Anda di halaman 1dari 78

CURRICULUM VITAE

NAMA : Ns. MI’ROJI, SKep, CWCS

ALAMAT : Jl. GARUDA BLOK C. 10 N0 3


PERUM BERINGIN RAYA
KEMILING BANDAR LAMPUNG
HP : 081279624602
EMAIL : daffa.mubarok@yahoo.com
KELUARGA

NAMA ISTRI : RIKA DAMAYANTI, SKp, M.Kep, Sp.Kep.J


PEKERJAAN : IAIN RADEN INTAN
JUMLAH ANAK : 4 ORANG (3 PUTRA, 1 PUTRI)
ABDURRAHMAN ATH-THOIFI
M.IHSAN AL-FARUQI
NISA ADILA ZAHRA
M. DAFFA’ AL MUBAROK
RIWAYAT PENDIDIKAN

SPK DEPKES TANJUNG KARANG 1986


AKPER DEPKES PALEMBANG 1995
FIK UI JAKARTA 2001
PROGRAM NERS FIK UI JAKARTA 2002
PELATIHAN YANG PERNAH DIIKUTI
1. MANAJEMEN KEPERAWATAN TAHUN 1992
2. AKTA MENGAJAR TAHUN 1995
3. CRITICAL CARE TAHUN 2002
4. MPKP TAHUN 2005
5. CLINICAL INSTRUCTURE TAHUN 2006
6. PPGD TAHUN 2006
7. HUKUM KESEHATAN TAHUN 2007
8. MANAJEMEN MUTU YANKEP 2008
9. SP2KP 2008
10. ASSESOR 2009
11. KOMITE KEPERAWATAN 2009
12. EDUCATION PROGRAM CWCS 2011
13. PATIENT SAFETY 2011
14. AKRIDITASI JCI 2012
PENGALAMAN ORGANISASI

1. KETUA BIDANG ROHIS SPK DEPKES


TANJUNG KARANG 1984-1986.
2. KETUA KELUARGA MAHASISWA (KEMA)
AKPER DEPKES PALEMBANG 1993-1994.
3. SEKRETARIS PSDM FPPI 2000-2002
4. KETUA FSIK 2002-2005
5. SEKRETARIS BIDANG DAKWAH
ROHIS RSUD ABDUL MOELOEK 2002- 2011
6. ANGGOTA MER-C (MEDICAL EMERGENCY
RESCUE COMMITTEE) 1999-2002
7. KETUA BSMI (BULAN SABIT MERAH
INDONESIA) BANDAR LAMPUNG 2002- 2010
8. KETUA PPNI KOMISARIAT
RSUD ABDUL MOELOEK 2003- 2010
9. KETUA MAJELIS KEHORMATAN ETIK
KEPERAWATAN (MKEK) PROVINSI LAMPUNG 2005- 2010
10.KETUA DEWAN KESEJAHTERAAN MASJID
(DKM) LATANSA 2007- 2010
11. SEKRETARIS PEMBINA DKM LATANSA 2010
12. KETUA BIDANG HUMAS HIBGABI 2010
13. KETUA KOMITE KEPERAWATAN RSUDAM 2010-2012
14. KETUA BULAN SABIT MERAH INDONESIA
PROVINSI LAMPUNG 2010
15. KETUA BIDANG KESEJAHTERAAN PPNI
PROVINSI LAMPUNG 2010
16. SEKRETARIS DEWAN PERTIMBANGAN PPNI
KOTA BANDAR LAMPUNG 2010
20. KETUA KOMITE KEPERAWATAN RSJD 2012
RIWAYAT PEKERJAAN
RSUD ABDUL MOELOEK 1986 – 2011
RSJD PROV LAMPUNG 2011

PENGAJAR
SPK BAITUL HIKMAH 1995 – 1998.
AKPER BAITUL HIKMAH 1998 – 2005.
AKPER PANCA BAKTI 2002 – SEKARANG.
AKPER MALAHAYATI 2003 – 2009.
STIKES UMITRA 2003 – SEKARANG.
PSIK UNIMAL 2005 – SEKARANG.
STIKES AISYAH 2010
VENOUS DAN ARTERIAL ULCER

MI’ROJI, S.Kep., Ns., CWCS

RSJD PROVINSI LAMPUNG


2012
DEFINISI VENOUS ULCER

Adalah luka yang mengenai lapisan kulit sampai jaringan


subkutan dan terjadi pada bagian kaki akibat terhambatnya
sistem sirkulasi vena
Arterial and Venous Ulcers
Venous Ulcer
 Prevalensi dari venous ulcer tidak di
ketahui

 Negara berkembang memiliki rentang


dari 1% sampai dengan 3% .

 Rentang umur yang memiliki resiko


tinggi ialah antara 60 – 80 tahun

 Pengaruh LEVD kira-kira 6 sampai 7


juta individu di USA dan sekitar 1 juta
berkembang menjadi perlukaan
Etiologi
 Peningkatan tekanan hidrostatik terjadinya hipertensi vena
vasokonstriksi
 Trombus
 Kehamilan
 Postplebitis syndrom
 Gagal jantung
 Pembuluh darah yang tidak kompeten
 Kegemukan
 Regugitasi pada vena superfisial
 Kelemahan otot karena paralsis atau artritis
 Faktor lain: malnutrisi, hipoalbuminemia, immobilisasi
PATOGENESIS ADHERENCE
Kerusakan
ENDOTELIUM WBC
endotelial

Meningkat
permeabilitas kapiler

Menurunnya aliran
kapiler Kebocoran
makromolekuler
(fibrinogen)
Venous hypertensi
Fibrin cuffs
Gagal pompa otot di
betis Gagal fibrinolitik

Menurunya fungsi Venus ulcer


Kerusakan vena
otot
Faktor risiko penyakit Vena statis
•Riwayat keluarga
•Obesitas
•Kehamilan
•Pekerjaan yang menuntut
sikap berdiri atau duduk
dalam waktu yang lama.
•Riwayat :
Deep Vein Thrombosis (DVT), luka kaki,
Varises Vena
atau luka terbuka pada vena
Faktor penyebab yang mendasari
penyakit luka vena stasis

Terjadinya hypertensi vena


yang disebabkan disfungsi
katup

Obstruksi

Kegagalan pompa otot betis


yang menyebabkan
ischemia lokal sehingga terjadi edema
Faktor yang mengkontribusi
perkembangan luka

Trauma

Infection

Edema

Malnutrition

Immobility
Assessment & Diagnosis
Riwayat lengkap (medical and social)

Pengkajian luka

Pengkajian vaskular

Investigations
Riwayat
Riwayat Medis – Penyakit jantung atau paru
Kaji riwayat :
bengkak, varises vena/ vena stripping,
bedah abdominal, (DVT) Deep Vein
Thrombosis
ulcers/treatments sebelumnya
trauma kaki bagian bawah
berdiri terlalu lama
tindakan kompresi
MANIFESTASI
 Luka tidak beraturan
 Eksudat sedikit – banyak
 Piting edema
 Inflamasi dan cellulitis
 Granulasi pada jaringan
 Nyeri minimal
 Nadi perifer dapat dipalpasi
 Pada pemeriksaan ABI normal
 Pengisian kembali kapiler normal
 Lokasinya: sedikit bawah betis (gaitor area),
di atas lateral dan medial mata kaki
MACAM – MACAM GAMBARAN VENOUS
ULCER

1.Haemosiderin staining
2. Lipodermatosclerosis
3. Varicose eczema
4. Venous Oedema
5. Venous Calcification
1. HAEMOSIDERIN STAINING

Hemosiderin ; cokelat, granular, mengandung pigmen besi


kuning yang berasal dari pemecahan
hemoglobin. Hemosiderin pewarnaan, juga disebut
hemosiderosis, adalah perubahan warna cokelat atau
berkarat dari kulit akibat dari penumpukan hemosiderin
dalam cairan interstisial.

Hemosiderin adalah hasil dari hipertensi vena, di mana


ada ekstravasasi sel darah merah ke dalam jaringan.
Seiring waktu, sel-sel darah merah (dan hemoglobin
berdeposit (hemosiderin)
GAMBAR NO. 1
2. LIPODERMATOSCLEROSIS
Indurasi dari daerah gaiter betis akibat
pengendapan fibrin progresif dalam dermis.
Lipodermatosclerosis juga telah digambarkan
sebagai penampilan terikat dengan
atrofi,telangiectasia, dan hiper atau
hipopigmentasi
3. VARICOSE ECZEMA
perubahan kulit yang terjadi sebagai akibat dari
peningkatan tekanan vena pada kaki. Tekanan
vena meningkat biasanya karena katup vena yang
tidak kompeten di dalam atau dangkal, atau karena
trombosis pada pembuluh darah dalam
menyebabkan obstruksi vena mengalir (dengan
atau tanpa kerusakan katup)
4. VENOUS OEDEMA
edema vena kaki adalah suatu kondisi yang
biasanya orang tua, dapat terjadi pada semua
usia. Hal ini telah diperkirakan secara konservatif
bahwa 5% dari populasi orang dewasa negara
maju menderita dengan masalah vena dan
pembengkakan terkait kaki.
Normal Incompetent
Valves Valves

Superficial

Perforator

Deep
5. VENOUS CALCIFICATION
MANAGEMENT VENOUS
ULCER
PENGKAJIAN
 Riwayat penyakit vena, trombosis, kehamilan, gagal
jantung
 Faktor kegemukan
 Usia
 Venous insufisiensi sel darah merah, cairan, fibrin
keluar ke jaringan
 Catat warna kulit hiperpigmentasi hemosiderin
 Dapat ditemukan; Vericosities, ankle flare,atrophie blanche
lesions, lipodermatosclerosis, venous dermatitis, ankle
blowout syndrome, mixed venous and arterial
PEMERIKSAAN KLINIK

1. Pengukuran tekanan darah, berat, urinalisis dan


pengukuran Doppler (ABI) harus dicatat
2. Pemeriksaan bakteri tidak perlu
kecuali ada bukti klinis infeksi seperti
◦ radang / kemerahan / Selulitis
◦ peningkatan sakit
◦ eksudat purulen
◦ penurunan cepat ulkus
◦ pireksia
◦ adanya bau
DOPPLER; PENGUKURAN ANGKEL
BRANCHIAL INDEKS (ABI)

Pengukuran dapat dilakukan bila:


• luka semakin memburuk
• luka tidak sepenuhnya disembuhkan dalam 12
minggu
• pasien datang dengan ulkus kambuhan
• sebelum dilakukan terapi kompresi
• Peningkatan dalam ukuran ulkus
• Peningkatan rasa sakit
• Perubahan warna kaki dan / atau suhu terjadi
perubahan
• penilaian yang berkelanjutan (tiga bulanan)
TERAPI KOMPRESI

 ABPI harus lebih besar dari 0,8


 Luka luas frekuensi mengganti
dipertimbangkan
 Pergantian tidak sering akan dapat
menghemat biaya
 Dilakukan praktisi terlatih
Tindakan berdasarkan
Pathology
• Identifikasi secara tepat orang yang berisiko
• Elevasi – mengurangi edema/ tekanan vena
• Maksimalkan mobilisasi – konsul pada ahli
rehabilitasi

Latihan pompa otot betis


ROM

• Kompresi – Dasar Pengobatan


• Manajemen Berat badan
• Perawatan kulit
Compression

ABI > 0.8 – full compression

ABI 0.6-0.8 – lower (ringan sampai


moderate compression) konsul pada
advanced wound clinician
ABI, < or = 0.5 no compression – rujuk
ke bedah vascular

Jobst Sigvaris
Kompressi

Kontraindikasi jika terdapat penyakit


arterial
Pasien dengan diabetes mungkin
meninggikan ABI karena kalsifikasi
arteri – kaki, tekanan yang
dibutuhkan oleh laboratorium
pembuluh darah atau oksigen
subkutan
Kompresi tidak digunakan untuk
penyakit CHF akut, DVT, atau infeksi
Management berdasarkan
Pathology
• Therapy kompresi
• Perban kompresi
• Perangkat kompresi intermittent
pneumatic
• Kompresi yang dimodifikasi
• Compression garments – once edema
controlled
Clarification of Compression
Bandages
Elastic

pressure characteristics example

Low single layer tensors

Moderate single or double Tubigrips

High Long Stretch ProGuide

High Four Layer Profore


PENGKAJIAN NYERI

 Pemantauan rasa sakit terkait dengan


luka vena
 Rencana pengelolaan ; kompresi terapi,
latihan, kaki elevasi dan analgesia –
untuk pemenuhan kebutuhan
CLEANSING

 Prinsip perawatan luka sama


 Irigasi luka;air hangat atau normal salin

 Teknik pembersihan ; bersih dan


mencegah infeksi
DEBRIDEMENT

 mekanis
 autolytic
 kimia
 biosurgical
 Enzimatik
DRESSINGS AND TOPICAL AGENTS

 Aspek penting; terapi kompresi


 Hydrokoloid

 Foam

 alginat
INTERVENSI

 Meningkatkan integritas kulit dan mencegah infeksi


 Kaji kondisi luka
 Manajemen edema
 Terapi kompresi lancar aliran linfatik, reduksi
tekanan vena superfisial dan mengurangi aliran balik
ke pembuluh vena dalam
 Balutan yang menjaga lembab; hydrokoloid, transfaran
film dan foam
 Lukukan elevasi kaki meningkatkan sensitivitas
sekeliling luka & mengurangi nyeri
CONT…

 Latihan ; berjalan, mengendarai sepeda, dan berenang bila

tidak ada resiko

 Manajemen kulit kering

 Prinsip ; meningkatkan pengisian kembali ke venous,

menurunkan statis venous, stoking elastis yang sesuai dan

kondisi lingkungan luka


LUKA ARTERIAL

 Luka yang terjadi pada area


arterial yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya suplai darah
atau suatu luka iskemik yang
disebabkan oleh insufisiensi arterial
dan adanya nyeri yang ekstrim.

 Luka arterial juga di sebut dengan


luka iskemik.
PENYEBAB

 Obstruktif
 Distruptif (trauma)

 Fistula

 Dilatasi (anurisma)
Faktor Kontribusi;

 Usia,
 Perokok,
 Diabetes,
 Hipertensi,
 Obesitas,
 Gaya hidup dan
 Riwayat penyakit jantung
PATOGENESIS

Anatomi Fungsional

Trombosis, emboli, Penyakit Rynoud


aterosklerosis

Pembentukan plag Aliran darah

Iskemik

Nekrotik

Perlukaan
MANIFESTASI
 Nyeri meningkat ketika beraktivitas
 Lukanya tidak beraturan
 Terlihat mengkilat
 Sekitar luka tampak purpurik
 Area: bagian lateral dan medial mata kaki, jari
kaki bagian distal
 Rambut pada kaki mengalami kerontokan
 Pucat ketika ditinggikan
 Menurunnya temperatur
 Nadi tidak teraba atau teraba kecil
 Adanya ganggren dan eksudat sedikit
KOMPLIKASI

 Infeksi
 Ganggren

 Nekrosis dan eksudat sedikit


Manajemen Luka Arterial
Management Luka Arteri
Riwayat pasien
Intervensi penyebab :
konsul peny dalam
konsul bedah (vascular)
tind op : perbaikan suplai darah yang
adekuat
Arterial by-pass ( autogenous vein or
prosthetic graft)
Angioplasty
Interventions to Maximize
Blood Flow – Treat the Cause
• Hentikan merokok (menyebabkan
vasokonstriksi)
• Lingkungan hangat (kaos kaki, hindari
aliran udara)
• Latihan (sesuai toleransi)
• Management nyeri (nyeri
menyebabkan vasokonstriksi)
• Meninggikan kaki merupakan
kontraindikasi
• Saat istirahat kaki sebaiknya
dalam posisi netral
Management of Arterial
Ulcers
Hindari tindakan yang mengganggu aliran
arteri:
whirlpool/pusaran air
debridement secara tajam
therapi kompresi
pembatasan alas kaki
tinggikan ekstremitas diatas level
jantung
Management penyakit Co-morbid (diabetes)
Optimalkan nutrisi
Management of Arterial Ulcers
• Pertahankan berjalan dengan periode istirahat
jika terjadi nyeri
• Rawat nyeri searah jarum jam
• Manajemen exudate dan bau
• Posisi tidur kaki lebih rendah dari jantung
• Rawat infeksi – kaji secara kontinyu tanda
infeksi :
-Perubahan dalam nyeri
-Perubahan dalam tampilan eksudat
-Perubahan bau
-Perubahan perilaku klien : menarik diri,
menurunnya nafsu makan, kelelahan
Management berpusat pada klien
• Komunikasikan ketakutan – beri dukungan
• Edukasi Family/Client
• Mandirikan perawatan luka jika memungkinkan
• Pertahankan harga diri selama aktivitas dan
perawatan diri
• Pahami nyeri yang dirasakan
• Pertahankan mobilitas
• Alternatif Therapi -relaksasi
Tujuan perawatan luka
– mencegah Infeksi dan menghindari/
menunda tindakan Amputasi
• Perawatan lembab hanya jika suplai darah adekuat
untuk penyembuhan
• Jaga area luka bersih dan kering jika suplay darah
tidak adekuat untuk penyembuhan
• Hindari debridement
• Gunakan povidone iodine untuk mengobati luka
• Jika luka basah pertimbangkan antimicrobial topical
• Kaji dan rawat infeksi jika dibutuhkan
Tanda- tanda suplai darah
adekuat?rterial disease

a) Kaki hangat disentuh, nadi teraba


b) ABI < 0.6
c) Warna kebiruan
d) Bulu kaki (culture sensitive)
e) Semua diatas
MIX VENOUS
AND
ARTERIAL ULCER
LATAR BELAKANG
 Kasus penyakit mix arterial dan venous ulcer berkisar antara 13-
15% dari semua ulserasi kaki (Kippel dan Dieppe, 1998; Baker et al,
1991)
 Kasus ini sering disebabkan insufisiensi vena kronis dan
penyembuhannya dipengaruhi oleh beratnya insufisiensi arteri.
 Sirkulasi arteri yang cukup untuk mempertahankan kecukupan
suplai kulit yang tidak dapat mendukung peningkatan kebutuhan
metabolisme penyembuhan setelah trauma yang berat sehingga
terbentuknya luka.
 Dengan peningkatan usia dan lamanya luka, potensial terjadinya
mixed vascular ulcers semakin meningkat.
 Luka ini menjadi penyebab nyeri dan
penderitaan bagi pasien dan menjadi penyulit
bagi tenaga kesehatan profesional dalam
masalah manajemen luka.
 Kebanyakan pasien memiliki oedema yang
membutuhkan kontrol tetapi juga memiliki
beberapa tingkatan dari penyakit arterial
dimana balutan tekan merupakan kontra
indikasi.
Definisi
Mix venous and arterial ulcer
adalah luka yang mengenai lapisan kulit sampai
jaringan subcutan dan terjadi pada bagian kaki
akibat terhambatnya sirkulasi aliran vena dan arteri
dan paling sering mengenai ekstermitas bawah.
ETIOLOGI
 Hipertensi vena terjadi di kaki dimana katup vena
yang rusak atau di mana pompa-otot betis tidak
aktif.
 Gerakan dorsofleksi dari kaki mengaktifkan pompa-
otot betis yang memaksa darah vena kembali ke
jantung tapi pompa otot betis tidak diaktifkan. Hal ini
menyebabkan hipertensi vena kapiler meningkat
yang menyebabkan ekspansi pada tungkai bawah
dan sel-sel darah bocor ke dalam jaringan yang
mengakibatkan edema dan kemudian ulserasi.
 Atherosclerosis
MANIFESTASI
 Luka tidak beraturan
 Eksudat sedikit sampai banyak
 Pitting edema
 Inflamasi dan cellulitis
 Nyeri meningkat ketika beraktifitas
 Terlihat mengkilat
 Sekitar luka tampak purpurik
 Rambut pada kaki mengalami kerontokan
 Pucat ketika ditinggikan
 Menurunnya temperatur
 Nadi tidak teraba/teraba kecil
 Kebiruan pada kuku-kuku jari
 Area: bagian lateral, media, mata kaki, jari kaki bag distal
PENGKAJIAN
 Apakah terjadi penurunan denyut nadi atau
tidak teraba sama sekali
 Perubahan temperatur

 Kulit tampak pucat

 Lakukan pemeriksaan ankle brachial index

 Lakukan pemeriksaan sirkulasi dengan


mengangkat kaki 45 derajat
 Adanya nyeri akibat iskemi
 Riwayat penyakit vena, trombosis, kehamilan, gagal
jantung
 Faktor kegemukan
 Usia
 Venous insufisiensi sel darah merah, cairan, fibrin
keluar ke jaringan
 Catat warna kulit hiperpigmentasi
hemosiderin
 Dapat ditemukan; Vericosities, ankle flare,atrophie
blanche lesions, lipodermatosclerosis, venous
dermatitis, ankle blowout syndrome, mixed venous and
arterial
Luka yang dikaitkan dengan nilai ABI
berkisar 0.5 to 0.8 , sebagai mixed
luka venous/arterial
Compression Therapy

Level Etiology Compression


0.8 - 0.9 Venous High
0.5 - 0.8 Mixed Modified (low)
Less then Arterial None
Guidelines for interpretation of ABI &
compression therapy
TREATMENT
 Mengurangi kompresi telah terbukti efektif
dalam pengelolaan pasien dengan mix arterial
dan venous ulcer dengan ABPI antara 0,5-0,8
(Simon et al, 1996; Moffatt et al, 1992;
Stevens et al, 1992).
 Mengurangi kompresi efektif berlaku kompresi
15-25mmHg (Wound eropa Management
Association, 2003).
 Lakukan Pemeriksaan ABPI ; Bila hasil < 0.5 pikirkan
untuk referal pada ahli bedah vasculer
• Kontrol nyeri
• Bila ABPI > 0.5 dapat dipertimbangkan untuk dilakukan
modifikasi kompresi therapy
• Cegah infeksi dengan topical antiseptics
• Bila Sirkulasi belum baik (kolateral, pucat ditinggikan
dan kembali merah di rendahkan, perfusi jari baik)
maka hindari membuat suasana moist pada luka
 membuang gangrene setelah revascularisasi

MANAJEMEN MIX ULCER


MANAJEMAN KOLABORASI :

Obat-obatan
 Antiplatelet

 Vasodilator

 Hemorrheologics

 Antilipemics

 Analgesik
BALUTAN YANG DIGUNAKAN

 Tergantung pada wound bed


 Hindari penekanan pada balutan yang kuat

 Dressing sesuai dengan output dari luka


CONT…

Gaya hidup

 Pendidikan pasien
 Monitor tekanan darah, gula darah,
kolesterol
 Mengurangi rokok

 Nutrisi
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai