Anda di halaman 1dari 24

POSTURAL in

AGING
OLEH
KELOMPOK 3 :

DWI DARMAWAN
DIMAS SETYAWAN
DYAH PRAPTI WAHYUNI
EMI APRILYANTI
LINDA AMIRIAWATI
SRI SUWARTI
DEFINISI
A. Postur
Didefinisikan sebagai sikap yang diasumsikan oleh tubuh baik dengan
dukungan selama aktivitas otot, atau sebagai akibat dari tindakan terkoordinasi
yang dilakukan oleh sekelompok otot yang bekerja untuk menjaga stabilitas.

B. Aging
Penuaan adalah perubahan biologis dan psikososial. Perubahan psikososial
terjadi saat peran seseorang dalam masyarakat berkembang, dan sering juga
menyesuaikan tujuan dan prioritas motivasinya. Pada tingkat biologis, terjadi
kerusakan molekuler dan sel yang menyebabkan penurunan cadangan fisiologis
dan peningkatan risiko berbagai penyakit. 
PROSES FISIOLOGIS PADA LANSIA

Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi


akibat proses penuaan antara lain:

1. Sistem Panca Indera


2. Sistem Muskuloskeletal Otot, Tulang, Perubahan Postur
3. Sistem Persyarafan Memperlambat konduksi syaraf yang melewati
informasi sensorik dan motoric (Ivanenko & Gurfinkel, 2018)
Pada proses penuaan presentase massa otot menurun, sehingga terjadi
penurunan kekuatan otot 30-40%. Kekuatan otot muscle strength pada
lansia juga berhubungan dengan masalah keseimbangan sehingga lansia berisiko
mudah terjatuh (Abikusno, N. dkk; 2013).

Seiring bertambahnya usia seseorang akan mengalami penurunan pada sistem


tubuhnya, terutama pada sistem musculoskeletal yaitu penurunan kekuatan otot,
kontraksi otot, elastisitas, fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu reaksi.
Sehingga mengakibatkan perubahan struktur tulang, terutama bagian vertebra
yang akan mempengaruhi postur tubuhnya.
Postur tubuh lansia sebagian besar mengalami perubahan postur yang akan menjadi kifosis atau
hiperkifosis. Akibat adanya perubahan postur ini terjadi penurunan kemampuan
mempertahankan keseimbangan postural lansia. Sehingga resiko jatuh sangat tinggi dapat terjadi pada
seorang yang memiliki keseimbangan tubuh yang buruk (Kholifah, 2013).

Seiring bertambahnya usia lansia regenerasi sel dan jaringan akan mengalami kemunduran. Dari
sebuah penelitian didapat kondisi post menopouse terjadi penurunan produksi hormon estrogen yang akan
mengurangi massa tulang terutama densitas mineralnya. Faktor ini mengakibatkan perubahan postur tubuh
sejalan dengan sebuah penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kifosis thoraks menunjukkan
hubungan antara sudut kifosis thoraks dan mineral tulang (BMD) dan kinerja pada platform gaya ke arah
Anterior- Posterior (AP) dalam posisi berdiri (Regolin & Carvalho, 2010).
Hiperkyphosis thoracic, postur melengkung dan inklinasi trunk ke depan adalah perubahan pada
bidang sagital pada kolom vertebral yang mengarah pada proyeksi ke depan dari garis gravitasi, secara
negatif mempengaruhi keseimbangan postural (Fernandes et al. 2018).
POSTURE IDEAL/NORMAL
Saat menilai postur tubuh, simetri dan rotasi /
kemiringan harus diamati pada pandangan anterior,
lateral dan posterior. Yang dinilai adalah :

 Kesejajaran kepala
 Lengkungan cervical, toraks, dan lumbal
 Simetri tingkat bahu
 Simetri panggul
 Sendi pinggul, lutut, dan pergelangan kaki
POSTUR MENUA
 Kepala condong ke depan (kifosis servikal)
 peningkatan kurva kifosis torakalis
 kurva lumbal mendatar (kifosis lumbalis),
 penurunan ketebalan diskus intervertebralis sehingga tinggi
badan menjadi berkurang.
 Kurva skoliosis dapat timbul pada lansia karena perubahan
vertebra, ketidakseimbangan otot erector spine dan
kebiasaan atau aktivitas yang salah.
 Protraksi bahu dan sedikit fleksi sendi siku, sendi panggul

dan lutut (Pudjiastuti, 2003).


