---------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Ny. K
Umur : 47th
No RM : 951540
Agama : Islam
1) DIAGNOSA MEDIS
2) CATATAN KLINIS
Rontgen (+) :
61
Gambar 3.1 Hasil Rontgen Pre OP (1-02-2017)
Medika Mentosa :
1. Meloxicam
2. Ranitidine
3. Glucosamine
62
3. SEGI FISIOTERAPI
1) ANAMNESIS (HETERO/AUTO)
- Posisi kaki kanan saat jatuh menekuk dan kaki kiri lurus
63
tidak memungkinkan untuk dilakukan karena HB pasien
rendah.
pasien.
64
(5) RIWAYAT PRIBADI (KETERANGAN UMUM)
b. Kardiovaskuler
c. Respirasi
d. Gastrointestinalis
65
BAB (-) / tidak ada keluhan
e. Urogenitalis
f. Muskuloskeletal
g. Nervorum
2) PEMERIKSAAN
a. TANDA-TANDA VITAL
c) Pernapasan : 22 x/menit
d) Temperatur : 36 º
f) Berat badan : 74 kg
66
b. INSPEKSI
a) Statis :
simetris,
flexi.
c. PALPASI
sebelah kanan.
67
b) Adanya spasme pada m. quadrisep femuris dextra,
m.gastrocnemius dextra.
d. PERKUSI
Tidak dilakukan
e. AUSKULTASI
Tidak dilakukan
f. GERAKAN DASAR
a) Gerakan aktif
68
Plantar fleksi Dextra Tidak nyeri Full ROM
b) Gerakan pasif
c) Gerakan isometrik
69
g. KOGNITIF, INTRA PERSONAL & INTER PERSONAL
terapi
intruksi terapis
h. KEMAMPUAN FUNGSIONAL
berdiri
bilateral.
gait.
b) Aktifitas Fungsional
70
c) Lingkungan Aktifitas
melatih pasien.
Nyeri Diam :2
Nyeri Tekan :4
Nyeri Gerak :6
71
b. Pemeriksaan LGS dengan Goneometer
Regio Gerakan
Flexor knee 4
Ekstensor knee 4
Tuberositas tibia 35 33 2
5cm ke distal 35 34 1
10cm ke proximal 47 44 3
15cm ke proximal 49 47 2
72
3) DIAGNOSIS FISIOTERAPI
(1) Impairment
proximal.
73
4) PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI
(1) TUJUAN
m.gastrocnemius dextra.
knee dextra
a. Teknologi Fisioterapi
a) Teknologi Alternatif
(a) IR
(c) Massage
(d) Ultrasound
74
b) Teknologi yang dilaksanakan
(a) IR
b. Edukasi
kompres hangat.
oedem.
75
(3) RENCANA EVALUASI
(4) PROGNOSIS
a. Pesiapan alat
b. Persiapan pasien
terapi.
76
3) Jika intensitas yang diberikan oleh terapis terlalu
terapis.
c. Pelaksanaan Terapi
i. Static Contraction
77
dan di tahan selama 6 hitungan kemudian
rileks.
pasien.
pengulangan
78
Gambar 3.5 Pelakasanaan Free Avtive movement
79
sedangkan fisioterapis menjaga agar tidak
4) EVALUASI
sebelum (T0 = T1) dan sesudah terapi sampai terapi terakhir (T3)
kesehatan lain. Pada kasus Fraktur femur 1/3 distal dextra hal-hal yang
80
perlu dievaluasi adalah : evaluasi nyeri dengan vas, evaluasi LGS
Respirasi : 22x/menit
Flexor knee 4
Ekstensor knee 4
Regio Gerakan
81
4) Pemeriksaan antropometri dengan midline
Tuberositas tibia 35 33 2
5cm kebawah 35 34 1
15cm keatas 49 47 2
Respirasi : 22x/menit
82
1) Pemeriksaan nyeri dengan VAS
Flexor knee 4
Ekstensor knee 4
Gerakan
Regio
Tuberositas tibia 35 33 2
5cm kebawah 35 34 1
5cm keatas 45 40 5
15cm keatas 49 47 2
83
P : (1) Mengurangi nyeri dengan : Infra red radiation
(IRR)
Respirasi : 22x/menit
Flexor knee 4
Ekstensor knee 4
Regio Gerakan
84
4) Pemeriksaan antropometri dengan midline
Tuberositas tibia 35 33 2
5cm kebawah 35 34 1
5cm keatas 44 40 4
15cm keatas 49 47 2
85
6) HASIL AKHIR
(1) Adanya penurunan nyeri tekan dari T1=4 dan T3=3 dan nyeri
(2) Adanya peningkatan Lingkup Gerak sendi aktif flexi knee 100
(3) Adanya penurunan oedem 1,5cm dari titik tuberusitas tibia 5cm
proximal.
86
BAB IV
PEMBAHASAN
fraktur femur 1/3 distal dextra, dari hasil pemeriksaan fisioterapi ditemukan: (1)
Adanya nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak di lutut kanan pada daerah incisi
dan pada m.tensor fascia latae m.vastus medialis, (2) Adanya keterbatasan gerak
flexi – extensi knee, (3) Adanya penurunan kekuatan otot flexor dan extensor
knee, (4) Adanya oedema pada tungkai kanan, (5) Adanya spasme pada m. vastus
4.1 Nyeri
Tes Nyeri T1 T2 T3
87
4.2 Lingkup Gerak Sendi (LGS)
terhadap LGS, akibat beberapa hal ini maka pasien akan membatasi
Regio Gerakan T1 T2 T3
Dextra
Pasif S : 150-650 S : 150-700 S : 150-800
Nilai
Otot Penggerak T1 T2 T3
Flexor Knee 4 4 4
Ekstensor Knee 4 4 4
88
4.4 Oedema
Selisih
Titik Pengukuran T1 T2 T3
Tuberositas Tibia 2 2 2
5cm Kebawah 1 1 1
15cm Keatas 2 2 2
89
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
tulang. Femur adalah tulang paha. Dextra adalah sisi tubuh bagian kanan.
Sepertiga distal adalah suatu area yang dibagi menjadi tiga bagian yang
plate and screw termasuk dalam bagian ORIF. Jadi Post ORIF Fraktur
femur 1/3 distal dextra adalah suatu patahan terbuka yang mengenai 1/3
bagian bawah tulang paha kanan yang di lakukan pemasangan plate and
atau tulang dapat patah pada lebih dari satu tempat (fraktur
90
Pada makalah ini menggunakan modalitas IR ( Infa Red) dan terapi
nyeri pada daerah dan sekitar incise, Jarak IR ke pasien 30-35 cm, durasi
dan daya tahan otot, peningkatan LGS dan kemampuan fungsional, latihan
gerak pasien.
Dalam hal ini, Pasien dengan kasus Post ORIF Fraktur femur 1/3
terasa nyeri ketika diam, ditekan dan digerakan pada daerah incisi serta
extensi knee, penurunan kekuatan otot flexor dan extensor knee, oedema
nyeri diam T1=1,5 dan T3=1,3, dan nyeri tekan T1=3,1 dan T3=2,8,
peningkatan Lingkup Gerak sendi aktif flexi knee 100serta gerak pasif
91
flexi knee 150, dan penurunan oedem 1,5cm dari titik tuberusitas tibia 5cm
keatas dan 0,5cm dari titik tuberusitas tibia 10cm keatas. Penerapan IR dan
penulis hanya 3 kali dan tidak intensif, dan kurang motivasi dalam
berlatih. hasil terapi pada kasus Post ORIF Fraktur femur 1/3 distal dextra
tidak bisa dilihat dalam waktu yang singkat tapi membutuhkan watu yang
lama.
5.2 Saran
sendiri, jadi perlu kerjasama yang baik antara terapis, pasien dan keluarga
pasien itu sendiri. Untuk lebih mengoptimalkan hasil terapi yang diberikan
92
5.2.2 Bagi Pasien
93