Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TERAPI MODALITAS PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

Disusun oleh Kelompok 5 :

1. Lovya Yesyana (163210024)


2. Iin Widyawati (163210018)
3. Andika Wahyu (163210006)
4. Shintia Gestanadela (163210037)
5. Khummairoh (163210112)
6. Munshin Iis Elfine (163210027)
7. Ana Iriana (163210005)
8. Putri Rosiyta Dela (163210032)

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Range of motion (ROM) adalah gerakan dalam keadaan normal yang dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk. 2008). Latihan ROM adalah latihan yang
dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan
tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang
gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.
Selain berfungsi sebagai pertahanan atau dapat memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal, lengkap dan untuk meningkatkan massa
otot serta tonus otot, ROM juga memiliki klasifikasi ROM, jenis ROM, indikasi serta
kontraindikasi dilaksanakan ROM dan juga prinsip dasar dilakukan ROM. Untuk dapat
mengetahui hal tersebut lebih lanjut maka dapat meninjau pembahasan pada makalah ini.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apakah definisi ROM?
2. Apakah tujuan ROM?
3. Apakah manfaat ROM?
4. Apakah latihan ROM?
5. Apakah jenis-jenis ROM?
6. Apakah indikasi dan kontraindikasi ROM?
7. Apakah macam-macam gerakan ROM?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari
tentang terapi modalitas ROM yang baik dan benar pada lansia.
2. Tujuan Umum
a) Mengetahui definisi ROM
b) Mengetahui tujuan ROM
c) Mengetahui manfaat ROM
d) Mengetahui prinsip latihan ROM
e) Mengetahui jenis-jenis ROM
f) Mengetahui indikasi dan kontraindikasi ROM
g) Mengetahui macam-macam gerakan ROM
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Range Of Motion (ROM)


Range of Motion (ROM) adalah gerakan yang dilakukan sendi pada salah satu dari
tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal dan frontal. Potongan sagital adalah garis
yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan
kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi
bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi
tubuh menjadi bagian atas dan bawah. Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh
ligamen, otot, dan konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap
potongan. Pada potongan sagital, gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan
dan siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi
dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal,
gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan
dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masingmasing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan ROM adalah latihan yang
dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan
tonus otot (Potter & Perry, 2005).

B. Tujuan ROM
Adapun tujuan dari ROM, yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur
C. Manfaat ROM
Adapun manfaat dari ROM, yaitu :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

D. Prinsip Latihan ROM


Adapun prinsip latihan ROM, diantaranya :
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,
tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian bagian yang
di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktu. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin
telah dilakukan.

E. Jenis-jenis ROM
ROM dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. ROM Aktif
ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (klien) dengan menggunakan
energi sendiri. Perawat memberikan motivasi dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh
tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.
2. ROM Pasif
ROM pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan
rentang gerak yang normal (klien pasif). Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma
dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa
atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien
dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna
untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain
secara pasif, misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang
digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas
yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

F. Indikasi dan Kontraindikasi ROM


1. Indikasi ROM :
a. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
b. Kelemahan oto
c. Fase rehabilitasi fisik
d. Klien dengan tirah baring lama
2. Kontraindikasi ROM :
a. Thrombus/emboli dan peradangan pada pembuluh darah
b. Kelainan sendi atau tulang
c. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit,missal jantung
d. Trauma baru yang memungkinkan adanya fraktur
e. Nyeri berat
f. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak

G. Macam-macam Gerakan ROM


Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan
yang sama.

H. Gerakan ROM Berdasarkan Bagian Tubuh


Menurut Potter&Perry (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebagai
berikut :
1. Leher, Spinal, Serfikal
a. Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
b. Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
c. Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 10°
d. Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap
bahu, rentang 40-45°
e. Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°
2. Bahu
a. Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas
kepala, rentang 180°
b. Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°
c. Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60°
d. Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan
jauh dari kepala, rentang 180°
e. Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin,
rentang 320°
f. Rotasi : dalam Dengan siku fleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai
ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
g. Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan
samping kepala, rentang 90°
h. Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°

3. Siku
a. Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan
tangan sejajar bahu, rentang 150°
b. Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan rentang 150°
4. Lengan bawah
a. Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke
atas, rentang 70-90°
b. Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah,
rentang 70-90°
5. Pergelangan tangan
a. Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi rentang 80-90° bagian dalam lengan
bawah,
b. Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada
dalam arah yang sama, rentang 80-90°
c. Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin,
rentang 89-90°
d. Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
e. Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah kelingking, rentang 30-50°
6. Jari- jari tangan
a. Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°
b. Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
c. Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin, rentang
30-60°
d. Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30°
e. Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
7. Ibu jari
a. Fleksi : Menggerakan ibu jari menyilangi permukaan telapak tangan, rentang 90°
b. Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauhi dari tangan, rentang 90°
c. Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
d. Adduksi : Menggerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
e. Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari pada tangan yang sama. -
8. Pinggul
a. Fleksi : Menggerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
b. Ekstensi : Menggerakan tungkai kembali ke sisi rentang 90-120° tungkai yang lain,
c. Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
d. Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-50°
e. Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi medial dan melebihi jika mungkin,
rentang 30-50°
f. Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
g. Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°
h. Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar -
9. Lutut
a. Fleksi : Mengangkat tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
b. Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
10. Mata kaki
a. Dorsifleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas, rentang 20-
30°
b. Plantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, rentang
45-50°
11. Kaki
a. Inversi : Menekuk telapak kaki ke samping dalam/medial, rentang 10°
b. Eversi : Menekuk telapak kaki ke samping luar/lateral, rentang 10°
12. Jari-Jari Kaki
a. Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
b. Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
c. Abduksi : Melebarkan jari-jari kaki sehingga saling terpisah rentang 15°
d. Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari kaki, rentang 15°
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring. Bagian-bagian tubuh yang dapat di
lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan
kaki. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang
di curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai waktunya. Selain daripada yang
telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus memperhatikan tujuan, manfaat,
indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada
pasien lebih lanjut.
B. Saran
Berdasarkan makalah yang kami buat, kami dapat menyarankan ke semua pelayan
kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat mengetahui dan memahami tentang ROM
beserta semua prinsip, indikasi dan kontraindikasinya agar mampu menjadi pertimbangan
dalam penerapannya di dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2009. Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal.Jakarta: Bakti Husada.
Potter& Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4.Jakarta: EGC
Stanhope, Marcia & Knollmueller, Ruth N.2005. Buku Saku Keperawatan
Komunitas.Jakarta: EGC.
Suratun, SKM, dkk.2008. Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: TIM
Warfield, Carol . 2001 . Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui Terapi Medis.
Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai