I. PENDAHULUAN
Tubuh yang sehat memerlukan postur tubuh yang baik dan benar. Postur tubuh yang
baik dan benar dapat meningkatkan fungsi kaki dan tangan dengan baik, mengurangi
jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan, memperluas ekspansi
paru, dan memingkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal dan lain-lain.
Definisi postur tidak terbatas namun umunya postur dinyatakan sebagai posisi atau sifat
tubuh yaitu suatu pengaturan relatif dari bagian tubuh untuk aktifitas tertentu. Kata
“posture” berasal dari bahasa latin “ponere”, yang artinya "menempatkan/
meletakkan." Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh
(persendian, tendon, ligamen, dan otot). Kesejajaran tubuh atau postur merupakan
istilah yang sama dengan posisi sendi, tendon, ligament, dan otot ketika posisi berdiri,
duduk, dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada
struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan menunjang
keseimbangan.
Suatu penyakit atau gangguan tertentu bisa menyebabkan kelainan postur tubuh
demikian juga sebaliknya. Di dalam praktik fisioterapi banyak sekali pasien yang datang
dengan keluhan muskuloskeletal dan saraf yang sebenarnya berasal dari gangguan
postur atau ketidak seimbngan panjang dan tonus otot (muscle imbalance) dan tidak
sedikit pula yang datang karena memang masalah utamanya pada postur tubuh yang
tidak normal (kebanyakan kasus skoliosis)
3. Thoracic vertebrae:
Kelainan yang umum meliputi:
* Kyphosis: Peningkatan konveksitas posterior dari vertebra. Dapat
disebabkan karena:
- Kompresi diskus intervertebralis ke arah anterior.
- Otot extensor thoraks, trapezius middle dan lower yang memanjang
- Ketegangan ligamen longitudinal anterior, otot upper abdominal dan
otot-otot dada sisi anterior.
* Pectus excavatum (Funnel chest): Depression dari sisi anterior thorax
dan sternum.
* Barrel chest: Peningkatan diameter rib cage dari antero-posterior.
* Pectus cavinatum (Pigeon chest). sternum menonjol ke arah anterior
dan bawah.
4. Lumbar vertebrae:
Kelainan yang umum meliputi:
* Lordosis: Hyperextensi lumbar vertebrae. Dapat diakibatkan karena:
- Anterior pelvic tilt.
- ligamen longitudinal ant dan otot lower abdominal yang terulur.
- Ketegangan ligamen longitudinal posterior, otot extensor pinggang
dan hip flexor.
* Sway back: lumbar vertebrae yang rata (pelvis mengarah ke depan).
*) Dosen Fisioterapi di Poltekkes Kemenkes Jakarta III
**) KT Certified (KT1, KT2, KT3)
Dapat disebabkan karena:
- Posterior pelvic tilt.
- ligamen hip anterior terulur – hip hyperextended.
- Compression vertebrae ke arah posterior.
- ligamen longitudinal posterior, otot back extensors dan hip flexors
terulur.
* Flat back: Dapat disebabkan karena:
- Posterior pelvic tilt.
- Ketegangan otot hamstring.
- Kelemahan otot hip flexor.
- Ligamen posterior longitudinal yang terulur.
6. Knee:
7. Ankle:
Kelainan yang umum meliputi:
* Forward posture: Plumb line terletak posterior terhadap tubuh; berat
badan tubuh tertumpu pada kepala metatarsal. Dapat disebabkan oleh:
- Dorsifleksi ankle dengan inklinasi ke depan tungkai; otot-otot sisi
posterior terulur.
- Ketegangan otot-otot sisi dorsal.
- Otot-otot trunk sisi Posterior tetap berkontraksi.
b) Posterior view
1. Head and neck:
Kelainan yang umum meliputi:
* Head tilt: Kepala lebih berat ke salah satu sisi.
* Head rotated
3. Trunk:
Kelainan yang umum meliputi:
* Lateral deviation (Scoliosis): processes spinous vertebrae ke arah lateral
terhadap midline trunk.
- otot-otot Intrinsic trunk memendek pada satu sisi.
- otot-otot Intrinsic trunk memanjang pada sisi kontralateral
- Compression vertebra pada sisi konkaf.
- Perubahan struktural pada iga atau vertebrae.
- Leg-length discrepancy.
- Gangguan organ Internal.
c) Anterior View
1. Head and Neck:
Kelainan yang umum meliputi:
Mandibular asymmetry: mandibula deviasi ke satu sisi. Dapat disebabkan
karena:
- Ketegangan otot pengunyah pada satu sisi.
- otot pengunyah pada sisi kontralateral terulur.
- Mal-alignment sendi temporo-mandibular.
- Mal-alignment gigi.
2. Shoulder:
3. Elbow:
Kelainan yang umum meliputi:
Cubitus valgus:
Cubitus varus:
4. Hip:
Kelainan yang umum meliputi:
Lateral rotation:
Medial rotation:
5. Knee:
Kelainan yang umum meliputi:
External tibial torsion: Normalnya, ujung distal tibia rotasi ke lateral 25° dari
ujung proximal. Rotasi lebih dari 25 adalah peningkatan lateral tibial torsion (ibu
jari ke arah luar). Dapat disebabkan karena:
- Ketegangan otot tensor fasciae latae muscle atau ilio-tibial band.
- mal-alignment tulang.
- Kerobekan Cruciate ligament.
- Femoral retroversion.
Internal tibial torsion: Kaki lurus ke arah depan atau kedalam.
- Ketegangan otot medial hamstring dan gracilis.
- Deformitas struktural tibia (traumatic atau developmental).
- pronasi kaki.
- Genu valgus.
6. Ankle and Foot:
2) Sitting Posture
Hip and Pelvis:
Observation: pelvis diasumsikan posterior tilt dengan spina iliaka posterior inferior
dalam bidang horizontal yang sama dengan ramus pubis superior. Kelainan yang
umum meliputi:
Posterior pelvic tilt: ramus pubis superior lebih superior terhadap spina iliaka
posterior inferior. Dapat disebabkan karena:
- Lumbar vertebrae flexi terlalu berlebih.
- Ketegangan otot hamstring.
- Otot extensor pinggang memanjang.
Anterior pelvic tilt: ramus pubis superior lebih inferior terhadap spina iliaka
posterior inferior. Dapat disebabkan karena:
- Ketegangan otot extensor pinggang.
- Otot extensor hip memanjang.
- lordosis lumbar berlebih.
IV. KINESIOTAPING
Taping adalah sejenis plester yang digunakan untuk berbagi keperluan di dalam
penanganan cidera/ gangguan muskuloskeletal. Awalnya Taping yang dikenal adalah
Athletic taping yaitu taping yang kaku/ rigid dan digunakan untuk mencegah cidera dan
mengatasi cidera akut (dan bersifat sementara) pada atlet, misalnya untuk mencegah
dan menangani ankle sprain, tennis elbow hingga menghentikan perdarahan di kepala
akibat adanya robekan.
Karena tidak adanya unsur terapetik dan rehabilitatif maka seorang pengobat
tradisional dari Jepang bernama Kenzo Kase ingin menciptakan taping yang dapat
digunakan ketika di rumah oleh pasien dan tetap dapat memberi efek terapi. Sampai
Aplikasi :
Inhibisi otot yang memendek (levator Scapula dan Upper trapezius)
2. LORDOSIS
*) Dosen Fisioterapi di Poltekkes Kemenkes Jakarta III
**) KT Certified (KT1, KT2, KT3)
Asesemen:
ㄹ- Otot yang memendek/ kaku
ㅁ- Otot yang lemah/ overstretched
Aplikasi :
Inhibisi otot yang memendek (cervicothoracic erector spine)
Fasilitasi otot yang lemah (levator scapulae)
3. KYPHOSIS
Asesemen:
ㅂ- Otot yang lemah/ overstretched
Aplikasi :
Fasilitasi otot yang lemah (Erector Spine)
4. SCOLIOSIS
*) Dosen Fisioterapi di Poltekkes Kemenkes Jakarta III
**) KT Certified (KT1, KT2, KT3)
Asesemen:
ㅅ- Otot yang memendek/ kaku
ㅇ- Otot yang lemah/ overstretched
Aplikasi :
Inhibisi otot yang memendek
Fasilitasi otot yang lemah
Mechanical correction
VI. PENUTUP
Kinesiotaping adalah ADJUNCTIVE THERAPY...! Jadi harus ada terapi yang utama.
Dalam kinesiotaping yang paling penting adalah Asesmen sehingga untuk kasus
yang sama, tapingnya belum tentu sama.
Setelah aplikasi taping harus dicatat dalam Medical Record kegunaannya, arah
dan besar tarikan supaya tidak terjadi kesalahan.