Anda di halaman 1dari 21

Core Stability in Posture

Kelompok 2
 Postur tubuh adalah bentuk tubuh atau sikap badan yang
terlihat dari ujung kaki sampai ujung rambut dan merupakan
perpaduan antara tinggi badan, berat badan dan ukuran
antrhopometrik lainnya yang ada pada diri seseorang.
 Core muscle atau otot inti,
secara umum dapat diartikan
sebagai otot dimana titik
tengah gravitasi tubuh (centre
of gravity) berada, dan semua
gerakan dalam tubuh berasal
dari otot core. Otot core
menopang seluruh gerakan dan
keseimbangan tubuh manusia.
 Secara spesifik, otot core adalah struktur otot-otot yang
menopang keseluruhan struktur tulang belakang, perut,
panggul dan pelvis, atau yang disebut dengan
istilah LPHC (Lumbo-Pelvic Hip Complex). Otot core
yang kuat berguna untuk menjaga keseimbangan proporsi
otot-otot tubuh dalam melakukan keseluruhan rantai
kinetic gerak tubuh kita. Dalam gerak dinamis tubuh
manusia, otot core mengontrol efisiensi gerakan
akselerasi/deselerasi, dan stabilisasi tubuh sehingga dapat
mencegah terjadinya cedera.
Struktur otot core secara spesifik dapat dibagi menjadi 3 bagian:
 sistem stabilisasi lokal
 sistem stabilisasi global
 sistem gerak

Untuk menjaga keseimbangan dari struktur otot core, diperlukan


kontrol neuromuskular dari keseluruhan bagian core ini. Kontrol
neuromuskular ini penting demi memastikan aktivasi sistem
otot core yang terkoordinasi secara sekuensial dalam waktu
yang sesuai dan dengan tenaga/gaya dalam jumlah yang sesuai.
 SISTEM STABILISASI LOKAL
 Sistem stabilisasi lokal adalah otot-otot yang secara langsung
menempel dengan tulang belakang kita. Otot-otot ini hampir
keseluruhan terdiri dari serabut otot tipe I (slow twitch). Fungsi otot
core ini adalah untuk memberi topangan pada tulang belakang kita agar
tidak menerima tekanan yang berlebih pada ruas-ruasnya. Otot core ini
juga berfungsi untuk menjaga bentuk postur tubuh kita pada posisi
postur yang baik. Otot-otot pada sistem stabilisasi lokal ini terdiri dari
otot-otot the transverse abdominis, internal obliques, multifidus, pelvic
floor musculature, dan diaphragm. Otot-otot ini selain menjaga
kestabilan tulang belakang, juga berfungsi untuk meningkatkan tekanan
pada perut (intra-abdominal pressure), dimana dengan adanya tekanan
pada perut dapat meningkatkan dan menghasilkan ketegangan otot
(muscle tension) pada bagian otot yang lain.
 SISTEM STABILISASI GLOBAL
  Sistem stabilisasi global terdiri dari otot-otot yang
menempel dari bagian pelvis sampai ke tulang belakang.
Otot-otot ini berperan untuk mentransfer beban antara
ekstremitas tubuh atas dan ekstremitas tubuh bawah,
memberikan stabilitas antara pelvis dan tulang belakang,
dan memberikan stabilisasi dan kontrol eksentrik dari otot
core (LPHC) saat kita melakukan gerakan dinamis. Sistem
stabilisasi global terdiri dari otot quadratus lumborum,
psoas major, external obliques, internal oblique, rectus
abdominis, gluteus medius, dan adductor complex.
 SISTEM GERAK
 Sistem gerak terdiri dari otot-otot yang menyambung
tulang belakang dan/atau pelvis secara langsung dengan
bagian tubuh ekstremitas atas dan bawah (lengan dan
kaki). Otot-otot ini penting dalam mengatur tubuh untuk
menghasilkan gaya/tenaga konsentrik dan deselerasi
eksentrik saat melakukan aktivitas gerakan yang dinamis.
Otot-otot utama dari sistem gerak adalah otot latissimus
dorsi, hip flexors, hamstring complex, dan quadriceps.
 Berikut ini adalah otot-otot yang merupakan bagian dari struktur otot core secara keseluruhan:
 Seluruh otot dari ketiga sistem di atas bekerja secara
bersama-sama untuk memberikan stabilisasi dinamis dan
kontrol neuromuskular dari keseluruhan otot core
(LPHC). Otot-otot ini menghasilkan gaya (kontraksi
konsentris), mengurangi kekuatan/gaya (porsi gerakan
eksentrik), dan memberikan stabilisasi dinamis di semua
bidang gerakan (planes of movement) selama kita
melakukan gerakan fungsional. Otot-otot ini tidak bekerja
secara isolasi/sendiri-sendiri, melainkan dengan bekerja
secara sinergis dan saling tergantung satu dengan yang
lain maka dapat tercipta kestabilan dari LPHC dan kontrol
neuromuskular tubuh yang baik.
 Stabilisasi tulang belakang terdiri atas integrasi beberapa
unsur seperti kontrol neuromuscular, tulang dan ligamen,
dan otot. Kurangnya koordinasi pada core stability dapat
mempengaruhi penurunan efisiensi gerakan. Program core
exercise menganggap sistem sensorik dan motorik untuk
pengoptimalan stabilisasi tulang belakang. Core stability
memiliki beberapa manfaat untuk integrasi segmen
proksimal dan distal dalam menghasilkan kemampuan
mengontrol untuk memaksimalkan fungsi atletik. Otot
terbesar yang terletak di tengah membentuk rigid cylinder
dan pergerakan yang besar dalam kelembaman tubuh saat
masih mampu menstabilkan base dari gerakan distal
 Kerja core stability memberikan suatu pola adanya
stabilitas proksimal ke distal merupakan gerakan
berkesinambungan yang melindungi sendi pada distal
yang digunakan mobilisasi saat bergerak. Saat bergerak
otot-otot core meliputi trunk dan pelvic, sehingga
membantu dalam aktivitas, disertai perpindahan energi
dari bagian tubuh yang besar hingga kecil selama aktivitas
 Core stability exercises memiliki kemampuan untuk
memperkuat seluruh otot trunk yang bertanggungjawab
untuk memperkuat dan menstabilisasi spine tanpa
melampaui ambang batas cedera. Dengan demikian, core
stabilization exercises dapat membantu aktivasi otot perut
bagian dalam, mengembalikan fungsi otot yang lemah dan
menambah kemampuan untuk menunjang dan control
spine dan pelvis
 Target utama dari latihan core stability adalah otot yang
letaknya lebih dalam (deep muscle) pada abdomen, yang
terkoneksi dengan spine, pelvic dan shoulder.
 Menurut Kibler et al. (2006), Core Stability Exercise akan
membantu memelihara postur yang baik dalam melakukan
gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada
lengan dan tungkai. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hanya stabilitas postur yang optimal, maka mobilitas pada
ekstremitas dapat dilakukan dengan efisien.
Tanda Core Muscle lemah
 Lower Back Pain
 Jika punggung bawah cenderung sakit setelah berdiri atau bahkan
duduk dalam waktu lama, itu mungkin indikasi bahwa memiliki inti
yang lemah. Terkadang rasa sakitnya berupa nyeri tumpul, di lain
waktu bisa lebih parah seperti nyeri tajam di area tertentu di
punggung bawah.
 Bad Balance
 Jika tampak kurang keseimbangan saat berdiri atau berjalan itu bisa
jadi karena core yang lemah. Core Muscle adalah kunci untuk
membantu menjaga keseimbangan.
 Low Endurance for Standing
 Shortness of Breath
 Weakness of the Body
Indikasi core stability exercise:
a. Strengthening
b. Endurance
c. Motor control dari abdominal
d. Stabilisasi

Kontraindikasi dari core stabilisasi exercise


a. Active peripheral arthritis
b. Infeksi sistemik
c. Memiliki riwayat operasi pada tulang belakang
Teknik Latihan Core Stability Exercise

 Plank
 Plank merupakan latihan
yang dapat mengaktivasi otot
core dengan kompresi rendah
pada vertebrae yang mana
terjadi pada bagian belakang.
Pada faktanya plank
mengaktivasi otot serratus
anterior yang mana
berinsersio di otot abdominal
yang mana mampu
mengaktivasi otot core
(Holman, 2018).
 Side Plank
 Side plank merupakan posisi
yang paling kuat untuk
mengaktivasi otot perut yaitu
otot external oblique.
 Minta responden untuk
memposisikan side-lying. Lalu
minta untuk menopangnya
dengan siku dan angkat pelvis,
untuk menopang tubuh bagian
bawah dengan sisi lateral dari
lutut sisi bawah
 Bridging
 Menurut Mok (2015),
bridging merupakan
latihan yang mengaktivasi
otot tranversus abdominis
dan internal oblique
 Bird dog exercise
 Gerakan ini akan melatih
kekuatan tubuh bagian tengah,
gluteus, dan juga
keseimbangan
 SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai