Anda di halaman 1dari 19

RUPTUR TOTAL TENDON ACHILES SINISTRA

Disusun Oleh :
Eni Sofyanti

Pembimbing
dr. Unggul Jatmiko, SpB

RSUD KAB SORONG


2016

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi

Tendon achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar dalam tubuh manusia yang
panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya
mengumpul dan melekat pada bagian tengah – belakang tulang calcaneus. Terdiri dari struktur
tendinous (melekatnya otot ke tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastronemius dan
otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang tumit (calcaneus) dan
menyebabkan kaki berjinjit (plantar flexi) ketika otot-otot betis berkontraksi. Tendon ini sangat
penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal. 7,8

Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan
fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan
pegelangan kaki, calcaneus.2,5

Putusnya tendon Achilles adalah suatu keadaan dimana tendon yang berada di belakang
pergelangan kaki itu pecah atau putus. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang
pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.

Rupture tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung)
yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam
keadaan dorsifleksi pasif maksimal.4

Gambar 1. Anatomi achiles

2
Gambar 2. Anatomi tendon achiles

Tendon Achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah
dan fungsinya untuk meletakkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang
penyusunan telapak kaki yaitu, calcaneus. Tendon achilles berasal dari gabungan otot yaitu
gastrocnemius, dan soleus. Pada manusia, tendo achilles terletak tepat dibagian pergelangan kaki.
Tendon Achilles juga merupakan tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia, yang
panjangnya berukuran sekitar 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian
stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah dan belakang tulang calcaneus. Pengertian
dari tendon sendiri adalah sebuah pita jaringan ikat (fibrosa) yang melekat pada otot dan ujung
yang lain berinsersi ke dalam tulang. Tendon memiliki sedikit elastisitas. Tendon (a)
memungkinkan massa otot yang besar untuk mengonsentrasikan kekuatannya pada satu daerah
tulang yang relatif kecil, (b) memungkinkan beberapa tendon melalui ruang yang kecil, misalnya
tendon otot lengan bawah ketika lewat di bagian depan dan belakang pergelangan
tangan, dan (c) memiliki fungsi protektif dan suportif di sekitar sendi. Fungsi dari tendon Achilles
sendiri adalah menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Ketika otot betis berkontraksi (jika
berkontraksi otot akan memendek), otot betis akan menarik tendon Achilles. Kontraksi otot betis
ini menarik tulang tumit, sehingga terjadi gerakan plantar fleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti
menjinjit). Kontraksi otot betis yang dibantu tendon Achilles ini berguna dalam aktivitas sehari-
hari seperti berjalan, berlari, dan melompat. 1,2

3
Gambar 3. Mikroskopis tendon achiles

Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang
pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon adalah struktur
dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot ini dalam tubuh adalah petanggung jawab
untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan seseorang untuk berjalan, melompat,
mengangkat beban, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik pada
tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang
disebut tendon. Serat kolagen terdapat pada semua jenis jaringan ikat yang terdiri atas protein -
protein kolagen. Dalam keadaan segar, kolagen berwarna putih. 
Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut
yang lebih besar.Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut
kolagen bergelombang, karenannya bersifat lentur. Benang serabut kolagen yang paling halus yang
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 µm sampai 0,5
µm. Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril
dengan diameter 45 nm sampai 100 nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan
tampak mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm. Serabut kolagen memiliki
daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini
bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut
kolagen dapat dicerna oleh pepsindan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut
kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6
tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik berbeda.
Keenam tipe kolagen tersebut adalah :
1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa,
tulang, gigi dan sementum

4
2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun
matiks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastic.
3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada
keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler.
4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil
sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut.
5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen  tipe I
6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina

a. Tendon Achilles yang ruptur b. Tendon Achilles normal

Gambar 4. Histologis Tendon Achilles

Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I, tendon
Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast dari tendon Achilles
yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur. Kolagen tipe-III kurang
tahan terhadap kekuatan tarikan dan arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara
spontan.
Tendon Achilles normal menunjukan pengaturan seluar yang terorganisir dengan baik, sangat
berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit yang merupakan fibroblast khusus, muncul pada
potongan longitudinal. Pengaturan yang baik disesbabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal
yang seragam disekitar kolom tenosit, yang menghasikan baik komponen fibriler dan nonfibriler
dari matriks ekstraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat kolagen 1,2

1.2 Etiologi

1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,


2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecah,

5
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola,
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan
5.  Obesitas.9

1.3 Faktor Resiko

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan cedera pada tendo Achilles adalah sebagai berikut:
a) Meningkatnya aktivitas (jarak, kecepatan, tinggi/curam tanjakan),
b) Berkurangnya waktu relaksasi di antara sesi latihan,
c) Perubahan permukaan,
d) Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/tinggi),
e) Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, dan pelebaran sisi
sepatu),
f) Berkurangnya fleksibilitas kaki,
g)Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk
menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan bebas),
h) Fleksibilitas otot yang rendah (gastrocnemius yang rapat), dan
i) Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsifleksi yang terbatas).

Tabel 1 Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles akut
Kortikosteroid lokal Degenerasi/irregularitas vaskular
Kortikosteroid sistemik Hipertermia tendon
Injeksi peritendinous Kesalahan latihan
Fluorquinolon Kelainan alignment kaki atau pergelangan
Perubahan degeneratif pada tendon kaki
Tendinopati kronik (dengan deformitas
Haglund)

Orang-orang yang bisa terkena rupture tendon Achilles termasuk atlet rekreasi, orang-orang
usia tua, penggunaan kuinolon, perubahan ekstrim dalam intensitas pelatihan atau tingkat aktivitas,
dan partisipasi dalam aktivitas baru. Sebagian besar kasus rupture tendon Achilles yang traumatis

6
olahraga cedera. Umur rata-rata pasien adalah 30-40 tahun dengan rasio laki-perempuan hampir
20:1. Antibiotik fluorokuinolon, seperti ciprofloxacin, dan glukokortikoid telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko rupturnya tendon Achilles. Suntikan steroid langsung ke tendon juga telah
dikaitkan dengan ruptur.
Kuinolon telah dikaitkan dengan Achilles tendinitis dan ruptur tendon Achilles untuk beberapa
waktu sekarang. Kuinolon adalah agen-agen antibakteri yang bertindak pada tingkat DNA dengan
DNA girase menghambat. DNA girase merupakan enzim yang digunakan untuk bersantai DNA
beruntai ganda yang penting untuk Replikasi DNA. Kuinolon adalah khusus dalam fakta bahwa ia
dapat menyerang DNA bakteri dan mencegah mereka dari replikasi dengan proses ini, dan sering
diresepkan untuk lansia. Sekitar 2% sampai 6% dari semua orang tua di atas usia 60 yang telah
memiliki Achilles pecah dapat dikaitkan dengan penggunaan kuinolon. 7,9

1.4 Patofisiologi

Ruptur traumatik tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat perubahan
posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga
terjadi kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar kemampuan
tendon Achilles untuk menerima suatu beban.
Ruptur tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat.
Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam yang
hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan plantarfleksi,
dan respons ansietas pada pasien.
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibrilkolagen.
Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan
pada daerah jari kaki adanya kurva regangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons
secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon
tetap kurang dari 4 persen yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi
asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen, serat kolagen
mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan
lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena
kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.
Penyebab pasti rupture tendon Achilles dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat
tendinitis Achilles. Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot
menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi
berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot
betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat
meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan. Selain itu,

7
ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih
rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih
mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi
sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi.
Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis
berkontraksi.3,4,6,9

1.5 Gejala Klinis

1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau
betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit.
daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera
meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang
luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau
seluruh serat tendon.
3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit.
4.  Tumit tidak bisa digerakan turun naik.
5.  Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit.
6.  Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.
Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya
saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya
bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan
peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.
8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat
lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan
diagnosis.9

1.6 Diagnosa banding

1. Tendo calcaneal bursitis


Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa
ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa
di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon
fibrosatebal di belakang tumit meluncur turun naik.

8
2. Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari,
achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma
tendonachilles dan betis.
3. Achilles tendinopathy atau tendonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga
menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

1.7 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan fisik :
Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau tidak ada pergerakan maka
dicurigai tendo achilles mengalami rupture. 
1. Anamnesis:
Keluhan
- Nyeri di daerah pergelangan kaki, kadang hingga ke betis dan kaki
- Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama gerakan plantar fleksi)
- Kaku di pagi hari
2. Inspeksi
• Pembengkakan di daerah pergelangan kaki
• Deformitas / perubahan bentuk

Gambar 5. Inspeksi Tendon Achilles

3. Palpasi

9
Gambar 6. Palpasi Tendon Achilles

• Lokasi Tenderness/nyeri tekan, di tendo achilles


• Temperatur lokal
• Spasme otot terutama m. gastrocnemius

4. Thompson test

Gambar 7. Thompson Test


 dilakukan dengan meremas di dasar otot betis dan mencari ankle plantar fleksi
5. Obrien’s Test

10
Gambar 8. Obrien Test
a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus
masukkan jarum berukuran 25.
b. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum
seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum
tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.
c. Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.
6. Copeland Test

Gambar 9. Copeland Test


a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.
b. Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.
c. Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60
mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak
bergerak sama sekali

Pemeriksaan penunjang lainnya :

11
1. Foto Rountgen
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon
Achilles. Radiografi menggunakan sinar X untuk menganalisis titik cedera. Temuan
radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi:
a. Penggelapan tendon : Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan
penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak lateral.
b. Lekukan kulit pada bagian robekan lesung pipit kecil dapat dilihat pada bagian
robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan perdarahan.
c. Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon ujung ruptur tendon menarik kembali dan
bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung tendon.
d. Mengidentifikasi ujung yang terputus : Ujung proksimal biasanya dikaburkan oleh
pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal dapat dipisahkan dari lemak
sekitarnya dalam 50% kasus.

Gambar 10. Foto Rontgen Tendon Achilles


 
2. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles
dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini
menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melaluit ubuh.
Proton in kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang berubuhkan beberapa dari proton
tersebut keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali, proton memancarkan gelombang
radio yang unik yang dapat dianalisis oleh computer dalam 3D untuk membuat gambar tajam
penampang silang dari area oenting. MRI dapat memberikan kontras yang tidak tertandingi dalam
jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan
robekan dan cedera lainnya.

12
Gambar 11. MRI Tendon Achilles

3. Ultrasonografi
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, danadanya robekan.
Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggidari suara melalui tubuh pasien.
Beberapa suara dipantulkan kembali dariruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau
tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu
gambar.Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalammendeteksi pergerakan
tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek. 6,10

1.8 Penatalaksanaan

1. Stabilisasi awal
Setelah diagnosis dibuat,  pergelangan kaki harus splinted dalam jam dengan baik
untuk  membantu elevasi mengendalikan pembengkakan.
2. Non-operative
Orthosis pergelangan kaki
Indikasi treatment harus individual kepada pasien Selama 10 minggu berikutnya,
pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade dengan perubahan cor kira-
kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6 minggu.Setelah casting, angkat
tumit biasanya dipakai selama beberapa bulan.
3. Operative
a. Perbaikan langsung

13
Indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu)
b. Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris.
Operasi
Ø  Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan
kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam
penatalaksanaan tendon yang terputus.
Ø  Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya
dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk
dilakukan tindakan operasi.
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.
Ø  Operasi terbuka sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendon Achilles dijahit
bersama-sama. Dalam pecah lengkap atau serius tendon plantaris atau otot vestigial lain
dipanen dan melilit tendon Achilles, meningkatkan kekuatan tendon diperbaiki. Jika
kualitas jaringan buruk, misalnya cedera telah diabaikan, ahli bedah mungkin
menggunakan mesh penguatan (kolagen, Artelon atau bahan lainnya degradable).
Ø  Perkutan operasi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil, bukan satu sayatan besar,
dan menjahit tendon kembali bersama-sama melalui sayatan. Pembedahan mungkin
tertunda selama sekitar 1 minggu setelah rupturnya tendon untuk mengurangi
pembengkakan. Namun khusus untuk pasien dengan penyembuhan yang sulit contohnya
pada kasus vasculophaty, pembedahan perkutan menjadi pilihan terbaik daripada
pembedahan terbuka 11,12

1.9 Komplikasi

Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. Infeksi adalah adanya suatu
organism pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan
berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia.
Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-
lainnya.4,6

14
BAB 2
LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN:
- Nama pasien : Tn. Sb
- Umur : 41 tahun
- Jenis kelamin : laki-laki
- Alamat : Biak
- Agama : Kristen

2. ANAMNESIS:
- Keluhan Utama :
Luka sobek pada tumit kaki sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.

- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :


Pasien datang ke poliklinik bedah RSUD Kab Sorong dengan rujukan dari RS Biak dengan
keluhan luka sobek di tumit kaki sebelah kiri semenjak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Luka awalnya terkena seng saat pasien sedang berjalan dan tidak sengaja menendang seng
yang di sebelah pasien. Pasien kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat, paien
mendapatkan injeksi TT dan luka pasien di jahit, pasien disuruh kontrol 3 hari berikutnya.
Saat pasien kontrol, luka tidak tampak membaik malah cenderung memburuk, luka tampak
basah dan beberapa jahitan terbuka. Pasien kemudian mendapatkan jahitan kembali dan suruh
kontrol ulang. Namun pasien menjadi susah berjalan, pasien berjalan dengan mengantungkan
kakinya dan berjalan menggunakan tongkat. Saat pasien kembali kontrol, luka belum ada
perubahan dan pasien meminta rujukan ke RSUD Kab Sorong untuk ke dokter bedah.
Trauma ditempat lain tidak ada.
Riwayat demam disangkal pasien.
Riwayat batuk disangkal pasien.
Riwayat sesak disangkal pasien.

- Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :


Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.

15
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat DM disangkal.

- Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :


Riwayat keluarga yang menderita penyakit seperti pasien disangkal

3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
- Kesan umum : tampak kaki kiri terpasang kassa.
- Keadaan Umum : Sedang
- GCS : 15
- Vital Sign : Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Nafas : 18 kali/menit
Suhu : 36,9o C
Status Generalis

- Kepala : bentuk dan ukuran normal


- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-)
- Leher : JVP 5-2 mmH2O, pembesaran KGB Colli (-)
- Thorak
Pulmo : Inspeksi : thorax tampak simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-
Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba, 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Kanan atas : Linea Para Sternalis Dextra RIC II
Kanan bawah : Linea Para Sternalis Dextra RIC V
Kiri atas : Linea Para Sternalis Sinistra RIC II
Kiri bawah : 1 jari medial LMCS RIC V
- Abdomen :
Inspeksi : distensi tidak ada
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : thympani

16
- Genitalia : tidak ada kelainan
- Ekstremitas : status lokalis
Kaki : Kiri : status lokalis
Kanan : edema tidak ada, CRT < 2 detik, atropi (-) Muskulus
Gastroknemius
- Regio pedis sinistra
Look : tampak luka dengan ukuran 5x5x3cm
Deformitas (+)
Feel : nyeri tekan (+).
Move : ROM terbatas

4. DIAGNOSIS KERJA
- Rupture tendon Achilles dextra
- Infection Wound

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan laboratorium (9 November 2016)
Hb : 16,1 g/dl
Leukosit : 11.600 /mm3
Trombosit : 256.000 /mm3
Hematokrit : 52,4 %
PT : 8,3 detik
APTT : 24,8 detik

17
6. PENATALAKSANAAN
Tendoraphy + debridement

7. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad sanam : bonam
- Quo ad functionam : bonam

DAFTAR PUSTAKA

1. Tambajong J,Wonodirekso S.1996.Buku Teks Histologi. Jakarta : EGC

2. Syamsuhidajat R,Wim de Jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.Jakarta: EGC

3. Anonym. 2012. www.askep muskuloskelatal.com

4. Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta

5. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi
Bahasa Indonesia,Jakarta, EGC

18
6. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC

7. Dorland, 1994. kamus kedokteran. Jakarta. EGC

8. Anderson Silvia Prince. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Penerbit


Buku Kedokteran. EGC, Jakarta.

9. V. sammarco. 2009. Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis. Diakses
tgl 18 september 2013 http://www.scribd.com/doc/Perbaikan bedah tibialis anterior rupture
tendon akut dan kronis.

19

Anda mungkin juga menyukai