Kifosis
• Menentukan tujuan terapi yang realistis: Secara umum, aktivitas fisik yang sesuai sangat
bermanfaat mengobati skoliosis. Pada saat yang sama, olahraga saja tidak dapat
"memperbaiki" gangguan dan "meluruskan" tulang belakang dalam banyak kasus skoliosis
struktural. Oleh karena itu, definisi tujuan pengobatan yang tepat dan bertanggung jawab
harus mencakup beberapa tahap:
Tahap 1: Memperlambat laju perkembangan skoliosis (selama masa pertumbuhan)
Tahap 2: Menghentikan perkembangan skoliosis
Tahap 3: Memperbaiki posisi tulang belakang dengan mengurangi sudut deviasi skoliosis
(jika keparahan gangguan memungkinkan hal ini)
Contoh latihan
• Semua latihan terapi pada gerakan skoliosis harus dilakukan oleh individu yang terlatih dan
berkualifikasi di bawah pengawasan ahli ortopedi. Terapi gerakan menggunakan beberapa
jenis latihan. Setiap kasus skoliosis memerlukan perencanaan individu dan adaptasi latihan
khusus, belum tentu sesuai untuk kasus lain bahkan pada kasus yang serupa. Jenis, titik awal,
dan cara melakukan latihan disesuaikan secara khusus untuk setiap individu.
2. “Sleeping position” tengkurap – Lengan kanan diluruskan ke depan tubuh, lengan kiri
ditekuk di depan wajah, pipi kanan di lantai, dan lutut kiri ditekuk ke perut. Skapula kiri
diaduksi ke tulang belakang dan lengan diangkat.
3. Wajah menghadap ke bawah – Lengan kanan lurus ke depan, tangan kiri di bawah dahi.
A. Tangan kanan dan kaki kiri direntangkan ke arah yang berlawanan.
B. Tangan kanan digerakkan dalam seperti “busur” ke sisi kiri dan sisi kanan batang tubuh
diregangkan (posisi ditahan selama beberapa tarikan napas)
6. Berbaring telentang
Lengan kanan diregangkan ke belakang mengikuti garis tubuh.
A. Menarik napas dalam-dalam (inhalasi).
B. Saat napas ditahan, otot perut dan panggul bawah berkontraksi sementara punggung
bawah ditekan ke lantai dan panggul dimiringkan posterior.
C. Napas dilepaskan dan ketegangan otot dilepaskan ke seluruh tubuh.
8. Duduk dengan kaki ke samping, kedua lutut menghadap ke kanan, kedua lengan
diabduksikan ke samping setinggi bahu kemudian kembali ke posisi awal.
9. Berdiri, dengan lutut sedikit ditekuk, panggul dimiringkan kea rah posterior dan lengan
kanan diluruskan lurus ke atas.
10. Beberapa posisi simetris dapat diambil untuk memperbaiki organisasi tubuh dan tulang
belakang pada garis medial, seperti pada ilustrasi berikut:
Perkembangan motorik bayi meliputi beberapa hal seperti mengangkat kepala, membalikkan
badan, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan. Tahapan perkembangan motorik bayi selama
tahun pertama berkontribusi baik pada postur (penguatan umum dan perkembangan dari
kurva tulang belakang) dan kemampuan motorik (perkembangan motorik kasar serta
memberikan dasar fungsional untuk motorik halus). Pola motorik dasar muncul selama
periode perkembangan awal.
Arah cephalocaudal
Perkembangan motorik kasar dimulai dari atas ke bawah, menuju kaki. Dalam proses ini,
kontrol dan penguasaan motorik berkembang dan terbentuk pertama kali di area kepala
(kekuatan otot leher) kemudian bergerak ke bawah ke tubuh bagian atas dan ekstremitas atas,
dan secara bertahap mencapai tubuh bagian bawah dan ekstremitas bawah. Bayi mengalami
banyak perkembangan, seperti mengangkat kepala sambil berbaring tengkurap, posisi
bersandar pada lengan dan siku, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan (Gbr. 12.1).
Pola arah cephalocaudal yang tidak terpenuhi dapat direfleksikan sebagai retardasi
perkembangan yang dapat menjadi masalah dikemudian hari.
Koordinasi proksimal-distal
Otot-otot yang dekat dengan garis tengah tubuh berfungsi dalam hal koordinasi dan kontrol
motorik secara cepat dibandingkan otot-otot yang menjauhi garis tengah tubuh. Pola
perkembangan ini menggarisbawahi ikatan fungsional antara aktivitas motorik kasar dan
halus misalnya, kekuatan kelompok otot besar pada bahu memberikan stabilitas yang
diperlukan tangan dan jari untuk melakukan manipulasi motorik halus yang diperlukan untuk
menulis, memotong, mengancingkan, dll. Yang ditekankan adalah kebutuhan tubuh akan
aktivitas untuk memperkuat kelompok otot besar yang berkontribusi pada stabilitas tubuh
dalam fungsi sehari-hari
Perilaku motorik dipengaruhi oleh fungsi neurologis bayi. Perkembangan saraf tercermin
pada kemajuan dari gerakan sederhana, masif dan reflektif hingga gerakan halus dan
integratif. Banyak gerakan refleksi yang berkembang setelah lahir menjadi dasar
perkembangan pola gerakan yang dikendalikan oleh pusat kendali yang lebih tinggi di otak.
Perkembangan motorik sebagian besar bergantung pada kecepatan maturasi neurologis bayi,
dan proses ini tidak dapat dipercepat dengan latihan khusus. Upaya untuk mempercepat
proses alami juga dapat menyebabkan kerusakan. Misalnya, mendorong anak untuk berdiri
atau berjalan sebelum aktivitas ini terjadi secara alami dapat menimbulkan beban berlebih
pada sendi pinggul atau lutut dan mengganggu perkembangan optimal “first child syndrome”
Pada saat yang sama, meskipun respons neuromuskular bayi bersifat refleksif sebagian besar
bersifat volunteer dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman sebelumnya. Saat
bayi mengalami kemajuan dalam perkembangan fisiknya, rasio antara respons involunter dan
volunter dimodifikasi, saat refleks perlahan-lahan menghilang dan gerakan koordinasi
terkontrol telah berkembang. Ini menjelaskan pentingnya memperkenalkan kepada anak-anak
berbagai jenis stimulasi motorik yang mendorong mereka untuk bertindak, memperkuat
mereka dengan didukung oleh lingkungan sekitar anak. Pendekatan ini memiliki efek
samping emosional yang positif dalam meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri mereka
(Gbr. 12.2).
Usia 2-4
Periode dalam kehidupan anak-anak ini ditandai dengan penyempurnaan fungsi motorik yang
ada dengan kemampuan seperti berlari, memanjat, dan melompat. Koordinasi motorik halus
juga meningkat secara bertahap, memungkinkan anak-anak untuk lebih mengontrol gerakan
mereka bahkan gerakan halus yang dilakukan oleh otot kecil. Secara fisik, ini adalah tahap
pertumbuhan tubuh fisik yang konstan. Pertumbuhan kerangka relatif cepat terutama tulang
rawan dan lunak. Perkembangan sistem otot terkonsentrasi terutama pada kelompok otot
besar, dan kurva tulang belakang terus berkembang.