Anda di halaman 1dari 30

Kebutuhan Mobilisasi

Ns.Yudistira Afconneri, S.Kep., M.Kep.


1. Pengertian Mobilisasi dan
Imobilisasi
MOBILISASI
 Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi
kebutuhan hidup aktivitasnya guna mempertahankan
kesehatannya ( A. Aziz, 2006)

 Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat


melakukan kegiatan dengan bebas ( Kosier, 1989).
…mobilisasi
 Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan
untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk
aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi,
membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi
gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki
dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu
12 jam (Mubarak, 2008).
Jenis Mobilisasi
1. Mobilisasi Penuh
2. Mobilisasi Sebagian
Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu
a. Mobilitas Sebagian Temporer
contohnya: dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas Sebagian Permanen
contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera
tulang belakang.
Imobilisasi
 Keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas
karena kondisi yang mengganggu
pergerakan(aktivitas).misalnya trauma tulang belakang
,cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan
sebagainya.Imobilisasi merupakan pembatasan gerak atau
keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri
dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya
disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi
berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J.
Garrison, 2004).
Jenis Imobilitas
1. Imobilitas.
2. Imobilitas Intelektual
3. Imobilitas Emosional
4. Imobilitas Sosial
2. PENGANTAR MEKANIKA TUBUH
 Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal
dan system saraf untuk mempertahankankeseimbangan yang
tepat.

 Mekanika tubuh pada dasarnya adalah bagaimana tubuh secara


efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan gerakan
yang baik dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
a. Prinsip mekanika tubuh
1) Gravitasi
 Pusat gravitasi
 Garis gravitasi
 Dasar tumpuan

2) Keseimbangan
b. Komponen mekanika tubuh.
1. Tulang
2. Otot
3. Tendon
4. Ligamen
5. Kartilago
6. Sendi
• Fleksi
• Ekstensi
• Adduksi
Macam • Abduksi
• Rotasi
Pergerakan Sendi • Eversi
• Inversi
• Pronasi
• Supinasi
c. Pergerakan dasar dalam
mekanika Tubuh

1) Gerakan (ambulating)
2) Menahan (squatting)
3) Menarik (pulling)
4) Mengangkat (lifting)
5) Memutar (pivoting)
d. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Mekanika tubuh
1) Status kesehatan
2) Nutrisi
3) Emosi
4) Situasi dan Kebiasaan
5) Gaya Hidup
6) Pengetahuan
e. Dampak Mekanika Tubuh
yang Salah
1) Terjadi ketergantungan sehingga memudahkan timbulnya
kelelehan dan gangguan dalam muskuskeletal.

2) Resiko terjadi kecelakaan dalam muskuskeletal, misalnya


seseorang yang salah berjongkok atau berdiri.
3. PENGATUR GERAK
 Sistem Skeletal
 KarakteristikTulang
 Sendi

Mobilisasi sendi adalah suatu tehnik yang digunakan untuk menangani disfungsi
sendi seperti kekakuan, hipomobilitas sendi reversibel dan nyeri.

Mobilisasi merupakan gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis pada


kecepatan yang cukup lambat sehingga pasien dapat menghentikan gerakan.
Tehnik yang diaplikasikan dapat berupa gerakan osilasi, stakato, atau penguluran
secara kontinyu untuk meningkatkan mobilitas dan mengurangi nyeri baik
dengan gerakan fisiologis atau gerakan assesori.
Gerakan fisiologis didasari oleh gerak osteokinamatik seperti fleksi, ekstensi, dan
rotasi. Sedangkan gerakan assesori, didasari oleh gerak artrokinematik berupa
traksi-distraksi, translasi, roll slide, dan manipulasi.
Klasifikasi sendi

• Sendi
• Sendi Kotilagus
• Sendi Fibrosa
• Sendi Sinosial
• Ligamen
• Tendon
• Kartilago
• Otot Skeletal
• Otot Dalam Pergerakan
• Tonus Otot
• Otot Sinergistik
• Otot Antigravitasi
Derajat kekuatan otot
SKALA PERSENTASE KARAKTERISTIK
KEKUATAN
NORMAL (%)
0 0 Paralisis sempurna

1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat


di palpasi atau dilihat

2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi


dengan topangan

3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi

4 75 Gerakan penuh yang normal melawan


gravitasi dan melawan tahanan minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang


normal melawan gravitasi dan tahanan
penuh
4. PENGARUH PATOLOGI DAN
KESEJAJARAN TUBUH DAN MOBILISASI
Kesejajaran tubuh dan Postur : merupakan istilah yang sama,
dan mengacu pd posisi sendi, tendon, ligamen, dan otot
selama berdiri, duduk, dan berbaring.

Kesejajaran tubuh yg benar mengurangi ketegangan pd struktur


muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat
dan menunjang keseimbangan. Banyak kondisi patologis yang
mempemgaruhi kesejajaran tubuh dan mobiliasi.
Ada empat pengaruh patologis pada
kesejajaran tubuh dan mobilisasi yaitu
 kelainan postur
 gangguan perkembangan otot
 kerusakan system saraf pusat
 trauma langsung pada system musculoskeletal.
5. GANGGUAN MOBILISASI
a. Kelainan Postur Tubuh
b. Kerusakan Sistem Syaraf Pusat.
c. Perubahan Metabolik
d. Perubahan Sistem Respiratori
e. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
f. Perubahan System Integument
(Potter, Perry : 1997 )
B. Range Of Motion (ROM)
 ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan
yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan
tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal.

 Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke


belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.
 Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal
adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas
dan bawah.
…..Range Of Motion (ROM)

 Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang


memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot,
dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.

 Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang


dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan
tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Adapun tujuan dari ROM (Range Of
Motion), yaitu :
 Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan
kekuatan otot
 Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
 Mencegah kekakuan pada sendi
 Merangsangsirkulasidarah
 Mencegahkelainanbentuk, kekakuandankontraktur
Adapun manfaat dari ROM
(Range Of Motion), yaitu :
 Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot
dalam melakukan pergerakan
 Mengkaji tulang, sendi, dan otot
 Mencegah terjadinya kekakuan sendi
 Memperlancar sirkulasi darah
 Memperbaiki tonus otot
 Meningkatkan mobilisasi sendi
 Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
Prinsip Latihan ROM
(Range Of Motion)
 ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali
sehari
 ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien.
 Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur
pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
 Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah
leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
 ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada
bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
 Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi
atau perawatan rutin telah di lakukan.
Jenis-jenis ROM (Range Of Motion)
a. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. (klien aktif). Kekuatan otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada
ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari
kaki oleh klien sendri secara aktif.

b. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
orang lain (perawat) atau alat mekanik. (klienpasif). Kekuatanotot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total
atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Indikasi dan Sasaran ROM
a. ROM Aktif :
1) Indikasi :
Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM
(Active-Assistive ROM, adalah jenis ROM Aktif yang mana
bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau
mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan
untuk menyelesaikan gerakan).
ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan
dibawah daerah yang tidak dapat bergerak.
……Indikasi dan Sasaran ROM
 2) Sasaran :
 Apabila tidak terdapat inflamasi dan
kontraindikasi, sasaran ROM Aktif serupa
dengan ROM Pasif.
 Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif
dan pembelajaran gerak dari kontrol gerak
volunter.
 Sasaran spesifik:
Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat
Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian
Meningkatkan sirkulasi
Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik
……Indikasi dan Sasaran ROM
b. ROM Pasif
1) Indikasi :
 Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan
pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
 Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada
ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total
2) Sasaran :
 Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
 Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
 Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
 Membantu kelancaran sirkulasi
 Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi
persendian
 Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
 Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
 Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien
Kontraindikasi dan Hal-hal yang harus
diwaspadai pada latihan ROM

 Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat


mengganggu proses penyembuhan cedera.

 ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya


membahayakan (life threatening)
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai