eksim)
 Dermatitis stasis (seperti tergores dan bercak kering)
 Varises
 Thrombosis
 Lipodermatosklerosis (tegas dengan indurasi keras karena fibrosis dermis dan jaringan subkutan)
 Hemosiderin (pigmentasi coklat kemerahan)
 Atrophie blance ( tampak putih pada kulit yang utuh)
 Luka dangkal dan tampak lusuh, tampak tepi luka yang tidak teratur
 Kemerahan pada jaringan granulasi
 Eksudat sedang sampai berat
 Kadang berbau
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Suriadi (2015) Pada luka venous pemeriksaan sirkulasi
dan vaskularisasi dapat dilakukan dengan diagnostik non-invasif :
• Penilaian denyut nadi dorsal kaki
• Duplex scanning arteri dan vena
• Penilaian ABPI (ankle bracial pressure index)
• Photopethymography
• TBPI (teo brachial pressure index)
• TcPO2 (transcutaneous tissue oxygen, adalah untuk
mengetahui jumlah oksigen yang keluar dari kulit dan
mencerminkan jumlah yang disuplai ke kulit oleh darah)
• X- ray
• Pulse oximetry
• Apusan luka
Jenis-Jenis Ulkus Venous
Teleangectasies and retricular veins
 Telangiectasias atau dikenal
sebagai spider veins, adalah pembuluh
darah  kecil yang melebar  yang dapat
terjadi di dekat permukaan kulit ataur
selaput lendir, berdiameter antara 0,5
dan 1 milimeter.  Pembuluh darah yang
melebar ini dapat berkembang di bagian
tubuh mana saja
Medial malleolus
Ulkus vena biasanya merupakan
luka yang tidak teratur, pada
awalnya dangkal tetapi bisa
menjadi lebih dalam, dengan batas
yang jelas dan sering dengan
eksudat kuning, memiliki jaringan
nekrotik atau paparan tendon.
Ulkus bisa tunggal atau multipel,
dengan ukuran variabel dan di
lokasi yang berbeda, tetapi
biasanya di bagian distal tungkai
bawah
Eritema
Merupakan inflamasi akut
yang terjadi pada kulit dan
mukosa. Atau munculnya
bercak merah pada kulit
akibat dari pelebaran
pembuluh darah. Mungkin
ada eksim di sekitar ulkus,
dengan eritema, scaling,
pruritus dan, kadang-kadang,
eksudat.
Lipodermatosklerosis
Lipodermatosclerosis adalah
penyakit kulit dan jaringan ikat.
Ini adalah bentuk panniculitis
ekstremitas bawah,
peradangan pada lapisan
lemak di bawah epidermis.
Corona Phlebectatica
Atrofi putih, yang dikenali oleh
bekas-bekas bintang atrofik,
dikelilingi oleh telangiectasis
dan terletak terutama di
sepertiga bagian distal
tungkai bawah, dijelaskan
pada sekitar 40% pasien
dengan gangguan vena
kronis.
Atrophie Blanche
Atrophie blanche paling sering terjadi pada
wanita paruh baya. Paling sering dikaitkan
dengan insufisiensi vena. Ini adalah ciri
khas dari vaskulopati livedoid, dan mungkin
juga mengikuti ulserasi karena:
 Vaskulitis pembuluh kecil kulit
 Penyakit pembuluh darah diabetik
 Setiap luka di kaki bagian bawah, seperti
mengikuti cryotherapy atau kuretase dan
kauterisasi dalam pengobatan kanker
kulit.
Pencegahan berulang Ulkus Vena
Kaki
• Terapi kompressi
• Peninggian tungkai
• Prosedur pembedahan
Rencana Keperawatan
 Melakukan perbaikan terhadap sebab-sebab yang
mendasari terjadinya ulkus (lazimnya artinya memperbaiki
sirkulasi vena dan arteri pasien pada ekstremitas yang
terkena)
 Menciptakan lingkungan lokal yang optimum pada daerah
luka
 Memperbaiki semua faktor yang lebih luas yang dapat
memperlambat penyembuhan (khususnya mobilitas yang
buruk, malnutrisi, dan masalah psikososial).
 Mencegah komplikasi (seperti infeksi luka atau adanya
kerusakan jaringan akibat perban yang terlalu kencang).
 Tetap memelihara jaringan yang sembuh
Mengimplementasikan intervensi
keperawatan dalam mengelola luka
kaki vena

Perawatan luka :
• Dimulai dengan pembersihan luka
• Pembalut luka
• Terapi kompresi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai