Anda di halaman 1dari 6

KESEIMBANGAN

Definisi Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika


ditempatkan dalam berbagai posisi (Dellito, 2003)

Keseimbangan adalah mampu mempertahankan tubuh dalam posisi statis atau dinamis, serta
menggunakan aktivitas otot yang minimal (Ann Thomson)

Keseimbangan juga bisa diartikan kemampuan dalam menjaga center of mass (COM) tubuh agar tetap
berada di atas base of support (BOS), dimana keseimbangan penting bagi seseorang dalam menjalankan
aktivitas fungsional seperti mobilitas (sibley dkk, 2011)

Fisiologi

Bagian paling penting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam melakuka reaksi
keseimbangan adalah proprioseptif. Kemampuan untuk merasakan posisi bagian sendi atau tubuh dalam
gerak (Brown dkk, 2006)

Peningkatan keseimbangan dipengaruhi oleh beberapa jenis reseptor sensorik pada kulit, otot, kapsul
sendi, dan ligament yang memberikan tubuh kemampuan untuk mengenali perubahan lingkungan baik
internal maupun eksternal pada setiap sendi (Riemann dkk, 2002)

Komponen Pengontrol Keseimbangan

A) Sistem informasi sensoris


Visual, vestibular dan somatosensoris
B) Respon otot-otot postural yang sinergis
Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-
otot postural bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya
gravitasi dan ligament tubuh (kisner & Cobley, 2007)
C) Kekuatan Otot
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus kuat untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan
kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban ekstrenal lainnya yang secara
berkelanjutan mempengaruhi posisi tubuh (Kisner & Cobley, 2007)
D) Sistem Saraf Pusat (Central Prosessing)
Central Prosessing berfungsi untuk menentukan titik tumpu tubuh dan alligment gravity pada
tubuh, membentuk control postur yang baik, dan mengorganisasikan respon sensorimotor yang
dibutuhkan oleh tubuh (Kisner & Colby, 2007)
Respon motoric yang juga dihasilkan oleh system saraf pusat sesuai untuk menjaga postur tubuh
agar tetap seimbang (Kisner & Colby, 2007)
E) Range Of Motion (ROM)
ROM juga merupakan ryang gerak suatu kontraksi otot dalam melakukan gerakan, apakah otot
tersebut memendek atau memanjang secara penuh atau tidak sehinga berpengaruh terhadap
keseimbangan (Kisner & Colby, 2007)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi keseimbangan

A) Center of Gravity (COG)


COG terdapat pada semua objek maupun benda, terletak pada titik tengah benda tesebut. Bila
tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Gangguan
keseimbangan dapat terjadi oleh karena adanya perubahan postur sebagai akibat dari perubahan
titik pusat gravitasi. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan
massa tubuh secara merata. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas
pinggang diantara depan dan belakang vertebra sacrum kedua (Bishop & hay, 2009)
B) Line of Gravity (LOG)
Garis graviasi merupakan garis imajiner yang berada vertical melalui pusat gravitasi dengan pusat
bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu akan menentukan
derajat stabillitas tubuh (Bishop & Hay, 2009)
C) Base of Support (BOS)
Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas
ang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, maka semakin
tingi stabilitasnya. Semisal berdiri dua kaki lebih stabil dibandingkan berdiri dengan satu kaki (Yi,
2009)

SKRIPSI FISIOTERAPI FK UNUD (2012-2016)

- Core stability exercise


Meningkatkan keseimbangan dinamis lanjut usia

- Resistance exercise & stretching dibandingkan stretching


Mengingkatkan keseimbangan statis pada lansia

- Core exercises vs balance exercises


Meningkatkan keseimbangan dinamis pemain futsal

- Balance strategy exercise vs core stability exercise


Meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia

- Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)


keseimbangan statis pada mahasiswa

- Hubungan indeks massa tubuh (IMT)


Keseimbangan dinamis pada mahasiswa

- Core stability exercise


Meningkatkan stabilitas lumbal ibu hamil

- Hubungan panjang tungkai dan keseibangan statis


- Otago home exercise programme vs balance strategy exercise ( I GEDE PUTU WAHYU
MAHENDRA)

Isi penelitian : 3xseminggu/5 minggu, 15/kelompok, 60-74 tahun


Otego Lebih baik dalam mengurangi risiko jatuh pada lansia

Otago home exercise programme (kelompok perlakuan)


adalah program latihan yang terdiri dari komponen penguatan otot (strengthening), pengingkatan
keseimbangan (balance) dan latihan berjalan. Komponen ini digabung dengan diawali dengan
pemanasan dan diakhiri pendinginan

A) Pemanasan Otago
Head movement, neck movement, back extension, trunk movements, ankle movements
B) Strength exercise
 Ada 5 jenis latihan penguatan, 3 diantaranya menggunakan penambahan beban.
 Focus utama adalah otot ekstremitas bawah
 fleksor knee, ekstensor knee, abductor hip = penting dalam gerakan fungsional dan
berjalan
 dorsofleksi ankle dan plantar ankle = perbaikan keseimbangan
 latihan-latihan penguatan:
front knee strengthening exercise
back knee strengthening exercise
side hip strengthening exercise
calf raise – hold support
calf raise – no support
toe raise – hold support
toe raise – no support

 latihan-latihan keseimbangan :
knee bends – hold support & no support
backwards walking – hold support & no support
walking and turning around
sideways walking
heel toe standing – hold support & no support
heel toe walking – hold support & no support
one leg stand – hold support & no support
heel walking – hold support & no support
toe walking – hold support & no support
heel toe walking backwards
sit to stand – two hand, one hand & no hand
stair walking

C) Pendinginan
Dilakukan setelah latihan untuk membantu mengembalikan denyut jantung dan pernafasan
kembali normal, dengan melakukan calf stretch & back of thigh stretch

- Balance strategy Exercise (kelompok control)


Latihan yang menekankan pada penguatan dan peningkatan keseimbangan dengan control
postural
a) Ankle strategy
b) Hip strategy
c) Stepping strategy

Perbedaan otago dengan balance strategy

1) Balance strategy menekankan pada control postural sedangkan otago latihan keseibangan
dengan gerakan fungsional yang merupakan gerakan sehari-hari yang dilakukan dalam
beraktivitas (dikemas dengan gerakan yang teratur dan termekanisme)
2) Balance strategy terjadi penguatan otot hasil dari latihan keseimbangan dan pemanfaatan berat
badan, sedangkan otago terdapat latihan penguatan otot dengan mengguanakan tahanan yang
ditingkatkan secara progresig
3) Latihan berjalan pada balance strategu untuk mengatasi ketidak stabilan saat melangkah,
sedangkan otago untuk meningkatkan kestabilan berjalan dan mengoptimalkan kebugaran fisik

Pengukuran keseimbangan dinamis

1) Timed UP and GO (TUG) : sit to stand, walk 3 meter, turn around, approach chair and stand to sit
Dilakukan 3 kali (pada awal, pertengahan dan akhir)
2) Istrumented Stand and Walk (ISAW)

Teknik analisis data

1) Statistic deksripsi (menganalisis usia, jenis kelamin, tinggi, berat badan, dan IMT)
2) Uji normalitas - saphiro-wilk test, nilai p>0,05
3) Uji homogenitas – levene’s test, nilai p>0,05
4) Uji hipotesis kelompok perlakuan - paired samples T-test, nilai p>0,05
5) Uji hipotesis kelompok control - paired samples T-test, nilai p>0,05
6) Uji hipotesis kelompok perlakuan dengan kelompok control – idependent samples T-test, p>0,05

Rancangan penelitian

Randomized Pre Test dan Post Test Control Group Desain

Hasil :

Score tes TUG :


Otago home exercise programme : 25,16%

Balance strategy exercise : 12,80%

Balance strategy exercise vs core stability exercise (NI PUTU RENISA APRIANI)
Isi penelitian : 12/kelompok, 3xseminggu/5minggu, 60-74th
Balance strategy lebih meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia

A) Core Stability Exercise


Kemampuan mengontrol posisi dan gerak dari trunk sampai pelvic yang digunakan untuk
melakukan gerakan secara optimal. Aktivitas core stability akan memelihara postur yang baik
dalam melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Core
stability merupakan komponen penting dalam memberikan kekuatan local dan keseimbangan
untuk memaksimalkan aktivitas secara efisien (Ahmadi dkk, 2012)
B) Aktivasi otot-otot core
 Otot quadratus lumborum fungsi utamanya sebagai stabilisator saat aktivasi dari bidang
frontal. Aktivasi otot ini terjadi pada gabungan gerakan fleksi, ekstensi dan lateral fleksi
saat menopang spine pada bidang gerak.
 Otot pelvic floor dan abdominal diperlukan untuk meningkatkan tekanan intra
abdominal dan memberikan regiditas cylinder untuk menopang trunk, menurunkan
beban pada otot-otot spine dan meningkatkan stabilitas trunk.
 Otot abdominal terdiri dari otot tranversus abdominalis, internal obliques, external
obliques dan rectus abdominalis.
 Kontraksi otot abdominalis meningkatkan tekanan intra abdimonal dan tekanan fascia
thorakolumbal kontraksi otot abdominal menghasilkan sebuah rigid cylinder yang
meningkatkan kekakuan (stiffness) dari lumbar spine.
 Spine (core of the body) terjadi stabilisasi sebelum adanya gerakan-gerakan pada
anggota gerak yang terhadi untuk membuat anggota gerak menjadi lebih stabil dalam
melakukan gerakan dan aktivitas otot.
 Hip & pelvic terdapat gabungan otot-otot besar pada daerah cross sectional. Seperti
halnya otot gluteus merupakan stabilisator dari trunk sampai ke dasar kaki dan
menyediakan power untuk gerakan melangkah ke depan. Area hip atau trunk juga
mengkontribusikan sekitar 50% energy kinetic dan force sepenuhnya untuk gerakan
mengayun (Fredericson dkk, 2005)

Hasil :

Score Tes TUG :

Core stability exercise : 19,35%

Balance strategy exercise : 36.06%


Core exercise vs Balance exercises dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pemain futsal (Sitti
Fatimah Syam)

Core lebih efektif dalam neningkatkan keseimbangan dinamis

Isi penelitian : 11-12thn 3xseminggu/4minggu

Instrument penelitian : nilai jangkauan

Hasil : kedua latihan memiliki indeks rata” p>0,05

Core : 0,7 balance : 0,2

*Catatan :

ROM x keseimbangan, bila persendian pada tungkai tidak bekerja dalam rom yang tepat maka kekuatan
otot yang dibutuhkan dalam menjaga keseimbangan tidak akan tercapai

Nyeri x keseimbangan, bila saat melakukan pergerakan otot penumpu keseimbangan merasakan nyeri
maka tubuh akan merespon dengan tidak mempertahankan posisi tersebut untuk menghindari nyeri
dengan demikian tubuh juga akan kehilangan keseimbangannya

Postur x keseimbangan, perubahan postur dalam menyebabkan perubahan COG yang dapat
menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu

*Ide :

Pengaruh postur tubuh dan COG dengan keseimbangan

Posisi ergonomis dalam menurunkan nyeri LBP

Kontra relax exercise

Anda mungkin juga menyukai