Anda di halaman 1dari 45

EXERCISE PADA OA KNEE

OLEH
MUHAMMAD FAUZAN
NIM : P 27226016237
PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SURAKARTA
2016
Pengertian Osteoarthritis
 Merupakan penyakit sendi degeneratif,
dimana keseluruhan struktur sendi
mengalami perubahan patologis.
 Ditandai dengan kerusakan tulang rawan

(kartilago) hyalin sendi, meningkatnya


ketebalan serta sklerosis dari lempeng
tulang, pertumbuhan osteofit pada
tepian sendi, meregangnya kapsula
sendi, timbulnya peradangan, dan
melemahnya otot–otot yang
menghubungkan
Felson, 2008 sendi.
Epidemiologi Osteoartritis
 Felson (2008) melaporkan bahwa satu
dari tiga orang dewasa memiliki tanda-
tanda radiologis OA.
 OA pada lutut merupakan kasus OA yang
paling umum dijumpai pada orang
dewasa.
 Joern et al (2010) menemukan umur 60-
64 tahun sebanyak 22% .
 Pada laki-laki 23% menderita OA lutut
kanan, sementara 16,3% menderita OA
lutut kiri.
Etiologi Osteoarthritis
 Trauma dan stress pada sendi
 Usia
 Berat badan yang berlebihan
Patogenesis Osteoartritis
 Berdasarkan penyebabnya  OA primer
dan OA sekunder.
 OA primer (OA idiopatik), tidak memiliki
penyebab yang pasti ( tidak diketahui )
dan tidak disebabkan oleh penyakit
sistemik maupun proses perubahan lokal
pada sendi.
 OA sekunder, disebabkan oleh inflamasi,
kelainan sistem endokrin, metabolik,
pertumbuhan, faktor keturunan
(herediter), dan immobilisasi yang
Patogenesis Osteoartritis
 Selama ini OA sering dipandang sebagai
akibat dari proses penuaan dan tidak
dapat dihindari.
 OA merupakan gangguan keseimbangan
dari metabolisme kartilago dengan
kerusakan struktur (Soeroso, 2006 ).
 Kerusakan tersebut diawali oleh
kegagalan mekanisme perlindungan
sendi serta diikuti oleh beberapa
mekanisme lain sehingga pada akhirnya
menimbulkan cedera ( Felson, 2008 ).
Mekanisme pertahanan sendi
(kapsul sendi, ligamentum, otot, saraf sensorik)
Mekano
reseptor

Umpak balik

Memberi tegangan pada titik


tertentu ketika bergerak

Memberi hambatan pada


LGS

Meringankan tumbukan,
stress
Mekanisme pertahanan sendi
(kapsul sendi, ligamentum, otot, saraf sensorik)
Mekano
reseptor

Umpak balik

Memberi tegangan pada titik


tertentu ketika bergerak
Cidera

Memberi hambatan pada


LGS

Meringankan tumbukan,
stress
Kartilago

Cairan sendi Protein/lubrican


(sinovial) (sebagai pelumas)

Mengurangi
gesekan antar
kartilago
Kartilago
Cidera

Cairan sendi Protein/lubrican


(sinovial) (sebagai pelumas)

Mengurangi
gesekan antar
kartilago
Tanda dan gejala klinis
osteoarthritis
 Pada umumnya, pasien OA mengatakan
bahwa keluhan-keluhan yang
dirasakannya telah berlangsung lama,
tetapi berkembang secara perlahan
 Nyeri sendi
 Bertambah dengan gerakan dan berkurang
dengan istirahat
 Nyeri diduga berasal dari peradangan sendi
(sinovitis), efusi sendi, dan edema sumsum
tulang ( Felson, 2008), osteofit, bursitis dan
sindroma iliotibial band
Tanda dan gejala klinis
osteoarthritis
 Hambatan gerak sendi
 Kaku pagi
 Krepitasi
 Deformitas
 Pembesaran sendi
 Tanda-tanda peradangan
 Perubahan pola jalan
 Gambaran Radiografi diagnosis OA
adalah :
 Penyempitan celah sendi
 Peningkatan densitas tulang subkondral
( sklerosis ).
 Kista pada tulang
 Osteofit pada pinggir sendi
 Perubahan struktur anatomi sendi.
Kriteria diagnosis OA lutut
(EULAR/the european league againts rheumatism, 2010)

 Gejala
 Nyeri lutut yang persisten
 Morning stiffness
 Berkurangnya fungsi lutut

 Tanda
 Krepitasi
 Keterbatasan gerak
 Pembesaran tulang lutut
Kriteria diagnosis OA lutut (Arthritis research
centre of Canada)

3 tanda Utama lainnya


 Effusion  Alignment
 Muscle strength
 Bulge sign test  Ekstennsi fidal full,
 Patellar tap test Kekuatan menurun,
atrophy
 Gait  Tenderness
 Flexion  Bony swelling
contracture  Krepitasi

(minimal 1 dari 3)  Nyeri akhir gerak


 ROM (flexi, hiperekstensi)
 Instabilitas Ligamentum
Grading menurut kriteria
Kellgren-Lawrence
4 grade berdasarkan gambaran radiografi
1)Grade 0 : normal
2 Grade 1 : sendi normal, terdapat sedikit
osteofit
3) Grade 2 : osteofit pada dua tempat
dengan sklerosis subkondral, celah sendi
normal, terdapat kista subkondral
4) Grade 3 : osteofit moderat, terdapat
deformitas pada garis tulang, terdapat
penyempitan celah sendi
5) Grade 4 : terdapat banyak osteofit, tidak
ada celah sendi, terdapat kista subkondral
Tujuan
penanganan
OA
(OARSI)
2014 OARSI Guidelines for the
Non-Surgical Management of Knee
OA
TEPAT RELATIF TIDAK
TEPAT
Exercise Akupuntu Stimulasi
Strength training r elektris
Weight Kruk
management
Education
Biomechanical
inter-vention
Exercise (land based or water based)

 Hasil 4 studi meta-analisis diketahui


manfaat land-based exercise untuk nyeri
dan kemampuan fungsional pada OA
lutut, seperti tai chi
 Tai chi merupakan kombinasi strength
training, active range of motion exercise,
and aerobic activity.
 Penelitian water-based exercise pada OA
bermanfaat untuk kemampuan
fungsional dan kualitas hidup, tetapi
sedikit manfaat terhadap nyeri
Strength training
Evidance based 1, 2, 3 : contoh latihan mandiri
Strengthening
Stretching
Exercise
Tahan 20 – 30 dt, ulangi 5
kali Tahan 10 dt, Ulangi 10 x, 2-3
set
 Hamstring  long  Straight leg raise
sitting  Abduksi hip
 Calf muscle   Ekstensi hip
menghadap  Wall squat
tembok
 Seated knee
 Quadriceps  extension
berdiri pegangan
kursi
 Hell raises
Strength training (bentuk lain)
Strength training (bentuk lain)
Strength training (bentuk lain)
 Low Intensity Cyclical Exercise ,
mengapa ?
 Memperbaiki nutrisi tulang subchondral dan
kartilago
 Membantu penurunan berat badan
 Memperbaiki LGS
 Contoh :
 Exercise bike
 Hydrotherapy/aquatic exercise
 Low Impact walking
Exercise bike

 Mengapa ?
 Pembebanan ringan
 Lutut tetap gerak
 Penguatan otot
 Outdoor / indoor ?
 15 menit dengan
bersepeda di 60 RPM
= 900, lutut Fleksi-
ekstensi antara 5 dan
105o
Hydrotherapy/ aquatic exerc
ise
Kelebihan Keterbatasan
 Buoyancy  pembebanan  Potensial lebih mahal
berkurang, memudahkan  Bartels et al. (2007)
gerak  Efek jangka pendek
 Hidrostatic presure  menguntungkan pada nyeri
meningkatkan sirkulasi, dan fungsi
mengurangi  Tidak ada efek pada
pembengkakan kemampuan berjalan
 Tidak dapat
 Temperatur  merekomendasikan latihan
mengurangi kaku sendi, air lebih baik dari intervensi
meningkatkan sirkulasi latihan lainnya
dan rileksasi otot
 Viscosity  resisted
exercise
Education
 Berjalan bukan berlari
 Berjalan di permukaan yang lunak.
 Kurangi berat badan, minimal 5% dari
berat badan.
 Low impact exercise
 Range of motion/flexibility exercises.
 Swimming is good exercise.
 Quadriceps strengthening (static)
Education
• Hindari sepatu hak tinggi karena
meningkatkan anterior knee pain.
• Pakai sepatu peninggian di salah satu
sisi
• Mulligan home exercise fleksi lutut +
ebdorotasi
Biomechanical intervention
 Koreksi varus
 Mengurangi pembebanan sisi medial
lutut
 Koreksi pola jalan
Rekomendasi
1. Pasien dengan OA lutut simptomatik
harus didorong untuk berpartisipasi
dalam program pengelolaan diri dan
menggabungkan modifikasi aktivitas ke
dalam gaya hidup mereka.
2. Sebaiknya pasien dengan OA lutut
simptomatik, yang kelebihan berat
badan (BMI> 25), harus didorong untuk
menurunkan berat badan (minimal lima
persen (5%) dari berat badan) dan
mempertahankan berat badan mereka
Rekomendasi
3. Sebaiknya pasien dengan OA lutut
simptomatik didorong untuk
berpartisipasi dalam low impack
exercise
4. Latihan ROM/flexibility
5. Penguatan otot quadriceps
6. Tidak merekomendasikan penggunaan
valgus atau varus brace
STATUS KLINIS
KETERANGAN UMUM PENDERITA
 N a m a : Tn,. Muhjari
 Umur : 66 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki

 Agama : Islam
 Pekerjaan : Tidak Bekerja
 Alamat : Jambewangi Secang Magelang 
 No. Rekam Medik : 04-39-93

DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT / KLINIK


 Diagnosis medis : Post SNH dan OA genu
ANAMNESIS
 Keluhan Utama :
Pasien mengeluh sakit pada pada lutut kanan
dan pada lutut kiri terasa berat saat berjalan.
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Onset kurang lebih 2 tahun yang lalu yang
diawali dengan serangan stroke/lemah anggota
tubuh sebelah kanan. Keadaan ini kemudian
diikuti dengan sakit pada lutut kanan saat akan
berdiri dari duduk dan berjalan. Lutut kiri terasa
berat saat berjalan. Pasien juga tidak bisa
jongkok.
 Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta :
Terdapat riwayat hipertensi
 Pemeriksaan Vital Sign :
TD : 115/85 mmHg
HR : 80 x/mnt
Suhu : 36 °C
RR : 24 x/mnt
BB : 55 kg
TB :152 cm
 Inspeksi
 Statis:
 Aligment tubuh dbn
 Berdiri stabil, tinggi kedua pundak sama
 Tak tampak atrofi otot quadriceps dan hamstring
 Tak tampak oedem dan tonjolan patologis di tubuh

 Dinamis:
 Langkah pendek dan antalgik
 Rotasi trunk dan shouder girdle kurang saat berjalan
 Palpasi
 Nyeri tekan di ligamen patella dan pes anserinus billateral
 Spasme dan nyeri tekan pada m. Erector spine sinistra
 Sensibilitas dbn
 Suhu lokal teraba normal
 Tes Gerak
 Gerak aktif : Pada kedua lutut full ROM dengan nyeri minimal pada
end range fleksi lutut kanan. Gerakan halus dan kekuatan otot
nampak baik
 Gerak pasif : kedua lutut full ROM fleksi dan ekstensi tanpa rasa
sakit dengan endfeel soft untuk fleksi dan hard untuk ekstensi lutut.
 Gerak isometrik tidak menambah nyeri lutut.Kekuatan otot lutut
masih mampu untuk melawan tahanan minimal
 Gerak aktif lumbal fleksi-ekstensi mampu full ROM dan tidak nyeri
 Pengukuran Khusus : *)
 MMT tungkai kanan : 4; tungkai kiri : 4-
 Pemeriksaan nyeri dengan VDS
 Nyeri Tekan : Nyeri ringan
 Nyeri Gerak : Nyeri ringan
 Nyeri Diam : Tidak nyeri

 Antopometri : panjang tungkai kanan dan kiri


sama
 Tes stabilitas sendi lutut : stabil
 Berdiri tandem bisa, kurang stabil
 Berdiri dengan satu kaki tidak bisa
 ROM lutut : S 0-0-135
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment (Body Structure & Body Function)
 Nyeri tekan pada area knee bilateral dan m. erector spine
 Nyeri gerak pada kedua lutut saat lutut menumpu (jongkok,
naik tangga)
 Penurunan kekuatan otot kedua tungkai dan ekstremitas kanan
 Gangguan keseimbangan dinamis
2. Functional Limitation
 Pasien mampu melakukan semua ADL secara mandiri
 Naik turun tangga tidak bisa dilakukan tanpa adanya handrail
di sisi tangga
 Kesulitan jongkok berdiri,harus dengan berpegangan
 Kemampuan berjalan terbatas karena mudah lelah dan nyeri
lutut
3. Participation Restriction
 Pasien tidak aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
PROGRAM FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka Pendek
 Menurunkan rasa nyeri
 Memperbaiki kekuatan otot
 Memelihara fleksibilitas jaringan
 Memperbaiki keseimbangan dinamis
2. Tujuan Jangka Panjang
 Memperbaiki kualitas gerak dan aktifitas
fungsional
 Memperbaiki kemampuan berjalan
TEKNOLOGI INTERVENSI FISIOTERAPI

 Terapi heating dengan Infra Red. Waktu 20


menit, jarak 40 cm
 Terapi stimulasi dengan arus TENS. Waktu
15 menit, metode lokal (titik
nyeri),intensitas comfortable
 Stretching otot punggung dan ekstremitas
 Strengthening otot yang mengalami
penurunan kekuatan
 Latihan keseimbangan dan daya tahan
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Variabel T1 T2
(16 Feb 17) (20 Feb 17)
MMT Fleksor knee 4/4- Fleksor knee 4/4-
Ekstensor knee 4/4 Ekstensor knee 4/4
Fleksor hip 4-/4- Fleksor hip 4-/4-

Nyeri dengan VDS Nyeri Diam : Tidak nyeri Nyeri Diam : Tidak nyeri
Nyeri Tekan : Nyeri ringan Nyeri Tekan : Nyeri ringan
Nyeri Gerak : Nyeri ringan Nyeri Gerak : Nyeri ringan

Keseimbangan dinamis Berjalan tandem sepanjang 2 Berjalan tandem sepanjang 3


meter mampu dilakukan meter mampu dilakukan
Berdiri dengan satu kaki selama Berdiri dengan satu kaki selama
30 detik belum mampu 30 detik mampu dilakukan
dengan pengawasan
 Tindak Lanjut
 Dilanjutkan terapi sebelumnya dan
ditambahkan bersepeda statis tanpa
pembebanan dengan kecepatan 60
putaran/menit selama 15 menit
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai