Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
arasfisioterapi.blogspot.co.id/2015/04/fisioterapi-fraktur-collum-femur.html
A. Latar Belakang
Cedera pada tulang yang sering terjadi adalah fraktur atau patah tulang. Fraktur atau
patah tulang sering disebabkan oleh cedera yaitu karena kecelakaan lalu lintas, jatuh, aktivitas
yang berlebihan dan mengalami trauma. Di Indonesia sendiri tercatat Dari 45.987 peristiwa
terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8 %), dari 20.829 kasus kecelakaan
lalu lintas, mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5 %), dari 14.127 trauma benda tajam /
tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7 %). (Anonim;
http://atuenryuzaki.blogspot.com/2012/10/fraktur-femur-dextra-tertutup.html )
Salah satu fraktur yang paling sering terjadi adalah fraktur collum femur. Fraaktur ini
sering dialami oleh manula terutama wanita dengan usia diatas 60 tahun. Hal ini dikaitkan
dengan osteoporosis. Tetapi masih ada banyak penyebab lain terjadinya fraktur collum femur,
seperti jatuh, kecelakaan lalu lintas, aktivitas yang berat dan trauma. (Anonim;
http://physioyuli.blogspot.com/2013/03/fraktur-collum-femur-dengan-austin.html)
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Anonim;
http://id.wikipedia.org/wiki/Fraktur_tulang). Fraktur collum femoris adalah terputusnya tulang
pada daerah collum femur.
Salah satu modalitas yang dapat diberikan pada kasus fraktur collum femur dengan
fisioterapi berupa terapi latihan. Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan dalam fisioterapi
yang dalam pelaksanaanya mengunakan latihan – latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun
pasif yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi gerak tubuh agar dapat beraktivitas kembali
secara normal. Program yang diberikan berupa latihan aktif exercise, pasif exercise, static
contraction, breathing exercise, asisted moovement, resisted moovement, latihan keseimbangan
dan latihan berdiri. (Terapi Latihan 1, Wishnu Subroto, S.St.Ft, 2014)

B. Identifikasi Makalah
Dalam ilmu fisioterapi sangan penting untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami
fraktor collum femur, anatomi tulang dan otot femur dan aplikasi modalitas terapi latihan dasar
pada kasus ini. Untuk itu penulis ingin membuat paper tentang aplikasi terapi latihan dasar pada
pasien post fraktur collum femur untuk memudahkan pembaca mengenal dan memahami tentang
fraktur collum femur dan penanganannya.

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud fraktur dan fraktur collum femur?
2. Bagaimana anatomi tulang dan otot femur?
3. Bagaimana patofisiologi fraktur collum femur?
4. Bagaimana etiologi fraktur collum femur?
5. Bagaimana tanda dan gejala fraktur collum femur?
6. Bagaimana penanganan fraktur collum femur?
7. Bagaimana penanganan post fraktur collum femur?
8. Bagaimana pengaruh terapi latihan dasar pada pasien post fraktur collum femur?

D. Tujuan Penulisan
1. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami fraktur dan fraktur collum femur.
2. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami anatomi tulang dan otot femur.
3. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami patofisiologi collum femur.
4. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami etiologi fraktur collum femur.
5. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala fraktur collum femur.
6. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami penanganan fraktur collum femur.
7. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami penanganan post fraktur collum femur.
8. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami pengaruh terapi latihan dasar pada
pasien post fraktur collum femur.

E. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis:
a. Memahami modalitas terapi latihan dasar pada pasien post fraktur.
2. Bagi pembaca:
a. Dapat mengetahui tentang modalitas terapi latihan dasar pada pasien post fraktur collum femur.
b. Sebagai bahan referensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Fraktur dan Fraktur Collum Femur


Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Anonim;
http://id.wikipedia.org/wiki/Fraktur_tulang). Fraktur collum femoris adalah terputusnya tulang
pada daerah collum femur.
Fraktur collum femoris adalah terputusnya tulang pada daerah collum femur. Fraktur
collum femoris sering terjadi pada usia diatas 60 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita. Pada
umumnya disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis
pasca menopause. Tidak jarang juga fraktur collum femoris ini terjadi akibat trauma kecil yaitu
pada saat berjalan, dimana gaya dari berat badan dibebankan pada satu tungkai yang diteruskan
kebagian sentral tubuh. (Anonim; http://yuhardika.blogspot.com/2013/03/fraktur-femur_23.html)

B. Anatomi Tulang dan Otot Femur


Anatomi Tulang Femur
Os. Femur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada tubuh manusia.
Menghubungkan tubuh bagian pinggul dan lutut. Kata “femur” merupakan bahasa latin untuk
paha. (Anonim; http://id.wikipedia.org)
Gambar.01. os femur dextra tampak anterior
Keterangan:
1. Trochanter mayor 8. Trochanter minor
2. Fossa trochanteria 9. Corpus femoris
3. Collum femoris 10. Tubercullum adductorium
4. Fovea capitis femoris 11. Epicondylus medialis
5. Caput femoris 12. Facies patelaris
6. Collum femoris 13. Epicondylus lateralis
7. Linea intertrochanterica

Gambar.02. os femur dextra tampak posterior


Keterangan:
1. Linea pectinea 12. Linea aspera labium medial
2. Trochantor minor 13. Linea supracondylaris lateralis
3. Collum femoris 14. Linea supracondylaris medialis
4. Fovea capitis femoris 15. Facies poplitea
5. Caput femoris 16. Epicondylus lateralis
6. Throcantor major 17. Condylus lateralis
7. Tubercullum quadratum 18. Fossa intercondylaris
8. Crista interthrocantorica 19. Linea intercondylaris
9. Trochantor terius 20. Condylus medialis
10. Tuberositas glutea 21. Tubercullum adductorium
11. Linea aspera labium lateral

Collum femur merupakan processus tulang yang berbentuk piramidal yang


menghubungkan corpus dengan caput femur dan membentuk sudut pada bagian
medial.(Anonim; http://physioyuli.blogspot.com/2013/03/fraktur-collum-femur-dengan-
austin.html)
Anatomi Otot Tulang Femur
Gambar.03. otot femoralis tampak anterior

Keterangan:
1. Muscle vastus lateralis
Origo : labium medial linea aspera
Insertio : tuberositas tibia
Fungsi : ekstensi knee
2. Muscle rectus femoralis
Origo : SIAI, Superior acetabulum
Insertio : Patella
Fungsi : Flexi, abduksi hip, dan extensi knee
Inervasi : n. femoralis cabang L2-4
3. Muscle illiopsoas
Origo : Fossa iliaca dan SIAI
Insertio : Throcantor minor femoris
Fungsi : Fleksi dan internal rotasi art. Coxae
Inervasi : Ramus muscularis n. femoralis L 3-4
4. Muscle adducktor longus
Origo : ramus superior ossis pubis
Insertio : Labium mediale linea aspera ⅓ medial
Fungsi : Adduksi dan fleksi hip
Inervasi : Ramus anterior n. obturatoria L2-4
5. Muscle pectineus
Origo : Ramus superior ossis pubis, Ligamentum pubicum superior (serabut : latero inferior)
Insertio : Linea pectinea femoris
Fungsi : Adduksi dan flexi hip, Membantu external rotasi
Inervasi : n. femoralis cabang L2-3
6. Muscle sartorius
Origo : SIAS (serabut : inferomedial)
Insertio : Permukaan anteromedial belakang Tuberositas tibia
Fungsi : Fleksi hip, abduksi hip, external rotasi hip dan fleksi, internal rotasi knee
Inervasi : n. femoralis L2-3
7. Muscle vastus medialis
Origo : labium medial linea aspera
Insertio : tuberositas tibia
Fungsi : ekstensi knee
Gambar.04. otot femoralis tampak lateralis
Keterangan:
1. Muscle biceps femoris
Origo : tepi bawah tuber ischiadicum, labium laterale linea aspera
Insertio : Capitulum fibula bagian lateral, condylus lateralis tibiae
Fungsi : Flexi tungkai bawah
Inervasi : n. tibialis (L5-S2), n. Peroneus comunis (S1-2)
2. Muscle gluteus maximus
Origo : Linea glutea superior, Labium externum crista iliaca, Permukaan posterior os sacrum inferior,
Lateral os coccygeus
Insertio : Bagian superfiscial : tractus ilio tibialis
Bagian deep : tuberositas gluteo femoris
Fungsi : Ekstensi hip, Upward rotasi dan abduksi hip
Inervasi : n. gluteus inferior L5, S1-2
3. Muscle sartorius
Origo : SIAS (serabut : inferomedial)
Insertio : Permukaan anteromedial belakang Tuberositas tibia
Fungsi : Fleksi hip, abduksi hip, external rotasi hip dan fleksi, internal rotasi knee
Inervasi : n. femoralis L2-3
4. Muscle rectus femoris
Origo : SIAI, Superior acetabulum
Insertio : Patella
Fungsi : Flexi, abduksi hip, dan extensi knee
Inervasi : n. femoralis cabang L2-4
5. Muscle vastus laterali
Origo : labium medial linea aspera
Insertio : tuberositas tibia
Fungsi : ekstensi knee
Gambar.05. otot femoralis tampak posterior
Keterangan:
1. Muscle semimembranosus
Origo : Tuber ischiadicum (serabut : infero mediale)
Insertio : Condylus medialis tibia
Fungsi : Flexi tungkai bawah
Inervasi : n. tibialis
2. Muscle gracilis
Origo : Ramus inferior ossis pubis dan ossis ischii
Insertio : Tuberositas tibia (belakang tendo m. Sartorius)
Fungsi : Adduksi + flexi hip, Flexi + internal rotasi knee
Inervasi : Ramus anterior n. obturatoria L2-4
3. Muscle adductor magnus
Origo : Facies anterior ramus inferior ossis ischii dan tuber ischiadicum
Insertio : Labium mediale linea aspera
Fungsi : Adduksi dan extensi hip
Inervasi : Ramus posterior n. obturatoria dan n. tibialis L2-5, S1
4. Muscle gluteus maximus
Origo : Linea glutea superior, Labium externum crista iliaca, Permukaan posterior os sacrum inferior,
Lateral os coccygeus
Insertio : Bagian superfiscial : tractus ilio tibialis
Bagian deep : tuberositas gluteo femoris
Fungsi : Ekstensi hip, Upward rotasi dan abduksi hip
Inervasi : n. gluteus inferior L5, S1-2
5. Muscle gluteus medius
Origo : Fascies lateral ossis ilii, diantara linea glutea anterior dan superior (serabut : infero lateral)
Insertio : Throcantor major femoris
Fungsi : Abduksi hip
Pars posterior : ekstensi dan upward rotasi hip
Pars anterior : flexi dan downward rotasi hip
Inervasi : n. gluteus superior L4-5 dan S1-2
6. Muscle biceps femoris
Origo : tepi bawah tuber ischiadicum, labium laterale linea aspera
Insertio : Capitulum fibula bagian lateral, condylus lateralis tibiae
Fungsi : Flexi tungkai bawah
Inervasi : n. tibialis (L5-S2), n. Peroneus comunis (S1-2)
7. Muscle semitendinosus
Origo : Tuber ischiadicum
Insertio : Tuberositas tibia
Fungsi : Flexi tungkai bawah
Inervasi : n. tibialis

C. Patofisiologi Fraktur Collum Femur


Fraktur collum femur biasanya terjadi akibat jatuh, tetapi pada orang yang menderita
osteoporosis, kecelakaan yang sangat ringan sekalipun sudah dapat menyebabkan fraktur,
misalnya akibat kaki yang tersandung akan menyebabkan sendi panggul mengalami exorotasi.
Pada pasien usia lanjut khususnya pada wanita, terjadi perubahan struktur pada bagian
ujung atas femur yang menjadi predisposisi untuk terjadinya fracture pada collum femur. Karena
hilangnya tonus otot dan perubahan pada keseimbangan sensasi yang berhubungan dengan usia,
pasien ini dituntut untuk mengubah pola berjalan mereka. (Anonim;
http://www.ahlibedahtulang.com/artikel-180-2--fracture-collum-femoris-dewasa.html)
Pada orang dengan usia muda, fraktur biasanya terjadi akibat jatuh dari ketinggian atau
akibat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan hingga terlempar ke jalan. Pada pasien ini sering
kali mengalami jejas multipel dan 20% di antaranya juga mengalami fraktur corpus femur.
(Anonim; http://atuenryuzaki.blogspot.com/2012/10/fraktur-femur-dextra-tertutup.html)

D. Etiologi Fraktur Collum Femur


Menurut Smeltzer & Bare (2002) penyebab terjadinya fraktur, fraktur collum femur
yaitu:
1. Trauma langsung, kecelakaan lalu lintas,
2. Trauma tidak langsung, jatuh dari tempat tinggi dengan posisi berdiri,
3. Proses penyakit, osteoporosis dan osteoatritis,
4. Secara spontan, stress tulang yang terus menerus, tekanan yang berlebihan pada tulang yang
terjadi karena beban yang diterima lebih dari kapasitas beban yang dapat diterima tulang.
5. Kelainan bawaan sejak lahir, tulang sangat rapuh sehingga mudah patah.

E. Tanda dan Gejala Fraktur Collum Femur


Pada pasien kondisi post fraktur femur, sering timbul tanda dan gejala sebagai berikut:
1. Nyeri
Ditimbulkan oleh rangsangan respon sensorik tubuh karena kerusakan jaringan, biasanya
disekitar bekas operasi.
2. Oedema (bengkak)
Bengkak terjadi karena pecahnya pembuluh darah arteri yang terjadi saat pelaksanaan operasi,
sehingga aliran darah menuju jantung menjadi tidak lancar, serta menimbulkan incisi.
3. Eritema
Adanya warna kemerahan pada kulit daerah infeksi yang disebabkan adanya pembengkakan
(oedema).
4. Peningkatan suhu lokal
Peningkatan suhu atau panas tubuh ini terjadi bersama adanya kemerahan, biasanya kaki pada
daerah yang ada fiksasi atau bekas operasi menjadi lebih panas dari suhu tubuh normal yang
berkisar 36,5ᵒC – 37,5ᵒC. Hal ini terjadi karena adanya oedema yang memicu adanya reaksi
peradangan sehingga suhu menjadi meningkat.
5. Keterbatasan gerak dan fungsi
Keterbatasan gerak dan fungsi diakibatkan karena adanya gejala atau tanda diatas, adanya nyeri,
oedema (bengkak), eritema, peningkatasn suhu.
6. Aktifitas yang menurun
Aktifitas yang menurun karena adanya keterbatasan gerak dan fungsi tubuh yang disebabkan
karena adanya nyeri, oedema (bengkak), eritmia dan peningkatan suhu.

F. Penanganan Fraktur Collum Femur


Fraktur collum femur dapat disembuhkan dengan cara:
1. Pembedahan, operasi pemasangan plat and srew.
2. Medika mentosa, lebih diutamakan untuk memberian peredam nyeri (analgetik). Analgetik akan
membuat pasien nyaman, napas yang tenang, dan mempunyai efek sedatif, yang bermanfaat bagi
pasien dengan nyeri yang terus-menerus. Beberapa jenis analgetik yang dapat digunakan, antara
lain:
a. Acetaminophen, indikasi untuk nyeri ringan sampai sedang. Merupakan obat pilihan untuk nyeri
pasien yang hipersensitif terhadap aspirin atau NSAID, dengan gangguan gastrointestinal atas,
atau pasien yang mengkonsumsi antikoagulan oral.
b. Ibupropen, Obat pilihan untuk pasien dengan nyeri ringan sampai sedang. Menghambat reaksi
inflamasi dengan menurunkan sintesis prostaglandin.
c. Oxycodone, analgesik dengan multipel aksi yang mirip morphine; dengan konstipasi minimal,
spasme otot polos, dan depresi refleks batuk yang lebih ringan dibandingkan dengan pemberian
morphine pada dosis yang sama.

G. Penanganan Post Fraktur Collum Femur


Penanganan pasien post fraktur colllum femur dengan fisioterapi adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan terapi latihan dasar, dengan diberikan program latihan yang terdiri dari aktif
exercise, pasif exercise, static contraction, breathing exercise, dan assested moovement.
2. Pemberian latihan duduk, pada kasus fraktur collum femur pasien tidak diperbolehkan duduk
90ᵒ, pasien diperbolehkan half lying (semi duduk).
3. Pemberian latihan berdiri, dengan dibantu terapis dan alat wallker.
4. Pemberian latihan berjalan, menggunakan alat bantu berupa wallker.

H. Diagnosa Pembanding
Diagnosa pembanding dari diagnosa utama fraktur collum femur, adalah:
a. Fraktur caput femur,
b. Fraktur femur.

Anda mungkin juga menyukai