Intepretasi Pemeriksaan Postur Menurut Palmer dari Pandangan
Antero-Posterior
(Pudjiastuti, 2003)

 Penyimpangan kepala  Rotasi Kepala  Wing Scapulae  Abduksi Skapula


dan leher ke lateral  Skoliosis
lanjutan

 Pelvis Miring ke  Abduksi Sendi  Genu varum atau  Genu valgum


Bowleg
Lateral Panggul
MANIFESTASI

Postur dibentuk oleh suatu sistem Locomotor atau yang disebut


muskuloskeletal yang terdiri dari kerangka, otot rangka , ligamen , 
tendon , sendi, tulang rawan dan jaringan ikat lainnya yang saling bekerja
sama untuk memungkinkan tubuh bergerak ataupun mempetahankan
posisi tertentu.
Perubahan sistem lokomotor dengan penuaan dapat mencakup masalah :
Sikap, Otot, Tulang, Sendi dan Keseimbangan.
MANAJEMEN
A. Assesment : - Anamnesis FISIOTERAPI
- Inspeksi
- Palpasi
- Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
B. Pemeriksaan Khusus
Parametrik Fungsi
B. Pemeriksaan
Tinetti Khusus
Performance Oriented Mobility Assessment untuk pemeriksaan penurunan
(POMA) fungsi
Clinical Test of Sensori Interaction of Balance untuk pemeriksaan gangguan
(CTSIB) sensoris
VISUAL ANALOGUE SCALE (VAS) untuk pemeriksaan nyeri

C. Pemeriksaan Penunjang : Laborat, X-Ray, EKG


D. Problem Fisioterapi yang dapat ditemukan pada Postural in
Aging antara lain :

- Nyeri
- Kelemahan Otot
- Gangguan ROM
- Gangguan Sensoris
- Gangguan Keseimbangan
- Gangguan Fungsional

*Problem di atas bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan resiko jatuh pada lansia
E. Program Fisioterapi (Disesuaikan dg problem yang ada)
Misalnya : - Mengurangi nyeri
- Meningkatkan Kekuatan Otot
- Mempertahankan dan Meningkatkan ROM
- Mengurangi gangguan sensoris
- Meningkatkan Keseimbangan
- Menjaga Fleksibilitas
- Meningkatkan Kapasitas Fungsional
F. PELAKSANAAN FISIOTERAPI

Pelaksanaan progam fisioterapi disesuaikan dengan keluhan yang mendasari pada

Kasus yang terjadi,misalnya :


1. Penggunaan Modalitas Fisioterapi
2. Strengthening Dinamic Exc
3. Aktif Exc
4. Balance Exc
5. Flexibility Exc.
6. Senam, Walking dll
7. Melakukan Aktifitas Sehari hari mandiri dengan batasan toleransi
Latihan Keseimbangan
a. Berdiri dengan satu kaki
• Berdirilah menghadap dinding, lalu ulurkan tangan

dan sentuh dinding dengan ujung jari. Jadikan jari

sebagai tumpuan.

• Angkat kaki kiri hingga setinggi pinggul. Biarkan

kaki kanan sedikit menekuk dengan nyaman.

• Tahan selama 5-10 detik, lalu turunkan kaki secara

perlahan. Ulangi sebanyak 3 kali. Kemudian,

lakukan langkah yang sama pada kaki kanan.


• b. Berjalan dengan tumit menyentuh jari kaki
- Berdirilah dengan tegak, lalu langkahkan kaki kanan ke depan. Pastikan tumit kanan
bersentuhan dengan ibu jari kaki kiri.
- Langkahkan kaki kiri dan pastikan tumit kiri bersentuhan dengan ibu jari kaki kanan.
- Lanjutkan langkah sambil terus menatap ke depan. Berjalanlah setidaknya sebanyak
5 langkah.
c. Mengangkat kaki ke belakang

- Berdirilah dengan tegak di belakang bangku, lalu peganglah

sandarannya.

- Angkat kaki kiri dan luruskan ke belakang. Usahakan agar lutut kiri tidak

ikut menekuk.

- Selama mengangkat kaki kiri, jagalah kaki kanan agar tetap lurus.

- Kemudian condongkan badan ke depan agar posisi badan lebih nyaman.

- Tahan posisi ini selama satu detik, lalu kembalilah ke posisi semula.

Ulangi sebanyak 15 kali, kemudian lakukan kembali dengan kaki kanan


d. Berjinjit

- Berdirilah dengan tegak sambil berpegangan pada

tumpuan.

- Angkat tumit secara perlahan hingga berada dalam

posisi berjinjit. Usahakan agar tumit terangkat setinggi

mungkin.

- Kembalilah ke posisi semula, lalu ulangi kembali

seluruh langkah sebanyak 20 kali


e. Push up di dinding

- Berdirilah menghadap dinding dengan kedua kaki sedikit

melebar.

- Ulurkan tangan dan sentuh dinding dengan kedua telapak

tangan. - Pastikan kedua tangan sejajar dengan bahu.

- Condongkan sedikit badan ke depan hingga tangan menekuk.

Saat mencondongkan badan, jaga kedua kaki agar tetap diam.

Mulailah mendorong badan secara perlahan hingga kedua

tangan lurus.

- Condongkan lagi badan, lalu dorong kembali. Ulangi sebanyak


LATIHAN FLEKSIBILITAS
(Renold, 2015)
Contoh gerakan dinamis Contoh gerakan statis
(menggerakan anggota tubuh secara (dilakukan dengan meregangkan otot
berulangkali tapi teratur) secara perlahan-lahan dengan
menahan 20-30 detik)
• fleksi lengan sinistra dextra, ekstensi • peregangan otot
lengan sinistra dextra, fleksi bahu sinistra • gerakan memutarkan pinggang
dextra, ekstensi bahu sinistra dextra, • mengangkat kaki kebelakang
abduksi bahu sinistra dextra, fleksi lutut • memutarkan leher
sinistra dextra, ekstensi lutut sinistra • mengangkat kaki ke depan
dextra. 
EDUKASI
A. Latihan gerak aktif

B. Edukasi gaya hidup sehat seperti menjaga BB dan olah

raga teratur

C. Edukasi posisi postur dalam beraktivitas seperti cara

angkat barang berat,duduk,jalan ,tidur yang bertujuan

untuk mengurangi nyeri dan cidera


KESIMPULAN

PERUBAHAN POSTUR KARENA


PROSES MENUA TIDAK SELALU
BERKORELASI TERHADAP NYERI
DAN GANGGUAN FUNGSIONAL
REFERENSI
Abikusno, N, et al. (2013). Buletin Jendela Data dan Informasi. Jakarta: Pusat Data 9 Dan Informasi, 136(1), 23–42

Fernandes, et al. (2018). Postural changes versus balance control and falls in community-living older adults: a systematic review. Brazil:
Fisioter 4(5), 1–6

https://hellosehat.com/lansia/olahraga-lansia/latihan-keseimbangan-lansia/

Ivanenko, Y., & Gurfinkel, V. S. (2018). Human Postural Control. USA: frontiers in neuroscience.12(March), 1–9.

Kholifah, Siti Nur. (2016). Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan Peraturan pemerintah republik indonesia 43
Tahun 2004

Physiopedia, 2021.Posture.Physio-pedia.com/Posture.

Pudjiastuti.S(2003).Fisioterapi pada lansia, Solo:Budi Utomo

Regolin, F., & Carvalho, G. A. (2010). Relationship between thoracic kyphosis , bone mineral density, and postural control in elderly women.
Brazil: Fisioter Mov 1

Renold, et al.(2015). Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai