Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

A. PENGERTIAN
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti
berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system
persarafan dan muskuloskeletel. Kebutuhan aktivitas (pergerakan)
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan kebutuhan dasar
dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti istirahat
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat.
Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya
dalam melakukan berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan
bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan
system persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya.
B. KONSEP DASAR
Fisiologi Pergerakan Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi
antara system musculoskeletal dan system persarafan.
Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksas
C. NILAI NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut : Tingkat
Aktivitas / Mobilisasi Kategori Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara
penuh Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat Tingkat 2 Memerlukan
bantuan atau pengawasan orang lain Tingkat 3 Memerlukan bantuan,
pengawasan orang lain dan peralatan Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak
dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan D. RENTANG GERAK
SENDI Gerak Sendi Derajat Rentang yang Normal Bahu : Ø Aberhubungan
denganuksi 180 Siku : Ø Fleksi 150 Pergelangan Tangan : Ø Fleksi Ø Ekstensi
Ø Hiperekstensi Ø Aberhubungan denganuksi Ø Adduksi 80 – 90 80 – 90 70
– 90 0 – 20 30 – 50 Tangan Dan Jari : Ø Fleksi Ø Ekstensi Ø Hiperekstensi Ø
Aberhubungan denganuksi Ø Adduksi 90 90 30 20 20 Keterangan : Fleksi
; Menekuk persendian Ekstensi : Meluruskan persensian
Aberhubungan denganuksi : Gerakkan anggota tubuh ke arah atas
Adduksi : Gerkana anggota tubuh menjauhi aksis
Rotasi : Memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar aksis
Pronasi : Memutar ke bawah Supinasi : Memutar ke atas
Infers : Menggerakkan ke dalam Efersi : Menggerakkan ke
luar E. DERAJAT KEKUATAN OTOT Untuk mengetahui seberapa derajat
kekuatan otot dapat digunakan dengan sekala sebagai berikut : Skala
Kakuatan Otot (%) Keternagan 0 0 Paralisis sempurna 1 10 Tidak ada
gerakkan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat 2 25 Gerakkan otot
penuh melawan gravitasi dengan topangan 3 50 Gerkkan yang normal
melawan gravitasi 4 75 Gerakkan penuh yang normal melawan gravitasi dan
melawan tahanan minimal 5 100 Kekuatan normal, gerkkan penh yang
normal melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh F. POSTUR TUBUH
(BODY ALIGMENT) Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-
bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang
dipelajari dari postur tubuh adalah persendian,, tendon, ligamen, dan otot.
Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi
keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dala
posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar. Potur tubuh yang baik dapat
meningkatkan fungssi tangan dengan baik, mengurangi jumlah energy yang
digunakan, memperthaankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan,
memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi renal dan
gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya : 1. Keseimbangan
dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy – garis imajiner
vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik yang berada di
pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support – posisi
menyangga atau menopang tubuh) 2. Jikia dara tumpuan lebih luas dan
pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, enegi akan lebih
banya digunakan untuk memperthanakan keseimabangan. 4. Dasar
tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari postur tubuh yang baik akan
menghemat energy dan mencegah kelelahan otot. 5. Perubahan dalam
posisi tubuh membantu mencegah ketidak nyamanan otot. 6.
Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot
dan ligament. 7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu
mempertahankan otot dan mencegah kelelahan. 8. Pergantian antara
masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan. 9. Membagi
keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban
belakang. 10. Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur. G. BODY MECHANIC Mekanika
adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya.
Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan
kesehatan. Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan
struktur tubuh seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang
yang bedrest lama akan menurunkan tonus otot. Perlu dipahami tentang
body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi. a. Body aligment/postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara
benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll. b.
Keseimbangan Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu
dengan sentralnya adalah gravitasi. c. Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan. H.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POSTUR TUBUH DAN
PERGERAKKAN Tingkat perkembangan tubuh Usia akan mempengaruhi
tingkat perkembangan neorumuskuler dan tubuh secara proporsional,
postur, pergerakan dan refleks akan berfungsi secara optimal. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan immobilisasi akan mempengaruhi pergerakan
tubuh Keadaan nutrisi Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan
otot dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas
Emosi Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh
seseorang. Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang
kemudian sering dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas Kelemahan
neorumuskel dan skeletal Adanya abnormal postur seperti scoliosis, lordosis
dan kiposis dapat berpengaruh terhadap pergerakan Pekerjaan Seseorang
yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan dengan
petani atau buruh. Status kesehatan Gaya hidup Perilaku dan nilai I.
MOBILISASI Pengertian Mobilisasi Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana
tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas
(Kosier, 1989) Tujuan dai mobilisasi antara lain : a. Memnuhi kebutuhan
dasar manusia b. Mencegah terjadinya trauma c. Mempertahankan
tingkat kesehatan d. Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari –
hari e. Mencegah hilangnya kamampuan funsi tubuh. Faktor yang
mempengaruhi mobilisasi : a. Gaya hidup b. Proses penyakit dan injuri
c. Kebudayaan d. Tingkat energy e. Usia dan satud perkembangan J.
IMOBILISASI Imobilisasi adalah ketidakmamapuan untuk bergerak secara
aktif akibat berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat / organ
tubuh) yang bersifat fisik atau mental. Imobilisasi juga dapat diartikan
sebagai suatu keadaan tidak bergerak/tirah baring yang terus – menerus
selama 5 hari akibat perubahan fungdi fisiologis (Lindgren et al, 2004) K.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERGERAKAN ATAU
IMMOBILISASI Gangguan musculoskeletal a. Osteoporosis b. Atropi c.
Kontraktur d. Kekakuan dan sakit sendi Gangguan kardiovaskuler a.
Postural hipotensi b. Vasodilatasi vena c. Peningkatan penggunaan
valsava maneuver Gangguan system respirasi a. Penurunan gerak
pernafasan b. Bertambahnya sekresi paru c. Atelektasis d. Hipotesis
pneumonia L. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOLERANSI
AKTIVITAS Faktor fisiologis a. Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12
bulan b. Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir c. Status
kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada ) d. Status musculoskeletal
( mis. Penurunan massa otot ) e. Pola tidur f. Keberadaan nyeri,
pengontrolan nyeri g. Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi
kembali ke tingkat istirahat dalam 5 menit setelah latihan, tekanan darah
kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah latihan h. Tipe dan
frekuensi aktivitas latihan i. Kelainan hasil laboratorium seperti
penurunan konsentrasi O2 arteri, penurunan kadar hemoglobin, kadar
elektrolit yang tidak normal Faktor emosional a. Suasasana hati (mood),
depresi, cemas b. Motivasi c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-
obatan, alcohol, nikotin ) d. Gambaran diri Faktor Perkembangan a.
Usia b. Jenis kelamin c. Kehamilan d. Perubahan massa otot karena
perubahan perkembangan e. Perubahan system skeletal karena
perubahan perkembangan. ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
DAN ISTIRAHAT A. PENGKAJIAN Tanggal Masuk : Jam
: No. CM : Tanggal Pengkajian : Jam
: Diagnosa Medis : BIODATA a. Identitas klien Nama
: Tempat Tanggal Lahir : Umur : Jenis kelamin
: Agama : Pendidikan : Pekerjan :
Suku / Bangsa : Status : No. CM :
Alamat : b. Identitas penanggung jawab Nama
: Tempat Tanggal Lahir : Umur : Jenis kelamin
: Agama : Pendidikan :
Pekerjaan : Suku / Bangsa : Status :
Alamat : Hub.dg klien : RIWAYAT KESEHATAN a.
Keluhan utama Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas
dan latihan adalah rasa nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat,
badan terasa lelah, muntah tidak ada, mual ada, bab belum lancar terdapat
warna kehitaman dan merah segar hari belum bab, urine keruh kemerahan,
parese pada ekstermitas kanan ataupun fraktur. Nyeri tersebut bisa akut
atau kronik tergantung lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian
yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan: 1) Provoking Incident:
apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri. 2)
Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk. 3) Region : radiation,
relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar,
dan dimana rasa sakit terjadi. 4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh
rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan
fungsinya. 5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari. b. Riwayat penyakit
sekarang Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
nyeri/fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya nyeri/fraktur tersebut
sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh
mana yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya
nyeri bisa diketahui nyeri yang lain. Ø Waktu terjadinya sakit Kapan mulai
terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeri yang dirasakan, apakah
hilang timbul, sering, dan sebagainya. Ø Proses terjadinya sakit Perlu dikaji
bagaiamana proses dapat terjadinya sakit, kapan. Ø Upaya yang telah
dilakukan selama sakit Ø Hasil pemeriksaan sementara / sekarang c.
Riwayat penyakit dahulu. Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang
mengalami hipertensi apakah sebelumnya pasien pernah mengalami
penyakit seperti saat ini. d. Riwayat kesehatan keluarga. Perlu dikaji
penyakit riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang atau
tidak. Penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa
keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik
(Ignatavicius, Donna D) e. Riwayat kesehatan lingkungan klien f.
Genogram Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota
keluarga dari atas hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi
sebelum pasien. Berikan keterangan manakah simbol pria, wanita,
keterangan tinggal serumah, yang sudah meninggal dunia serta pasien yang
sakit. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON) a. Persepsi Terhadap
Kesehatan – Manajemen Kesehatan 1) Tingkat pengetahuan kesehatan /
penyakit meliputi sebelum sakit dan selam sakit 2) Perilaku untuk
mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum sakit dan selam sakit 3)
Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan b. Pola Aktivitas Dan
Latihan Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian,
eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga,
serta berikan keterangan skala dari 0 – 4 yaitu : 0 : Mandiri 1 : Di bantu
sebagian 2 : Di bantu orang lain 3 : Di bantu orang dan peralatan 4 :
Ketergantungan / tidak mampu Aktifitas 0 1 2 3 4 Makan √ Mandi √
Berpakaian √ Eliminasi √ Mobilisasi ditempat tidur √ Berpindah √ Ambulansi √
Naik tangga √ c. Pola Istirahat Tidur Ditanyakan : 1) Jam berapa biasa
mulai tidur dan bangun tidur 2) Sonambolisme 3) Kualitas dan kuantitas
jam tidur d. Pola Nutrisi - Metabolic Ditanyakan : 1) Berapa kali makan
sehari 2) Makanan kesukaan 3) Berat badan sebelum dan sesudah sakit
4) Frekuensi dan kuantitas minum sehari e. Pola Eliminasi 1)
Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari 2) Nyeri 3) Kuantitas f.
Pola Kognitif Perceptual Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca
Indra) g. Pola Konsep Diri 1) Gambaran diri 2) Identitas diri 3)
Peran diri 4) Ideal diri 5) Harga diri h. Pola Koping Cara pemecahan
dan penyelesaian masalah i. Pola Seksual – Reproduksi Ditanyakan :
adakah gangguan pada alat kelaminya. j. Pola Peran Hubungan 1)
Hubungan dengan anggota keluarga 2) Dukungan keluarga 3) Hubungan
dengan tetangga dan masyarakat. k. Pola Nilai Dan Kepercayaan 1)
Persepsi keyakinan 2) Tindakan berdasarkan keyakinan PEMERIKSAAN
FISIK a. Status kesehatan umum Keadaan penyakit berat, keadaan umum
tampak lemah, kesadaran compos mentis mengarah apatis, Tekanan darah
mmHg, suhu tubuh …O◦C, pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS
: E=.. M=… V=.., BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ), hasil pengukuran lainnya,
seperti LL dll. b. Sistem integument Tidak tampak ikterus, permukaan kulit
kering, tekstur kasar, rambut hitam dan berminyak , tidak botak, perubahan
warna kulit; muka tampak pucat. c. Kepala Normo cephalic, simetris,
nyeri kepala/sakit kepala, benjolan tidak ada. d. Muka Asimetris, odema
y, otot muka dan rahang kekuatan lemah , sianosis tidak ada e. Mata Alis
mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor, sclera
ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak dapat dievalusai,
mata tampak cowong. f. Telinga Secret, serumen, benda asing, membran
timpani dalam batas normal g. Hidung Deformitas, mukosa, secret, bau,
obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada. h. Mulut dan
faring Bau mulut y, stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah merah
mudah, kelainan lidah tidak ada. Terpasang NGT i. Leher Simetris, kaku
kuduk tidak ada, vena jugularis 5 + 2cm H2O. tidak ada benjolan limphe
nodul. j. Thoraks Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi
intercoste (-), perkusi resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-,
vocal fremitus tidak teridentifikasi. k. Jantung Batas jantung kiri ics 2
sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 mid
axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi S1 dan S2 tunggal; dalam batas normal,
gallop(-), mumur (-). capillary refill 2 – 3 detik . l. Abdomen Bising usus;
hiperperistaltik, bunyi bruit sangat jelasa, tidak ada benjolan, nyeri tekan
tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (-). m.
Inguinal-Genitalia-Anus Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia,
pembengkakan pembuluh limfe tidak ada., tidak ada hemoroid, terpasang
kateter hr.III n. Ekstrimitas Akral hangat, edema -/-, kekuatan 2/2, gerak
yang tidak disadari -/-, atropi -/-, capillary refill 3 detik, atropi -/-. Perifer
tampak pucat. o. Tulang belakang Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Lengkap(18–11–2007) Hb : 9.3
(13-16) Hematokrit : 28,2 (40-48) Eritrosit : 3.15 (4.50-
5.50) MCV :89.5 (82 – 92) MCH : 29.5 (27 – 31)
MCHC : 33.0 (32 – 36) Leukosit :10.400 (5–10x 103 )
Trombosit :208.000 (15-40x104) Darah Lengkap (19-11-2007,jam 09) LED
: 20.0 (0.0-10.0) Hb : 8.0 (13-16) Hematokrit : 23,3 (40-48)
Eritrosit : 2.58 (4.50-5.50) MCV :90.3 (82 – 92) MCH :
31.0 (27 – 31) MCHC : 34.3 (32 – 36) Leukosit :9.200 (5–10x
103 ) Trombosit :206.000 (15-40x104) Hitung Jenis Basofil : 0.0 (0.0-
1.0) Eosinofil : 0.0 (1.0-3.0) Neutrofil : 88 (52-76) Limfosit : 9.1
(20.0-40.0) Monosit :3.3 (2.0-8.0) PT : 13.2 (11.0-14.0) PT
control : 12.3 APTT : 27.0 (27.3-37.6) APTT control : 31.7 Kadar
fibrinogen : 268.3 (200.0-400.0) D Dimer Kuantitatif:100.00 (0.00-300.00)
Kimia Darah Billirubin : Negative Urobilinogen : 3.2 (3.2) Nitrit :
Negative Esterase leukosit : Trace SGOT/AST : 16 (10-35) SGPT/ALT :
15 ( 10-36) Albumin : 3.50 (3.40-4.80) Kolesterol total: 140 (120-
200) Trigliserida : 139 (50-150) Kolesterol HDL: 34 (40-55) Kolesterol LDL :
85.00 (50.00-130.00) Natrium darah : 138 (135-147) Kalium darah : 5.04
(3.50-5.50) Klorida darah : 113.0 (100.0-106.0) Ureum darah :119 (10-50)
Kreatinin darah :4.5 (0.5-1.5) Glukosa darah : 132 (70-110) Glukosa 2 jam
PP : 149 (70-140) Urinalisa - Warna : kuning - Kejernihan : jernih
Sedimen: - sel epitel : + - Leukosit : 5- 6 - eritrosit : 0-1
- Silinder : +, koral 0-1 - Kristal : - - Bakteri : - - BJ
: 1.015 - PH : 5.5 - Protein : 2+ - Keton : Trace
- Glukosa : Negative Analisa Gas Darah - PH : 7.369 - PCO2 :
23,0 - PO2 : 133 - HCO3 : 12,9 - tCO2 ; 17.6 - ABE ;-
10,9 - SBE ; - 11,4 - SBC ; 15,8 - tHB ; 9,0 g/dl - O2 Sat
: 98.1% - Na/K/Cl : 139/4,6/99 - Hasil CT Scan ;Perdarahan pada
basal ganglia dan Thalamus kiri kurang lebih p: 5,2x5.0 mm banyaknya
perdarahan 23 cc - Hasil Foto rongen; gambaran infiltrate minimal, CTR
>50% - Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I, AVL,V5-V6 poor r, saran konsul
kardiologi konsul gastro dan ginjal, echokardiograf, tranfusi PRC.. - Hasil
konsul dengan IPD, gastroenterology prinsipnya sama terapi dilanjutkan dan
rencanakan USG ginjal, dan Koloscopy setelah HB >10 gr/dl TERAPI Obat-
obatan (17–11–2007) Nama obat Dosis Pemakaian Efek Samping (evaluasi
perawat ) Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer ranitidin 2x 1 ampl
Injeksi Mual muntah O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2 Obat-obatan (20–11–
2007) Nama obat Dosis Pemakaian Efek Samping (evaluasi perawat ) Citicolin
2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral yang tidak adequat IVFD Asering 8 Jam
Infus Resti infeksi Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi Paracetamal 3 x 500
mg Oral Hipotermia & stress ulcer ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2 Adalat 1x3 mg oral hipotensi B6,12,Asam
folat 2 x 1 tb oral Meningginya fungsi hati Transmin 3 x 1 ampl injeksi
Pembekuan darah secara sistemik Vit K 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah
secara sistemik Cefriaxon 2 x 1 gr injeksi Alergi sistemik HCT 1 x 25 mg oral
Output cairan berlebih/tidak terkontrol laculac 3 x 1 sdk Oral (sirup) a. Data
hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan : Pengkajian keperawatan dilihat
dari dua bagian, Mobilisasi dan Imobilisasi. Kedua area ini biasa dikaji selama
pemeriksaan fisik lengkap. 1) Mobilisasi Pengkajian mobilisasi klien
berfokus pada rentang gerak , gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas
serta kesejajaran tubuh. a) Rentang gerak Rentang gerak merupakan
jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu
potongan tubuh : Sagital, Frontal, Transversal. Potongan frontal adalah
garis yang melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi
bagian depan dan belakang. Potongan sagital adalah garis yang melewati
tubuh dari depan ke belakang membagi tubuh kanan dan kiri Potongan
transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas
dan bawah b) Gaya Berjalan Digunakan menggambarkan cara utama atau
gaya ketika berjalan. Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumit mengangkat
satu tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yang sama c)
Latihan dan Toleransi aktivitas Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat
kondisi tubuh meningkatkan kesehatan dan menmpertahankan kesehatan
jasmani. Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang
dapat dilakukan seseorang. Pengkajian toleransi aktivitas meliputi data
fisiologis, emosional dan tingkat perkembangan. d) Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien yang berdiri
tegak, duduk atau berbaring. Langkah pertama dalam mengkaji kesejajaran
tubuh adalah menempatkan klien dalam posisi istirahat sehingga tidak kaku.
Ø Berdiri Kepala tegak Bahu dan panggul sejajar pada arah posterior
Tulang belakang lurus pada arah posterior Dari arah lateral : kepala tegak,
garis tulang belakang digaris dalam pola S terbalik Dari arah anterior :
tulang belakang adalah cembung, tulang belakang torakal pada arah
posterior cembung Tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah
cembung. Arah lateral : perut berlipat kebagian dalam dengan nyaman
dan lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung. Lengan klien
nyaman disamping Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar penopang, jari
kaki di depan Dari arah anterior dilihat pusat gravitasi berada ditengah
tubuh, garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik
tengah antara kedua kaki. Ø Duduk Kepala tegak, leher dan tulang
belakang sejajar Berat badan rata pada bokong dan paha Paha sejajar
pada potongan horizontal Kedua kaki ditopang ke lantai Jarak 2-4 cm
dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada
permukaan lutut bagian posterior Lengan bawah klien ditopang pada
pegangan tangan, dipangkuan atau diatas meja depan kursi Ø Berbaring
Pada orang sadar akan mempunyai control otot volunteer dan persepsi
normal terhadap tekanan Pengkajian dengan posisi berbaring
membutuhkan posisi lateral pada klien dengan satu bantal dan tanpa
penopang. 2) Imobilisasi Melakukan pengkajian fisik dari ujung kepala
sampai ujung kaki, selain itu berfokus pada area fisiologis, seperti aspek
psikososial dan perkembangan klien. a) Faktor Fisiologis b) Sistem
Metabolik Evaluasi atrofi otot Evaluasi status cairan Elektrolit atau
kadar serum protein Penyembuhan luka untuk perubahan transport
nutrient Mengkaji asupan makanan Pola eliminasi Ada tidaknya
dehidrasi atau edema Ada tidaknya anoreksia c) Sistem Respirasi yang
perlu dikaji Inspeksi pergerakan dada ( dinding dada ) selama siklus
inspirasi – ekspirasi jika klien mempunyai area atelektasis maka gerakan dada
asimetris Auskultasi area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan
suara napas, crakles atau mengi d) Sistem kardiovaskuler Kaji TD Kaji
nadi apeks atau nadi perifer Abservasi tanda-tanda statis vena ( edema &
penyembuhan luka buruk ) e) Sistem Muskuloskeletal Kaji penurunan
tonus otot Kaji kehilangan masa otot dan kontraktur Kaji rentang
gerak f) Sistem integument Mengkaji tanda-tanda kerusakan Kaji
kebersihan kulit g) Sistem Eliminasi Kaji asupan jumlah dan jenis cairan
melalui oral atau parenteral Kaji adanya dehidrasi Kaji ada tidaknya
konstipasi b. Pengkajian Pada Lansia Faktor Psikososial Perubahan status
psikososial klien biasa terjadi lambat dan sering diabaikan tenaga kesehatan.
Observasi perubahan tingkah laku Menentukan penyebab perubahan
tingkah laku / psikososial untuk mengidentifikasi terapi keperawatan
Observasi pola tidur klien Observasi perubahan mekanisme koping klien
Observasi dasar perilaku klien sehari-hari B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN Adapun diagnosa yang mungkin muncul yaitu : 1.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan mobilisasi 2. Resiko
cedera berhubungan dengan ketidaktepatan posisi 3. Hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan tirah baring 4. Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan ketidaktepatan posisi tubuh 5. Gangguan pola
tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan C. PERENCANAAN /
INTERVENSI NoDP Tujuan Intervensi Rasional 1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama…x24 jam diharapkan pasien dapat melakukan
aktivitasnya dengan normal ditandai : Activity Tolerance ; Ø (000501)
Pemenuhan keb O2 mencukupi dalam memenuhi aktv dalam batas normal Ø
(000502) Rata-rata TD dalam batas normal Ø (000503) Rata-rata pernapasan
dalam batas normal Ø (000507) Warna kulit normal Ø (000513) Laporan
dalam pencapaian kebutuhan sehari-hari Keterangan : 1 : Selalu
menunjukkan. 2 : Sering menunjukkan. 3 : Kadang menunjukkan. 4 : Jarang
menunjukkan. 5 : Tidak pernah menunjukkan. Activity Therapy ( 4310 ):
Monitor emosi, fisik, social pasien dalam pemenuhan program aktivitas : Ø
Anjurkan ps untuk meningkatkan batasan aktv yang dicapainya Ø Fokuskan
pada aktv yang bias dilakukan pasien Ø Anjurkan klg untuk membantu
memenuhi kebutuhan pasien Ø Kolaborasikan dengan terapis dalam latihan
pemenuhan aktivitas Dengan mencatat segala keb program aktv ps maka
dapat diketahui sejauh mana tingkat pemenuhan keb Semakin meningkat
aktv yang dicapai maka semakin cepat ps mandiri dalam pemenuhan keb Jika
ps tidak mampu melakukan aktv terlalu banyak jangan dipaksa Ps akan
terbantu dalam pemenuhan keb selama belum bias mndiri Dengan adanya
kolaborasi akan lebih efektif dan efisien dalam memenuhi keb. 2 Setelah
dilakukan tindakan kep selama….x24 jam diharapkan resiko cedera dapat
dihindari ditandai dengan : Risk Control : Ø (190202) Monitor lingkungan
yang dapat menjadi penebab resiko cedera Ø (190205) Dapat mengatur
control resiko yang diperlukan Ø (190208) Merubah gaya hidup untuk
mengurangi resiko cedera Ø (190211) dapat mengidentifikasi resiko cedera
Ø (190214) Menerima dukungan orang lain untuk mengontrol resiko cedera.
Keterangan : 1 : Tdk prnh menyebutkan. 2 : Jarang menyebutkan. 3 : Kadang
menyebutkan. 4 : Sering menyebutkan. 5 : Selalu menyebutkan.
Enviromental Management Safety (6480) : Ø Identifikasi keamanan yang
diperlukan ps Ø Identifikasi agen-agen penyebab cedera di sekitar Ps Ø
Gunakan alat-alat pelindung Ø Ajarkan tentang agen resiko tinggi yang dapat
menyebabkan cedera Ø Kolaborasikan dengan tim medis lain dalam
menciptakan lingkungan yang aman Dengan lingkungan yang aman Ps
terhindar dari cedera Untuk mengamankan Ps dari resiko cedera yang bias
disebabkan oleh agen-agen cedera tsb Menciptakan / menyiapkan alat
pelindung akan bermanfaat untuk keamanan Ps Dengan adanya
pengetahuan tsb Ps akan dapat menciptakan lingkungan aman sec mandiri
Hal ini akan sangat membantu agar kondisis Ps lebih terjaga 3 Setelah
dilakukan tindakan kep selama…x24 jam diharapkan pasien mampu dalam
mobolisasi secara mandiri ditandai dengan : Mobility Level : Ø (020801)
Keseimbangan dalam aktv Ø (020803) Rentang otot normal skala 5 Ø
(020806) Berjalan mandiri Ø (020804) rentang sendi normal. Keterangan : 1 :
Tidak memerlukan bantuan. 2 : Membutuhkan bantuan orang lain dan alat
3 : Membutuhkan bantuan oarang lain. 4 : Membutuhkan bantuan alat. 5 :
Mandiri penuh. Bed Rest Care (0740) : Ø Jelaskan alasan Bedrest Ø Monitor
kondisi kulit Ø Monitor konstipasi Ø Jaga agar linen tetap bersih Ø Ajarkan
latihan ditempat tidur Menjelaskan semua tindakan kep kepada ps penting
untuk proses kep Bed rest lama tanpa perubahan posisi akan bias melukai
kulit Bed rest lama akan menyebabkan perubahan peristaltic Memberikan
kenyamanan pada Ps Untuk mengurangi kekakuan sendi dan otot 4 Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama..x24 jam diharapkan Ps tidak
mengalami gangguan pernapasan ditandai dengan : Airway Patency : Ø
(041001) tidak ada demam Ø (041004) pernapasan dalam batas normal Ø
(041006) tidak ada sputum dalam jalan napas Ø (041007)tidak ada suara
tambahan dalam pernapasan Keterangan : 1 : Selalu menunjukkan. 2 : Sering
menunjukkan. 3 : Kadang menunjukkan. 4 : Jarang menunjukkan. 5 : Tidak
pernah menunjukkan. Airway Management (3140) : Ø Buka jalan napas Ø
Posisikan ps untuk mendapat ventilasi pernapasan max Ø Ajarkan tekhnik
terapi dada Ø Gunakan ET atau Ø nasotrakeal sesuai keb Ø Anjurkan Ps
untuk Ø menggunakan inhaler Ø Gunakan terapi O2 sesuai keb Menghindari
ketidakakuatan O2 pada klien Dengan ventilasi pernapasan lancer maka O2
akan terpenuhi Dengan tekhnik terapi dada akam membantu mrlancarkan
keluarnya sputum Alat ini dapat membantu jalan napas lebih efektif Akan
melegakan pernapasan sebagai terapi Memenuhi keb O2 yang lebih adekuat
5 Setelah dilakukan tindakan kep selama…x24 jam diharapkan pasien dapat
mencukupi keb pola tidur yang seimbang ditandai dengan : Sleep : Ø
(000401) pola tidur terpenuhi 8 jam / hari Ø (000404) mencapai kualitas
tidur yang baik Ø (000408) merasa lebih baik setelah tidur Ø (000407)
rutinitas tidur terpenuhi Ø (000414) Vital sign dalam batasan normal.
Keterangan : 1 : Selalu menunjukkan. 2 : Sering menunjukkan. 3 : Kadang
menunjukkan. 4 : Jarang menunjukkan. 5 : Tidak pernah menunjukkan Sleep
Enchancement (1850) : Ø Kaji pola tidur & istirahat Ps Ø Ajarkan pentingnya
istirahat yang adekuat bagi kesehatan Ø Anjurkan untuk menambah jumlah
waktu istirahat & tidur Ø Kolaborasikan dengan keluarga untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman bagi istirahat pasien Dengan mendata pola istirahat
& tidur dapat diketahui bagaimana keb istirahat terpenuhi Dengan demikian
Ps akan lebih banyak istirah & tidak melakukan aktv berlebih Kebutuhan
istirahat tidur akan terpenuhi secara adekuat Lingkungan yang nyaman &
tenang akan menstimulasi otak untuk istirahat DAFTAR PUSTAKA

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Anda mungkin juga menyukai