KONSEP DASAR
A. Pengertian Mobilisasi
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
waktu 12 jam.
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggerakkan kakinya.
Gerakan tulang dan tulang sendi merupakan proses aktif yang harus
tulang tertentu seperti humelus, ulna dan radius serta sendi yang
berhunbungan seperti sendi siku bekerja sama sebagai pengungkit.
pada itik yang lain untuk memutar tulang pada arah yang berlawanan
kekuatan dan bekerja dengan tulang dan sendi untuk memampukan lengan
mengangkat objek.
tubuh (posisi tubuh dalam kaitanya dengan ruang sekitar) kelompok otot
hati seseorang. Postur dan pergerakan juga tergantung pada ukuran skelet
- Tonus Otot : tonus otot atau tonus adalah suatu keadaan normal dari
relaksasi secra bergantian tanpa gerakan aktif, serat dan kelompok otot
aliran darah vena ke jantung seperti yang terjadi pada otot kaki. Tonus
yang sama. Ketika lengan fleksi, kekuatan otot kontraksi dari otot bisep
relaksasi. Misalnya ketika lengan fleksi maka otot bisep brakhialis aktif
tegak atau duduk. Pada orang dewasaotot anti grafitasi adalah otot
punggung .
a. Gaya Hidup
seorang pemambuk.
b. Proses penyakit dan injuri
penyakit kardiovaskuler.
c. Kebudayaan
aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan
berebda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam
d. Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.Untuk terjadi gerak refleks, maka
impuls), sel saraf motorik (menerima dan mengalihkan impuls), dan organ
dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak
sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali
tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak
refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar ; misalnya, bukan saja tidak
permukaan panas.
perifer yang mulai dari refleksi pada anggota badan dan juga berkaitan
yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
misalnya kulit
tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak dibagian luar
atau kulitnya dan dibagian putih terletak ditengah. Pada sum-sum tulang
putih.
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex.
Lengkung reflex ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih
sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat
saraf eferen, dan efektor. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat
gagal atau tuntas, di saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang terbentuk
pusat (SSP), terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat
timbul di serat eferen juga berupa repons yang bersifat gagal atau
tuntas.Bila potensial aksi ini sampai di efektor, terjadi lagi respons yang
saraf pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini dapat dimodifikasi oleh
berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps pada neuron eferen
tersebut.
mempunyai satu sinaps anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex
Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa yang
kontraksi otot itu. Refleks regang (stretch reflex) ini berfungsi sebagai
ekstensi dan mengangkat tungkai bawah dengan cara yang khas. Reflex
Stretch dinamis dan statis Stretch Reflex. Itu refleks regangan dapat dibagi
sinyal dinamis ditularkan dari indra utama akhiran dari spindle otot, yang
penurunan kontraksi) dari otot yang sama dari sinyal yang berasal. Jadi,
fungsi refleks untuk menentang perubahan mendadak pada otot
otot telah menggeliat (atau awalnya) untuk panjang baru, tetapi kemudian
yang lebih lemah statis refleks regangan terus untuk waktu yang lama
kontraksi otot tetap cukup konstan, kecuali jika sistem saraf seseorang
sebaliknya ini menyebabkan refleks kontraksi dari otot yang sama. Karena
alasan yang jelas, refleks yang sering disebut suatu refleks regang
regang dinamik disebabkan oleh isyarat dinamik yang kuat dari muscle
static yang dihantarkan melalui ujung primer dan sekunder muscle spindle.
Refleks regang negatif, bila suatu otot tiba-tiba diperpendek, terjadi efek
pemanjangan otot.
b. Refleks kornea
cepat.
c. Refleks cahaya
Lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi siku dan
tangan.
Lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi siku dan
Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua
dengan fleksi tungkai pada sendi lutut. Ketuklah tendo patella dengan
Hammer sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi otot
kuadrisips.
3) Refleks biseps
pada tendo otot biseps yang akan menyebabkan fleksi lengan pada siku
4) Refleks triseps
5) Withdrawl Reflex
tusuklah dengan hati-hati dan cepat kulit lengan dengan jarum suntik
steril, sehalus mungkin agar tidak melukai orang coba. Respons berupa
terletak sepasif mungkin (lemas) tanpa ada usaha orang coba untuk
mempertahankan posisinya.
2. Harus ada ketegangan optimal dari otot yang akan diperiksa. Ini
dapat dicapai bila posisi dan letak anggota gerak orang coba diatur
dengan baik.
Refleks fisiologis
otot dinding perut. Namun pada orang lanjut usia dan sering hamil,
tidak terjadi lagi kontraksi otot dinding perut karena tonus otot
bola. Hal ini disebabkan mata termasuk organ tubuh yang sangat
kecil.
Respon yang terjadi berupa fleksi lengan bawah pada siku dan
supinasi tangan.
m. brachioradialis.
reflex) yaitu Knee Pess Reflex (KPR), Achilles Pess Reflex (APR),
ketika tendo Achilles diketuk berupa fleksi dari kaki dan kontraksi
accesoris) dapat diuji dengan menekan pundak orang coba, jika ada
sarafnya tidak normal maka dia tidak akan menunjuk dengan tepat.
E. Konsep Dasar Imobilisasi dan Resikonya pada Klien
a. Pengertian Imobilisasi
gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal ( mis: gips atau
motorik.
orang tersebut.
2008).
b. Resiko imobilisasi pada klien :
- Pengaruh Fisiologis
- Pengaruh Psikososial
1. Pengaruh Fisiologis :
1. Perubahan metabolik :
3. Perubahan sistem kardiovaskuler :
1) Hipotensi ortostatik
bertambah. Oleh karena itu jantung bekerja lebih keras dan kurang
(mis :atherosklerosis)
2. Pengaruh psikososial
B. KLASIFIKASI
kliniknya, yaitu:
a. Stroke Hemoragi,
1) Perdarahan intraserebral
2) Perdarahan subaraknoid
C. ETIOLOGI
1. Thrombosis Cerebral
tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
trombosis.
otak:
a. Aterosklerosis
darah.
trombosis.
d. Emboli
Desease (RHD).
b. Myokard infark
embolus-embolus kecil.
2. Haemorhagi
herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
adalah:
4. Hipoksia Setempat
adalah:
subarachnoid.
disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat
berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli,
dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis,
otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan
kongesti disekitar area. Areaedema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam
thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi
nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada
dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau
herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
Pathway
E. MANIFESTASI KLINIS
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
hemiplegia)
8. Gangguan persepsi
F. KOMPLIKASI
4. Hidrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol
1. Pengkajian mobilisasi
d. Status pernapasan
f. TTV
2. Tekanan darah
2. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
imobilisasi
posisi
secara normal
kali sehari
sehari