Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan pada satase praktik klinik Keperawatan anak ini dilakukaan tanggal 19
Oktober 2020 sampai 21 Oktober 2020 dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan
studi dokumentasi. Dari proses pengumpulan data pada praktik klinik dapat menganalisis asuhan
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi dan
evaluasi.

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual (Direja,
2011:36). Pengkajian bertujuan sebagai dasar untuk memudahkan dalam menentukan
diagnosa keperawatan. Pengkajian pada klien dimulai pada hari pertama 19 Oktober 2020
Menurut[ CITATION Nur16 \l 1033 ]adapun faktor penyakit diare dibagi menjadi
beberapa faktor antara lain faktor infeksi contohnya infeksi bakteri, Infeksi virus, Infeksi
parasit. Faktor Malabsorbsi juga dapat menyebabkan diare. Faktor Makanan seperti
makanan beracun, makanan basi, alergi terhadap makanan. Faktor psikologis seperti rasa
takut dan cemas tetapi jarang terjadi pada anak yang lebih besar. Penggajian didapatkan
salah satu faktor kemungkinan penyebab terjadinya diare pada An. K karena orangtua
mengganti MPASI dari buburbayiinstanberas merah ke bubur bayi instan Pisang
setelahmakanselamakuranglebihsekitar 5 jam anak langsung terlihat rewel dan anak
mengalamidiare.orang tua mengatakan pembuatan susu formula dengan air hujan yang
dimasak, mencuci botol anak dengan air mengalir (PDAM) tanpa merandam dengan air
hangat.
Sehingga tanda dan gejala yang dapat muncul pada umumnya menurut [ CITATION
Nur16 \l 1033 ]anak cengeng, gelisah, demam, nafsu makan berkurang, timbul diare,
buangairbesarencer, mungkin disertai lender atau lendir darah, warna tinja kehijau-hijauan,
anus dan daerah sekitar lecet karena seringnya defekasi, gejala muntah dapat timbul sebelum
atau sesudah diare, banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit sehingga menimbulkan
dehidrasi, berat badan menurun, turgor kurang, mata dan ubun-ubun besar, menjadi cekung
(pada bayi) selaput lendir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan pengkajian An. K tanda dan gejala yang muncul orang tua mengatakan
An.K diare sejak 2 hari sebelum dibawa ke RS dan BAB cair dan berlendir sebanyak 8 kali
sehari disertai muntah 2 kali. disertai demam, anak tampak lemah, kelopak mata cekung,
bising usus 40 kali/menit (hipertimpani), perut kembung, suhu 37,9 °C, RR 22 kali/Menit,
nadi 101 kali/ menit, adanya iritasi pada perineal, kulit tampak pucat, perhitungan balance
cairan didapatkan +32, BB anak sebelum sakit 8,5 kg dan BB saat ini 8 kg derajat dehidarsi
ringan ke sedang.

A. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didapatkan jika data sudah terkumpul dari tahap pengkajian
untuk dapat menganalisa data yang mempermudahkan dalam menentukan diagnosa proritas
maupun diagnosa penyerta.
Menurut[CITATION Tim16 \l 1033 ]diagnosa keperawatan pada masalah diare yang
sering muncul diantaranya diare b.dinflamasi gastrointestinal
Berdasarkan penelitian pada An. K didapatkan diagnosa utama Diare b.d Perubahan
air dan makanan d.d BAB 8 x/hari, Anak tampak lemah, bising usus 40 kali/menit, anak
muntah 2 kali, perut kembung, kelopak mata cekung, Suhu 37,9 °C, RR 22 kali/Menit, nadi
101 kali/ menit. Diagnosa kedua didapatkan defisit pengetahuan b.d kurang terpapar
informasi. Sedangkan diagnosa ketiga berdasarkan pengkajian risiko hypovolemia d.d
Kekurangan intake cairan
Selama proses pengkajian penulis dapat menegakkan diagnosa tidak mengalami
hambatan yang berarti. Keluarga klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian sehingga
mempermudah untuk mendapatkan informasi dari keluarga klien sehingga bisa menentukan
diagnosa proritas untuk membuat analisa data.

B. Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi,
mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. Desain
perencanaan mengambarkan sejauh mana perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan
masalah dengan efektif dan efisien (Rohmah,2009). Perencanaan keperawatan dibuat
bertujuan untuk membantu mempermudah melalukan tindakan pada klien. Rencana
keperawatan dibuat berdasarkan landasan teoritis disesuaikan dengan kondisi klien.
Rencana keperawatan yang akan dilakukan untuk klien maupun keluarga
berdasarkan diagnosa yang telah ditentukan berdasarkan kondisi klien pada saat pengkajian.
Berdasarkan dari tiga diagnosa yang muncul sehingga membuat perencanaan keperawatan
pada diagnosa pertama diare b.d Perubahan air dan makanan. Tujuan penatalaksanaan pada
diagnosa diare diharapkan eliminasi fekal membaik dengan kriteria hasil: kontrol
pengeluaran fesesmembaik, konsistensi feses membaik, frekuensi defekasi menurun,
feristaltik usus menurun.
Sedangkan pada diagnosa keperawatan ke dua defisit pengetahuan b.d kurang terpapar
informasi bertujuan untuk tingkat pengetahuan membaik dengan kriteria hasil : perilaku
sesuai anjuran baik, kemampuan menjelaskan baik, perilaku sesuai pengetahuan baik,
pertanyaan tentang masalah menurun.
Diagnosa ketiga yang diangkat adalah risiko hypovolemia ditandai dengan kekurangan
intake cairan. Rencana keperawatan bertujuan untuk status cairan membaik dengan kriteria
hasil : kekuatan nadi menurun, tugor kulit baik, frekuensi nadi membrane mukosa membaik,
intake cairan meningkat, suhu tubuh baik.
Rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnosa yang ditentukan berdasarkan
analisa data sesuai dengan standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI).

C. Implementasi dan Evaluasi


Implementasi dilakukan berdasarkan standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI).
Implementasi dilakukan selama 3 hari mulai 19 Oktober 2020 hingga 21 Oktober 2020.
Hari pertama dilakukan implementasi diagnosa utama yaitu diare yang dilakukan
adalah mengidentifikasi penyebab diare, gejala invaginasi, memonitoring warna frekuensi,
konsistensi tinja pasien,memonitoring iritasi dan ulserasi pada kulit daerah perineal serta
menyarankan kepada orang tua untuk berhenti sementara pada penggunaan popok dan
menjelaskan cara perawatan pada kulit. Pemasangan jalur intravena dan memberikan cairan
intra infus, menganjurkan kepada ibu pasien agar lebih mengutamakan pemberian ASI. Serta
berkolaborasi dengan tim medis lain dan pemberian terapi medis terhadap klien.
Diagnosa kedua defisit pengetahuan implementasi yang dilakukan mengidentifikasi
kesiapan dan kemampuan keluarga mengenai masalah diare. Sedangkan pada diagnosa
ketiga risiko hypovolemia implementasi memeriksa tanda dan gejala hypovolemia, monitor
intake dan output cairan, monitor status hidrasi, monitor berat badan harian, monitor hasil
pemeriksaan laboratorium, monitor status hemodinamik, menghitung kebutuhan cairan,
mencatat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam, memberikan asupan cairan sesui
kebutuhan, menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral, berkolaborasi pemberian
cairan IV isotonis.
Evaluasi keperawatan dilakukan dengan menggunakan SOAP. Hasil intervensi yang
dilakukan pada hari pertama dari ketiga diagnosa assesment masalah tidak teratasi maka
planing dilanjutkan sesuai dengan intervensi. Sedangkan evaluasi hari kedua untuk diagnosa
diare dan Risiko hypovolemiaassesment teratasi sebagian maka planing dilanjutkan pada
hari berikutnya. Diagnosa defisit pengetahuan sudah teratasi maka planingdihentikan.
Evalusai pada hari ke tiga keadaan An. K setelah dilakukan intervensi sudah mulai
membaik ditandai dengan anak sudah mulai aktif dan BAB cair 3 kali sehari disertai ampas
sehingga diperbolehkan pulang.

Anda mungkin juga menyukai