Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG ROM ( RANGE OF MOTION )

DISUSUN OLEH :
NAMA:RAODIATUN
NIM: 115STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK
MATARAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


ROM (Range Of Motion) merupakan latihan fisik menggerakkan anggota badan dan
anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang berguna untuk melatih
otot-otot yang mengalami kekakuan.
Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur atau
berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-otot tubuhnya agar
tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-gerakan badan ketika sakit,
karena khawatir membuat sakitnya semakin parah. Padahal tidak semua penyakit
mengharuskan seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur saja.

Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan gerak
badan adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami kelemahan baik otot-otot
maupun syaraf pada tubuh.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ROM ?
2. apa Tujuan dari ROM ?
3. Apa Manfaat dari ROM ?
4. Bagaimana Prinsip latihan dari ROM ?
5. Apa saja Jenis dari ROM ?

1.3. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ROM
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dari ROM
3. Untuk dapat mengetahui manfaat dari ROM
4. Untuk dapat mengetahui prinsip dari ROM
5. Untuk dapat mengetahui Jenis dari ROM
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Rom ( Range Of Motion)


ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh
menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang
membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.
Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital,
gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul).
Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan
eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi
(tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi
dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan
gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi
karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk
mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang
gerak pasif. Perawat menggunakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain
dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang
terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul
sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah
latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

2.2. Tujuan Rom (Range Of Motion)


Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.

2.3. Manfaat Rom (Range Of Motion)


Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

2.4. Prinsip Latihan Rom (Range Of Motion)


Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-
tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku,
bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di
curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin
telah di lakukan.

2.5. Jenis - Jenis Rom (Range Of Motion)


ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam
melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal
(klien aktif). Keuatan otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi
di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan
rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak
dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh
persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu
melaksanakannya secara mandiri.

2.6. Indikasi dan Sasaran ROM


1. ROM Aktif :
A. Indikasi :
a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas
sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian
sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM, adalah jenis ROM Aktif yang
mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik, karena
otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan).
c. ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
d. ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah daerah yang
tidak dapat bergerak.
B. Sasaran :
1. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM Aktif serupa dengan
ROM Pasif.
2. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari kontrol gerak
volunter.
3. Sasaran spesifik:
a. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat
b. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
c. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian
d. Meningkatkan sirkulasi
e. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

2. ROM Pasif
A. Indikasi :
1. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan
aktif akan menghambat proses penyembuhan
2. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada ruas atau
seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total
B. Sasaran :
1. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
2. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
3. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
4. Membantu kelancaran sirkulasi
5. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian
6. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
7. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
8. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.

2.7. Macam-Macam Gerakan ROM


Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama.

2.8. Gerakan ROM Berdasarkan Bagian Tubuh


Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebaga
berikut :
1. Leher, Spina, Serfikal
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh rentang 40-45°
mungkin,
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin rentang 40-45°
sejauh mungkin kearah setiap bahu,
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam rentang 180°
gerakan sirkuler,

2. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping rentang 180°
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di rentang 180°
samping tubuh,
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, rentang 45-60°
siku tetap lurus,
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di rentang 180°
atas kepala dengan telapak tangan jauh
dari kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan rentang 320°
menyilang tubuh sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu rentang 90°
dengan menggerakan lengan sampai ibu
jari menghadap ke dalam dan ke
belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan rentang 90°
lengan sampai ibu jari ke atas dan
samping kepala,
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran rentang 360°
penuh,

3. Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan rentang 150°
bahu bergerak ke depan sendi bahu dan
tangan sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan rentang 150°
tangan,

4. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan rentang 70-90°
sehingga telapak tangan menghadap ke
atas,
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga rentang 70-90°
telapak tangan menghadap ke bawah,

5. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi rentang 80-90°
bagian dalam lengan bawah,
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga rentang 80-90°
jari-jari, tangan, lengan bawah berada
dalam arah yang sama,
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke rentang 89-90°
belakang sejauh mungkin,
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang 30°
ibu jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang 30-50°
arah lima jari,

6. Jari- jari tangan


Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Membuat genggaman, rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke rentang 30-60°
belakang sejauh mungkin,
Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang rentang 30°
satu dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°

7. Ibu jari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang rentang 90°
permukaan telapak tangan,
Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh rentang 90°
dari tangan,
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari
-
tangan pada tangan yang sama.

8. Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan rentang 90-120°
atas,
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping rentang 90-120°
tungkai yang lain,
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang rentang 30-50°
tubuh,
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping rentang 30-50°
menjauhi tubuh,
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke
posisi media dan melebihi jika rentang 30-50°
mungkin,
Rotasi Memutar kaki dan tungkai ke arah
rentang 90°
dalam tungkai lain,
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi
rentang 90°
tungkai lain.
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -

9. Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang rentang 120-130°
paha,
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°

10. Mata kaki


Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari rentang 20-30°
kaki menekuk ke atas,
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari rentang 45-50°
kaki menekuk ke bawah,

11. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping rentang 10°
dalam,
Eversi Memutar telapak kaki ke samping rentang 10°
luar,

12. Jari-Jari Kaki


Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu rentang 15°
dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan pada semua persendian
atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit serta harus sesuai
waktunya.
Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus
memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.

3.2. Saran
Berdasarkan makalah yang kami buat ini, kami dapat menyarankan ke semua Pelayan
Kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat mengetahui, memahami tentang
ROM beserta semua prinsip, indikasi dan kontraindikasinya agar mampu menjadi
pertimbangan dalam penerapannya di dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://sitinadirahyusuf.blogspot.co.id/2015/04/tugas-idk-ii-rom-aktif-dan-rom-pasif.html

Anda mungkin juga menyukai